Anda di halaman 1dari 8

SURAH AD-DHUHAA, TERJEMAHAN, TAFSIR DAN

ASBABUN NUZULNYA

Tugas Ini Disusun Untuk


Mata Kuliah Materi PAI
Dosen Pengampu : Drs, H. Asy’ari Hasan

Oleh :
Nama : Yoga
Nim : 20.04.06948
Lokal : B/21

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) RASYIDIYAH


KHALIDIYAH (RAKHA)
AMUNTAI 2022/2023
‫َوالضُّ ٰحى‬
Terjemahan: Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
Tafsir: yakni waktu matahari sepenggalah naik, yaitu di awal siang hari; atau
makna yang dimaksud ialah siang hari seluruhnya
‫َوالَّ ْي ِل اِ َذا َس ٰجى‬
Terjemahan: dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Tafsir : At-Thobari menyebutkan beberapa tafsiran salaf tentang ayat ini,
diantaranya :
 Demi malam tatkala datang kegelapannya
 Demi malam tatkala dipuncak gelap gulitanya
 Demi malam tatkala gelapnya meliputi manusia
 Demi malam tatkala sunyi senyap
ٰ
َ َّ‫َولَ ْْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر ل‬
‫ك ِمنَ الُْْوْ ٰلى‬
Terjemahan: Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu.
Tafsir: tiada membiarkan kamu sendirian, Bahwa Tuhanmu, wahai Muhammad,
tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu. (Ayat ini diturunkan setelah
selang beberapa waktu yaitu 15 hari wahyu tidak turun-turun kepadanya)
‫ضى‬ٰ ْ‫ك فَ تَ ر‬ َ ‫َولَ َسوْ فَ ي ْ ُع ِط ْي‬
َ ُّ‫ك َرب‬
Terjemahan: Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada
yang sekarang (permulaan).
Tafsir: maksudnya kehidupan di akhirat itu lebih baik bagimu, karena di dalamnya
terdapat kemuliaan-kemuliaan bagimu (dari permulaan) daripada kehidupan
duniawi.
‫ك يَتِ ْي ًما فَ ٰا ٰوى‬
َ ‫اَلَ ْم يَ ِج ْد‬
Terjemahan: Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu
(hati) kamu menjadi puas.
Tafsir: Dan Aku bersumpah pula bahwa Tuhanmu pasti akan memberikan
kebaikan dunia dan akhirat sampai kamu merasa puas.
‫ض ۤاالْ فَ ه َٰدى‬
َ ‫ك‬
َ ‫َو َو َج َد‬
Terjemahan: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungimu?
Tafsir: Bukankah Allah mendapatimu dalam keadaan yatim dan membutuhkan
seseorang untuk memeliharamu, lalu Dia melindungimu dengan menyerahkan
dirimu kepada orang yang dapat
mengurusmu dengan baik?
‫ك َع ِٕۤا ى ْ ًل فَا َ ْغ ٰنى‬
َ ‫َو َو َج َد‬
Terjemahan: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk.
Tafsir: Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan bingung, tidak ada satu
kepercayaan pun di sekitarmu yang dapat memberimu kepuasan, kemudian Dia
memberimu petunjuk kepada jalan kebenaran?
ْ‫فَا َ َّما ْاليَتِ ْي َم فَ َْل تَ ْقهَر‬
Terjemahan: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia
memberikan kecukupan.
Tafsir: Bukankah Dia mendapatimu dalam keadaan tidak memiliki harta, lalu Dia
mencukupimu dengan rezeki yang dikaruniakan-Nya kepadamu?
‫فَا َ َّما اليَتِي َم فَ َْل تَقهَر‬
Terjemahan: Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang.
Tafsir: Apabila hal ini yang Allah lakukan terhadapmu, maka janganlah kamu
berlaku sewenangwenang kepada anak yatim,
‫َواَ َّما السَّٓاٮ َل فَ َل ت َۡنهَ ۡر‬
Terjemahan: Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu
menghardiknya.
Tafsir: jangan mengusir orang yang meminta-minta dengan kekerasan, dan
sebutlah nikmat Tuhanmu sebagai rasa syukur kepada Allah dan juga untuk
menunjukkan nikmat-Nya.
َ ِّ‫َواَ َّما بِنِع َم ِة َرب‬
‫ك فَ َحدِّث‬
Terjemahan: Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
Tafsir: Apabila hal ini yang Allah lakukan terhadapmu, maka janganlah kamu
berlaku sewenangwenang kepada anak yatim, jangan mengusir orang yang
meminta-minta dengan kekerasan, dan sebutlah nikmat Tuhanmu sebagai rasa
syukur kepada Allah dan juga untuk menunjukkan nikmat-Nya.
ASBABUN NUZUL SURAH ADH-DHUHAA
Pada suatu waktu Rasulullah SAW. merasa badan kurang enak, sehingga
barang satu dua malam beliau tidak melakukan salat sunat. Maka datanglah
seorang wanita berkata: "Wahai Muhammad, aku tidak melihat setanmu kini telah
meninggalkanmu!". (Yang dimaksud setanmu adalah Jibril. Sebab orang kafir
membatalkan Rasulullah SAW. orang yang kema- sukan setanpen). Oleh karena
adanya pengunduran wanita kafirah tersebut, maka Allah segera mengutus
kembali malaikat Jibril menurunkan wahyu (setelah sekian lama terjadi fatratil
wahyi, wahyu terhenti). Ketika itu yang diturunkan Jibril adalah ayat ke-1 sampai
dengan ayat ke-3 dari Surat adz-Dhuhaa, yang secara tegas mengetengahkan
bahwa Allah tidak akan membiarkan Rasulullah SAW. serta tidak membencinya.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Jundab).
Untuk beberapa waktu malaikat Jibril tidak datang kepada Rasulullah
SAW, sehingga orang-orang musyrik berkata: “Muhammad telah diting- galkan
sahabatnya (Jibril)”. Untuk menyanggah kata-kata kaum musyrikin, maka Allah
SWT. menurunkan kembali wahyu-Nya lewat Jibril. Yakni ayat ke-1 sampai
dengan ayat ke-3 dari Surat adz-Dhuhaa sebagai ban-tahan terhadap ucapan
orang-orang musyrik tersebut. (HR. Said bin Mansur dan Al-Faryabi dari Jundab).
Dalam beberapa hari Jibril tidak datang kepada Rasulullah SAW. Maka Umi
Jamil, isteri Abu Lahab berkata: "Aku tidak berkesimpulan lain, kecuali
sahabatmu tidak datang karena marah padamu, wahai Muhammad!". Hubungan
dengan kata-kata Umi Jamil tersebut, maka Allah SWT. segera mengutus Jibril
untuk menurunkan ayat ke-1 sampai dengan ayat ke-3 dari Surat adh-Dhuhaa
sebagai bantahan terhadap ucapan tersebut. (HR. Hakim dari Zaid bin Arqam).
Ketika itu ada seekor anak anjing masuk ke rumah Rasulullah SAW. dan tinggal
di bawah sedih, hingga mati. Kejadian itu menyebabkan Jibril tidak hadir kepada
Rasulullah SAW. Selama empat hari. Dia kemudian tertidur: "Wahai Khaulah,
terdapat apakah di rumahku ini, hingga Jibril tidak datang padaku? Jawab
Khaulah: "ketika aku menyapu rumah, terdapat bangkai seekor anak anjing di
bawah sisimu Kemu dian bangkai itu aku keluarkan dan aku buang". Mendengar
jawaban itu Rasulullah SAW. menggigil kedinginan. Padahal dia mengenakan
jubah seperti biasa di kala menerima wahyu.
Pada saat itulah Allah SWT. Jibril berupa ayat ke-1 sampai dengan ayat
ke-5 dari surat adh-Dhuhaa. (HR. Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dalam kitab
"Musnad"nya. Dan Imam Wahidi meriwayatkan pula, demikian pula Imam yang
lain dengan sanad yang di antaranya ada seseorang yang tidak dikenal, dari
Hafsah bin Maisarah Al-Quraisyi dari ibunya: dari Ibnu Khaulah (nenek
Maisarah). Menurut Ibnu Hajar kisah terlambatnya wahyu yang dibawa malaikat
Jibril dikarenakan ada seekor anak anjing yang mati di bawah tempat tidur
Rasulullah SAW. adalah masyhur. Tetapi
sebagai sebab turunnya wahyu kembali karena bangkai anak anjing tersebut telah
dibuang adalah sangat gharib. Bahkan kalau dijadikan latar belakang turunnya
ayat tersebut ada- lah sangat ganjil.
Disamping memang ada riwayat yang menyanggahnya. Yakni riwayat
Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari. Yang melatarbelakangi turunnya ayat
ke-1 sampai dengan ayat ke-5 dari surat adh-Dhuhaa ialah pada suatu saat
Khadijah (isteri Rasulullah SAW) bersabda: “Barangkali Allah murka kamu,
hingga lama nian wahyu tidak menurunkan kamu, wahai Rasulullah”. Maka
kemudian Allah SWT. menurunkan wahyu, yakni ayat tersebut di atas.(HR. Ibnu
Jarir dari Abdullah bin Syadad). Lama sudah Jibril tidak datang kepada Rasulullah
SAW.., sehingga beliau merasa cemas. Maka khadijah berkata: “Barangkali Allah
murka kepadamu”. Maka kemudian Allah SWT. menurunkan ayat ke-1 sampai
dengan ayat ke-3 dari surat adh-Dhuhaa untuk menenangkan kembali kecemasan
Rasulullah SAW. tersebut. (HR. Ibnu Jarir dari Urwah). Pada saat itu kepada
Rasulullah SAW. telah menjanjikan untuk mendapakan kemenangan bagi
umatnya. Beliau merasa bergembira atas berita tersebut. Maka kemudian Allah
SWT. menurunkan ayat ke-5 dari surat adh- Dhuhaa ini. (HR. Hakim dan Baihaqi
dalam kitab “Ad-Dalail”. Dan diriwayatkan pula oleh Imam Thabrani dan yang
lain dari Ibnu Abbas). Pada suatu waktu Rasulullah SAW melewatkan:
"Kemenangan-kemenangan telah memperlihatkan kepadaku. Dan itu akan dicapai
oleh ummatku setelah aku meninggal, sehingga aku merasa sangat bergembira
mendengar berita tersebut".
Maka kemudian Allah SWT. menurunkan ayat ke-4 dari surat adh-
Dhuhaa. (HR. Thabrani dalam kitab “Al-Ausath” dari Ibnu Abbas dengan sanad
yang hasan). Kedua riwayat yang diketengahkan Ibnu Jarir di atas adalah mursal.
Yaitu hadits yang rawinya tidak menerima riwayat melalui sahabat. Tapi rawi-
rawinya sangat kuat (taiqah). Ibnu Hajar menyatakan, bahwa kedua riwayat
tersebut adalah jelas. Yakni dari Umi Jamil untuk menyatakan dendamnya.
Sedang yang lain dari Khadijah sebagai rasa ikut merasakan kecemasan
Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA

Detik.com. 26 Agustus 2022 Surat Ad Dhuha Ayat 1-11 Arab, Latin, dan
Tafsirnya. Diakses
pada 6 Desember 2022, dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6255746/surat-addhuha-
ayat-1-11-arab-latin-dantafsirnya#:~:
text=Tafsir%20Surat%20Ad%20Dhuha,waktu%20dhuha%20dan
%20waktu
%20malam.&text=Artinya%3A%20%22Demi%20waktu%20dhuha
%20dan,Dhuha%3A
%201-2).
Popmama.com. 6 Oktober 2021 Bacaan Surat Ad-Dhuha Beserta Tafsir
yang Dapat Diajarkan
pada Anak. Diakses pada 6 Desember 2022, dari
https://www.popmama.com/big-kid/10-
12-years-old/chania-aulia-humayrha/bacaan-surat-ad-dhuha-beserta-
tafsir-yang-dapatdiajarkan-
pada-anak
Mahali, Mudjab, A. (2002). Asbabun Nuzul. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai