DISUSUN OLEH:
MIFTAHUL JANNAH
PBd19.008
1.IdentifikasiBayi
Umur: 0 hari
Anak ke : 2
b.Orang tua
Nikah: 1x / ± 8 thn
Suku : Makassar / Makassar
2.Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama bayi lahir tidak bernapas spontan atau bernapas megap-megap
b.Riwayat keluhan utama sejak lahir bayi tidak bernapas spontan, frekuensi jantung
40x/m, pergerakan lemah, warna kulit merah ekstremitas biru dan tidak ada reaksi saat
diberi rangsangan.
c.Bayi masuk ke ruang perinatologi 30 menit setelahlahir dengan diagnosis asfiksia berat,
ditandai dengan tidak segera menangis setelah lahir
d.Bayi belum bernapas teratur, gerakan lemah, badan merah dan ekstremitas biru
e.Riwayat kehamilan/persalinan
5)Riwayat persalinan
a)Ibu mengatakan bahwa ini adalah anak yang kedua dan tidak pernah keguguran
b)HPHT : 12-11-2017
c)HTP: 19-8-2018
d)Masa gestasi : 39 Minggu 3 hari
e)ANC sebanyak 4 kali
f)Imunisasi TT sebanyak 1 kali tanggal 3 januari 2018
g)Ibu memiliki riwayat hipertensi selama kehamilan
4.Data spiritual
a.Keluarga berdoa kepada Allah SWT agar bayinya selamat
b.Ibu dan keluarga rajin melaksanakan sholat 5 waktu
5.Pemeriksaan fisik
a.Keadaan umum bayi buruk, bayi belum bernafas spontan, tonus otot lemah bahkan
tidak ada
b.Tanda-tanda vital
3)Suhu : 36,5ºc
c.APGARScoredinilai segera setelah lahir pada pukul 00:30 wita sampai menit ke 5.
TANDA 1 2 3 4 5
Appreance Pucat Kulit tubuh Seluruh tubuh 1 1
merah muda , merah muda
ekstrimitas
biru
Pulse Tidak ada <100x/m >100x/m 1 1
Grimace Tidak ada Perubahan Meringis/bersin 0 0
mimik
Activiti Tidak ada Sedikit gerak Bergerak aktif 0 1
Respiration Tidak aa Lemah/tidak Menangis kuat 1 1
teratur
Jumlah : 3 4
d.Pemeriksaan fisik
1)KepalaRambut hitam, ubun-ubun belum tertutup, tidak ada benjolan
2)MataSimetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera putih
3)HidungSimetriskiri dan kanan, gerakan cuping hidung tidak ada
4)Mulut dan bibirBibir tampak kering dan pucat, terdapat banyak lender, tidak ada
kelainan bawaan dan pallatum, reflex isap tidak ada
5)TelingaSimetris kiri kanan, tampak bersih, tidak ada secret
6)LeherTidakada pembesaran atau benjolan
7)Dada dan perutSimetris kiri dan kanan, gerakan dada tidak ada, keadaan tali pusat
tampak basah, dan terjepit dengan penjepit tali pusat
8)Punggung dan BokongTonjolang punggung tidak ada
9)GenetaliaLabia mayora menutupi labia minora
10)AnusTampak ada lubang anus
11)EkstremitasSimestris kiri dan kanan, jumlah jari-jari tangan dan kaki lengkap, tidak
ada pergerakan aktif, warna biru dan terabah dingin
12)KulitVerniks kurang, warna tubuh kebiruan dan tidak ada tanda lahir
1.BCB
Data dasar
DO : a. HTP : 19-08-2018
c. PBL : 47 cm
Hasil pengkajian dari HPHT tanggal 12 november 2018 sampai bayi lahir tanggal 15 juli 2018
berarti usia kehamilan 39 minggu 3 hari dan sesuai dengan usia kehamilan normal yaitu 37-42
minggu, Sehingga bayi termasuk ke dalam kategori bayi cukup bulan (BCB).
2.SMK
Data dasarDS :
a. ibu mengatakan melahirkan tanggal 15 juli 2018
b. berat badan lahir 2800 gram
c. Usia kehamilan saat melahirkan 39 minggu 3 hari
DO :
a. HTP : 19-08-2018
b.BBL : 2800 gram
c. PB nL : 47 cm
Bayi Ny ‘A’ lahir pada usia kehamilan 39 minggu 3 hari dengan berat badan lahir 2800 gram.
Sesuai dengan Ballard scoreyaitu disesuaikan dengan skor dan dijumlahkan nilai maturitas
neuromuskuler dan fisik dilihat dari skor dan dijumlahkan hasinya kemudian interpretasi hasil
dilihat pada table skor Penilaian meliputi:
a.Maturitas neuromuskuler:
1)Postur:4
2)Jendela pergerakan tangan:3
3)Gerakan lengan membalik::3
4)Sudut popliteal::3
5)Tanda selandang:3
6)Lutut ke telinga:3
b.Pemeriksaan fisik:
1)Kulit:4
2)Lanugo:3
3)Permukaan plantar :3
4)Payudara:4
5)Mata/telinga:3
6)Genitalia perempuan:4
kemudian berdasarkankurva pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin dari Battalgia dan
Lubchenco, berat bayi Ny ‘A’ yang lahir dengan berat lahir persentil >10 sampai 90 disebut bayi
sesuai masa kehamilan (SMK).
3.Asfiksia berat
Data dasar
Analisa dan interpretasiPada persalinan dengan ibu riwayat preeklamsia yang merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya asfiksia berat. Umumnya bayi yang mengalami asfiksia
memiliki riwayat gawat janin sebelum lahir dan masalah ini erat hubungannya dengan adanya
gangguan kesehatan ibu selama hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Indrayani dan Djami, 2013:344).Pada Bayi
dengan asfiksia ditandai dengan keadaanbayi baru lahir yangtidak dapat bernapas spontan atau
bernapas megap-megap, tonus otot lemah, warna kulit biru yang ditandai adanya hipoksia dan
sianosis dan didapatkan penilaian dalam APGAR Score 3/4.
Asfiksia pada bayi baru lahiradalah suatu keadaaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir, adanya hipoksemia (kekurangan oksigen pada tubuh)
dan gangguan pada metabolisme dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan kematian jika tidak
tertangani dengan cepat dan tepat.
1.Bersihkan jalan napas dengan alat pengisap lender yang tersedia seperti deele.
Rasional : untuk membersikan jalan napas agar bayi dapat bernapas secara spontan tanpa
masalah.
2.Memposisikan bayi dengan baik dengan posisi ekstensi atau dengan mengganjal bahu dengan
kain.
Rasional : untuk membuka jalan napas sehingga bayi dapat segera bernapas spontan
3.Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat sambil melakukan rangsangan
taktil.
Rasional : rangsangan taktil dapat merangsang pernapasan dan meningkatkan aspirasi O2.
4.Jika bayi tidak bernapas/ bernafas megap-megap maka dilakukan ventilasi dengan
menggunakan ambu bag, ventilasi sebanyak 20 x selama 30 detik sampai bayi dapat bernapas
spontan dan frekuensi jantung >100x/menit.Rasional : tindakan memasukkan udara kedalam
paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli agar bisa bernafas secara spontan dan
teratur.
5.Apakah bayi sudah bernapas spontan dan frekuensi jantung sudah normal tetapi bayi masih
biru maka akan dilakukan pemberian oksigen 1 liter/menit menggunakan nasal kanula.
Rasional : oksigen untuk memperbaiki keadaan umum bayi dan mencegah asidosis yang
berkelanjutan dan menghentikan jika warna kulit normal yaitu kemerah-merahan
E.LANGKAH V : INTERVENSI
Tujuan :
1.Kasus asfiksia mendapatkan penatalaksaanan segera
2.Ketika lahir bayi dapat beradaptasi dengan perubahan fisiologis di luar kandungan
Kriteria :
1.Keadaan umum bayi baik
2.Bayi bernafas spontan tampa kesulitan dan menangis segera telah lahir
3.Gerakan aktif
4.Kulit tidak sianosis
5.Tanda-tanda vital normal
a.Frekuensi jantung:120-160x/m
b.Pernafasan:40-60x/m
c.Suhu:36,5-37,5c
6.Tidak mengalami gangguan metabolisme (BAK dan BAB lancar)
7.Refleks isap dan menelan baik
F.LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 15 juli 2018, pukul 01:30 wita
1.Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi dan menggunakan sarung tangan
saat memegang bayi
Hasil : tangan bersih dan telah memakai sarung tangan
2.Menilai usaha napas, frekuensi jantung, dan warna kulit
Hasil : bayi belum bernapas spontan, frekuensi jantung 40x/m dan warna kulit biru.
3.Membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering
Hasil : bayi diselimuti kain
4.Mengatur posisi bayi dengan benar (kepala sedikit ekstensi atau meletakkan
handuk/kain dibawah bahu bayi).
Hasil: posisi bayi ekstensi
5.Membersihkan jalan nafas dari lender dengan menggunakan delee
Hasil : jalan nafas bersih
6.Mengeringkan bayi dan melakukan ransangantaktil
Hasil : terlaksana
7.Melakukan tindakan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) sebanyak 20 x dalam 30 detik
sampai bayi bernafas spontan dan teratur
Hasil : tindakan VTP terlaksana
8.Mengobservasi pemberian O2 sebanyak 1 liter/menit menggunakan nasal kanula
Hasil : terlaksana
9.Memasang infus dextrose 10% sebanyak 8 tpm mikro di tangan kiri.
Hasil : infus terpasang
10.Melakukan perawatan tali pusat
Hasil : tali pusat basah dan terjepit
11.Menginjeksi vitamin K (Neo-k phytonadione)0.05cc di pada kiri anterolateral secara
IM (Aspirasi).Hasil : terlaksana12.Memberikan salep mata
Hasil : terlaksana
13.Menginjeksi Hb.0 secara IM dipada kanan anterolateral 1-2 jam setelah pemberian Vit
K.
Hasil : Terlaksana
14.Mengobservasi TTV tiap 15 menit
JAM FREKUENSI JANTUNG PERNAPASAN
01:00 wita 90x/m 30x/m 36,0 c
01:15 wita 88x/m 28x/m 36,5 c
01:30 wita 90x/m 30x/m 36,8 c
01:45 wita 100x/m 38x/m 36,8 c
02:00 wita 110x/m 38x/m 36,8 c
02:15 wita 110x/m 44x/m 36,8 c
15.Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada tali pusat yaitu tali pusat merah, bengkak, ada
pengeluaran nanah/darah
Hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi
1.Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentanterhadap infeksi yang disebabkan olehpaparan atau kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinanberlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Sebelum menangani bayi,pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya pencegahan
infeksi,antara lain:
a).Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b).Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang
belumdimandikan.
c).Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,gunting,
penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah didesinfeksitingkat tinggi atau
steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jikaakan melakukan penghisapan
lendir dengan alat tersebut (jangan bola karetpenghisap yang samauntuk lebih dari
satu bayi).
d).Pastikan semua pakaian, handuk,selimut dankain yang digunakan
untukbayisudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan,
pitapengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain
yangakanbersentuhan dengan bayi. Dokumentasi dan cuci setiap kali
setelahdigunakan.
2.Penilaian
3.Perlindungan termal(termoregulasi)
Upayayang dapat dilakukan untuk mencegah kehilanganpanas dari tubuh bayi adalah:
1.Keringkan bayi secara seksamaPastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah bayi
lahir untukmencegah kehilangan panas secara evaporasi.Selainuntuk menjagakehangatan tubuh
bayi, mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi jugamerupakan rangsangan taktil yang dapat
merangsang pernafasan bayi.
2.Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangatBayi yang di selimuti
kain yang sudah basahdapat terjadikehilangan panas secara konduksi.Untuk itu setelah
mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan selimut atau kain yang bersih, kering
danhangat.
3.Tutup bagian kepala bayiBagian kepala bayi merupakanpermukaan yang relatif luas
dancepat kehilangan panas.Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi tidakkehilangan panas.
4.Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinyaSelain untuk memperkuat jalinan
kasih sayang ibu dan bayi,kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatantubuh bayi.
Untukitu anjurkan ibu untuk memeluk bayinya.
5.Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayibaru lahir
1.Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan bayimengalami kehilangan
panas secara konduksi. Jangan biarkan bayiditimbang telanjang. Gunakan selimut atau
kain bersih
2.Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tundamemandikan bayi
hingga6jam setelah lahir.
a)Tempatkan bayi dilingkungan yang hangatJangan tempatkan bayi di ruang ber-
AC. Tempatkan bayibersama ibu (rooming in).Jika menggunakan AC, jaga
suhuruangan agar tetap hangat.
b)Jangan segera memandikan bayi baru lahir Bayi baru lahir akan cepat dan
mudah kehilangan panas karenasistem pengaturan panas di dalam tubunya belum
sempurna.Bayi sebaiknya di mandikan minimal enam jam setelah
lahir.Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahirdapat
menyebabkanhipotermia yang sangat membahayakankesehatan bayi baru
lahir(Indrayani,2013).
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil makalakukan pengikatan tali pusat atau
jepit dengan klem plastiktali pusat (bilatersedia).
1.Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalamlarutan klorin0,5%untuk
membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2.Bilas tangan dengan air DTT.
3.Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4.Ikat tali pusat dengan jarak sekitar1cm daripusat bayi. Gunakan benangatau klem
plastikpenjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengansimpul mati atau kuncikan penjepit
plastik tali pusat.
5.Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutanklorin0,5%
6.Bungkus tali pusat yangsudah di ikat dengan kasa steril
e.PemberianASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskanoleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormonprolaktin. Prolaktin akan mempengaruhi kelenjar
ASI untuk memproduksiASI di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting susu maka
akansemakin banyak prolaktin dan ASI yang di produksi. Penerapan inisiasimenyusui dini
(IMD) akan memberikan dampak positif bagi bayi, antaralain menjalin / memperkuat ikatan
emosional antara ibu danbayi melaluikolostrum, merangsang kontraksi uterus, dan lain
sebagainya.
Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa diIndonesia pada
kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yangdianjurkan.Pemberian ASI yang dianjurkan
adalah sebagai berikut:
a)ASI eksklusif selama6bulan karena ASI saja dapat memenuhi100%kebutuhan bayi.
b)Dari6-12bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapatmemenuhi60-
79%kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makananpendamping ASI berupa makanan lumat
sampai lunak sesuai dengan usiabayi.
c)Diatas12bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar30%kebutuhan bayidan makanan padat
sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetapdianjurkan pemberiannya sampai paling
kurang2tahun untuk manfaatlainnya (Saifuddin AB,2014).
Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1injeksi1mg intramuskuler di
paha kiri sesegera mungkin untuk mencegahperdarahan pada bayi barulahir akibatdefesiensi
vitamin K yang dapatdialami oleh sebagian bayi baru lahir.
PENDOKUMENTASIAN PERSALINAN
DAN BAYI BARU LAHIR
A. PENGETIAN DOKUMENTASI
Apakah yang dimaksud dengan “Dokumentasi”? Dalam bukunya Wildan dan Hidayat (2009)
menyatakan bahwa secara umum dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen
asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sementara itu, sumber lain oleh Fauziah,
Afroh, & Sudarti (2010), menjelaskan bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen yang
berarti bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti dengan pita
suara/cassete, vidio, film, gambar, dan foto. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
dokumentasi adalah surat yang tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan
(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). Dokumen dalam Bahasa
Inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (offical) dengan tulisan di atasnya.
Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi data atau fakta yang
bermakna dalam pelaksanaan kegiatan. Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu
catatan otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang di
miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien,
bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi dalam asuhan
kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang
dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) Muslihatun, Mudlilah,
Setyawati, 2009).
Dokumentasi kebidanan juga diartikan sebagai bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri
Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Hal ini
karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai permasalahan yangmungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang
diberikan. Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan, dokumentasi kebidanan juga dipakai
sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi berperan sebagai pengumpul, penyimpan, dan
penyebarluasan informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus
menerus pada suatu waktu terhadap sejumlah kejadian (Fischbach dalam Wildan dan Hidayat,
2009). Dengan kata lain, dokumentasi digunakan sebagai suatu keterangan, baik tertulis maupun
terekam, mengenai data subyektif yang diambil dengan anamnesa (wawancara), hasil
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang (laborat, USG dsb), analisa (diagnosa),
perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi, tindakan medis,pengobatan yang diberikan kepada
klien baik rawat jalan maupun rawat inap, serta pelayanan gawat darurat.
Dokumentasi mempunyai 2 sifat yaitu tertutup dan terbuka. Tertutup apabila di dalam berisi
rahasia yang tidak pantas diperlihatkan, diungkapakan, dan disebarluaskan kepada masyarakat.
Terbuka apabila dokumen tersebut selalu berinteraksi dengan lingkungannya yang menerima dan
menghimpun informasi.
