Anda di halaman 1dari 1

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Bapak/Ibu, dan teman-teman yang saya cintai.


Segala puji dan syukur kita panjatkan bagi sang pencipta seluruh jagat raya, Allah SWT yang
telah memberikan kita kesehatan sehingga kita bisa berkumpul bersama di sini. Shalawat
serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Nabi Muhammad Saw.

Pada kesempatan yang sangat baik ini, izinkan saya untuk menyampaikan pidato singkat
mengenai "Sandur Kesenian Tuban" agar kita semua yang ada disini bisa lebih bangga dan
lebih bersyukur dengan kabupaten kita tercinta ini.
Bapak ibu dan teman-teman sekalian, ada pepatah mengatakan “Dimana bumi dipijak, disitu
langit dijunjung tinggi” yang memiliki makna seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau
menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat ia hidup atau ia tinggal”
Kata pepatah ini secara tidak langsung menyadarkan kita untuk selalu mencintai dan
menjunjung tinggi adat istiadat di kabupaten kita tercinta, kabupaten Tuban.
Kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak adat dan budaya kesenian yang ada di
Kabupaten Tuban, salah satunya adalah kesenian Sandur. Sandur adalah kesenian teater yang
mengambil cerita lokal. Secara umum, kesenian ini tidak berbeda dengan teater tradisional
lainnya yang bersifat sederhana dalam penyajiannya.
Kesenian ini mengajarkan budi pekerti, tolong menolong, dan tenggang rasa pada setiap
pertunjukannya. Juga terdapat nilai-nilai di dalamnya seperti nilai edukatif, nilai moral, nilai
keindahan, nilai religius, nilai hiburan, dan nilai seni.
Kesenian ini tumbuh dan berkembang sebagai aktivitas sosial budaya masyarakat agraris,
yakni masyarakat yang hidup dengan sistem dan pola pertanian sebagai sumber penghidupan.
Hal ini dapat dilihat dari tema atau cerita Sandur yang menceritakan aktivitas pertanian,
mulai dari mengolah tanah hingga memanen hasil sawah.
Sebagai upacara ritual, pertunjukan diadakan di tanah lapang sebagai ungkapan rasa syukur
atas hasil panen yang dicapai.
Bapak ibu dan teman-teman sekalian, jika kita memahami, melestarikan dan bersyukur atas
kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten tercinta ini, maka tidak menutup kemungkinan
kesenian ini akan lestari dan terkenal sampai mancanegara.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
bertutur kata, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai