Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan perekonomian di suatu perusahaan dan usaha kecil sangat


memerlukan laporan keuangan. Karena Laporan keuangan merupakan salah satu
informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan usaha, dapat juga
digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai usaha pada saat lampau, sekarang,
dan rencana pada waktu yang akan datang. Laporan keuangan umumnya disajikan
untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi keuangan, kinerja dan arus kas
suatu usaha dalam periode tertentu. Informasi tersebut diharapkan dapat
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan.
Karena pencatatan laporan keuangan sangat penting dalam menilai
pencapaian usaha, maka diperlukan ketelitian dan bukti-bukti dalam proses
pencatatan. Ketelitian dan bukti-bukti tersebut bertujuan agar laporan keuangan
terhindar dari penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Laporan keuangan harus
dapat dipahami oleh para pihak yang memiliki kepentingan dengan persepsi yang
sama. Untuk itu perlu adanya suatu standar akuntansi yang mengatur penyajian
laporan keuangan suatu perusahaan.
Pencatatan laporan keuangan yang menggunakan standar ini bertujuan
agar pengguna atau pembaca laporan keuangan mengerti bagaimana arus kas
perusahaan tersebut. Selain itu juga berfungsi memberikan titik acuan dan
pedoman dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga laporan keuangan antar
perusahaan menjadi lebih seragam. Selain itu bisa membantu manajemen lebih
mudah menilai dan melihat kelancaran perputaran dana pada perusahaan.
Dalam pencatatan laporan keuangan Dewan Standar Akuntansi Indonesia
memiliki lima jenis standar, yaitu Standar Akuntansi Keuanga, Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, Standar Akuntansi Keuangan
Usaha Mikro Kecil Menengah, Standar Akuntansi Keuangan Syariah, dan Standar
Akuntansi Pemerintah. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan SAK
ETAP sebagai standar laporan keuangan yang diperuntukan untuk usaha mikro
kecil menengah (UMKM).

SAK ETAP disyahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)


pada tahun 2009. SAK ETAP mulai efektif pada tanggal 1 Januari 2011. SAK
ETAP merupakan suatu standar independen yang menguraikan pedoman
pelaporan keuangan untuk entitas usaha kecil dan menengah. Manfaat dari SAK
ETAP diharapkan dengan adanya SAK ETAP usaha mikro kecil menengah atau
pun usaha kecil menengah mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya sebagai alat kontrol keuangan
(dari segi biaya), alat standar untuk menentukan laba pada periode berikutnya, dan
mendapatkan dana (misalnya dari bantuan bank) untuk pengembangan usaha.
UMKM yang merupakan entitas pengguna SAK ETAP adalah salah satu
usaha penunjang dalam perbaikan perekonomian yang ada di Indonesia. Dapat
dibuktikan dengan pernyataan dari bappenas bahwa jumlah UMKM pada tahun
2015 mencapai 60,7 juta unit . UMKM merupakan kegiatan perekonomian yang
dalam pembentukannya tidak harus memiliki modal yang besar. Karena itulah
jumlah UKM di Indonesia bisa meningkat setiap tahun. Tapi dalam peningkatan
yang terjadi setiap tahun tanpa disadari UMKM juga banyak yang tutup buku.
Tutup buku ini terjadi karena banyak pengusaha UMKM yang tidak mengetahui
bagaimana cara dalam pencatatan laporan keuangan yang benar. Bagi pemilik
UMKM biasanya mencatat pendapatan dan pengeluaran saja, dan jika pemasukan
lebih besar dari biaya keluar maka mereka sudah menganggap usahanya memiliki
untung. Padahal pada kenyataannya banyak biaya-biaya kecil seharusnya dicatat
tidak dicatat, dan ternyata biaya kecil itulah yang menyebabkan UMKM tersebut
tidak sadar bahwa keuntungan yang didapatkannya sudah habis oleh biaya-biaya
tersebut. Maka dari itu setiap UMKM harus memahami bagaimana seharusnya
proses pencatatan laporan keuangan yang berstandar baik dan benar, serta sesuai
dengan SAK ETAP.
Dalam penelitian ini penulis akan memilih Usaha Kebab Al-Malik sebagai
salah satu UMKM untuk dilihat bagaimana pencatatan laporan keuangannya.
Usaha Kebab Al-Malik adalah salah satu usaha yang menawarkan barang
dagangan dalam bentuk makanan. UMKM ini sudah didirikan sejak tahun 2015.
Selama ini UMKM membuat laporan dalam bentuk catatan kecil yang terdiri atas
pendapatan dan penjualan. Dengan cara pencatatan tersebut membuat UMKM
Kebab Al-Malik belum mengetahui secara pasti berapa jumlah laba yang di
dapatkan. Maka dari itu membuat penulis ingin meneliti tentang:
“ ANALISIS PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH (UMKM) TERHADAP STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTAN PUBLIK (SAK ETAP) PADA
UMKM KEBAB AL-MALIK” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan


masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pencatatan laporan keuangan UMKM Kebab Al-Malik?
2. Apakah pencatatan laporan keuangan di UMKM Kebab Al-Malik telah
dilaksanakan sesuai dengan SAK ETAP?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian hanya pada objek


laporan keuangan yang telah ditulis oleh UMKM Kebab Al-Malik periode Juli
2018 yang berlokasi di Indomaret Alam Indah Cipondoh, Tangerang, Banten.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk:


1. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan laporan keuangan UMKM
Kebab Al-Malik.
2. Untuk mengetahui pencatatan laporan keuangan UMKM Kebab Al-
Malik saat ini telah dilaksanakan sesuai dengan SAK ETAP.
1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi penulis
Dapat menambah pemahaman penulis mengenai laporan keuangan yang
berstandar SAK ETAP atas pencatatan laporan keuangan oleh UMKM
Kebab Al-Malik
2. Bagi Pembaca
Dapat menjadi informasi bahan perbandingan dan rujukan dalam
penulisan ini dapat disempurnakan pada penulisan selanjutnya.
3. Bagi Pengusaha
Dapat menambah pemahaman bagi pemilik dalam pencatatan laporan
keuangan sesuai dengan SAK ETAP yang berguna untuk keperluan
evaluasi terhadap usaha.

Anda mungkin juga menyukai