Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN

PERBANKAN
ARSITEKTUR PERBANKAN
INDONESIA (API)

Fakultas : Bisnis & Ilmu Sosial

Program studi : Manajemen

Tatap Muka

04
Kode Matakuliah : W1119019

Disusun oleh : Ibnu Haris Nasution, SE., MM.


ABSTRAK TUJUAN
 Mampu dan memahami pengertian tentang
Perkembangan perbankan yang semakin
arsitektur perbankkan Indonesia.
dinamis dan kompleks membuat otoritas  Mampu dan memahami makna dan peranan
moneter berusaha membuat Arsitektur API bagi perbankan dimasa depan.
Perbankan Indonesia (API). Dengan
adanya API, diharapkan bank nasional
mampu bersaing tidak hanya pada segmen
pasar domestik tetapi juga pada pasar
internasional.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Arsitektur perbankan indonesia
Bank Indonesia pada tahun 2004 mulai berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan Indonesia. Arsitektur
Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yang bersifat
menyeluruh untuk rentak waktu lima tahun sampai sepuluh tahun ke depannya.
Kebijakan pengembangan industri perbankan pada masa depan, seperti yang diungkapkan dalam API,
dilandasi oleh visi:
 Menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efesiensi
 Menciptakan kestabilan sistem keuangan
 Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

B. Sejarah Arsitektur Perbankan Indonesia


Terbentuknya Arsitektur Perbankan Indonesia dikarenakan adanya krisis ekonomi berkenpanjangan yang
terjadi pada pertengahan 1997 sehingga menyadarkan masyarakat akan pentingnya API didirikan untuk perbankan
Indonesia dalam rangka memperkuat fundamental industri perbankan. Pada sektor perbangkan sejak 1980-an telah
menunjukan bahwa industri gengan infrastuktur perbankan yang baik. Secara fundamental perbankan indonesia
masih harus diperkuat agar dapat mengatasi gejolak gejolak yang ada, bahkan sekotor perbankan nasional yang
terbukti belum kokoh merupakan tantangan ke depan bukan hanya bagi industri perbankan secara umum,tapi juga
bagi perbankan indonesia sebagai otoritas pengawasnya. Menyadari pentingnya fundamental perbankan yang lebih
kuat dan untuk meningkatkan daya tahan sistem perbankan terhadap fluktuasi perekonomian. Arsitektur
Perbankan Indonesia merupakan bagian yang terpisahakan dari program restrukturisasi perbakan atau white paper
penyehatan perbankan nasional pasca IMF.
Penerapan API tidak terlepas dari usaha Bank Indonesia untuk secara bertahap menerapkan praktik terbaik
internasional terutama yang tercakup dalam 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision. Program-
program API mencakup banyak hal. Program yang lain berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan
melalui penerapan standar good corporate governance yang didukung
 Kemampuan operasional yang tinggi
 Kemampuan tinngi dalam pengelolaan risiko
 Ketersedian infrastruktur pendukung perbankan yang memadai
 Keberadaa lembaga pemeringkat kredit domestik
 Adanya skim penjaminan kredit yang mencukupi
 Peningkatan kepercayaan nasabah
2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
Deregulasi Perbankan Kebutuhan Stabilitas
mulai 1980-an Keuangan Internasional

Krisis ekonomi mulai Basel Comitee


1997

API

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
C. Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia
Guna mempermudah pencapaian visi API sebagaimana diuraikan di muka, maka ditetapkan beberapa
sasaran yang ingin dicapai, yaitu:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yangmampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki dayasaing yang tinggi serta memiliki ketahanan
dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Keenam sasaran yang ingin dicapai API tersebut dituangkan kedalam enam Pilar yang saling terkait satu sama
lain guna menunjang pencapaian visi API

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
D. Tantangan perbankan dimasa depan
Jasa keuangan adalah salah satu industri yang mengalami perubahan dan pertumbuhan paling cepat dibanyak
negara. Suatu yang dianggap ideal pada suatu saat bisa dengan cepat berubah pada waktu selanjutnya. Tantangan
dalam dunia perbankan yakni mengelola risiko dengan sebaik baiknya dan juga selalu berubah seiring dengan
perubahan yang terjadi dalam industri jasa kuangan secara umum. Bagi sistem perbankan di Indonesia, pengelola
risiko dengan baik masih merupakan sesuatu yang baru. Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih
kokoh , perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang. Tantangan‐ tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertumbuhan kredit yang masih rendah
pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan pertumbuhan kredit perbankan yang cukup besar.
Sementara itu, kemampuan permodalan perbankan Indonesia saat ini mengindikasikan bahwa
pertumbuhan kredit yang cukup tinngi tersebut sulit dicapai jika perbankan nasional tidak memperbaiki
kondisi permodalannya.
Penyaluran kredit dalam banyak hal juga terhambat oleh keengganan sebagian bank untuk
menyalurkan kredit karena kemampuan menejemn risiko dan keahlian poko perbankan yang relatif
masih lemah, dan biaya operasional yang relatif tinggi.

2) Struktur Perbankan yang belum optimal


Perkembangan jumlah bank dan struktur perbankan di Indonesia suadah dimulai pada sejak 1980-an.
Struktur yang berkembang pada waktu tersebut cenderung disebakan olehreaksi alamiah terhadap
perubahan regulasi dalam iklim ekonomi. Hal tersebut pada akhirnya menyebakan struktur perbankan
yyang muncul bukan struktur yang ideal bagi penrapan prinsip kehati-hatian serta pemunuhan fungsi
interediasi. Belum optimalny struktur perbankan di Indonesia ditandai oleh terkosentrasinya struktur
perbankan hanya pada 11 bank besar.

3) Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang


Sektor perbankan memang salah satu lembaga keuanagn yang paling berkembang di Indonesia. Namun
demikian, hal ini tidak berarti semua kebutuhan jasa keuangan masyarakat telah terpenuhi dengan baik.
Masih lemahnya pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pelayanan perbankan ditandai denga seringnya
terdengar keluhan dari masyarakat mengenai kurangya akses terhadap kredit dan tingginya tingkat
suku bunga kredit serta masih banyaknya praktik penyedian jasa keuangan informal. Sejalan dengan
perubahan sosial dan politik pada masyarakat. Hal ini semakin penting mengingat masyarakat pengguna
jasa keuangan khususnya perbankan semakin menuntut kualitas pelayanan dan akses perbankan yang
semakin tinngi dan berkualitas. Kualitas pelayanan tidak hanya menyangkut manfaat ekonomi dari
2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
pelayanan jasa keuangan, tetapi antisipasi terhadap efek samping dari peningkatan peran jasa
perbankan, seperti kejahatan dan penipuan.

4) Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan


Pengawasan bank juga merupakan bidang yang memerlukan peningkatan dan penyempurnaan. Hal ini
disebabkan karena masih terdapatnya beberapa prinsip-prinsip prudensial yang masih belum diterapkan
secara baik, koordinasi pengawasan yang masih perlu ditingkatkan, kemampuan SDM pengawasan
yang belum optimal, dan pelaksanaan law-enforcement pengawasan yang belum efektif. Secara
keseluruhan, upaya peningkatan kapabilitas pengawasan ini sejalan dengan usaha Bank Indonesia untuk
menerapkan 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision, termasuk meningkatkan
sarana teknologi pengawasan. Mengingat pengawasan bank merupakan bidang yang sangat dinamis dan
luas cakupannya, maka peningkatan kualitas pengawasan merupakan upaya yang patut dilaksanakan
secara terus menerus oleh

5) Kapabilitas perbankan yang masih lemah


Dari sisi internal, Corporate governance dan core banking skill merupakan ukuran yang dapat dijadikan
pedoman untuk menyatakan masih lemahnya kapabilitas perbankan. Meskipun kapabilitas beberapa
bank sudah cukup kuat, kapabilitas perbankan secara umum masih di bawah praktik internasional
terbaik, terutama dalam hal mengantisipasi dan mengelola risiko operasional. Pentingnya penerapan
prinsip kehati-hatian, termasuk di dalamnya pengelolaan risiko, semakin menunjukan pentingnya
penciptaan sistem pengendalian internal yang berkualitas dan tepat.

6) Profitabilitas dan efesiensi bank yang tidak mampu bertahan


Tingkat profitabilitas dan efesiensi operasional yang dicapai oleh perbankan pada umumnya bukan
merupakan profitabilitas dan efesiensi yang tidak mampu bertahan. Profitabilitas dan efesiensi yang
berkesinambungan memungkin bank mampu bertahan dan bahkan berkembang dalam menghadapi
siklus bisnis. Hal ini disebakan oleh lemahnya struktur aset produktif bank-bank. Margin yang
diperoleh bank-bank semakin mengecil karena adanya kecenderungan suku bunga yang menurun.
Faktor lain dari profitabilitas dan efesiensi yang tidak mampu bertahan ini adalah karena sebagian
pendapatan perbankan berasal dari aktivitas perdagangan yang fluktuatif sseta rendah rasio aset per
nasabah yang membuat biaya p\operasional perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara-
negara lain.

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
7) Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan
Dalam kaitannya dengan penciptaan kepercayaan, perlindungan terhadap nasabah merupakan tantangan
perbankan yang berpengaruh secara langsung terhadap sebagian besar masyarakat kita. Oleh karena itu,
menjadi tantangan yang sangat besar bagi perbankan dan Bank Indonesia serta masyarakat luas untuk
secara bersama-sama menciptakan standar yang jelas dalam membentuk mekanisme pangaduan
nasabah dan transparansi informasi produk perbankan.

8) Perkembangan teknologi informasi


Perkembangan teknologi informasi menyebabkan makin pesatnya perkembangan jenis dan
kompleksitas produk dan jasa bank sehingga risiko-risiko yang muncul menjadi lebih besar dan
bervariasi. Dengan adanya teknologi informasi , persaingan industri perbankan yang cenderung bersifat
global juga menyebabkan persaingan antar bank menjadi semakin ketat sehingga

E. Program Kegiatan API


Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank Indonesia dalam program kegiatan pada rentang
waktu sepuluh tahun (dari tahun 2004 hingga tahun 2013). Program-program tersebut adalah :
1. Program penguatan struktur perbankan nasional,
2. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan,
3. Program peningkatan fungsi pengawasan,
4. Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan,
5. Program pengembangan infrastruktur perbankan,
6. Program peningkatan perlindungan nasabah.

Dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, implementasi program-program tersebut diharapkan dapat
menciptakan konsolidasi sektor perbankan secara keseluruhan yang mengarah kepada struktur perbankan yang
lebih optimal.
Visi Arsitektur Perbankan Indonesia dipadukan dengan pertimbangan adanya tantangan-tantangan yang dihadapi
perbankan pada periode mendatang membawa konsekuensi adanya enam pilar API dan juga program kegiatan
sebagai berikut :
a) Penguatan Struktur Perbankan Indonesia
Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam rangka
meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun risiko, mengembangkan teknologi informasi,

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
maupun meningkatkan skala usahanya guna mendukung peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit
perbankan. Implementasi program penguatan permodalan bank dilaksanakan secara bertahap. Upaya
peningkatan modal bank-bank tersebut dapat dilakukan dengan membuat business plan yang memuat target
waktu, cara dan tahap pencapaian.

