Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD BAHARUDIN ZULFIKAR

NIM : 048689846
PRODI : SOSIOLOGI
MATKUL : PENGANTAR SOSIOLOGI / ISIP4110
Pertanyaan :
1. Saat ini, masyarakat di seluruh dunia sudah menjalankan kehidupan normal setelah
beberapa tahun terakhir mengalami Pandemi Covid 19. Termasuk di Indonesia, dimana
pemerintah kita telah secara maksimal berupaya mengatasi pandemi yang luar biasa tersebut.
Terkait hal tersebut, coba Anda kemukakan berbagai upaya dan program dari pemerintah
untuk menyipkan masyarakatnya menghadapi era "new normal". Kaitkan upaya tersebut
dengan 3 Perspektif Sosiologi.

Jawaban :
New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan
ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Berangkat dari pernyataan tersebut, sekarang saya akan mengemukakan upaya dan program
dari pemerintah untuk menyiapkan masyarakat menghadapi era “new normal” berdasarkan 3
perspektif sosiologi :
1. Perspektif Ineteraksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik adalah suatu kerangka berpikir untuk membangun teori yang
melihat masyarakat sebagai hasil dari interaksi keseharian antar individu. George Herbert
Mead sebagai pencetus pemikiran ini menekankan pentingnya simbol dalam interaksi sosial
manusia.
Dalam konteks upaya dan program pemerintah untuk masyarakat menghadapi era “new
normal” perspektif interaksionisme menawarkan solusi sebagai berikut :
- Kampanye edukasi dan sosialisasi tentang protokol kesehatan : Membuat kampanye edukasi
dan mensosialisasikan pentingnya mengikuti protokol kesehatan di lingkungan masyarakat
mulai dari skup terbesar seperti membuat iklan layanan masyarakat di media digitial sampai
skup terkecil seperti membuat sosialisasi di PKK, Rapat Rt, Sosialisasi di balai desa , dan
sebagainya.
- Peningkatan kualitas pelayanan publik : Meningkatkan kualitas pelayanaan seperti
mengubah / mengganti simbol-simbol interaksi sosial yang dulu yang mana sekarang tidak
bisa digunakan lagi karena dapat berpotensi menularkan virus tersebut, misalnya dengan
petugas pelayanan publik dapat menggunakan tanda-tangan digital atau barcode untuk
mengurangi kontak fisik dengan masyarakat, serta menyediakan hand sanitizer di tempat-
tempat umum sebagai simbol kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.
2. Perspektif Struktural Fungsional
Perspektif struktural fungsional adalah suatu kerangka berpikir untuk membangun teori yang
melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang kompleks yang mana tiap-tiap unsur ada di
dalamnya bekerja secara bersama-sama untuk meningkatkan stabilitas dan solidaritas.
Pandangan ini menekankan pada bagaimana cara agar dapat menjaga stabilitas dan solidaritas
keseimbangan di dalam masyarakat. Dengan demikian melalui perpektif struktural fungsional
kita dapat menawarkan solusi sebagai berikut :
- Peningkatan kualitas sistem kesehatan : Pemerintah melalui instansi-instansi kesehatan
harus mampu meningkatkan kualitas sistem kesehatan guna menjaga masyarakat agar tetap
stabil dan tidak terjadi lonjakan penularan virus tersebut. Seperti dengan cara meningkatan
fasilitas dan sarana kesehatan, peningkatan jumlah tenaga medis dan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
- Peningkatan kebijakan dan regulasi : Peningkatan kebijakan dan regulasi yang terkait
pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19 dapat membantu menjaga stabilitas dan
keseimbangan masyarakat dalam menghadapi era "new normal". Seperti misalnya
pembatasan mobilitas, mewajiban protokol kesehatan, dan lain-lain.
3. Perspektif Konflik
Perspektif konflik adalah suatu kerangka berpikir yang digunakan untuk membangun teori
yang melihat masyarakat sebagai suatu ketidaksamaan yang menyebabkan konflik dan
perubahan. Pandangan ini menekankan pada ketidaksamaan dan perubahan. Dengan
demikian berikut ini merupakan solusi yang dapat ditawarkan berdasarkan perspektif konflik
- Memberantas hoax dalam segala bentuk apapun : Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga
stabilitas dalam masyarakat, karena seperti kita ketahui berita hoax sangat berpotensi
menimbulkan konflik terlebih lagi dalam konteks ini, seperti yang kita ketahui dilansir dari
KOMINFO bahwa ada 850 berita hoax yang telah dihapus oleh KOMINFO. Berita hoax
seperti, Suatu jenis vaksin dianggap dibuat dari bahan yang tidak halal, virus tersebar akibat
kebocoran laboratorium di wuhan, dan yang lainnya.

2. Silahkan mahasiswa jelaskan apakah dalam video tersebut terjadi interaksi sosial. Sebutkan
alasan saudara. Selanjutnya, analisis pelayanan dari pegawai bank menggunakan teori
Dramaturgi Erving Goffman.
- Jelaskan apakah dalam video tersebut terjadi interaksi sosial :
Menurut Max weber konsep interaksi sosial sesungguhnya tidak terlepas dari konsep
tindakan sosial yang dipahami sebagai suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangakn perilaku orang lain,dan berorientasi pada perilaku orang lain.
George Herbert Mead melihat bahwa interaksi sosial dilakukan dengan menggunakan
“simbol”. Simbol di sini dapat dimaksudkan sebagai suatu bahasa, gestur tubuh (gerak
tubuh), situasi,gambar dan yang lainnya, yang mana Simbol-simbol inilah yang akan
dinteraksikan.
Adapun 2 syarat penting terjadinya interaksi sosial yaitu,
- Adanya kontak sosial, kontak sosial dapat dilakukan baik langsung maupun tidak langsung
(bersentuhan atau hanya bertemu tatap muka)
- Adanya Komunikasi, setelah seseorang atau suatu kelompok melakukan kontak sosial maka
pada saat bersamaan terjadinya komunikasi antara kedua belah pihak serperti penyampaian
informasi, gagasan, ide, dan lainnya.

Sekarang setelah memahami beberapa pengertian interaksi sosial dan syarat-syarat terjadinya
interaksi sosial. Sekarang kita mampu untuk memutuskan apakah dalam video tersebut terjadi
interaksi sosial, berikut ini jawaban saya :
Saya melihat dalam video tersebut terjadi interaksi sosial karena bukan hanya sesuai dengan
pengertian interaksi sosial melainkan juga sesuai dengan syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial. Seperti ketika nasabah bank mengeluhkan masalahnya karena kegagalan dalam proses
transfer antar bank lalu kemudian Teller atau customer service memberikan solusi terkait
masalah tersebut. Lalu kemudian setelah itu di tutup oleh Teller dengan tangan yang di
satukan di dada lalu sedikit membungkukan badan. Ini juga sesuai dengan pernyataan Geroge
Herbert Mead yang mana interaksi sosial dilakukan dengan menggunakan “simbol”, dalam
hal ini ada terdapat dua simbol :
- Dengan Gestur
- Dengan mengucapkan Terima Kasih atas kerjasamnya.

- analisis pelayanan dari pegawai bank menggunakan teori Dramaturgi Erving


Goffman.
Dalam perspektif dramaturgi yang dicetuskan oleh Erving Goffman, interaksi sosial dapat
dianggap sebagai suatu tindakan peran, di mana individu yang terlibat dalam interaksi
tersebut memainkan suatu peran tertentu yang telah diinternalisasi dalam diri mereka, dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu efek tertentu pada orang lain dalam interaksi tersebut.
Goffman menuliskan ini pada bukunya (The Presentation of Self in Everyday Life).

Dalam kasus nasabah bank dan customer service yang sedang menyelesaikan masalah
tentang kegagalan transfer, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa tindakan peran yang terjadi
dalam interaksi tersebut. Sebagai contoh, customer service memainkan peran sebagai
mediator atau pihak yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh nasabah bank. Sementara itu, nasabah bank memainkan peran sebagai pihak yang
merasa kecewa atau kebingungan karena kegagalan transfer tersebut.

Sekarang kita coba menganailisa lebih lanjut melalui teori Dramatur Evring Goffman :
- Impression management : Dalam video tersebut kedua belah pihak (nasabah bank dan teller)
saling mengelola impresi atau tindakan yang ingin mereka berikan oleh satu sama lain.
Seperti bisa dilihat nasabah bank yang memainkan peran bersikap sopan dan tenang berharap
agar solusinya dapat teratasi di saat yang sama Teller juga memerankan peran yang ramah
dalam mengatasi masalah tersebut.
- Face-saving : Tentu saja sebagai Teller yang mendengar keluhan kegagalan transfer senilai
10 jt dari nasabah bank akan merasa malu, oleh karena itu, customer service perlu
memainkan peran yang baik dalam menjaga wajah atau citra diri nasabah bank, memberikan
solusi-solusi dan memberikan kalimat-kalimat yang dapat menimbulkan rasa kepercayaan
akan kredibilitas bank tersebut.

Daftar Pustaka
BMP ISIP 4110
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/13169/New-Normal-di-
Tengah-Pandemi-Covid-19.html#:~:text=New%20normal%20adalah%20perubahan
%20perilaku,mencegah%20terjadinya%20penularan%20Covid%2D19.
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/325/pemerintah-dorong-skenario-new-normal-untuk-
ciptakan-kondisi-masyarakat-aman-dan-produktif-covid-19
https://www.kominfo.go.id/content/detail/27755/kominfo-hingga-juni-terdapat-850-hoaks-
terkait-covid-19/0/sorotan_media
Unisba.ac.id
https://123dok.com/article/teori-dramaturgi-impression-management-kerangka-
teotitis.7q0opngq

Anda mungkin juga menyukai