Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERAMAH PADA PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA DI KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI TAHUN AJARAN 2019/ 2020

DISUSUN OLEH:

Nila Kesumawati, S.Pd,

DISNAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TERAKREDITASI B
Jl. Kol. H. BurlianLr. Kamil No. 1061 Kel. Sukabangun Kec. Sukarami Palembang
Telpon. (0711) 5611133 / 7012677 Email. smkpiindonesia@gmail.com

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul : UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN


BERCERAMAH PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS XI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI TAHUN AJARAN 2019/2020

2. Identitas Penelitian
a. Nama Lengkap : Nila Kesumawati, S.Pd
b. NIP :-
c. Pangkat/Golongan :-
d. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
e. Alamat Kantor : Jl. Kol. H. BurlianLr. Kamil No. 1061
f. Telepon : 083178037561
g. Kabupaten/Kota : Kota Palembang
h. Provinsi : Sumatera Selatan
3. Lama : 1 Januari - 30 Maret 2020
4. Sumber Dana : Mandiri

Mengetahui,
Kepala Sekolah Penulis

Soharni, SE, M.Si Nila Kesumawati, S.Pd


DAFTAR ISI

Halaman

Judul Penelitian ................................................................................................. 1


Daftar Isi ............................................................................................................ 2
Halaman Pengesahan ......................................................................................... 3
1. Judul Penelitian............................................................................................... 4
2. Pendahuluan.................................................................................................... 4
3. Perumusan Masalah ....................................................................................... 5
4. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
5. Manfaat Penelitian........................................................................................... 5
6. Anggapan Dasar dan Hipotesis ...................................................................... 5
7. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 6
8. Kajian Pustaka .............................................................................................. 6
9. Rencana dan Prosedur Penelitian.................................................................... 19
10. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 21
11. Daftar Pustaka .............................................................................................. 21
Daftar Lampiran................................................................................................... 22
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERAMAH PADA


PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI TAHUN AJARAN 2019/ 2020

1. Latar Belakang
Upaya Peningkatan sumber daya manusia Indonesia pada saat ini bertitik tolak dari
dunia pendidikan.Pemerintah menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan
nasional. Pendidikan nasional adalah tumpuan untuk membentuk generasi muda yang
merupakan masa depan bangsa dan negara. Dengan pendidikan bermutu di harapkan akan lahir
manusia Indonesia yang kompeten dan profesional di bidangnya masing-masing untuk
kemajuan bangsa dan negara yang cerdas dan berskill mumpuni untuk bersaing dalam era
globalisasi saat ini
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat
kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar
ungkapan yang cukup sederhana yaitu "mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan
orang dewasa di masa mendatang".Pendidik harus bisa menyiapkan anak didik menjadi orang
dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan
demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai isi Kurikulum 2006 adalah pendidikan tentang
kemampuan memeiliki pengetahuan literasi dan keterampilan menerapkan dalam dunia nyata
seperti halnya berceramah di muka umum. Dengan demikian mata pelajaran Bahasa Indonesia
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah
psikomotorik.
Keterampilam siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan
psikomotor.Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya,
sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia.Dalam menyajikan pelajaran, guru harus
berupaya mengembangkan ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana
yang mendapat penekanan, sementara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, hasil akhir yang
menjadi tujuan adalah pengembangan ranah psikomotorik yang sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia.
Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru belum semuanya melaksanakan
pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan,
namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam
penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku
pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum
digunakan media belajar yang lain.
Terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan berkualitas adalah merupakan
dambaan setiap guru, untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran.  Salah satunya upaya untuk meningkatkan pendidikan adalah
dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga dari
pemilihan strategi atau cara diharapkan adanya peningkatan hasil  belajar siswa khususnya
pelajaran Bahasa Indonesia sebagai contoh upaya yang bisa diambil untuk meningktkan pretasi
adalah dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mampu membantu siswa untuk berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya hal ini akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan.
Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas Sekolah Menegah Atas, tuntutan
psokomotorik pendidikan Bahasa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh KTSP masih jauh
dari yang dimaksudkan. Implementasi KTSP lebih terfokus pada pembenahan jenis-jenis
administrasi pembelajaran.Sedangkan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar belum
menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal ini disebabkan antara lain, pemberlakukan
KTSP belum disertai dengan pelatihan bagi guru-guru sehingga guru belum mampu
menerapkan dalam pelajaran sehingga kurang mampu mengelola pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Selain itu, fasilitas pembelajaran Bahasa Indonesia seperti media
dan alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai.
Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah menengah Kejuruan (SMK) , khususnya di
SMK Perhotelan Indonesia Palembang  Kecamatan Sukarame   Kota Palembang, bahwa
pelaksanaan pembelajaran Bahasa indonesia selama ini masih memiliki banyak kelemahan
antara lain : pembelajaran Bahasa Indonesiamasih kurang melibatkan siswa pada aktivitas
keterampilan proses atau kerja ilmiah. Untuk menghindari agar pembelajaran Bahasa Indonesia
tidak terlalu verbalistik, maka metode pembelajaran yang paling memungkinkan yang
digunakan guru di SMK Perhotelan Indonesia Palembang  dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi yang tepat sesuai
dengan materi yang dibahas
Metode yang selama ini banyak diterapkan guru yakni datang, menerangkan,
mengevaluasi dan memberi nilai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Perhotelan Indonesia Palembang  Kecamatan Sukarame   Kota Palembang
belum menghasilkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif, kreatif dan inovatif, hal ini
bisa dilihat dari data awal yang diperoleh peneliti ketika melihat hasil evaluasi belajar pada
tahun yang lalu, dari 36 siswa tahun ajaran 2018/2019 dengan materi dan evaluasi kompetensi
dasar “Materi Ceramah” 15 siswa memenuhi standar ketuntasan yakni nilai 7,5 atau 39,47%
dinyatakan tuntas sementara yang lain belum tuntas.
Keterlibatan siswa dalam sikap dan kerja tidak begitu tampak bahkan jarang dilakukan,
pada saat pembelajaran masih banyak siswa yang kurang penuh memperhatikan guru hal ini
disebabkan guru hanyalah mentransfer ilmu bukan sebagai mediator untuk menemukan ilmu.
Bahkan tidak sedikit diwaktu proses belajar siswa yang masih sempat melakukan kegiatan lain
yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, misalnya mengobrol dengan
teman, memain-mainkan sesuatu, mengganggu teman, atau menulis dan membuat coretan
gambar sesuai dengan keinginannya sendiri.
Dari permasalahan diatas peneliti mencoba untuk menawarkan sebuah konsep lewat
metode belajar yakni Metode Demostrasi yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang
disampaikan kepada siswa. Metode demostrasi ini sering kita jumpai pada proses-proses
pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi,
sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk
melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi
guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan
motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada hasil  siswa. Dari uraian diatas secara
ringkas dapat diperolah:

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
2.1 Bagaimana Upaya peningkaatan Keterampilan Berceramah pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kelas XI dengan Menggunakan Metode Demonstrasi tahun Ajaran 2019/ 2020?

3. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan ketrampilan menulis puisi siswa kelas XI SMK Perhotelan
Indonesia Palembang  dengan menggunakan model pembelajaran demostrasi.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut.
4.1 Bagi Siswa
Untuk mendapat pengetahuan mengenai cara bereceramah dan ketrampilan mengolah
imajinatif dalam menciptakan ceramah yang komunikatif.
4.2 Bagi Guu
Untuk mengetahui model pembelajaran demonstrasi dalam pelaksanaan pembelajaran
sastra khususnya mendemontrsikan ceramah.
4.3Bagi Sekolah
Untuk mendapatkan keterampilan berceramah dan dapat meningkatkan hasilpencapaian
pembelajaran di kelas XI, lebih lanjut untuk lebih meningkatkankemampuan dalam
menjawab soal-soal Ujian.
5. Anggapan Dasar dan Hipotesis
5.1 Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan ketentuan kurikulum, bahwa pengajaran bahasa Indonesia di SMK Perhotelan
Indonesia Palembang  diajarkan 4 jam seminggu dengan perincian setiap satu Pertemuan 2
kali 45 menit.
b. Waktu 4 jam dalam seminggu diyakini dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
ceramah di muka umum.
5.2 Hipotesis
Sesuai dengan anggapan dasar yang penulis kemukakan di atas, maka hipotesi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI.1 SMK Perhotelan Indonesia Palembang  mampu
meningkatkan keterampilan berceramah dengan menggunakan model pembelajaran
demostrasi.

6. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperlukan adalah sama dengan jumlah
populasi, mengingat penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kelas saja dengan
perincian 12 laki-laki dan 24 perempuan dan berjumlah 36 orang.

7. Kajian Pustaka

7.1 Pengetian Ceramah

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-
metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan
kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok
bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.
Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan
oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Namun
mengingat bahwa PKn berisi data, informasi, serta konsep dan generalisasi maka hampir dapat
dipastikan bahwa penggunaan metode ceramah  sebagai salah satu metode  mengajar penting
dalam pengajaran PKn tidak dapat dihindari.

Secara filosofis, metode ceramah termasuk golongan filsafat pendidikan Esensialisme, dimana
pendidikan/ sekolah harus berdasar kepada yang esensial, yaitu fakta dan keterampilan yang
sudah teruji oleh pewarisan budaya, maka kurikulumnya tradisional (Brameld, hlm.75-76).

Ceramah merupakan salah satu bentuk lain pengajaran ekspositori yang cendrung membuat
siswa pasif atau tidak aktif. Metode ini memang sangat berbeda dengan metode lainnya,seperti
metode pemecahan masalah,di mana kelompok aktif dalam belajar dan menyajikan informasi.
Salah satu kesulitan di dalam menggunakan metode ceramah adalah tetap memelihara
perhatian siswa. Masalah lain dengan metode ceramah adalah banyaknya iswa yang sulit
mengikuti tema yang diajarkan,bahkan ada yang berpendapat bahwa harus ada latihan untuk
mendengarkan dalam metode ceramah,oleh sebab itu adalah bijaksana jika hal itu dainjurkan
penggunaannya.

Ceramah yang dalam istilah asing disebut “Lecture” berasal dari kata latin; Lego
(Legere,lectus ) yang berarti menbaca. Kemudian Lego diartikan secara umum dengan
“mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan  pelajaran dengan membaca dari buku dan
mendiktekan  pelajaran dengan penggunaan  buku kemudian  menjadi “Lecture Method” atau
metode ceramah  (Gilstrap dan Martin,1975:7). Walaupun penelitian belum dapat mebuktikan
keunggulan metode ceramah,namun metode ini digunakan secara luas termasuk dalam IPS.

Ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.(Muhibbin
Syah, 1995: 92).Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas.Alat interaksi
yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru
menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan
dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan
menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ceramah  (Brameld, hlm.75-76).

Strategi pembelajaran ceramah  merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang


berorientasi kepada guru (teacher centered approach).Dikatakan demikian, sebab dalam
strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan
akademik (academic achievement) siswa

Keberhasilan metode ini sangat bergantung siapa yang menggunakannya ,hakekat pengalaman
yang dihasilkan untuk siswa dan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.Guru yang
menggunakan metode mengajar ini amt tepat digunakan oleh guru yang memang bertujuan
mengajar,mengungkapkan persoalan,atau membagi pengalam pribadi,atau jika guru ingin
menggunakan kehliannya untuk memperluas pengetahuan siswa melampaui sarana yang
tersedia.

Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah
satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan
alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara
manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih
banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin
meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau
merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.        

Dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi
dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari
kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat
menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya
dipakai metode lain. Tidak jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal
satu atau dua macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah
untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode
ceramah dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak
mengerti artinya).

Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:

a.       Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan
yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contob: di suatu kelas SD, guru mengajarkan
Sejarah terbentuknya candi Borobudur. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia bukti yang
menggambarkan sejarah candi tersebut.Maka tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan
metode ceramah. 

b.      Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya
sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain seperti
diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur siswa
berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga
guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar.
Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain
alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.

c.       Kalau guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi
kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah
pembicaraan yang bersemangat akan menggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad baru.
Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

d.      Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga
memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan
lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para
siswa ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah.
Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan
siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.

7.2      Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ceramah

a.      Berorientasi pada Tujuan

dalam strategi pembelajaran Ceramah  melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi
pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.Karena itu sebelum strategi ini diterapkan
terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.Seperti
kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.Hal ini
sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi
pembelajaran Ceramah  tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin
mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu
dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi
Ceramah (Suprihadi Saputro, 2004: 89).

b.      Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang
diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber
pesan ke penerima pesan.Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh.Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak
efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan.
Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat
menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan
penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang
ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat
menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi (Suprihadi
Saputro, 2004: 90).

c.       Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu, kita harus
memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima
pelajaran.Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk
menerimanya (Suprihadi Saputro, 2004: 90).

d.      Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran Ceramah  harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi
pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ceramah  yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga
mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses
belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi Ceramah  sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran (Suprihadi Saputro,
2004: 90).
7.3      Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

a.      Pendahuluan/appersepsi

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam
strategi ceramah , langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting (Muhibbin Syah,
1995: 107).

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Ceramah  sangat


tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah
persiapan di antaranya adalah:

1)      Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2)      Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3)      Bukalah filedalam otak siswa (Muhibbin Syah, 1995: 107).

Sedangkan menurut Smith (1997: 175). Tahapan persiapan ini meliputi :

1)      Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang
bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus
dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah
berakhir.

2)      Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah
sangat tergantung kepada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan.
Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok ini juga perlu
dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan
disampaikan.

3)      Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan
persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau
media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.

b.      Penjelasan/menyajikan materi baru

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan.Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar
materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan
bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan joke-
joke yang menyegarkan (Muhibbin Syah, 1995: 112)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan.Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar
materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan
bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan joke-
joke yang menyegarkan (Muhibbin Syah, 1995: 112)

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan :

1)        Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang


menentukan.Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah pembukaan ini (Muhibbin Syah, 1995:
114).

a)        Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa siswa harus
paham akan tujuan yang ingin dicapai ?oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktifitas
siswa, dengan demikian penjelasan tentang  tujuan  akan merangsang siswa untuk termotivasi
mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.

b)        Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah
pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat
menerima materi pembelajaran. Ibarat dalam sebuah pesta, kita akan merasa senang dan betah
tinggal dipesta manakala seluruh tamu undangan beserta tuan rumahnya kita kenali dan bahkan
akrab dan bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat keluar atau pulang, bahkan kita tidak ingin
menghadiri atau dating kepesta itu manakala tuan rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita
kenali. Nah, demikian juga dengan langkah apersepsi.Nlangkah ini pada dasarnya langkah
untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak.

2)        Langkah Penyajian.

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar
ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian
siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.Untuk menjaga
perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan (Muhibbin Syah, 1995: 116). :

a)        Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu
isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan.Selain itu, kontak mata juga dapat berarti
sebuah penghargaan dari guru kepada siswa.Siswa yang selalu mendapatkan pendangan dari
guru aka merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan
tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan  tulis atau
dengna membuat catatan yang panjang di papan tulis.

b)        Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu
sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popuer.Selain itu, jaga intonasi
suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.

c)        Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah
diatangkap oleh siswa.

d)       Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus
kita tanggapi.Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan
dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati.Sedangkan, seandainya siswa
memberikan serposn yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons siswa perlu
perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.

e)        Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang
kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk  belajar.

8. Unsur-unsur Ceramah

9.1 Siklus penelitian

a. Perencanaan
- Identitas masalah:
Hasil ulangan keterampilan menulis puisi di bawah KKM 70, hanya 30
persen siswa yang berhasil.
-Merencanakan pembelajaran:

memakai langkah-langkah demostrasi


b. Tindakan
- Mengacu kepada perencanaan pembelajaran demostrasi.

- Guru memberikan penjelasan tentang materi ceramah.

- Siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi.

- Siswa menentukan tema ceramah yang akan ditulisnya.

- Siswa melaksanakan tugas yang diinstruksikan oleh guru

c. Observasi

- Peneliti melaksanakan observasi dengan menggunakan format observasi yang

sudah disiapkan oleh guru, yaitu perencanaan catat –catatan singkat, menyimpulkan
data, menilai hasil dengan menggunakan format penampilan dalam menulis puisi.

d. Refleksi
- Peneliti melakukan evaluasi tindakan (mutu, jumlah, dan waktu dari setiap
tindakan yang dilakukan) dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi agar dapat digunakan pada siklus berikut

9.2 Langkah-langkah Tindakan

a) Mengacu kepada perencanaan

b) Penjelasan materi tentang cetamah unsur.

c) Siswa membentuk kelompok.

d) Siswa melaksanakan tindakan yang ditugaskan oleh guru.

10. Jadwal Penelitian

TABEL

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN


TINDAKAN KELAS TAHUN AJARAN 2019/ 2020

No Program Kegiatan Januari Februari Maret


1. Pembuatan proposal x X
2. Tindakan x x
3. Observasi X x
4. ReFleksi x X x x
5. Pembuatan Laporan x x

Anda mungkin juga menyukai