KELOMPOK SULUT
Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
MANADO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas kelompok dengan judul “Tumbuhan yang Digunakan
Sebagai Tali Temali di Daerah Sulawesi Utara” pada mata kuliah Etnobiologi
dengan baik. Tugas ini merupakan hasil dari upaya kami dalam mengembangkan
dan memperdalam pengetahuan dan keterampilan kami terutama pada mata kuliah
Etnobiologi, dengan tujuan untuk memberikan manfaat serta pengetahuan bagi
pembaca.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, bantuan, dan motivasi dalam proses penyelesaian tugas
ini. Terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan arahan, masukan,
dan kritik yang sangat berharga dalam penyusunan tugas kelompok ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
kekurangan sehingga kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca untuk
membantu memperbaiki karya ilmiah ini.
Penulis
Putra Sanjaya Saleh
Yosua Pontororing
Syalomita C. I. Ponto
Sarah Mokoagow
Charmelin Palengkahu
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4
1.4 Manfaat....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Jenis-jenis Tumbuhan yang digunakan sebagai Tali Temali.....................................5
2.2 Tahapan/Proses Pembuatan Tali Temali oleh Masyarakat di Daerah Sulawesi Utara
.......................................................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................6
KESIMPULAN..................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan karya ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan
yang berguna sebagai tali temali dan mengetahui proses pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tali rami diperoleh dari serat tanaman rami, yang banyak ditemukan di
daerah pegunungan Sulawesi Utara, seperti di sekitar Gunung Klabat. Tali
rami digunakan sebagai bahan pembuatan tali temali, terutama dalam
pembuatan tali pengikat yang kuat dan tahan lama (Talahatu dan
Satyagraha, 2019).
Salah satu contoh dari proses pembuatan tali temali oleh masyarakat di daerah
Sulawesi utara yang kami jadikan bahan pembahasan adalah pembuatan Tali
Temali dari Pisang Abaka. Pohon pisang Abaka tumbuh subur di Kepulauan
Talaud Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan kepulauan terluar dan
berdekatan dengan Negara Filipina dan telah berhasil digunakan oleh masyarakat
untuk menambah pemasukan ekonomi.
Pisang serat di panen apabila kuncup bunga telah mekar atau keluar, artinya
siap dipotong untuk diambil seratnya, sedangkan pisang buah masa panen jika
buahnya sudah masak baru dipotong untuk diambil seratnya atau diambil
pelepahnya. Hal ini penting diperhatikan karena sangat berpengaruh pada keuletan
atau kekuatan serat, jika pohon yang digunakan untuk serat belum masa panen
maka keuletan dan kekuatannya akan berkurang. (Majore, et al. 2020). Tanaman
pohon pisang Abaka (Musa Textiles Nee) termasuk dalam kategori pisang jantan,
karena tanaman ini dibudidayakan tidak untuk diambil buahnya, namun diambil
seratnya sebelum menghasilkan buah (Balitas, 2020).
Tanaman pohon pisang Abaca dapat hidup di daerah tropis sampai sub-tropis.
Suhu yang dikehendaki untuk tumbuh dengan normal antara 17 ˚C – 30 ˚C. Untuk
tumbuh normal, tanaman pohon pisang Abaca memerlukan curah hujan normal
minimal 2.000 ml/tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa hidup normal
dengan curah hujan dibawah 2.000 ml/tahun asalkan mendapatkan pengairan yang
teratur karena tanaman pohon pisang Abaca membutuhkan air yang cukup untuk
menjaga kelembaban tanah (Sastrosupadi, 2000).
Secara sederhana pembuatan serat dari pisang abaka dapat dilihat pada
gambar.
Produk yang dihasilkan dari serat pisang abaka selain untuk dijadikan tali
temali juga diolah untuk dijadikan tas, topi, lampion, penutup saji, bunga bête dan
perabotan lainnya. (Saadari, Moniaga, dan Benu. 2022).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Haris, A. 2020. Karakteristik Serat Kelapa pada Pembuatan Tali Temali dan
Jaring Ikan di Sulawesi Utara. Jurnal Biologi Tropis dan Konservasi, 3(1),
19-24.
Pambudi, A., & Nurhayati, E. 2018. Kondoli (Flagellaria indica) sebagai Sumber
Serat Tali Temali oleh Masyarakat Adat di Sulawesi Utara. Jurnal
Konservasi Lahan Basah Tropis, 2(2), 1-8.
Tjoa, A., & Tanjung, M. 2015. Jenis dan Kualitas Rotan yang Digunakan untuk
Pembuatan Tali Temali di Sulawesi Utara. Jurnal Agroforestri Tropika dan
Pengelolaan Lanskap, 1(1), 9-17.