2, Nopember 2014 69
*Email: gtsalatsin88@gmail.com
Abstrak
yang digunakan kompleks sehingga baik siswa (random) sehingga interferensi yang terjadi
maupun guru merasa enggan disamping hanya dalam waktu sangat singkat.
alatnya tidak ada di labolatorium. Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata
Peralatan sederhana bisa digunakan seperti interferensi pada gelombang air atau
dalam percobaan interferensi cahaya, yaitu gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika
dengan bohlam halogen, kertas mika, terpenuhi dua syarat, kedua gelombang cahaya
seterefom, solatif, lem, dan kayu. Dimana alat harus koheren, dalam arti bahwa kedua
yang dibutuhkan mudah didapatkan dan gelombang cahaya harus memiliki beda fase
tersedia disekitar kita. Siswa tidak hanya yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya
mempraktekan di sekolah saja, akan tetapi bisa harus memiliki frekuensi yang sama. Selain
juga mempraktekan langsung di rumah itu, kedua gelombang cahaya harus memiliki
bersama dengan teman yang lainnya. amplitude yang hampir sama.
Selain itu, praktikum sedehana ini juga Terjadi dan tidak terjadinya interferensi
bisa menjelaskan materi penyerapan warna, dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.
karena menggunkan kertas mika yang
warnanya terdiri dari merah, jingga, kuning,
kuning, biru, nila, dan unggu
(me,ji,ku,hi,bi,ni,u). warna-warna tersebut
mempunyai panjang gelombang yang berbeda
yang akan dijadikan filter didepan celah.
Interferensi adalah paduan dua
gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Jika kedua gelombang yang terpadu
sefase, maka terjadi interferensi konstruktif
(saling menguatkan). Gelombang resultan Gambar 1. (a) tidak terjadi interferensi
memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua (b) terjadi interferensi
gelombang yang terpadu berlawanan fase, Syarat untuk menghasilkan pasangan
maka terjadi interferensi destruktif (saling sumber cahaya koheren sehingga dapat
melemahkan). Gelombang resultan memiliki menghasilkan pola interferensi yaitu dengan
amplitudo nol. Setiap orang dengan menyinari dua (atau lebih) celah sempit
menggunakan sebuah baskom air dapat melihat dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal
bagaimana interferensi antara dua gelombang (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas
permukaan air dapat menghasilkan pola-pola Young. Selanjutnya dapatkan sumber-sumber
bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas. kohern maya dari sebuah sumber cahaya
Warna-warni pelangi menunjukkan dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukan
bahwa sinar matahari adalah gabungan dari oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada
berbagai macam warna dari spektrum kasat pemantulan dan pembiasan (pada interferensi
mata. Di lain pihak, warna pada gelombang lapisan tipis). Kemudian menggunakan sinar
sabun, lapisan minyak, warna bulu burung laser sebagai penghasil cahaya kohern.
merah, dan burung kalibri bukan disebabkan Untuk mendapatkan dua sumber cahaya
oleh pembiasan. Hal ini terjadi karena koheren, A. J Fresnell dan Thomas Young
interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar menggunakan sebuah lampu sebagai sumber
yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. cahaya. Dengan menggunakan sebuah sumber
Adanya gejala interferensi ini bukti yang cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber
paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil
gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi pemantulan dua cermin. Sinar monokromatis
jika ada dua atau lebih berkas sinar yang yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan
bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas oleh cermin I dan cermin II yang seolah-olah
sinar, maka interferensinya sulit diamati. berfungsi sebagai sumber S1 dan S2.
Interferensi cahaya sulit diamati karena dua Sesungguhnya, S1 dan S2 merupakan bayangan
alasan, yaitu panjang gelombang cahaya sangat oleh Cermin I dan Cermin II (Tjia, 1993).
pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut, setiap
sumber alamiah cahaya memancarkan
gelombang cahaya yang fasenya sembarang
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 71
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
panjang gelombang untuk sinar hijau adalah
711 nm dan untuk panjang gelombang sinar
merah adalah 506 nm.
DAFTAR PUSTAKA
Serway, R.A. 1985. Physics For Scientists
& Engineers : Second Edition. New
York: Saunders College Publishing.
Suprayitno. 1997. Pengukuran Panjang
Gelombang Dan Indek Bias Udara
Dengan Metode Interferometer
Michelson [skripsi]. Semarang:
FMIPA, Universitas Diponegoro.
Tjia, M.O. 1993. Gelombang. Bandung:
Penerbit Institut Teknologi
Bandung.