Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Fisika Vol. 4 No.

2, Nopember 2014 69

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG SINAR MENGGUNAKAN


INTERFERENSI CELAH GANDA SEDERHANA
Moh. Nashir Tsalatsin*, Masturi
Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika, PPs UNNES
Kampus Bendan Ngisor Semarang

*Email: gtsalatsin88@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian penentuan panjang gelombang sinar menggunakan


interferensi celah ganda sederhana, Peneliti menggunakan peralatan yang sederhana, di
mana peralatan tersebut bisa ditemuakan disekitar, seperti sterefom, bohlam,kertas mika
berwarana, kayu dan lem. Proses pengujian dilakukan dengan bohlam sebagai sumber
cahaya, bohlam yang dipakai adalah bohlam halogen berwarana putih, mika berwarna
dijadikan sebagai filter, kertas sebagai celah. Cara kerjanya yaitu dengan meletakan
filter di depan kertas HVS yang sudah diseset sedikit kemudian setelah cahaya
polykromatik melewati filter berwarana maka ada warna yang diserah dan ada warna
yang diteruskan, warna yang diteruskan akan menghasilkan pola gelap dan pola terang,
peneliti menggunakan dua warna mika yaitu merah dan hijau. Panjang gelombang dari
tiap mika berbeda, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh panjang gelombang untuk
sinar hijau adalah 711 nm dan untuk panjang gelombang sinar merah adalah 506 nm.

Kata kunci: interferensi, kertas mika berwarna, panjang gelombang

PENDAHULUAN silindris, Leung dan Lee (1991) yang


menggunakan lensa, dan Derby dan Kruglak
Keterbatasan peralatan labolatorium
(1996) yang menggunakan lapisan pelindung
membuat praktikum jarang dilaksanakan di
kaca mikroskop (microscope slide glass
sekolah, padahal sebenarnya praktikum bisa
covers). Sedangkan eksperimen-eksperimen
membuat siswa bisa lebih memahami konsep
tentang interferensi cahaya terhambur telah
fisika, tidak hanya membanyangkan saja.
diresensi dan disajikan dalam makalah yang
Sebagian besar materi fisika bisa dipraktekan
ditulis oleh de Witte (1967), dan pernah juga
secara langsung karena tidak semua materi
dilakukan oleh Pontiggia dan Zefiro (1974).
fisika abstrack.
Suatu demonstrasi dan eksperimen interferensi
Dalam praktikum tidak diharuskan
cahaya laser yang terhambur dari sebuah
menggunakan peralatan yang mahal,rumit dan
cermin datar “berdebu” telah dilakukan oleh
kompleks, tetapi bisa juga menggunakan
Gonza’lez et al. (1999). Mereka memberikan
peralatan yang sederhana, sehingga siswa bisa
“debu” pada cermin bersih baik dengan
mempraktekannya tidak hanya disekolah saja
menggunakan debu kapur tulis maupun dengan
akan tetapi bisa juga dipraktekan di rumah,
menggosokkan lempung mainan anak
sehingga mereka lebih bisa materi yang
(children’s modeling clay) pada permukaan
berkaitan langsung dengan hal tersebut.
cermin tersebut.
Eksperimen interferensi cahaya memiliki
Interferensi cahaya merupakan salah satu
daya tarik tersendiri bagi siswa ataupun
materi yang menarik untuk dipraktekankan
mahasiswa karena adanya tampilan visual pola
karena hasil dari praktek adalah seberkas
interferensi. Eksperimen – eksperimen
cahaya pola gelap terang yang kiranya bisa
interferensi cahaya yang sederhana dan
menambah konsep pemahaman siswa, tetapi
menarik dengan menggunakan laser telah
karena keterbatasan alat sehingga materi ini
banyak dilakukan antara lain oleh Woolsey
banyak yang tidak mempraktekannya di
(1973) yang menggunakan plat kaca, Maddox
sekolah. Bisa dilihat data di atas peralatan
et al. (1976) yang menggunakan tabung kaca
70 M. N. Tsalatsin et al., Penentuan Panjang Gelombang Sinar

yang digunakan kompleks sehingga baik siswa (random) sehingga interferensi yang terjadi
maupun guru merasa enggan disamping hanya dalam waktu sangat singkat.
alatnya tidak ada di labolatorium. Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata
Peralatan sederhana bisa digunakan seperti interferensi pada gelombang air atau
dalam percobaan interferensi cahaya, yaitu gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika
dengan bohlam halogen, kertas mika, terpenuhi dua syarat, kedua gelombang cahaya
seterefom, solatif, lem, dan kayu. Dimana alat harus koheren, dalam arti bahwa kedua
yang dibutuhkan mudah didapatkan dan gelombang cahaya harus memiliki beda fase
tersedia disekitar kita. Siswa tidak hanya yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya
mempraktekan di sekolah saja, akan tetapi bisa harus memiliki frekuensi yang sama. Selain
juga mempraktekan langsung di rumah itu, kedua gelombang cahaya harus memiliki
bersama dengan teman yang lainnya. amplitude yang hampir sama.
Selain itu, praktikum sedehana ini juga Terjadi dan tidak terjadinya interferensi
bisa menjelaskan materi penyerapan warna, dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.
karena menggunkan kertas mika yang
warnanya terdiri dari merah, jingga, kuning,
kuning, biru, nila, dan unggu
(me,ji,ku,hi,bi,ni,u). warna-warna tersebut
mempunyai panjang gelombang yang berbeda
yang akan dijadikan filter didepan celah.
Interferensi adalah paduan dua
gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Jika kedua gelombang yang terpadu
sefase, maka terjadi interferensi konstruktif
(saling menguatkan). Gelombang resultan Gambar 1. (a) tidak terjadi interferensi
memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua (b) terjadi interferensi
gelombang yang terpadu berlawanan fase, Syarat untuk menghasilkan pasangan
maka terjadi interferensi destruktif (saling sumber cahaya koheren sehingga dapat
melemahkan). Gelombang resultan memiliki menghasilkan pola interferensi yaitu dengan
amplitudo nol. Setiap orang dengan menyinari dua (atau lebih) celah sempit
menggunakan sebuah baskom air dapat melihat dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal
bagaimana interferensi antara dua gelombang (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas
permukaan air dapat menghasilkan pola-pola Young. Selanjutnya dapatkan sumber-sumber
bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas. kohern maya dari sebuah sumber cahaya
Warna-warni pelangi menunjukkan dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukan
bahwa sinar matahari adalah gabungan dari oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada
berbagai macam warna dari spektrum kasat pemantulan dan pembiasan (pada interferensi
mata. Di lain pihak, warna pada gelombang lapisan tipis). Kemudian menggunakan sinar
sabun, lapisan minyak, warna bulu burung laser sebagai penghasil cahaya kohern.
merah, dan burung kalibri bukan disebabkan Untuk mendapatkan dua sumber cahaya
oleh pembiasan. Hal ini terjadi karena koheren, A. J Fresnell dan Thomas Young
interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar menggunakan sebuah lampu sebagai sumber
yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. cahaya. Dengan menggunakan sebuah sumber
Adanya gejala interferensi ini bukti yang cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber
paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil
gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi pemantulan dua cermin. Sinar monokromatis
jika ada dua atau lebih berkas sinar yang yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan
bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas oleh cermin I dan cermin II yang seolah-olah
sinar, maka interferensinya sulit diamati. berfungsi sebagai sumber S1 dan S2.
Interferensi cahaya sulit diamati karena dua Sesungguhnya, S1 dan S2 merupakan bayangan
alasan, yaitu panjang gelombang cahaya sangat oleh Cermin I dan Cermin II (Tjia, 1993).
pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut, setiap
sumber alamiah cahaya memancarkan
gelombang cahaya yang fasenya sembarang
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 71

berkas cahaya tersebut melewati penghalang


yang memiliki celah ganda sehingga S1 dan S2
dapat dipandang sebagai dua sumber cahaya
monokromatis. Setelah keluar dari S1 dan S2,
kedua cahaya digambarkan menuju sebuah
titik A pada layar. Selisih jarak yang
ditempuhnya (S2A – S1A) disebut beda lintasan.
– (1)

Gambar 2. Percobaan cermin Fresnell

Berbeda dengan percobaan yang


dilakukan oleh Fresnell, Young menggunakan
dua penghalang, yang pertama memiliki satu
lubang kecil dan yang kedua dilengkapi
dengan dua lubang kecil. Dengan cara tersebut,
Young memperoleh dua sumber cahaya
(sekunder) koheren yang monokromatis dari
sebuah sumber cahaya monokromatis Pada Gambar 4. Percobaan Interferensi Young
layar tampak pola garis-garis terang dann
gelap. Pola garis-garis terang dan gelap inilah Jika jarak S1A dan S2A sangat besar
bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi. dibandingkan jarak S1 ke S2, dengan S1S2 = d,
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda sinar S1A dan S2A dapat dianggap sejajar dan
fase cahaya dari kedua celah tersebut. selisih jaraknya ΔS = S2B. Berdasarkan
segitiga S1S2B, diperoleh
(2)
dengan d adalah jarak antara kedua celah.
Selanjutnya, pada segitiga COA,
(3)
Untuk sudut-sudut kecil akan didapatkan
(4)
Untuk θ kecil, berarti p/l kecil atau p<<l
Gambar 3. Percobaan dua celah oleh sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh
Young cahaya dari sumber S2 dan S1 akan memenuhi
Pola interferensi yang dihasilkan oleh persamaan berikut ini.
kedua percobaan tersebut adalah garis-garis
(5)
terang dan garis-garis gelap pada layar yang
silih berganti. Garis terang terjadi jika kedua Interferensi maksimum akan terjadi jika
sumber cahaya mengalami interferensi yang kedua gelombang yang tiba di titik A sefase.
saling menguatkan atau interferensi Dua gelombang memiliki fase sama bila beda
maksimum. Adapun garis gelap terjadi jika lintasannya merupakan kelipatan bilangan
kedua sumber cahaya mengalami interferensi cacah dari panjang gelombang.
yang saling melemahkan atau interferensi (6)
minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki Jadi, persamaan interferensi maksimum
amplitudo yang sama, maka pada tempat- menjadi
tempat terjadinya interferensi minimum, akan (7)
terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk dengan d = jarak antara celah pada layar
mengetahui lebih rinci tentang pola yang p = jarak titik pusat interferensi (O) ke
terbentuk dari interferensi dua celah, garis terang di A
perhatikan penurunan-penurunan interferensi l = jarak celah ke layar
dua celah berikut. λ = panjang gelombang cahaya
Tampak bahwa lensa kolimator m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ...)
menghasilkan berkas sejajar. Kemudian,
72 M. N. Tsalatsin et al., Penentuan Panjang Gelombang Sinar

Spektrofotometri visible disebut juga terang, kemudian menghitung panjang


spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud gelombang kertas mika tersebut. Dengan lebar
sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat celah dan kertas mika yang sama jarak dari
oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat layar ke celah diubah. Kemudian mengamati
oleh mata manusia adalah cahaya dengan perubahan panjang gelombang yang terjadi.
panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki Selanjutnya, menghitung rata-rata panjang
energi sebesar 299–149 kJ/mol (Suprayitno, gelombang tersebut. Menglangi percobaan
1997). dengan menggunakan kertas mika warna lain
Elektron pada keadaan normal atau untuk memperoleh variasi data.
berada pada kulit atom dengan energi terendah
disebut keadaan dasar (ground-state). Energi
yang dimiliki sinar tampak mampu membuat
elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju
kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi
atau menuju keadaan tereksitasi (Serway,
1985).
Cahaya yang diserap oleh suatu zat
berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh
mata manusia. Cahaya yang tampak atau Gambar 5.Alat yang digunakan
cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-
hari disebut warna komplementer. Misalnya
suatu zat akan berwarna orange bila menyerap HASIL DAN PEMBAHASAN
warna biru dari spektrum sinar tampak dan
Dari hasil percobaan dapat diketahui
suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap
semua warna yang terdapat pada spektrum penyerapan warna sinar polikromatik oleh
sinar tampak. kertas mika berwarna, yaitu apabila kertas
warna merah dipakai sebagai filter maka
METODE warna yang terserap adalah warna jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan unggu dan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
eksperimen laboratorium dengan
warna merah yang diteruskan. Apabila
menggunakan bahan yang sederhana yang kertas warna hijau dipakai sebagai filter
dilakukan di Laboratorium Fisika Universitas maka warna yang terserap adalah warna
Negeri Semarang. jingga, kuning, merah, biru, nila dan unggu
Adapun Bahan yang digunakan adalah dan warna hijau yang diteruskan. Dari
kertas mika, bohlan halogen, seterefom, lem percobaan didapatkan hasil seperti terlihat
kayu, penggaris, jangka sorong, kertas HVS. pada Tabel 1. Dengan menggunakan
Sedangkan untuk langkah-langkah persamaan (7) didapatkan data hasil
percobaannya adalah sebagai berikut: panjang gelombang. Percobaan dilakukan
merangkai alat seperti yang tertera pada dengan menggunakan variasi jarak celah
Gambar 5. Lalu, memasangkang kertas mika
terhadap layar, pada saat jarak celah
pada kayu. Mengatur jarak sumber cahaya
dengan filter untuk memperoleh pola gelap terhadap layar dirubah maka akan
terang. Selanjutnya mengukur jarak pola gelap mempengaruhi pola gelap terang layar.

Tabel 1. Data hasil percobaan


No. Kertas Mika Percobaan P (10-3 m ) d (m) m l (m) (nm)
ke
1 Hijau 1 2 0.01 7 4 714
2 1.7 0.01 7 3.5 720
3 1.5 0.01 7 3 700
2 Merah 1 2 0.01 10 4 500
2 1.6 0.01 10 3.5 500
3 1.6 0.01 10 3 520
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 73

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
panjang gelombang untuk sinar hijau adalah
711 nm dan untuk panjang gelombang sinar
merah adalah 506 nm.

DAFTAR PUSTAKA
Serway, R.A. 1985. Physics For Scientists
& Engineers : Second Edition. New
York: Saunders College Publishing.
Suprayitno. 1997. Pengukuran Panjang
Gelombang Dan Indek Bias Udara
Dengan Metode Interferometer
Michelson [skripsi]. Semarang:
FMIPA, Universitas Diponegoro.
Tjia, M.O. 1993. Gelombang. Bandung:
Penerbit Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai