Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

Disusun Oleh:

Nursalehuddin (2040202018)

Grisna Susan (2040202019)

Maisiska (2040202020)

Febbri (2040202021)

Siti Rohmi (2040202022)

Sutra (2040202023)

Nur Anisa Dasopang (2040202024)

Marvera (2040202025)

Indah Ratna Ningsih (2040202057)

Vera Yani (2040202058)

Heronius (2040202071)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI 2021


Minggu ke Tiga

1.1 Landasan Teori Mengenai Perkembangan Tanaman Jagung Minggu 1

Fase perkecambahan dan pertumbuhan Tanaman Jagung Manis

Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval
waktu antar tahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda.
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan,
saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum
munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun
pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina
(silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif,
yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis. Perkecambahan benih jagung
terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air
benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses
perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan
benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi.
Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan
dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat
diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza
memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah
radikelmuncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama
atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh
pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan
penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar
permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan
menembus permukaan tanah.

1.2 Pengamatan Perkembangan Tanaman pada Minggu ke 1 Kondisi Tanaman dan


Lingkungan

Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bila kelembaban tepat,
pemunculan kecambah seragam dalam 4-5 hari setelah tanam. Semakin dalam lubang tanam
semakin lama pemunculan kecambah ke atas permukaan tanah. Pada kondisi lingkungan
yang lembab, tahap pemunculan berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi
yang dingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah
tanam atau lebih. Pada minggu pertama tanaman jagung mengalami pertumbuhan sekitar 3
cm untuk ketinggian tanamannya, kemudian satu minggu lebih meningkat menjadi 3 cm.
Jadi, total ketinggian di minggu ke-3 mencapai kurang lebih 6 cm dan ada sebagian tanaman
yang mengalami gagal tumbuh sehingga ditanam lagi benih jagung.

1.3 Realisasi VS Rencana Pemeliharaan Minggu ke satu

1. Pada kegiatan minggu pertama dilakukan kegiatan penanaman bibit setelah kegiatan
penanaman bibit selanjutnya dibiarkan terlebih dahulu sekitar 1 hari.
2. Kemudian, dilakukan hari ke-2 hingga sampai satu minggu penyiraman tanaman
jagung jika tidak turun hujan setelah penanaman.
3. Dilakukan pengamatan tanaman jagung ada sebagian tanam yang tidak tumbuh
sehingga harus di tanam ulang.
4. Kemudian dilakukan pemberian pupuk tanam jagung menggunakan pupuk berbahan
kimia atau Urea di hari ke-12.
5. Kemudian dilakukan pengukuran ketinggian tanam jagung, untuk data yang diamati
mencapai ketinggian sebesar 6 cm dan lebar daun jagung mencapai kurang lebih 1 cm
dan untuk banyak daunnya sekitar 2 sampai 3 daun jagung.

1.4 Evaluasi Program

1. Saat pembuatan gundukan tidak mencampur tanah dengan pupuk organik yang
berguna untuk proses penumbuhan tanaman tidak dilakukan. Sehingga jagung yang
tumbuh memiliki ukuran tumbuh tanaman kerdil/kecil.
2. Jarak ukuran yang digunakan untuk memasukkan benih jagung terlalu dalam,
sehingga tumbuhnya kurang optimal.
3. Pemberian pupuk organik maupun pupuk kimia atau pupuk Urea yang kurang tepat
waktunya sehingga tanaman jagung kurang optimal dalam proses pertumbuhan
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai