Modul Pi#9
Modul Pi#9
TRANSFORMASI STRUKTURAL
PEREKONOMIAN INDONESIA
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
TRANSFORMASI STRUKTURAL
2
Faktor Penyebab Transformasi Stuktural:
Sesuai dengan Hukum Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat,
maka makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan
pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli
barang-barang produksi industri menjadi bertambah besar. Dengan demikian
peranan sektor industri akan semakin besar dibandingkan sektor pertanian. Kedua,
perubahan struktur ekonomi disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang
berlangsung secara terus–menerus. Proses transformasi struktural akan berjalan
cepat jika terjadi pergeseran pola permintaan domestik kearah output industri
manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan
luar negeri atau ekspor.
Terjadinya Transformasi Struktural:
Sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga
kelompok utama yaitu:
1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan dan penggalian.
2. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan.
3. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk
pemerintahan)
3
Pendidikan merupakan salah satu motor penggerak utama dalam
proses transformasi struktural ekonomi di Indonesia. Orang yang
berpendidikan tinggi, memungkinkan untuk mendapatkan pendapatan yang
lebih baik. Selain itu pemerintah juga harus mampu menutup kekurangan
keterampilan di Indonesia yang akan meningkatkan mutu pendidikan di
semua tingkatan, serta memperluas dan meningkatkan mutu pusat-pusat
pelatihan. Para lulusan lembaga pendidikan dan tenaga kerja perlu dibekali
dengan keterampilan teknis dan perilaku yang tepat (disiplin, kehandalan,
kerjasama, dan kepemimpinan). Semua program peningkatan taraf
pendidikan yang dicanangkan pemerintah merupakan prioritas utama dari
pembangunan pendidikan di Indonesia.
2. Migrasi Pekerjaan
Supply tenaga kerja di sektor pertanian meningkat menyebabkan
tingkat upah yang rendah. Untuk itu peralihan tenaga kerja di sektor
pertanian ke sektor industri manufaktur/jasa akan membuat tingkat upah
lebih tinggi.
3. Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan Orde Baru yang memiliki sistem pola pikir
totaliter dengan adanya transformasi struktural ekonomi berubah menjadi
pemerintahan yang demokrasi. Dimana hal ini dapat kita lihat dalam
implementasinya bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat.
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok
yaitu :
1. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya (sustence)
2. Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom for
servitude) yang merupakan salah satu hak asasi manusia
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan
ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi atau
sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih
besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan
struktur ekonomi itu terjadi atau tidak. Pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan
salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada
peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
6
TRANSFORMASI STRUKTURAL NEGARA MAJU DAN NEGARA
BERKEMBANG
Transformasi struktural merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Hampir seluruh negara mengawali
pertumbuhan ekonominya dengan suatu transformasi struktural. Namun demikian,
pola transformasi struktural mungkin saja tidak sama antar satu negara dengan
negara lain
Berarti dengan adanya kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB), hasil dari
sektor pertanian akan menurun, hasil dari sektor industri pada awalnya akan naik
tetapi kemudian turun, dan hasil dari sektor jasa akan selalu meningkat.
Negara-negara maju ini mengalami proses pertumbuhan yang panjang dalam
perekonomiannya terutama terkait dengan pertumbuhan PDBnya. Menurut Duarte
dan Restuccia (2008), sebagian besar negara-negara maju mengalami peningkatan
PDB yang sangat signifikan karena mereka mengalami pergeseran alokasi sumber
daya ekonomi dari yang tadinya mayoritas dialokasikan ke sektor pertanian menjadi
teralokasi ke sektor jasa.
7
1. slope atau efek transisi, dimana menunjukkan sifat hubungan antara
perubahan dalam bagian output sektoral dengan perubahan log GDP per
kapita;
2. efek level, dimana menunjukkan level bagian output sektoral pada GDP per
kapita tertentu.
8
struktural di Asia. Dalam hal ini bank-bank mulai berperan aktif dalam memberikan
pinjaman untuk investasi.
DAFTAR PUSTAKA
10
11
PEREKONOMIAN INDONESIA
INDUSTRIALISASI INDONESIA
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
INDUSTRIALISASI
Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan
yang mantap penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh
pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik,
Unsur-Unsur Industrialisasi
a. Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin;
4
b. Berskala besar;
c. Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks; dan
d. Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya bermacam-macam.
Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari
cara yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi
industri. Dalam hal ini terjadi proses transformasi, yaitu suatu perubahan
masyarakat dalam segala segi kehidupannya.
Basis Kebijakan Industrialisasi
Dalam implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi
suatu kebijakan industrialisasi, yaitu:
1. Keunggulan kompraratif
Negara-negara yang menganut basis teori keunggulan komparatif
(comparative advantage) akan mengembangkan sub sektor atau jenis-jenis
industri yang memiliki keunggulan komparatif baginya.
2. Keterkaitan industrial
Negara-negara yang bertolak dari keterkaitan industrial (industrial linkage)
akan lebih mengutamakan pengembangan bidang-bidang industri yang
paling luas mengait perkembangan bidang-bidang kegiatan atau
sektor-sektor ekonomi lain.
3. Penciptaan kesempatan kerja
Negara yang industrialisasinya dilandasi argumentasi penciptaan lapangan
kerja (employment creator) niscaya akan lebih memprioritaskan
pengembangan industri-industri yang paling banyak tenaga kerja. Jenis
industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri padat karya dan
industri-industri kecil.
4. Loncatan teknologi
Negara-negara yang menganut argumentasi loncatan tekhnologi (tekhnologi
jump) percaya bahwa industri-industri yang menggunakan tekhnologi tinggi
(hitech) akan memberikan nilai tambah yang sangat best, diiringi dengan
kemajuan bagi tekbologi bagi industri-industri dan sektor lain.
6
tiga aspek kebijakan ekonomi Orde Baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi
pertumbuhan sektor industri ketiga aspek tersebut adalah:
● Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih
bebas dan lebih sederhana.
● Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi
perusahaan negara, dan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong
pertumbuhan sector swasta bersamasama dengan sektor BUMN.
● Diberlakukannya Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA). Sebagai
akibat kebijakan ini, Indonesia membuka kemungkinan pertumbuhan industri
dengan landasan yang luas. Sehingga pada tahun 1970 industri-industri
utama sektor modern meningkat dengan pesat. Akibatnya sektor industri
dalam GDP meningkat dari 9% menjadi 12% pada tahun 1977, yang
dibarengi dengan menurunnya sektor pertanian dalam GDP.
7
Fokus pembangunan industri pada jangka menengah (2004-2009) adalah
penguatan dan penumbuhan klaster-klaster industri inti, yaitu industri makanan
dan minuman, pengolah hasil laut, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, kelapa sawit,
barang kayu, karet dan barang karet, pulp dan kertas dan peralatan listrik. Pada era
Jokowi, industri Indonesia fokus pada industri nilai tambah seperti teknologi inovasi
(elektronik, mobil, kapal laut). Terbatasnya sumber alam di Indonesia mendorong
pemerintah Jokowi untuk fokus pada industri berat dan kimia.
Penghambat:
Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah :
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat
efektifitas dan kemampuan produksi.
2. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk
mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.
Permasalahan eksternal:
• Isu globalisasi dan liberalisasi ekonomi
• Kesepakatan internasional
• Munculnya raksasa ekonomi baru
• Arah perkembangan pasar dunia
DAFTAR PUSTAKA
10
PEREKONOMIAN INDONESIA
KEBIJAKAN FISKAL
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Kebijakan fiskal adalah kebijakan
2
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi bermaksud
mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan laju investasi.
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor
swasta dan sektor Negara.Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk
mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu pemerintah
harus menerapkan kebijaan investasi berencana di sektor publik, namun pada
kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan tertinggal terjadi suatu problem
yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi
investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakat dinegara tersbut. Hal ini
disebabkan tidak tersedianya modal asing yang cukup, baik swasta maupun
pemerintha.
Oleh karena itu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat
meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan, memacu, mendorong dan menghambat laju investasi. Menurut Dr. R. N.
Tripathy terdapat 6 metode yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menaikkan
rasio tabungan incremental bagi mobilisasi volume keuangan pembangunan yang
diperlukan diantaranya;
1. control fisik langsung,
2. peningkatan tariff pajak yang ada,
3. penerapan pajak baru,
4. surplus dari perusahaan Negara,
5. pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflationer dan
6. keuangan defisit.
2. Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial,
dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi
tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju pembentukkan modal.
Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaat dalam pembentukkan pasar yang
lebih luas, peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya produksi.
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan
pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan
perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui pemberian subsidi,
keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkah ini tercipta tambahan
3
lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga diiringi dengan pelaksanaan
program pengendalian jumlah penduduk.
4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan
stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal.Dalam
rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus
diterapkan pajak ekspor dan impor.Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang
timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada impor
barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat penggunaan daya
beli tambahan.
5. Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah
dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak
komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan
pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional
terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat
pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi dari
pemerintah seperti pelancaran program pembangunan regional yang berimbang pada
berbagai sektor perekonomian.
4
mempunyai kewajiban melakukan pembayaran pajak atas beberapa bahkan
seluruh kegiatan yang dilakukan. Pajak yang dibayarkan digunakan
semata-mata untuk pembangunan negara tersebut.Kebijakan pemerintah
atas perpajakan mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu, hal ini
disebut tax reform (pembaharuan pajak). Tax reform yang dilakukan
pemerintah mengikuti adanya perubahan di dalam masyarakat, seperti
meningkatnya pendapatan, meningkatnya.
3. Kebijakan yang menyangkut pembayaran transfer.
Pembayaran transfer meliputi kompensasi pengangguran, tunjangan
keamanan sosial, dan tunjangan pensiun. Jika dilihat pembayaran transfer
merupakan bagian belanja pemerintah tetapi sebenarnya pembayaran
tansfer tidak masuk dalam komponen G di dalam perhitungan pendapatan
nasional. Alasannya yaitu karena transfer bukan merupakan pembelian
sesuatu barang yang baru diproduksi dan pembayaran tersebut bukan
karena jual beli barang dan jasa. Pembayaran transfer mempengaruhi
pendapatan rumah tangga, namun tidak mencerminkan produksi
perekonomian. Karena PDB dimaksudkan untuk mengukur pendapatan dari
produksi barang dan jasa serta pengeluaran atas produksi barang dan jasa,
pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.
Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan
fiskal dapat dan hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan
peluang kerja. Secara spesifik menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam kebijakan fiskal yaitu:
1. Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu memotong pajak dan/atau menaikkan
pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari penurunan.
2. Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu menaikkan pajak dan/atau memangkas
pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari inflasi.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum. Kebijakan fiskal mempunyai pengaruh
5
baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kebijakan fiskal mempengaruhi
tabungan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, sedangkan
dalam jangka pendek mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat barang
dan jasa.
6
menunjukkan angka penurunan, tetapi risiko tekanan inflasi ke
depan diperkirakan masih cukup tinggi.
● Harga Minyak.
Pemerintah memerintahkan harga minyak berkisar antara US$ 75
per barel s/d US$95 per barel, angka tersebut sejalan dengan
penurunan harga minyak dipasaran dunia.
7
Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban potensial yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya
atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah. Kewajiban kontijensi
pemerintah pusat yang menjadi risiko fiskal bersumber dari pemberian
dukungan dan/ atau pinjaman pemerintah atas proyek-proyek infrastruktur,
kewajiban yang timbul akibat program pension dan tabungan hari tua
pegawai negeri.
4. Desentralisasi Fiskal
Kebijakan desentralisasi fiskal dilakukan dengan tujuan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
Republik Kesatuan Indonesia. Dalam hal pelaksanaanya, penerapan
kebijakan ini selain menghasilkan hal-hal positif sebagaimana yang
diharapkan ternyata juga berpotensi menimbulkan risiko fiskal. Risiko Fiskal
dari desentarlisasi fiskal diantaranya, bersumber dari kebijakan pemekaran
daerah, tunggakan pemerintah daerah atas pengembalian penerusan
pinjaman dari luar negeri dan rekening pinjaman daerah serta pengalihan
pajak pusat menjadi pajak daerah.
APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember).
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara
dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan,
mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai
stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara
umum. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN.
8
Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
tahun anggaran berikutnya.
Fungsi APBN
• Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
• Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
9
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan
tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun
proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa
berjalan dengan lancar.
• Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi
rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang
negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
• Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
• Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
• Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
PEREKONOMIAN INDONESIA
NERACA PEMBAYARAN
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan
negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan
yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk Negara tersebut
dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Neraca pembayaran adalah
suatu neraca pembukuan yang menunjukkan nilai berbagai transaksi (mutasi) keuangan
yang dilakukan antara satu negara dengan negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
Pada dasarnya neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang terjadi antara
penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka
waktu tertentu. Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
2
a) Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut
timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai
neraca pembayaran internasional tersebut untuk menerima pembayaran
dari negara lain.
b) Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut
mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara
yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran
kepada penduduk negara lain.
4
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi
berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa
suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga mempunyai
saldo (+) dalam investasi luar negeri. Sebaliknya defisit transaksi berjalan berarti
impor lebih besar daripada ekspor, sehingga terjadi pengurangan investasi di luar
negeri. Dengan demikian transaksi berjalan sangat erat hubungannya dengan
pendapatan nasional, karena ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan
nasional.
Jadi, neraca berjalan mencatat transaksi sbb:
• Nilai Ekspor dan impor barang tampak
• Nilai Ekspor dan impor barang tidak tampak
• Pembayaran pindahan
Langkah:
● Menaikkan pajak pendapatan
● Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang
● Mengurangi pengeluaran pemerintah
8
Pengaruh Neraca Pembayaran Luar Negeri Terhadap Perekonomian
Indonesia
Secara umum apabila kita ingin mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh
neraca pembayaran luar negeri bagi Indonesia, maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran,
karena pengaruh dari pada neraca pembayaran terlihat secara jelas pada proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran. Dalam proses penyeimbangan
kembali neraca pembayaran tersebut terdiri dari 3 komponen, yaitu tingkat harga,
tingkat kurs, dan sektor moneter.
1. Tingkat harga
Neraca pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang
yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca pembayaran defisit akan
mengurangi jumlah uang yang beredar. Pertambahan uang yang beredar
menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang yang beredar
menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan
meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan
mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan
produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor.
Kenaikan impor dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama
mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses penyeimbangan ini
akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran suatu negara
dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah uang yang
beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan terjadi inflasi,
berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan
penurunan impor negara asing tersebut.
2. Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit
dan revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau
mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan
penawaran valuta asing.
3. Sektor moneter
9
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa
timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan
portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan
masyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah
yang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran dan
berfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah
semata-mata merupakan gejala moneter. Oleh karena itu mengendalikan jumlah
uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada hasilnya.
Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam sistem kurs
bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik antara
kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada kurs
dan tidak pada neraca pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA
10
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN ERA GLOBALISASI
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
GLOBALISASI
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk, dan berbagai aspek
kebudayaan lainnya. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi bias. Secara etimologi kata globalisasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu
globalize yang berarti universal atau menyeluruh. Penambahan imbuhan “ization”
pada kata Globalization artinya adalah proses mendunia. Sehingga arti globalisasi
adalah proses sesuatu (informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi) yang
mendunia.
2
Cochrane dan Pain menyatakan bahwa globalisasi dipengaruhi oleh tiga
pelaku utama, yaitu;
● Para Globalis, yaitu mereka yang percaya bahwa globalisasi merupakan
suatu kenyataan yang mengandung konsekuansi nyata terhadap bagaimana
orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan.
● Para Tradisionalis, yaitu mereka yang tidak percaya bahwa globalisasi
sedang terjadi dan menganggapnya sebagai mitos atau sesuatu yang
dilebih-lebihkan
● Para Transformalis, yaitu mereka yang berada di tengah-tengah para
globalis dan tradisionalis. Mereka percaya bahwa globalisasi tengah
berlangsung, namun menganggap pengaruh globalisasi terlalu
dibesar-besarkan oleh para globalis.
Globalisasi Ekonomi
Gejala globalisasi terjadi pada kegiatan finansial, produksi, investasi
perdagangan yang kelak berpengaruh pada hubungan antar bangsa dan hubungan
antar individu dalam segala aspek kehidupan. Hubungan antar bangsa menjadi
lebih saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi dunia menjadi satu
sehingga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan perdagangan, bisnis tidak
ada lagi (boarderless world). Pada umumnya negara di dunia menghadapi
perkembangan tersebut dengan melakukan langkah penyesuaian baik dalam
3
wilayah regional maupun masing individu negara yang kecenderungannya
mengarah kepada proteksionisme. Hal tersebut terlihat jelas dengan munculnya
blok blok perdagangan yang pada intinya justru melanggar kesepakatan yang di
tuangkan dalam WTO.
Globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses aktivitas ekonomi
dan perdagangan, dimana berbagai negara di seluruh dunia menjadi kekuatan
pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan teritorial
negara. Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan bebas yang
berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang makin luas dan menghilangkan
hambatan-hambatan perdagangan internasional.
Globalisasi ekonomi adalah suatu proses di dalam kegiatan ekonomi serta
perdagangan yang mana negara di seluruh dunia akan menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terhubung dengan tanpa adanya rintangan batas territorial
negara. Sebab globalisasi perekonomian mewajibkan penghapusan seluruh
batasan serta hambatan terhadap arus modal, barang serta jasa. Pada saat
globalisasi perekonomian terjadi maka batas suatu negara akan menjadi kabur
selain itu hubungan yang ada di antara ekonomi nasional dan internasional pun
akan berubah menjadi semakin ketat. Di satu sisi, dengan adanya globalisasi
perekonomian maka akan membuka peluang pasar produk yang berasal dari dalam
negeri ke ranah pasar internasional secara kompetitif, selain itu di sisi lain
globalisasi perekonomian akan membuka peluang masuknya produk global ke
dalam pasar domestik.
Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas
investasi atau pasar secara nasional,regional ataupun internasional. Hal ini
disebabkan oleh:
● Perkembangan politik dunia
● Peningkatan praktek perdagangan bebas
● Perkembangan perusahaan multi nasional
● Pekembangan investasi protofolio di pasaran LN
● Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan
● Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
tiap-tiap negara
● Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin efisien
Beberapa wujud nyata dari globalisasi itu sendiri, yaitu:
4
● Globalisasi Produksi
Setiap perusahaan produksi memiliki sasaran supaya biaya produksi
menjadi lebih rendah, sebab upah buruh yang rendah, tarif bea masuk
murah, infrastruktur memadai atau bisa juga karena iklim usaha serta politik
yang kondusif. Dalam hal ini dunia akan menjadi lokasi manufaktur global.
● Globalisasi Pembiayaan
Akan membuat perusahaan global memiliki akses agar bisa mendapatkan
pinjaman maupun menlakukan investasi baik itu secara langsung ataupun
portofolio di setiap negara di dunia.
● Globalisasi Perdagangan
Hal ini akan terjadi apabila terdapat bentuk penurunan serta penyeragaman
tariff dan penghapusan berbagai hambatan non tarif sehingga akan
mengakibatkan kegiatan perdagangan serta persaingan akan menjadi
semakin cepat, ketat dan fair.
5
Kebijakan Perdagangan Era Globalisasi Ekonomi
Kebijakan perdagangan dalam periode memasuki era lepas landas
diarahkan pada penciptaan dan pemantapan kerangka landas perdagangan yaitu
dengan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negri dan perdagangan luar
negri dengan tujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa, mendorong
pembentukan harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat, menunjang
usaha peningkatan efisiensi produksi, mengembangkan ekspor, memperluas
kesemoatan berusaha dan lapangan kerja, meningkatkan dan memeratakan
pendapatan rakyat serta memantapkan stabilitas ekonomi.
Kerangka landasan yang ingin dicapai tersebut meliputi unsur-unsur sebagai
berikut :
a) Penciptaan sturktur ekspor non migas yang kuat dan tangguh dengan cara
melakukan diversifikasi produk maupun pasar serta pelakunya.
b) Pencitaan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan data saing produk ekspor,mempertahankan tingkat harga
yang stabil dalam negri.
c) Peningkatan daya saing usaha pelaku dalam kegiatan ekonomi
perdaganagn baik dalam negri maupun ekspor dengan memupuk
kebersamaan yang kokoh dalam menghadapi pasar dunia yang makin ketat,
d) Transparansi pasar dan pengelolaan kegiatan perdagangan dengan
membangun sistem jaringan perdagangan,
e) Meningkatkan peran lembaga penunjang perdagangan seperti badan
pelaksana bursa komditi, pasar lelang, dan lain-lain.
Terbukanya pasar dunia akibat globalisasi ekonomi membuka peluang bisnis antara
lain:
a) Tersebarnya pasar yang lebih luas skalanya dan terdiversifikasinya barang
manufaktur dan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi ( value added
products).
b) Terjadi relokasi industri menufaktur dari negara industri maju ke
negara-negara sedang berkembang dengan upah buruh yang lebih murah.
Sebagai konsekuensi logis dari relokasi industri tersebut,siklus proses bahan
6
baku menjadi produk akhir menjadi lebih pendek. Hal ini akan menurunkan
harga per unit serta meningkatkan volume perdagangan.
c) Tersedianya sumber pendanan yang dapat diperoleh dengan biaya yang
lebih murah (bunga) karena makin beragamnya portofolio pendanaan
terutama bagi negara yang sedang tumbuh perekonomiannya.
7
Teknologi dan ekonomi menjadi salah satu aspek bahasan utama
dalam globalisasi ekonomi, teknologi memiliki peranan yang tinggi dalam
hubungan sosial masyarakat. Peranan ini di dapatkan dari adanya keyakinan
akan kebutuhan manusia. Misalnya saja berembangnya teknologi dalam
globalisasi ekonomi ini adalah kasus penggunaan email untuk penjualan,
berkembangnya waktu masyarakat lebih suka langsung pada marketplace
(toko berbasis online).
● Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
8
produk yang masuk di suatu negara membuat masyarakat hanya sebatas
menjadi penonton dan penikmat daripada derasnya globalisasi ekonomi.
• Terjadinya tranfer pricing untuk memarkir dana maupun keuntungan di
negara yang menganut tax shelter (memberikan perlindungan terhadap
persembunyian kewajiban membayar pajak).
• Relokasi industri karena footlose industry membawa pula teknologi
kadaluarsa ke negara sedang berkembang (host country). Hal ini terjadi di
negara asalnya (home country) teknologi yang dipakai industri tersebut
ketinggalan jaman.
• Masuknya FDI (foreign direct investment) dengan tekonlogi canggih,
seringkali tidak di imbangi dengan tersedianya sumberdaya manusia yang
siap mengoperasikannya sehingga membuat ketergantungan pada negara
asla investasi tersebut. Masuknya FDI juga seringkali menimbulkan trade off
politic yang merugikan masyarakat dan pelaku bisnis di dalam negri.
2. Kegiatan Investasi
Indonesia telah memberi izin kepada perusahaan asing untuk melakukan
usaha di Indonesia. Misal Indonesia memberi kesempatan kepada PT Caltex
untuk melaksanakan penambangan minyak bumi di Indonesia. Di sisi lain,
Indonesia juga melakukan investasi di negara lain. Misal, PT Pertamina telah
melakukan penambangan minyak bumi di Arab Saudi dan Kuwait.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Masyarakat Ekonomi Asean adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam
artian adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN
Dalam mendirikan (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang
konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk
kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal,
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
10
Penduduk di kawasan ASEAN akan mempunyai kebebasan untuk
melanglangbuana masuk ke suatu negara dan keluar dari suatu negara di kawasan
ASEAN tanpa hambatan berarti.
• Penduduk mempunyai kebebasan dan kemudahan untuk memilih lokasi
pekerjaan yang dianggap memberikan kepuasan bagi dirinya.
• Perusahaan mempunyai kebebasan untuk memilih lokasi pendirian pabrik
dan kantor perusahaan di kawasan ASEAN
Tantangan:
Akan terjadi persaingan kualitas barang, jasa dan tenaga kerja DN dan LN
guna merebut pasar DN. Maka sumber daya manusia yang berkualitas
(masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan inovatif) sangat
diperlukan. Serta perlu menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien,
efektif, dinamis dan berkelanjutan, penyebarluasan teknologi dan inovasi yang
terkait dengan sistem produksi, packaging, serta pemasaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
PEREKONOMIAN INDONESIA
SISTEM MONETER INDONESIA
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
SISTEM MONETER
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang sifat, fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Secara
Umum, kegiatan ekonomi dapat di artikan sebagai suatu kegiatan yang
mempengaruhi tingkat pengangguran produksi, harga dan hubungan perdagangan
/ pembayaran internasional. Oleh karena itu ekonomi moneter mencakup /
mempelajari beberapa hal diantaranya :
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3. Struktur dan fungsi bank sentral
4. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta sistem moneter internasional
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter memegang peranan yang cukup penting di dalam
perekonomian Indonesia. Kebijakan moneter adalah sekumpulan tindakan
pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat
suku bunga. Kebijakan ini ditempuh untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh baik
yang positif atau sebaliknya, dari peredaran uang dan tingkat suku bunga yang
berlaku di masyarakat. Hal ini dapat dimengerti karena peran uang yang begitu vital
dalam kehidupan perekonomian suatu negara, begitu pula pentingnya tingkat suku
bunga yang dapat mempengaruhi pola kegiatan imvestasi di Indonesia.
Kebijakan moneter adalah sekumpulan tindakan pemerintah di dalam
mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat suku bunga.
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur atau mengelola persediaan uang
sebuah negara untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu, seperti inflasi yang
terkontrol, meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan
kesempatan kerja. Di dalam sistem perekonomian Indonesia, kebijakan moneter ini
2
dijalankan oleh pemerintah melalui lembaga keuangan yang disebut dengan Bank
Indonesia. Setelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia
secara umum ditetapkan oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab
atasnya. Mengingat buruknya perekonomian pasca perang, yang ditempuh
pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi cadangan
devisa melalui kegiatan ekspor dan impor.
Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan
negara terus meningkat, terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Laju
inflasi terus membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter,
yaitu tahun 1959 dan 1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah memasuki
masa pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang
kemudian diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter
pada awal 1980-an. Di tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah
berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat struktur
perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia seperti halnya di negara-negara lainya, adalah satu-satunya
bank sentral di Indonesia yang secara lebih rinci memiliki tugas:
• Sebagai banknya pemerintah, dalam arti membantu pemerintah dalam
menegelola (menyimpan dan meminjami) dana pemerintah yang akan
dipergunakan untuk pembangunan.
• Sebagai bank-nya bank umun, dalam arti akan membantu para bank
umum dalam kegiatan operasional dana yang dimiliki atau dibutuhkanya.
• Sebagai lembaga pengawasan kegiatan lembaga keuangan, dalam arti
mengawasi produk-produk yang dikeluarkan oleh masing-maisng lembaga
keungan yang dapat mempengaruhi peredaran uang dan iklim investasi
3
• Contoh : Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli
surat-surat berharga di pasar modal.
5
Menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran menengah.
Kekurangan:
• Penerapannya tergantung kepada kestabilan hubungan antara
besaran moneter dengan sasaran akhir (inflasi)
• Sulit dimengertioleh masyarakat
Kelebihan:
• Dimungkinkan pelaksanaan kebijakan moneter yang independen
sehingga bank sentral dapat fokus pada pencapaian tujuan
(inflasi).
Kelebihan:
• Sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
• Dapat meredam laju inflasi.
• Penargetan nilai tukar ditetapkan dengan aturan yang dapat
mendisiplinkan kebijakan moneter.
Kelebihan:
• Target pencapaian sangat jelas dan sederhana.
• Meningkatkan akuntabilitas bank sentral.
6
• Kebijakan moneter dapat difokuskan pada pencapaian kestabilan
perekonomian domestik.
• Tidak bergantung kepada kestabilan hubungan antara besaran
moneter dan sasaran akhir (inflasi).
DAFTAR PUSTAKA
11
PEREKONOMIAN INDONESIA
OTONOMI DAERAH
Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen
Tatap Muka
Kode Matakuliah :
Disusun oleh : Dr. Didin Hikmah Perkasa, SE., MM., CPHCM
OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada suatu
wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah
masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan
keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan
tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.
Otonomi sesungguhnya diambil dari bahasa Yunani, dari kata “autos” yang
bisa diterjemahkan sebagai sendiri, dan “namos” yang berarti undang – undang
atau peraturan. Jika disambung dan diartikan berarti maknanya adalah aturan
sendiri. Sehingga maksud dari Otonomi Daerah adalah wilayah dengan batas –
batas tertentu yang mempunyai aturannya sendiri. Otonomi Daerah dapat diartikan
sebagai kewenangan yang bertujuan untuk melakukan pengaturan serta
pengurusan kepentingan masyarakat sesuai dengan karsa sendiri, yang didasari
oleh aspirasi dari masyarakat sesuai dengan Undang – Undang yang berlaku.
Menurut UU No.32 tahun 2004, arti dari Otonomi Daerah adalah “hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom guna mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya serta kepentingan masyarakat seseuai dengan undang – undang
yang berlaku”.
5
5. Memelihara Hubungan Pusat dan Daerah dalam NKRI
Otonomi Daerah memudahkan masyarakat untuk berhubungan
dengan pemerintah pusat melalui pemerintahan daerah. Yang mana disini
pemerintah daerah akan membantu masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi rakyat kepada pusat dan sebagai jembatan agar pemerintah pusat
dapat memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat di berbagai daerah
di Indonesia.
6. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat
Dengan adanya Otonomi Daerah, masyarakat daerah dapat
berpartisipasi dalam pengelolaan daerahnya dengan lebih bebas di berbagai
bidang. Jadi, segala sesuatu tidak bergantung kepada pusat dan meghindari
pengontrolan terlalu banyak dari pemerintahan pusat sehingga masyarakat
merasa terkekang di daerah asal mereka sendiri. Masyarakat dan tokoh
daerah juga akan merasa lebih diberdayakan. Tujuan – tujuan di atas
diharapkan dapat memenuhi tujuan utama Otonomi Daerah dalam politik,
administratif, dan ekonomi. Melalui Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilah Rakyat Daerah diharapkan dapat terwujud untuk Indonesia yang
lebih baik dan pembangunan yang lebih merata. Dengan demikian
masyarakat akan menjadi lebih sejahtera dan indeks pembangunan manusia
juga meningkat.
Tidak kalah penting dari itu ialah menata ulang alur birokrasi perizinan
daerah yang selama ini identik dengan keruwetan dan rawan perilaku koruptif.
10
Penyederhanaan birokrasi dan alur perijinan menjadi hal yang mutlak dilakukan
untuk mencegah praktik suap yang selama ini kadung dianggap wajar. Dalam
konteks kepentingan jangka panjang, gagasan untuk membentuk perwakilan KPK
di daerah sepatutnya tidak berakhir sebagai wacana belaka. Ditinjau dari efek yang
ditimbulkannya, tidak diragukan lagi bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime). Publik menaruh harapan tinggi pada KPK sebagai lembaga
anti rasuah yang sejauh ini cenderung masih dapat dipercaya, dibanding penegak
hukum lainnya. Di atas itu semua, partisipasi aktif masyarakat sipil dalam
mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan daerah merupakan hal yang
mutlak. Tanpa adanya kekuatan check andbalance yang berasal dari civil society,
dapat dipastikan kepala daerah akan menjelma serupa raja-raja kecil yang
congkak, arogan dan korup.
DAFTAR PUSTAKA
11