Pendokumentasian dari asuhan kebidanan di rumah sakit dikenal dengan istilah rekam medik.
Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan kesaksian tentang sesuatu atau
suatu pencatatan tentang sesuatu.
penting dilakukan oleh bidan mengingat dokumentasi memiliki fungsi yang sangat penting.
Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal berikut ini.
1. Untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan bidan.
2. Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapanya.
C. PRINSIP-PRINSIP DOKUMENTASI
1. Lengkap
Maksudnya bahwa ketika mendokumentasikan data harus memenuhi prinsip lengkap.
Prinsip lengkap di sini berarti:
a. Mencatat semua pelayanan kesehatan yang diberikan.
b. Catatan kebidanan terdiri dari semua tahap proses kebidanan.
c. Mencatat tanggapan bidan/perawat.
d. Mencatat tanggapan pasien.
e. Mencatat alasan pasien dirawat.
f. Mencatat kunjungan dokter.
2. Teliti
Maksudnya bahwa ketika mendokumentasikan data harus memenuhi prinsip teliti.
Prinsip teliti meliputi:
a. Mencatat setiap ada perubahan rencana kebidanan.
b. Mencatat pelayanan kesehatan.
c. Mencatat pada lembar/bagan yang telah ditentukan.
d. Mencantumkan tanda tangan/paraf bidan
e. Setiap kesalahan dikoreksi dengan baik.
f. Catatan hasil pemeriksaan ada kesesuaian dengan hasil laboratorium/instruksi dokter.
3. Berdasarkan fakta
Maksudnya bahwa ketika mendokumentasikan data harus memenuhi prinsip
berdasarkan fakta.Prinsip berdasarkan fakta mencakup hal berikut ini:
a. Mencatat fakta daripada pendapat.
b. Mencatat informasi yang berhubungandalam bagan/laboratorium.
c. Menggunakan bahasa aktif.
4. Logis
Maksudnya bahwa ketika mendokumentasikan data harus memenuhi prinsip logis.
Prinsip logis meliputi:
a. Jelas dan logis.
b. Catatan secara kronologis.
c. Mencantumkan nama dan nomor register pada setiap lembar.
d. Penulisan dimulai dengan huruf besar.
e. Setiap penulisan data memiliki identitas dan waktu (jam, hari, tanggal, bulan dan
tahun).
5. Dapat dibaca
Maksudnya bahwa ketika mendokumentasikan data harus memenuhi prinsip
dapat dibaca.
Prinsip dapat dibaca meliputi:
a. Tulisan dapat dibaca.
b. Bebas dari catatan dan koreksi.
c. Menggunakan tinta.
d. Menggunakan singkatan/istilah yanglazim digunakan.
D. MODEL PENDOKUMENTASIAN
E. MODEL DOKUMENTASI
Wildan dan Hidayat (2009) menyatakan bahwa Charting By Exception (CBE) merupakan
model dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal/standar. Model Charting By Exception dibuat untuk mengatasi
masalah pendokumentasian dengan membuat catatan pasien lebih nyata, hemat waktu dan
mengakomodasi adanya informasi tebaru. Model ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk
mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan dalam memasukkan data.Model Charting By
Exception terdiri dari beberapa elemen inti yaitu lembar alur, dokumentasi berdasarkkan
referensi standar praktik, protocol dan instruksi incidental, data dasar kebidanan, rencana
kebidanan berdasarkan diagnosis, dan catatan perkembangan (Fauziah, Afroh, & Sudarti, 2010).
d. Kardek
Apakah yang di maksud dengan model dokumentasi “Kardek”? Wildan dan Hidayat (2009)
menyatakan bahwa Kardek merupakan pendokumentasian tradisional yang dipergunakan di
berbagai sumber mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Sistem ini terdiri
dari serangkaian kartu yang disimpan pada indeks file yang dapat dengan mudah dipindahkan
yang berisikan informasi yang diperlukan untuk asuhan setiap hari.Kardek biasa juga disebut
sebagai sistem kartu. Suatu sistem dokumentasi dengan menggunakan serangkaian kartu dan
membuat data penting tentang klien, ringkasan problem klien, dan terapinya. Sebagai contohnya
yaitu kartu ibu, kartu anak, kartu KB, dan lain sebagainya.
e. Sistem komputerisasi