Cara pencapaiannya melalui:


1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor baru;
2. Merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai persyaratan modal minimum baru;
3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal;
4. Penerbitan subordinated loan
Dalam waktu sepuluh sampai limabelas tahun ke depan program peningkatan permodalan tersebut diharapkan akan
mengarah pada terciptanya struktur perbankan yang lebih optimal, yaitu terdapatnya:
 2 sampai 3 bank yang mengarah kepada bank internasional dengan kapasitas dan kemampuan untuk
beroperasi di wilayah internasional serta memiliki modal di atas Rp50 triliun;
 3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat luas dan beroperasi secara nasional serta
memiliki modal antara Rp10 triliun sampai dengan Rp50 triliun;
 30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas
dan kompetensi masing-masing bank. Bank-bank tersebut memiliki modal antara Rp100 miliar sampai
dengan Rp10 triliun;
 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang memiliki modal di bawah
Rp100 miliar.

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
b) Peningkatan Kualitas Penagturan Perbankan
Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia telah sejajar dengan negara-negara
lain dalam penerapan international best practices termasuk 25 Basel Core Principles for Effective Banking
Supervision. Dari sisi proses penyususnan kebijakan perbankan diharapkan dalam waktu dua tahun kedepan
Bank Indonesia telah memiliki sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif dengan melibatkan
pihak terkait dalam proses penyusunannya. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2006, BI telah memiliki sistem
penyusunan kebijakan perbankan yang efektif.

c) Program peningkatan fungsi pengawasan


Peningkatan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan dicapai dengan peningkatan kompetensi
pemeriksa bank, peningkatan koordinasi antar lembaga pengawas, pengembangan pengawasan berbasis
risiko, peningkatan efektivitas penegakan hukum, dan konsolidasi organisasi sektor perbankan di Bank
Indonesia. Dalam jangka waktu dua tahun kedean diharapkan fungsi pengawasan bank yang dilakukan oleh
Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar dengan pengawasan yang dilakukan oleh otoritas pengawas di
negara lain yang telah lebih dahulu menerapkan 25 basel core principles.

d) Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan


Peningkatan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen resiko, dan kemapuan operasional
manajemen perlu didukung dengan penetapan standar yang sesuai untuk meningkatkan kinerja operasional
2021
10 Manajemen Perbankan
Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan kondisi internal perbankan nasional
enjadi semakin kuat dengan kemampuan menghadapi risiko yang semakin baik.

e) Program Pengembangan infrastruktur perbankan


Pengembangan biro kredit akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan kreditnya.
Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam utang yang diperdagangkan di bursa efek yang dimiliki
bank akan meningktakan transparansi dan efektivitas manajemen keuangan perbankan. Sedangkan
pengembangan skim penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat. Dalam waktu tiga
tahun kedepan diharapkan telah tersedia infrastruktur pendukung perbankan yang mencukupi bagi
terwujudnya perbankan yang sehat dan kuat.

f) Program peningkatan perlindungan nasabah


Pemberdayaan nasabah dilakukan melalui penetapan standar penyusunan mekanisme pengaduan nasabah,
pendirian lembaga mdiasi independen, peningkatan transparansi informasi dan pendidikan mengenai
produk perbankan bagi nasabah. Dlam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan program-program
tersebut dapat meningktakan kepercayaan nasabah pada sistem perbankan, karena landasan dari
beroperasinya lembaga keuangan adalah kepercayaan.

F. Tahap-Tahap Implementasi API


1. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional
2. Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
3. Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
4. Program Peningkatan Kualitas Manajamen dan Operasional Perbankan
5. Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
6. Program Peningkatan Perlindungan Nasabah

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir, SE., MM, Manajemen Perbankan, Edisi Revisi ke 13, Penerbit Rajawali Press, 2015

Latumaerisa, Julius, Manajemen Bank Umum, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta, 2014

Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
2006

Drs. Selamet Riyadi, M.Si., ”Banking Assets and Liability Management”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2003

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Website http://www.bi.go.id, , http://www.ojk.go.id

2021 Manajemen Perbankan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Ibnu Haris Nasution, SE.,MM. 085711981183 http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai