Anda di halaman 1dari 16

MENDIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI

(IDENTIFIKASI, ANALISIS PERMASALAHAN, DIAGNOSA PERUBAHAN DAN


PENETAPAN GAGASAN PERUBAHAN)

PENGEMBANGAN INOVASI PELAYANAN BEA


PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
(BPHTB) UNTUK PERBAIKAN EASE OF DOING
BUSINESS INDONESIA

OLEH :

ZIDNI AGNI APRIYA


Nomor Absen 31
PKP Angkatan X
NIP. 198404102010011041

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS (PKP) ANGKATAN X
TAHUN 2021

1
MENDIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI

Nama peserta diklat : Zidni Agni Apriya


Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
Angkatan : Angkatan X
Jabatan : Subkoordinator urusan Pengembangan Sistem
Informasi

A. PROFIL LEMBAGA
1. Nama Satuan Kerja : Badan Pendapatan Daerah
2 Visi dan Misi

Visi Gubernur :
Jakarta Kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua

Misi :
Menjadikan Jakarta kota aman, sehat, cerdas, berbudaya dengan memperkuat
nilai- nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang
melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan

3. Nilai-nilai Organisasi

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 54 tahun 2020 tentang Budaya


Organisasi Pemprov DKI Jakarta

a. Berintegritas
Keselarasan antara perkataan dan perbuatan dnegan berpegang teguh pada
prinsip, aturan dan norma yang berlaku.

2
b. Kolaboratif
Dapat bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai
tujuan Bersama dengan membangun kerja tim dan kemitraan yang efektif.
c. Akuntabel
Melaksanakan tugas dan pekerjaan secara tuntas dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan target kinerja.
d. Inovatif
Ciptakan gagasan pembaharuan/inovasi untuk meningkatkan mutu layanan
melalui evaluasi, pemecahan masalah dan perbaikan secara terus menerus.
e. Berkeadilan
Memiliki kepekaan/kepedulian untuk memastikan pemenuhan hak sebagai
pihak dapat terakomodasi.

Selain itu terdapat Surat Keputusan Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi
DKI Jakarta Nomor 1085 Tahun 2022 tentang Indikator dan Rencana Aksi
Branding Badan Pendapatan Daerah.

a) Mudah
• Layanan mudah diakses
• Persyaratan mudah dimengerti
• Kemudahan mendapatkan informasi
b) Ramah
• 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
• Komunikatif
• Solutif
c) Nyaman
• Gedung terstandarisasi
• Dukungan Teknologi Informasi
• Sarana Prasarana Terintegrasi

3
4. Tugas Organisasi

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 154 tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah, Tugas Bidang Perencanaan
dan Pengembangan adalah:

Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang


perencanaan dan pengembangan pendapatan daerah berupa pajak daerah, retribusi
daerah, hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan BMD yang
tidak dipisahkan, hasil kerja sama daerah, hasil pengelolaan dana bergulir,
penerimaan sebagai akibat penjualan dan tukarmenukar, penerimaan dari hasil
pemanfaatan barang daerah, pendapatan denda pajak daerah, dan pendapatan
denda retribusi daerah.

Selanjutnya Bidang Perencanaan dan Pengembangan menyelenggarakan


fungsi:

a. Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Rencana Keria dan


Anggaran Badan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan sesuai dengan lingkup
tugasnya;
c. Perumusan kebijakan, proses bisnis, standar, dan prosedur Badan sesuai
dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan kebijakan, proses bisnis, standar, dan prosedur Badan sesuai
dengan lingkup tugasnya;
e. Pengoordinasian, perumusan, dan penyusunan Rencana Strategis Badan;
f. Perumusan dan penyusunan rencana penerimaan pendapatan daerah berupa
pajak daerah, retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan, hasil
pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama daerah, hasil
pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan dan tukar-
menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah, pendapatan denda
pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
g. Pelaksanaan kajian dan penyusunan sistem informasi pendapatan daerah
berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak
4
dipisahkan, hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama
daerah, hasil pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan
dan tukar-menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah,
pendapatan denda pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
h. Pelaksanaan perumusan dan penyusunan rencana dan strategi pengembangan
pemungutan pajak daerah dan sistem informasi pendapatan daerah berupa pajak
daerah, retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan, hasil
pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama daerah, hasil
pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan dan tukar-
menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah, pendapatan denda
pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
i. Pelaksanaan pengoordinasian, perumusan dan penyusunan kebijakan,
pedoman/operasional prosedur dan standar teknis pelayanan dan pemungutan
pajak daerah;
j. Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

5. Tusi Fungsi/Uraian tugas :

Sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 154 tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah, tugas Subbidang
Pengembangan Sistem Informasi adalah:

a. Menyusun Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Rencana Kerja dan Anggaran
Badan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan sesuai dengan lingkup
tugasnya;
c. Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar, dan prosedur Bidang
Perencanaan dan. Pengembangan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar, dan prosedur Bidang
5
Perencanaan dan Pengembangan sesuai dengan lingkup tugasnya;
e. Melaksanakan penyusunan kebijakan pengembangan pendapatan daerah
berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak
dipisahkan, hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama
daerah, hasil pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan
dan tukar-menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah,
pendapatan denda pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah
berbasis teknologi informasi;
f. Melaksanakan penyusunan kebijakan sistem informasi pengelolaan pendapatan
daerah berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak
dipisahkan, hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama
daerah, hasil pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan
dan tukar-menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah,
pendapatan denda pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
g. Melaksanakan penyusunan kajian pengembangan sistem informasi dan
aplikasi pengelolaan pendapatan daerah berupa pajak daerah, retribusi
daerah, hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan
BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama daerah, hasil pengelolaan
dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan dan tukar-menukar,
penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah, pendapatan denda
pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
h. Melaksanakan penyusunan proses bisnis sistem aplikasi pemungutan
pajak daerah;
i. Mengoordinasikan penyusunan proses bisnis sistem aplikasi penerimaan
pendapatan daerah berupa retribusi daerah, hasil penjualan BMD yang tidak
dipisahkan, hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan, hasil kerja sama
daerah, hasil pengelolaan dana bergulir, penerimaan sebagai akibat penjualan
dan tukar-menukar, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah,
pendapatan denda pajak daerah, dan pendapatan denda retribusi daerah;
j. Melaksanakan penyusunan dan evaluasi inovasi layanan dan
pengembangan pemungutan pajak daerah berbasis teknologi;

6
k. Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bidang Perencanaan dan
Pengembangan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Perencanaan dan Pengembangan.

Tugas yang diangkat menjadi permasalahan dalam aksi perubahan adalah


“Melaksanakan penyusunan dan evaluasi inovasi layanan dan pengembangan
pemungutan pajak daerah berbasis teknologi".

7
B. ANALISIS KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI
1. IDENTIFIKASI MASALAH
a. Isu Aktual :
Pajak dari Sektor Properti, yaitu Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah salah satu top 5
penerimaan pajak kota Jakarta, selain dari Pajak Bumi Bangunan, Pajak
Kendaraan (PKB BBNKB) dan Pajak Restoran. Sebagaimana dalam grafik
Target Penerimaan 2022.
* Dalam Milyar Rupiah

P. Restoran;
4.000
PKB; 9.100 PBB; 10.250

Sektor Properti;
17.820
BBNKB; 6.900

Pajak Lain; BPHTB; 7.570


7.880

Selain sebagai top 5 penerimaan pajak terbesar di Jakarta, BPHTB juga


menjadi aspek penting dalam kemudahan berusaha pada Ease of Doing
Business (EoDB) Bank Dunia. Aspek Kemudahan Register Properti
diantaranya adalah tahapan BPHTB yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah

Studi komparasi dengan negara lain di dunia dilakukan dengan


membandingkan yang setara perekonomiannya dengan Indonesia, pada data
8
2020 didapatkan lama waktu pelayanan di Jakarta adalah 15,5 hari lebih baik
dari China dan Malaysia serta Thailand

Namun apabila dibandingkan dengan negara Singapura dan Selandia Baru


yang berada di peringkat 5 besar, maka waktu yang dibutuhkan di Singapura
adalah 5 hari dan Selandia Baru hanya 4 hari untuk kemudahan register
properti.

Dari data-data tersebut didapatkan perumusan isu aktual sebagai berikut:


“Peringkat aspek Kemudahan Pendaftaran Properti di Indonesia pada
peringkat 106 di Ease of Doing Business tahun 2020 Bank Dunia”

b. Identifikasi masalah sesuai Tusi :


• Pelayanan BPHTB di Jakarta membutuhkan waktu 3 hari menurut Ease of
Doing Business Bank Dunia 2020 bersama dengan layanan PPh Final di
KPP Ditjen Pajak Kemenkeu.
• Pelayanan PBB untuk pendaftaran Gudang (Warehouse) memerlukan
waktu 11 hari menurut Ease of Doing Business Bank Dunia 2020.
• Belum seluruh aspek pelayanan berbasis digital.
• Wajib Pajak masih perlu datang ke Kantor UPPPD untuk mendapatkan
validasi BPHTB
• Masih terdapat pertemuan antara petugas dan Wajib Pajak BPHTB.

Beberapa masalah tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan Tusi


“Melaksanakan penyusunan dan evaluasi inovasi layanan dan pengembangan
pemungutan pajak daerah berbasis teknologi" dapat dilaksanakan untuk daya
9
saing kota Jakarta di Peringkat EoDB. Selanjutnya akan kami lakukan analisis
pelaksanaan tusi tersebut di bawah ini untuk mengetahui penyebab-penyebabnya.

2. MATRIKS ANALISIS PELAKSANAAN TUSI


Tusi : Tugas Pokok dan Fungsi : Melaksanakan penyusunan dan evaluasi inovasi
layanan dan pengembangan pemungutan pajak daerah berbasis teknologi

Tabel 1 Matriks Analisis Unsur Manajemen

INPUT/
UNSUR KONDISI SAAT KONDISI YANG
NO. KESENJANGAN PROSES/
MANAJEMEN INI DIHARAPKAN
OUTPUT
1. Man Kemampuan Seluruh personil Penggunaan INPUT
untuk di UPPPD dari staf sistem EBPHTB
mengoperasikan sampai dengan belum oleh
sistem coretax Kaunit melakukan semua personil
dan EBPHTB seluruh tahapan
dilakukan hanya dalam sistem
oleh beberapa coretax dan
personil dengan EBPHTB,
sistem lama. sehingga
termonitor setiap
tahap pelayanan
2. Material Perangkat TI Perangkat Ti telah Perangkat TI INPUT
belum memadai terstandarisasi belum
untuk semua dengan terstandarisasi
personil dengan kemampuan yang
kemampuan merata, sampai
perangkat yang dengan di ruang
merata pelayanan untuk
edukasi Wajib
Pajak
3. Money Anggaran tersedia Anggaran tersedia - -
100% 100%
4. Metode Regulasi masih Perbaikan Alur proses PROSES
menggunakan regulasi yang panjang dan
tahapan manual, simpel dalam alur persyaratan
Persyaratan dan persyaratan. belum simpel
masih mengacu
ke SK 2927/2015
yang terlalu
banyak
5. Mesin Menggunakan Belum semua alur PROSES
Masih sistem baru terekam dalam
menggunakan dengan seluruh sistem
sistem lama yang tahapan direkam
dibangun di 2011 dalam sistem
coretax
10
INPUT/
UNSUR KONDISI SAAT KONDISI YANG
NO. KESENJANGAN PROSES/
MANAJEMEN INI DIHARAPKAN
OUTPUT
6. Market Peringkat EoDB Meningkat Waktu pelayanan OUTPUT
masih di 106 menjadi peringkat lama dan tidak
70 dengan simpel.
perbaikan waktu
layanan

Dari analisis terhadap pelaksanaan tugas tersebut di atas diketahui


bahwa masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Operasional pelayanan di sistem belum dijalankan seluruh personil (input)
b. Perangkat TI belum terstandarisasi (input)
c. Alur proses panjang dan persyaratan belum simpel (proses).
d. Belum semua alur terekam dalam sistem (proses)
e. Waktu pelayanan lama dan tidak simpel (output)

Selanjutnya untuk menentukan prioritas masalah yang perlu segera


ditangani, dilakukan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth), sebagai
berikut:
Tabel 2 Analisis USG Terhadap Masalah Utama

KRITERIA
NO MASALAH UTAMA TOTAL RANK
U S G
Operasional pelayanan di sistem belum
1. 3 3 4 10 5
dijalankan seluruh personil (input)

Perangkat TI belum terstandarisasi


2 4 4 4 12 4
(input)

Alur proses panjang dan persyaratan


3 5 4 4 13 3
belum simpel (proses).

Belum semua alur terekam dalam


4 5 5 4 14 2
sistem (proses)

Waktu pelayanan lama dan tidak simpel


5 5 5 5 15 1
(output)
Keterangan :
1 = sangat rendah ; 2 = rendah; 3 = sedang; 4 = tinggi; 5 = sangat tinggi

11
Dari analisa dgn USG tersebut, diketahui bahwa masalah utama yang paling
dominan adalah “Waktu pelayanan lama dan tidak simpel (output)".

3. ANALISIS MASALAH
Adapun yang menjadi penyebab timbulnya masalah utama “Waktu
pelayanan lama dan tidak simpel (output)" adalah sebagai berikut:
1. Regulasi belum mendukung untuk percepatan.
2. Sistem belum mendukung untuk alur percepatan
3. Sarana perangkat TI belum lengkap
4. SDM belum siap untuk digital penuh

Dari beberapa masalah pokok tersebut dilakukan analisis untuk


menentukan penyebab masalah yang paling dominan, menggunakan Analisa USG
(Urgency, Seriousness, Growth) sebagai berikut:

Tabel 3 Analisis USG Terhadap Masalah Pokok

MASALAH POKOK KRITERIA


NO TOTAL RANK
(PENYEBAB MASALAH) U S G
1. Regulasi belum mendukung untuk percepatan 5 5 4 14 1
2 Sistem belum mendukung untuk alur percepatan 5 4 4 13 2
3 Sarana perangkat TI belum lengkap 4 4 5 13 3
4 SDM belum siap untuk digital penuh 3 3 3 9 4
Keterangan :
1 = sangat rendah ; 2 = rendah; 3 = sedang; 4 = tinggi; 5 = sangat tinggi

Dari analisis USG diatas diketahui penyebab paling dominan timbulnya


masalah utama adalah “Regulasi belum mendukung untuk percepatan”. Masalah
inilah yang menjadi akar masalah yang menyebabkan belum optimalnya peringkat
EoDB Kemudahan Pendaftaran Properti.

12
4. DAMPAK MASALAH TIDAK DIATASI
Jika masalah pokok yang dominan: “Pelayanan BPHTB yang cepat dan
simpel” yang merupakan akar masalah tidak segera diatasi, maka akibatnya dapat
terjadi berbagai hal sebagai berikut:
1. Pelayanan menjadi lambat dan terjadi keluhan dari Wajib Pajak.
2. Daya saing Jakarta dan Indonesia menjadi terhambat dalam investasi dari luar
negeri dan dalam negeri
3. Kepuasan masyarakat akan terganggu.

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Untuk mengatasi akar masalah “Regulasi belum mendukung untuk
percepatan”, ada beberapa alternatif solusi yakni sebagai berikut:
1. Menyiapkan regulasi alur pelayanan berbasis digital.
2. Menyiapkan regulasi persyaratan yang simpel.
3. Membuat sistem informasi baru untuk optimalisasi pelayanan.
Untuk memilih solusi yang menjadi prioritas, dilakukan dengan metode
Tapisan MC Namara sebagai berikut:

Tabel 4 Prioritas Solusi Tapisan McNamara

ALTERNATIF TAPISAN
NO TOTAL RANK
SOLUSI KONTRIBUSI BIAYA KELAYAKAN
1 Menyiapkan 5 4 4 13 1
regulasi alur
pelayanan
berbasis
digital.

2 Menyiapkan 4 4 4 12 2
regulasi
persyaratan
yang simpel.

13
ALTERNATIF TAPISAN
NO TOTAL RANK
SOLUSI KONTRIBUSI BIAYA KELAYAKAN
3 Membuat 4 4 4 12 3
sistem
informasi
baru untuk
optimalisasi
pelayanan.

Dari hasil tapisan diatas diketahui yang menjadi solusi prioritas adalah:
“Menyiapkan regulasi alur pelayanan berbasis digital”.

Adapun tujuan “Menyiapkan regulasi alur pelayanan berbasis digital”


adalah untuk memberikan pelayanan yang cepat dan simpel.

14
KERANGKA PIKIR DIAGNOSA ORGANISASI

1. Pelayanan BPHTB di Jakarta


membutuhkan waktu 3 hari menurut Ease
of Doing Business Bank Dunia 2020
bersama dengan layanan PPh Final di Pelayanan BPHTB
KPP Ditjen Pajak Kemenkeu. yang cepat dan
2. Pelayanan PBB untuk pendaftaran simpel
Gudang (Warehouse) memerlukan waktu
11 hari menurut Ease of Doing Business
Bank Dunia 2020.
3. Belum seluruh aspek pelayanan berbasis
digital.
4. Wajib Pajak masih perlu datang ke Kantor
UPPPD untuk mendapatkan validasi
BPHTB
5. Masih terdapat pertemuan antara
petugas dan Wajib Pajak Menyusun inovasi
BPHTB.informasi. rancangan regulasi
pelayanan secara digital
yang simpel dan inovasi
sistem informasi yang
mencakup seluruh
“Peringkat aspek Kemudahan tahapan pelayanan
Pendaftaran Properti di Indonesia pada BPHTB
peringkat 106 di Ease of Doing
Business tahun 2020 Bank Dunia”

1. Pelayanan menjadi lambat


dan terjadi keluhan dari Wajib
Pajak.
2. Daya saing Jakarta dan 1. Kepala Badan Pendapatan
Daerah
Indonesia menjadi terhambat 2. Kepala Bidang Pendapatan I.
dalam investasi dari luar 3. Kepala Bidang Perencanaan dan
Pengembangan
negeri dan dalam negeri 4. Kepala Bidang peraturan
3. Kepuasan masyarakat akan 5. Kepala UPPPD
terganggu. 6. Kepala UPT Pusdatin Pendapatan
7. Kepala Suban
8. Kasubid Pengembangan Metode
9. Kasubid Pengembangan SI
10. Kasubid Peraturan I
11. Kasatpel Pelayanan UPPPD
12. Kasatpel Sisda Pusdatin
D. Rancangan Judul 13. Kasubid Potensi Pendapatan I
14. Kasubid Pengendalian
1. Sasaran Perubahan Pendapatan I

1. BPN 15
2. PPAT
3. Bank
D. RANCANGAN JUDUL
1. Sasaran Perubahan
Terwujudnya inovasi Pelayanan BPHTB yang mampu memberikan daya saing
dalam pendaftaran properti bagi kota Jakarta.
2. Gagasan Perubahan Yang Diusulkan
Menyusun inovasi rancangan regulasi pelayanan secara digital yang simpel dan
inovasi sistem informasi yang mencakup seluruh tahapan pelayanan BPHTB.
3. Judul : (Sasaran + Gagasan)
Pengembangan Inovasi Pelayanan BPHTB untuk Perbaikan EoDB Indonesia.

Jakarta, 26 September 2022

Peserta PKP,

( Zidni Agni Apriya )


NIP. 198404102010011041

Mengetahui

Mentor, Fasilitator
Agenda 2

(………………………..) (………………………..)
NIP. NIP.

16

Anda mungkin juga menyukai