Anda di halaman 1dari 19

Fisika Lingkungan – Pfis 2022

LINGKUNGAN TANAH

Hukum-hukum Thermodinamika, struktur litosfer, metode-metode eksplorasi, serta


berbagai macam kerusakan tanah dan penanggulangannya dibahas dalam bab ini dengan
harapan bahwa setelah mempelajari mahasiswa dapat menjelaskan hukum
temodinamika untuk tanah, struktus dari litosfer, dan bermacam-macam metode
eksplorasi. Di samping itu mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan
ketrampilannya untuk mengantisipasi berbagai macam kerusakan tanah.
Bab ini penting dipelajari agar kita dapat mencegah degradasi berbagai fungsi tanah,
sehingga dapat melakukan konservasi tanah untuk menjamin kelanjutan perikehidupan
demi tercapainya kesejahteraan umat manusia. Usaha konservasi mutlak dilakukan pada
semua aspek tinjauan bidang keilmuan dan kepentingan sehingga dicapai suatu
keseimbangan dan kesesuaian yang maksimal.

1. HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
Hukum-hukum dasar termodinamika sangat diperlukan untuk mengenali keadaan
sistem-sistem alami mantap serta memahamin bagaimana energi mempengaruhi sistem
tersebut. Sistem dapat dikatagorikan dalam tiga macam, yaitu sistem terbuka, sistem
tertutup, dan sistem terpencil. Sistem terbuka dapat mempertukarkan energi dan materi.
Sistem tertutup hanya dapat mempertukarkan energi, sedangkan sistem nd terpencil
tidak dapat mempertukarkan baik energi maupun materi.

1.1. Hukum Pertama Termodinamika


Konsep termodinamika untuk sistem tertutup, berlaku Hukum Pertama Termodinamika
tentang konservasi energi. Secara umum dapat dinyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan dalam suatu sistem yang bermassa tetap. Hubungan
matematis Hukum Pertama Termodinamika adalah:
dE = dq + dw

dengan:
E= energi dalam
q= kalor
w = usaha
Persamaan diatas mempunyai arti fisis perubahan energi dalam (dE) suatu sistem
tertutup adalah sama dengan jumlah fluks kalor (dq) dan masukan atau keluaran usaha
(dw). Atau dapat dikatakan bahwa panas. yang diserap oleh sistem apapun adalah sama
dengan usaha yang dijalankan oleh sistem ditambah dengan perubahan energi dalam
sistem, secara matematis
dq = dw + dE

1
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Energi dalam suatu sistem dapat berujud sebagai energi mekanik, kinetik, energi listrik,
energi kimia, atau energi materi. Energi dalam minimum dicapai setelah terjadi keadaan
setimbang pada proses-proses takterbalikkan yang menyebabkan terjadinya perubahan
spontan energi dalam menjadi kalor dan usaha. minimum Semua sistem tertutup akan
bergerak ke keadaan energi bebe (entalpi maksimum), yang akhirnya akan menuju ke
ketidakteraturan. Konsep ini tidak berlaku bagi tanah sebagai sistem hidup yang tetap
bersifat sangat beraturan dan kaya energi. Keadaan ini hanya dimungkinkan oleh adanya
impor energi dan materi ke dalam sistem tersebut. Sehingga tanah dapat dikatagorikan
sebagai sistem alami yang merupakan sistem terbuka. Oleh karenanya tidak dapat
diberlakukan hukum pertama Thermodinamika pada tanah.

1.2. Hukum Kedua Termodinamika


Semua sistem terpencil akan menuju suatu keadaan setimbang secara spontan.
Pernyataan ini tidak lain adalah Hukum Kedua Termodinamika secara umum yang
merupakan konsekuensi dari suatu fakta bahwa pengalihan kalor tidak dapat menentang
gradien suhu. Dengan kata lain kalor tidak dapat beralih dari proses swalanjut (self-
sustaining) dan bahan yang lebih dingin ke yang lebih panas (Tejoyuwono 1998).
Energi bebas (G) yang terkandung dalam besaran entropi (5) merupakan ukuran untuk
melakukan usaha. Dapat pula dikatakan bahwa entropi adalah ukuran pola distribusi
energi total sistem dikalangan atom atom-penyusunnya. Makin luas distribusinya maka
semakin tersebar dan kurang teratur strukturnya, sehingga tingkat ketersediaan energi
untuk melakukan usaha semakin rendah. Jadi entropi dapat juga dikaitkan dengan
tingkat keteraturan sistem dan ketersediaan energi (energi bebas) untuk melakukan
usaha.
Pada sistem terpencil dS = 0, yang berarti tidak ada perubahan entropi. Sebaliknya dalam
proses spontan dS> 0 yang berarti entropi meningkat terus sampai mencapai harga
maksimum pada kesetimbangan. Pencapaian gerakan menuju ke entropi maksimum dan
energi minimum pada suhu dan tekanan tetap dapat ditaksir dengan rumus:
dG = dH + T.dS
dengan H adalah entalpi dan T adalah suhu dalam Kelvin. Persamaan (2.3) memuat arti
bahwa penurunan jumlah energi bebas dalam suatu sistem pada suhu dan tekanan tetap
akan menyebabkan kecenderungan menuju entropi maksimum. Tanda negatif pada
entropi mengandung arti semakin rendah kandungan energi bebas bila entropi semakin
besar, atau semakin tinggi tingkat keteraturan sistem untuk entropi yang makin rendah.
Erosi dan segregasi zarah-zarah sedimen menuju ke keseragaman besar zarah adalah
contoh berlangsungnya peningkatan entropi. Tetapi pada sistem tertutup, S dapat
mencapai maksimum hanya bila energi tetap, sebaliknya energi dapat mencapai
minimum hanya bila S dibuat tetap Perubahan entropi dapat diartikan juga sebagal
energi yang diserap pada setiap satuan suhu. Persamaannya
𝑑𝑞
𝑑𝑆 =
𝑇

2
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

atau dapat dituliskan sebagai dq = -T dS. Sehinga persamaan dituliskan menjadi:


dG = dH – dq
Yang berarti perubahan energi bebas tergantung kepada perubahan entalpi dan
perubahan fluks kalor. Perubahan negatif energi bebas dapat terjadi bila entropi atau
kenaikan fluks kalor bersamaan dengan penurunan entalpi.
Pada proses pembentukan tanah menjadi pedon oleh peristiwa horisonisasi dimana
terjadi fluks energi dan bahan, tampak konsep yang mengarah pada penurunan entropi.
Hal ini mengindikasikan bahwa sistem hidup dan tanah tidak tunduk pada Hukum Kedua
Termodinamika, karena memang hukum kedua ini hanya diterapkan pada sistem
terpencil (Tejoyuwono 1998). Untuk dapat menerapkan Hukum Pertama dan Hukum
Kedua Termodinamika pada sistem terbuka, harus melibatkan lingkungan sistem
bersama sistemnya sendiri. Perubahan total entropi dalam sistem terbuka adalah:
dS = dSe + dSi
dengan dSe, adalah perubahan entropi karena interaksi sistem dengan lingkungan dan
dSi, merupakan produksi entropi dalam sistem sendiri. Ini berarti dS i selalu positif
sedangkan dSe dapat positif atau negatif. Sehingga positif atau negatifnya perubahan
entropi total tergantung pada besaran dSe.
Proses-proses yang mengarah pada arah timbal balik pada aras energi potensial tinggi
untuk sistem terbuka digerakkan oleh aliran energi kedalam sistem atau oleh degradasi
bahan yang memasuki sistem. Sesuai dengan hukum kedua, penurunan entropi sistem
harus disertai dengan peningkatan entropi lingkungan. Dengan kata lain entropi
mengalir dari sistem terbuka ke lingkungan.

Latihan
Soal
Mengapa hukum kedua Thermodinamika tidak dapat diterapkan pada sistem tanah?
Jawab.
Bila tanah dibayangkan sebagai suatu sitem terpencil, maka pada pencapaian entropi
maksimum segala mineral akan hancur, tidak ada lagi gradien suhu sehingga lahan yang
terbentang akan rata sempurna dan tanah tak dikenali lagi, karena tidak ada perbedaan
antara bumi, air, dan udara. Hal ini dapat dipahami karena pada sistem terpencil, S tidak
pernah dapat menurun. Bila ini terjadi maka sistem akan berubah menuju entropi
maksimum yang melenyapkan energi bebas dan sistem menjadi tidak berbentuk.

3
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

2. STRUKTUR LITOSFIR
Pernyataan bumi adalah satu-satunya benda langit yang memenuhi syarat untuk
kehidupan mahkluk (karena mempunyai atmosfir/udara, air, dan juga temperatur)
sudah tidak relevan dengan kemajuan IPTEK. Manusia sedang berupaya mencari
alternatif baru di planet lainnya sebagai tempat untuk hidup walaupun masih dalam taraf
penelitian. Namun demikian sampai saat ini pernyataan bumi sebagai satu-satunya
planet untuk kehidupan dapatlah kita terima.
Bagian bola bumi yang sangat dekat (berhubungan langsung) dengan lingkungan kita
adalah Litosfir, yaitu bagian padat bola yang seakan-akan menjadi kulit bumi atau sering
disebut kerak bumi. Tebainya mencapai puluhan kilometer, sebagian kecil merupakan
daratan dan sebagian besar merupakan dasar laut. Yang tampak secara kasat mata adalah
litosfir sebagai daratan dengan berbagai tinjauan bidang keilmuan. Beberapa hal yang
dapat kita pelajari tentang litosfir antara lain: raut muka bumi, bahan pembentuk kerak
bumi, vulkanisme, gempa bumi, dan bahan tambang.

2.1. Raut Muka Bumi


Permukaan bumi dapat berupa gunung, pegunungan, bukit, daratan, lembah, pantai, dan
sebagainya. Hamparan dari berbagai macam bentuk muka bumi itu disebut bentang alam
yang mempunyai dua unsur, yaitu kemiringan dan ketinggian. Suatu bentang alam
dikatakan miring jika kedudukannya membuat sudut dengan bidang datar. Pada gunung
bagian yang miring disebut lereng. Lereng landai mempunyai kemiringan 5°, lereng terjal
mempunyai kemiringan sekitar 70°,dan lereng tegak mempunyai kemiringan 90°. Bagian
gunung yang tertinggi disebut puncak, sedangkan bagian yang terendah disebut kaki.
Ketinggian suatu tempat biasanya diukur dari permukaan laut.
Dataran adalah bentang alam yang ketinggian bagian-bagiannya hampir sama. Dataran
yang terdapat di daerah pantai mempunyai ketinggian yang rendah sehingga
digolongkan sebagai dataran rendah. Dataran dapat pula terbentuk diantara gunung-
gunung, dataran semacam ini digolongkan sebagai dataran tinggi atau plato. Bentuk
permukaan dasar laut sama dengan daratan. Ada gunung, pegunungan, daratan, lembah
atau palung, dan cekungan.

Gambar 1. Lapisan Bumi

4
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

2.2. Pembentukan Kerak Bumi


Teori kabut atau teori nebula dikenal orang sebagai salah satu teori bagaimana bumi
terbentuk. Para ahli telah memperkirakan bahwa ada kaitan yang erat antara
perkembangan lapisan kerak bumi dengan perkembangan mahkluk hidup. Sejak
terjadinya hujan pertama di permukaan bumi diduga proses sedimentasi juga sudah
mulai berlangsung dalam perkembangan lapisan kerak bumi Hujan pertama terjadi dari
proses pendinginan lapisan bumi yang menghasikan uap air hingga menyelubungi bola
bumi dan menghalangi cahaya matahari. Uap air tersebut berangsur angsur naik keatas,
semakin tinggi dari permukaan bumi suhu udara makin rendah sehingga uap air berubah
menjadi awan yang kemudian mengembun dan akhirnya terjadilah hujan. Hujan itu
diduga sangat lebat sehingga mampu mengisi lembah menjadi lautan dan menghapus
awan yang menyelimuti bumi, pada saat itulah sianar matahari mulai menyentuh semua
permukaan bumi.
Sinar matahari yang mulai menyentuh bumi meningkatkan daur air sehingga terjadi
peningkatan sedimentasi. Selain lapukan batuan, benda benda lain termasuk mahkluh
hidup yang nantinya akan menjadi fosil juga turut hanyut terbawa aliran air. Gaya
eksogen banyak mempengaruhi perubahan kerak bumi terutama pada saat
pembentukan tanah dan berbagai lapisan tanah. Secara keseluruhan lapisan kerak bumi
tersusun atas lapisan demi lapisan dimana setiap lapisan diduga tejadi pada waktu yang
berbeda.
Tampakan perbatasan muka daratan bumi adalah tanah. Lingkungan yang berbeda akan
membentuk tanah yang berbeda pula. Bila suatu daerah terdiri dari sekumpulan tanah
yang berbeda-beda dan membentuk suatu mosaik maka tempat tersebut disebut sebagai
pedosfir. Pedosfir dapat didefinisikan juga sebagai tempat faktor-faktor lingkungan
(litosfir, atmosfer, hidrosfir, dan biosfir) bertemu muka dan saling berinteraksi. Litosfir,
hidrosfir, dan atmosfer secara bersama-sama disebut geosfer yang merupakan faktor
lingkungan abiotik, sedangkan biosfir adalah faktor lingkungan hayati.
Litosfir sendiri merupakan lingkungan padat yang berada pada bagian luar kerak bumi
(gambar 1) mempunyai dua peran dalam proses pembentukan tanah. Yang pertama
adalah aspek geologi yang menyediakan bahan mentah berupa batuan, mineral, serta
suatu daya atau kemampuan untuk pendistribusi ulang materi. Kedua adalah aspek
energi yang didalamnya berlangsung berbagai perubahan bentuk energi. Dimana setiap
perubahan bentuk energi berhubungan dengan salah satu bentuk materi.
Tanah merupakan sistem ruang dengan tubuh yang statis berdemensi tiga. Dua dimensi
mewujudkan luas hamparan dan satu dimensi mewujudkan tebal. Dengan tambahan
dimensi waktu maka tanah merupakan suatu wujud berdimensi empat yang dapat kita
pandang sebagai suatu sistem ruang-waktu. Hal ini dapat dipahami mengingat adanya
faktor waktu dalam pembentukan tanah. Sebagai tubuh yang dinamik tingkat
perkembangan atau umur tanah dipengaruhi faktor waktu.
Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk melalui tiga tahapan yang berkesinambungan. Tahap pertama adalah
pembentukan bahan induk tanah yang berasal dari bahan litosfir dan bahan biosfir.

5
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Berikutnya adalah tahapan pengubahan bahan induk tanah menjadi bahan tanah.
Terakhir adalah tahapan penyusunan bahan tanah menjadi suatu tubuh yang berdimensi
ruang.
Bahan pratanah atau bahan induk tanah yang berasal dari bahan litosfir proses
pembentukannya berlangsung dengan cara pelapukan, sedangkan yang dari bahan
biosfir secara dekomposisi dan mineralisasi. Pelapukan adalah proses perombakan dan
pengubahan fisik, kimia, dan hayati batuan atau mineral yang berlangsung di dekat bumi
(Strahler 1973). Dekomposisi adalah perombakan bahan organik menjadi senyawa
organik yang lebih sederhana. Mineralisasi adalah dekomposisi tuntas sampai pada
penguraian penyusun dasar bahan organik berupa senyawa organik dan unsur kimia
(Joffe 1953).
Bahan litosfir berasal dari lingkungan di dalam bumi yang bersuhu dan bertekanan tinggi,
serta berkadar oksigen dan air rendah. Karena bahan litosfir berupa batuan dan mineral
maka tanah yang terbentuk disebut tanah mineral. Bahan biosfir berupa serasah dan
longgokan bahan organik sisa tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu tanah yang berasal
dari bahan biosfir disebut tanah organik atau lebih dikenal dengan istilah tanah gambut.
Di alam tidak ada yang murni sebagai tanah mineral atau tanah gambut. Tanah mineral
selalu mengandung campuran bahan organik walaupum dalam jumlah yang sedikit,
demikian pula sebaliknya tanah organik yang juga mengandung bahan mineral.
Proses perkembangan pembentukan tubuh tanah makro berlangsung secara horisonisasi
dan haploidasi. Horisonisasi membuat tubuh tanah tersegregasi menjadi berbagai ragam
bagian yang biasanya berbentuk lapisan-lapisan yang terletak searah dengan permukaan
tanah. Segregasi tubuh tanah berlangsung lewat transformasi dan translokasi bahan
tanah. Haploidasi adalah pencegahan atau penghambatan horisonisasi, dapat juga berupa
pembauran atau perusakan horizon.
Proses perkembangan tanah makro ditunjang oleh sejumlah proses perkembangan tanah
mikro. Ada banyak proses mikro, namun yang perlu dikemukakan antara lain peristiwa
penambahan, penyingkiran, serta pelindian yang berlangsung antara tanah dan dan
lingkungannya.
Lapisan Tanah
Lapisan tanah adalah susunan yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam tanah. Lapisan
tanah dapat dikelompokkan berdasarkan penampakan fisik, warna, dan tekstur tanah.
Secara umum tanah memiliki 4 lapisan yaitu lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah,
dan lapisan induk.

6
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Gambar 2. Lapisan Tanah


Lapisan atas merupakan lapisan yang terletak hingga kedalaman 30 cm, sering disebut
dengan istilah Top Soil. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling subur, karena banyak
mengandung bahan organik. Oleh karena itu lapisan ini merupakan bagian yang optimum
untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Lapisan tengah terletak tepat di bagian bawah top soil dengan ketebalan antara 50 cm
hingga 1 meter. Lapisan ini terbentuk dari campuran pelapukan yang terletak di lapisan
bawah dengan material top soil yang terbawa air kemudian mengendap. Ciri yang
dimiliki oleh lapisan tanah ini adalah berwarna lebih cerah dibandingkan lapisan di
atasnya dan bersifat lebih padat. Lapisan ini sering disebut dengan tanah liat.
Lapisan bawah merupakan lapisan yang mengandung batuan yang mulai melapuk dan
sudah tercampur dengan tanah endapan pada lapisan diatasnya atau tanah liat.
Lapisan induk tanah berada pada lapisan paling bawah, terdiri dari materi anorganik
dari pecahan batuan yang berasal dari lapsisan yang ada di bawahnya dan tidak
mengandung humus
Morfologi Tanah
Pola distribusi sifat tanah sepanjang tubuh tanah dinamakan morfologi tanah dan
pembentukannya disebut morfogenesis. Morfologi tanah menyimpan banyak informasi
tentang watak, perilaku, serta potensi fungsi tanah, sehingga morfologi tanah dapat
dijadikan dasar untuk klasifikasi, pengharkatan, dan inventarisasi tanah.
Horisonisasi mengarah ke anisotropi yang membuat susunan tubuh tanah bertambah
majemuk dan cenderung rumit. Sedangkan haploidasi mengarah ke isotropi yang
membuat susunan tubuh tanah menjadi lebih sederhana atau simpel. Lebih menonjolnya
tampakan horisonosasi dari haploidasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan
lingkungan.
Manfaat Tanah

Perspektif ketermanfaatan tanah adalah sebagai sumberdaya, ruang, dan lingkungan,


Pengertian sumberdaya selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia, sesuatu yang
belum ditemukan kegunaannya bagi manusia jadi tidak bernilai tidak dapat disebut
sebagai sumberdaya. Tanah dari segi pertanian, peternakan, dan kehutanan adalah

7
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

masukan kedalam proses produksi biomassa yang berfungsi sebagai medium tumbuh
tumbuhan. Tanah sebagai bahan mentah digunakan dalam kerajinan atau industri untuk
bahan produksi barang-barang tembikar atau bahan-bahan bangungan.
Sebagai perspektif ruang, tanah digunakan untuk pembangunan kawasan industri,
perkotaan, dan prasarana pengembangan wilayah. Istilah ruang mencakup pengertian
luasan, bentang lahan, dan lokalitas. Lokalitas dalam hal ini mengimplikasikan keadaan
setempat yang menyediakan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan usaha
tertentu.
Tanah sebagai perspektif lingkungan dapat dimanfaatkan untuk sanitasi dan
penaggulangan pencemaran. Tanah untuk sanitasi sudah dikenal lama, sebagai jamban
keluarga atau umum. Tanah mempunyai kemainpuan menyaring cairan, menjadikannya
jernih dan bersih, membebaskan bahan-bahan tersuspensi, sebelum masuk ke air bumi
atau air sungai. Selain itu dengan zarah-zarah penyerap ion (mineral lempung. oksida,
dan hidroksida, serta senyawa humik), tanah mampu menyerap ion ion terlarut dalam
cairan dan menjadikannya bebas ion pencemar. Dengan basa-basa dan asam-asam yang
dikandungnya tanah berkemampuan mengatur pH cairan.

2.3. Gaya yang Bekerja Pada Kerak Bumi


Gaya yang berasal dari dalam bumi yang dapat mengakibatkan perubahan kulit bumi
adalah gaya tektonik. Gaya tektonik ada dua macam yaitu gaya Epirogenetik dan gaya
Orogenetik. Gaya epirogenetik adalah gaya yang meliputi daerah-daerah yang sangat luas
dan berlangsung dalam waktu yang sangat panjang (lambat). Sedangkan gaya Orogenetik
adalah gaya pembentuk pegunungan dimana terjadi peristiwa dislokasi atau beralihnya
letak lapisan kulit bumi.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gerak atau getar kulit bumi yang disebabkan oleh gaya endogen.
Walaupun menimbulkan bencana disebabkan datangnya yang sekonyong-konyong
karena tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu, dari kecepatan getaran serta
perubahannya kita dapat mengetahui macam-macam batuan di dalam bumi. Alat
pencatat getaran gempa adalah seismograf. Seismograf horisontal digunakan untuk
mencatat getaran gempa bumi pada arah mendatar, dan untuk menghitung getaran
gempa pada arah vertikal seismograf vertikal.
Ada tiga macam gempa yaitu gempa tektonis (dislokasi), gempa vulkanis (gunung
berapi), dan gempa guguran. Gempa tektonik terjadi karena pergeseran letak lapisan
kulit bumi yang sering menimbulkan malapetaka besar karena amat hebatnya. Gempa
vulkanis terjadi bersamaan waktunya dengan meletusnya gunung berapi ataupun tidak
lama sesudahnya, biasanya hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi. Gempa
guguran terjadi karena dinding gua di dalam tanah gugur, hanya merupakan gempa bumi
kecil yang kebanyakan terjadi di daerah kapur dan pertambangan.
Vulkanisme

8
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Magma adalah batuan cair yang pijar atau sangat panas sekali. Peristiwa gunung berapi
(vulkanisme) dapat terjadi bila tekanan gas pada magma yang terdapat didalam bumi
bertambah besar dan mencapai tingkat tertentu sehingga magmanya menjadi aktif
menerobos lapisan-lapisan kerak bumi. Peristiwa menerobosnya magma kedalam
lapisan batuan dan belum mencapai permukaan bumi disebut plutonisme (gunung
berapi tersembunyi). Sedangkan peristiwa meletusnya magma ke permukaan bumi
dengan segala sesuatu yang menyertainya adalah erupsi. Dan magrna yang telah berada
pada permukaan bumi dinamakan lava.
Gunung berapi adalah tempat meletusnya magma pada permukaan bumi, sedangkan
mulut tempat memuntahkan magma yang berada di puncak gunung berapi disebut
kawah. Ada 3 macam Gunung berapi yaitu Gunung berapi perisai, Maar, dan Gunung
berapi strato. Gunung berapi perisai hanya mengeluarkan iava cair sehingga selalu
meleleh dan tak dapat menimbun lava menjadi tinggi. Gunung lava yang terbentuk tidak
tinggi dengan lereng yang sangat landai hingga menyerupai perisai. Maar adalah gunung
berapi yang hanya meletus sekali saja dan setelah itu vulkanisme terhenti, sehingga yang
tinggal hanya kawahnya. Sedangkan Gunung berapi strato membentuk gunung berupa
kerucut, karena selain lava cair keluar pula bahan-bahan padat (bom, lapilli, pasir, dsb).
Bom adalah batu lava yang cukup besar (besarnya lebih dari sekepalan tinju), Lapilli
adalah batu lava yang kecil (sebesar kacang atau kerikil), dan Pasir adalah batu lava yang
agak halus., Debu adalah batu lava yang paling halus.
Gunung berapi di Indonesia adalah gunung-gunung berapi strato berjumlah şekitar 400
buah dan hanya 80-an saja yang masih bekerja. Seluruhnya dapat digongkan dalam 3
barisan, yaitu barisan Sumatra - Jawa - Nusa Tenggara - sekitar laut banda, barisan
Halmaherah dan Pulau-pulau sebela baratnya, serta barisan Sulawesi Utara - Sangihe -
Mindano.
Pada waktu meletus terjadilah bencana, beribu-ribu manusia dan ternak dapat jadi
korban, kebun dan sawah baik di lereng atau di kakinya musnah. Namun Gunung berapi
juga mendatangkan manfaat, antara lain: abunya sangat subur, karena tingginya yang
menjulang maka mampu mendatangkan hujan, hutan-hutan di lerengnya dapat
menyimpan air hujan, dan di kakinya yang agak landai baik sekali untuk dijadikan sawah.

3. METODE-METODE EKSPLORASI
Ilmu yang mempelajari mengenahi struktur dan gejala-gejala yang terjadi di bumi dan
sekitarnya dengan mempergunakan hukum-hukum dan metoda-metoda fisika adalah
Geofisika. Namun demikian fisika bukan satu satunya cabang ilmu yang dapat dipakai
atau membantu dalam penyelidikan bumi, karena kita mengenal juga Geokimia, Geologi,
ataupun Geodesi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, geofisikawan
berlomba-lomba menemukan mineral-mineral, minyak, dan gas bumi. Usaha ini
dikatakan sebagai kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan tujuan eksplorasi, Geofisika masih dapat dibagi lagi menjadi dua cabang.
Geofisika murni yang bertujuan mempelajari susunan dalam dan sifat-sifat fisik bumi
berdasarkan gejala-gejala yang berhubungan seperti sifat-sifat medan statik (gravitasi,

9
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

magnetik, dan listrik), sifat elastic (seismik), dan lainnya. Kita juga mengenal Geofisika
terapan atau kadang kadang disebut juga sebagai geofisika eksplorasi yang mempelajari
sifat sifat spesifik dan relatif berskala kecil bila dihubungkan dengan sifat-sifat yang
terdapat dalam kerak bumi. Tujuan praktis dari geofisika terapan adalah mencari
endapan minyak bumi, air tanah, mineral, dan masih banyak lagi yang berhubungan
dengan Geoteknik serta mempunyai nilai-nilai komersial. Kegiatan eksplorasi itu sendiri
dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metode, yaitu Gravitasi, Magnetik, Listrik,
Elektromagnet, Seismik Radiaktifitas, Log sumur, Kimia, Thermal dan metode lainnya.

2.3.1. Metode Gravitasi


Teori yang mendasari metode ini adalah hukum Newton yang menyatakan gaya tarik
antara dua titik massa m dan M dengan jarak r besarnya:
𝑚𝑀
𝐹=𝐺
𝑟2
dengan G = konstanta gravitasi universal = 6.67x10¹¹ m³/kg.s. Intensitas gravitasi adalah
gaya persatuan massa.
𝐹 𝑀
𝑔= = 𝐺 2 𝑚/𝑠 2
𝑚 𝑟
Karena satuan intensitas medan gravitasi adalah percepatan maka disebut juga
percepatan gravitasi. Besaran ini merupakan besaran vektor. Berdasarkan pengukuran-
pengukuran geodesi bumi mempunyai bentuk yang spheroid dengan rapat massa
material yang merupakan inti dan mantel bumi berubah secara secara radial. Sisanya 2%
dari massa fotar bumi yang merupakan kerak bumi mempunyai sifat heterogen. Sehingga
permukaaan bumi dapat didefinisikan sebagai bentuk matematis yang dinyatakan dalam
harga-harga gravitasi disemua titik di permukaan. Harga gravitasi disebarang titik di
spheroid dapat diuraikan dalam bentuk:
g(θ) = Σan sin² (n θ)
dengan e menyatakan garis lintang dan a,, adalah konstanta yang diperoleh dari hasil
pencocokan pengukuran gravitasi yang diredusir ke permukaaan laut Semua material
dalam bumi mempengaruhi harga intensitas gravitasi, tetapi karena hukum Newton
berbanding terbalik dengan kwadrat jarak, maka batuan yang dekat dengan titik
pengamatan akan lebih besar gaya tariknya dari pada yang jauh dari titik pengamatan.
Sebagian besar gravitasi disebabkan oleh massa mantel dan inti dan karena bentuk
regular dan dan rapat massanya berubah secara teratur, gravitasinya juga berubah
secara teratur. Hanya 0.3% g berasal dari material yang terdapat pada kerak bumi, dan
dari prosentase yang kecil ini kira-kira 0.05% g berasal dari batuan 5 km bagian atas
kerak bumi yang struktur lapisannya terdiri atas berbagai jenis batuan. Perubahan rapat
massa batuan pada daerah 5 km bagian atas kerak bumi akan menghasilkan variasi g
yang umumnya tidak lebih dan 0.01% harga g dimana saja. Fluktuasi dalam harga g yang
dihubungkan dengan benda-benda yang mempunyai nilai mineral komersial adalah
dalam orde 10 g. Jadi struktur batuan memberikan sumbangan sangat kecil pada harga

10
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

gravitasi bumi tetapi sumbangan yang kecil masih dapat dipetakan perubahannya dari
titik ke titik.
Alat yang dipakai untuk mengukur adalah gravimeter dan harus sensitif karena harus
dapat mengukur perubahan gravitas dalam orde 10 medan gravitasi bumi. Selain dipakai
untuk mencari mineral secara langsung juga dapat dipakai untuk mencari air tanah
maupun minyak secara tidak langsung yaitu dengan mencari patahan atau kubanan
garam. Sayangnya cara ini membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk
mengumpulkan dan mengolah data yang didapatkan di lapangan.

3.2. Metode Magnetik


Metode ini mempunyai kesamaan dengan metode gravitasi dalam hal pengukuran
perbedaaan medan-medan gaya. Meskipun demikian) perbedaan mendasar antara kedua
cara tersebaut adalah variasi rapat massa yang relatif lebih kecil dan uniform dibanding
dengan perubahan dalam susceptibilitas, sehingga medan gravitas perubahannya lebih
kecil dibading medan magnetik.
Dasar metoda magnetik adalah hukum gaya Coulomb F antara dua kutub magnetik m,
dan m₂ gr yang berjarak rcm dalam bentuk:
𝑚1 𝑚2
𝐹= 𝑟 𝑑𝑦𝑛𝑒
𝜇𝑟 2
dengan permiabilitas medium yang mengelilingi magnet.
Kekuatan medan magnetik H didefinisikan sebagai gaya pada satu satuan kutub magnet:
𝐹 𝑚2
𝐻= = 2 𝑂𝑒𝑟𝑠𝑡𝑒𝑑
𝑚1 𝜇𝑟
Tetapi di alam tidak pernah dijumpai kutub-kutub magnet yang terjadi secara sendirian
seperti muatan listrik. Kutub-kutub magnetik selalu berada dalam pasangan sehingga
dalam medan magnetik besarannya adalah dwikutub (dipole) magnetik yang terdiri dari
dua kutub berkekuatan +m dan -m yang terpisah pada jarak / Dan besaran momen
magnetik M didefinisikan sebagai:
M=mlr
Jika suatu benda magnetik diletakkan dalam medan magnetik luar maka benda tersebut
akan terimbas dan menjadi termagnetisasi. Intensitas magnetisasi / sebanding dengan
kekuatan medan dan arahnya dalam arah medan luar.
𝑀 𝑚𝑙𝑟
𝐼= =
𝑉 𝑉
dengan V adalah isi benda. Magnetisasi imbas menyebabkan dwikutub material magnet
menyearah, sehingga / juga disebut polarisasi magnetik. Jika / konstan dan mempunyai
arah yang sama diseluruh benda maka bendanya dikatakan dimagnetisasi serba sama.
Derajat benda dimagnetisasi ditentukan oleh besaran yang dinamakan susceptibilitas
magnetik k, yang besarnya:
I = k H.

11
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Fungsi suscepyibilitas dalam metode magnetik adalah sama dengan fingsi rapat massa
dalam medan gravitasi karena respon magnetik batuan ditentukan oleh banyaknya
material magnetik didalamnya. Benda magnetik tersebut bila kita letakkan dalam medan
magnet luar H akan menyearah kutub-kutub internalnya dan terbentuk H' yang akan
menambah medan total dalam benda yang dinamakan induksi magnetik B sebesar
B=H+H'=H+ 4πI=(1+4πk) H= μH Gauss
Karena variasi medan magnet yang diukur mempunyai orde 10 kali medan magnet bumi,
maka dalam hal ini digunakan kekuatan medan atau intensitas magnetik dengan satuan
gamma (y) dengan relasi 1y = 10° Oersted. Alat yang digunakan untuk mengukur medan
magnet adalah magnetometer dan ada beberapa macam, meliputi: Instrumen jarum
berporos, Variometer tipe Schmidt, Variometer kompensasi, Instrumen flux gate, dan
Magnetometer presisi-bebas proton. Pengukuran medan magnetik adalah relatif artinya
harga satu atau lebih komponen medan magnet di sebarang titik dinyatakan sebagai
perbedaan dengan harga pada suatu titik basis yang dipilih. Pada umumnya luas
pengamatan relat kecil (dalam beberapa kilometer persegi) sehingga medan medan
geomagnetik normal dalam daerah dipandang konstan dan sama dengan titik basis.
Untuk daerah yang lebih luas (lebih dari ratusan kilometer persegi) variasi medan
normal dapat signifikan terutama dalam arah utara-selatan dan ini dapat dikoreksi.
Perubahan struktur atau batu-batuan yang terukur sebagaai perubahan medan magnetik
pada kerak bumi dapat dipetakan dalam basement karena susceptibilitas magnetik batu-
batuan sedimen (endapan) jauh lebih kecil dari pada susceptibilitas magnetik batu-
batuan beku dan malihan. Basement adalah permukaan lapisan batu yang dibawahnya
tidak ditemukan batuan endapan dan merupakan batuan beku (magma), batuan malihan
atau granit.

3.3. Metode Seismik


Metode ini paling banyak digunakan alam geofisika terapan karena memberikan hasil
yang mudah ditransiasikan kedalam istilah geologi walaupun secara intrinsik lebih ruwet
pelaksanaannya. Di lapangan dibutuhkan energi yang dimasukkkan ke dalam bumi
dengan membuat suatu ledakan meskipun peledaknya dapat dikontrol. Ada dua cara
dalam metode ini yaitu refraksi dan refleksi dengan instrumen yang dalam prinsip dan
desainya hampir sama. Dalam survey meskipun ada beberapa perbedaan prosedur di
lapangan untuk kedua tehnik tersebut namun keduanya secara prinsip operasinya sama.

Geophone (detektor, seismometer) merubah getaran seismik bumi menjadi sinyel listrik
dan hanya mencatat komponen vertikal getaran perpindanan bumi. Dan masih
diperlukan amplifier agar semua getaran bumi (dalam orde 10 inci) dapat terdeteksi dan
teramati. Untuk kegiatan eksplorasi minyak alat tersebut hanya sensitif untuk getaran
tertentu yaitu: antara 5-100 cps untuk tehnik refraksi dan 10-150 cps untuk refleksi.
Tehnik refleksi hanya memberikan informasi geometri formasi bawah permukaan dan
tak dapat memberikan informasi komposisi batu batuan, oleh karena itu tehnik ini

12
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

banyak digunakan untuk mencari minyak. Yang diamati adalah waktu yang diperlukan
gelombang seismik kembali ke permukaan setelah mengalami refleksi oleh formasi.
Kelemahan metoda ini adalah lebih lambat dan lebih mahal.
Sedangkan tehnik refraksi memberikan data kecepatan seismik dan geometrinya
bermacam-macam formasi sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi formasi
yang dipelakan. Secara operasional, survey refraksi lebih kompleks dari refleksi karena
pekerjaan yang harus dilakukan lebihi jauh sebarannya. Dalam refleksi jarak tembak dan
detektor tak pernah lebih jauh dari kedalaman formasi yang dipetakan sedangkan dalam
refraksi jarak pisah jauh lebih besar dari pada kedalaman formasi.

Gambar 2. Rambatan gelombang bola.


Ada dua macam gelombang seismik yaitu gelombang dalam lapisan bumi (body waves)
dan gelombang permukaan (surface waves). Masing masing terdiri dari gelombang
transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal mempunyai arah
rambat tegak lurus dengan arah getaran partikel sedangkan gelombang longitudinal arah
rambatnya sejajar dengan getaran partikel. Gelombang yang menjalar pada medium,
energinya menurun atau berkurang sesuai dengan jarak tempuh. Hal ini dapat dimengerti
mengingat energi yang dibawa gelombang dalam suatu medium sebanding dengan
kuadrat amplitudo, sedangkan amplitudo menyusut disebabkan adanya absorbsi
medium yang dilaluinya. Untuk lebih jelasnya kita tinjau gelombang bola yang menjalar
dari sumbemya seperti gambar (2).
Karena energi/luas berbanding lurus dengan 1/R² sehingga amplitudonya sebanding
dengan 1/R. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa amplitudo berkurang karena
menyebarnya gelombang. Sedangkan penyusutan yang disebabkan adanya absorbsi
medium (akibat disipasi gesekan energi elastik menjadi panas) besarnya:
I = Io {exp(-gr)/r}
dengan: I adalah amplitudo pada jarak r dari sumber

lo adalah amplitode sumber g adalah konstanta atenuasi medium (ada hubungannya


dengan frekuensi gelombang seismik g ~f2).

13
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Gambar 4. Gerak gelombang longitudinal.


Kedua metode dapat dibedakan berdasarkan prinsip berikut:
Refleksi
Berdasarkan prinsip Huygens, gelombang datang longitudinal sampai di A dan A sendiri
merupakan sumber sekunder memancarkan baik gelombang longitudianal maupun
transversal. Bila sudut datang i, sudut refleksi gelombang longitudinal: rL dan sudut
refleksi gelombang transversal: rT maka berlaku hubungan:
a. i = rL
b. sin(rT) = (VT1./VL1) Sin (i).

Refraksi
Dari hukum Snell, bila sudut datang: i, sedangkan sudut refraksi elombang longitudinal:
RL, dan sudut refraksi gelombang transversal : RT maka didapatkan:
a. [sin(i)/sin(RL)] = [VL1/VL2]
b. [sin(i)/sin(RT) = [VL1/VL2].

14
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

4. KERUSAKAN TANAH DAN PENANGGULANGANNYA


Tanah merupakan komponen lingkungan hidup yang harus dilindungi secara mutlak dari
dampak yang merugikan. Allan dkk dalam Tejoyuwono (1998) menyebutkan fungsi-
fungsi vital tanah sebagai:
1. pelaku kegiatan, keanekaan, dan produktivitas hayati
2. pengatur dan pembagi aliran air dalam larutan
3. penyaring, penyanga, pendegradasi, imobilisasi, dan detoksifikasi bahan organik
dan anorganik, termasuk hasil samping industri dan kota serta endapan atmosfir
4. penyimpan dan pendaur ulang hara dan unsur-unsur lain di dalam biosfir bumi
5. penopang bagi bangunan sosioekonomi dan perlindungan bagi khasanah
arkeologi yang berhubungan dengan pemukiman manusia.
Tanah sebagai benda alami heterogen yang terdiri dari komponen padat, cair, dan gas
mempunyai perilaku yang dinamik. Dua konsep utama dipandang dari segi ilmu tanah,
yaitu tanah sebagai hancuran biofisika-kimia atau tanah sebagai habitat tumbuh-
tumbuhan yang diklasifikasikan berdasarkan fungsi tanah., Kedua fungsi tersebut dapat
berkurang atau hilang sama sekali oleh campur tangan manusia ataupun karena proses
alam yang berkesinabungan. Menurun atau hilangnya fungsi tanah disebut dengan
peristiwa degradasi tanah.
Parameter-parameter yang mempengaruhi kualifikasi tanah:
1. Kestabilan struktur.
Tanah yang strukturnya stabil akan tahan terhadap pukulan air hujan sehingga
tidak mudah longsor.
2. Porositas.
Erat hubungannya dengan lebar lubang (pori-pori) dalam tanah sebagai ruang
yang dapat menampung air sehingga kandungan air dalam tanah dapat dideteksi.
3. Solum.
Kedalaman solum berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan akar-
akar tumbuhan.
Erosi sebagai peristiwa pindahnya atau terangkutnya bagian-bagian tanah dari satu
tempat ke tempat lainnya oleh media alami dapat terjadi secara normal ataupun secara
tiba-tiba (dipercepat). Erosi normal atau erosi geologi atau dapat juga disebut sebagai
erosi alamiah merupakan proses pengangkutan tanah dibawah keadaan vegetasi alami
dengan kelajuan yang lambat sehingga memungkinkan terbentuknya tanah tebal yang
mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Proses ini memberikan
kontribusi terhadap bentuk permukaan tanah di bumi secara alamiah.
Erosi yang dipercepat merupakan proses pengangkutan tanah secara cepat yang
mengakibatkan kerusakan tanah. Peristiwa ini terjadi karena terganggunya
keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah. Istilah erosi yang
akan dibicarakan selanjutnya adalah erosi jenis ini meskipun sudah diperkenalkan kedua

15
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

macam erosi. Bahaya erosi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya iklim, bentuk
wilayah, vegetasi, tanah, dan manusia. Hubungannya dapat dituliskan sebagai:
F = f (į, b. v. t. m)
dengan i adalah iklim, b = bentuk wilayah, v = vegetasi, t = tanah, dan m = manusia.
Sehingga erosi dapat dicegah dengan menyeleksi faktor-faktor mana yang dapat atau
sukar diubah. Dari persamaan diatas, faktor iklim dan bentuk wilayah adalah dua faktor
yang jelas-jelas sukar dirubah oleh karena itu ada tiga kemungkinan faktor yang dapat
diantisipasi untuk mengurangi bahaya erosi. Berapa besar prosentase peluang untuk
dirubah2, Dalam kenyataannya faktor manusialah yang justru sulit dicegah. Namun kita
tetap haus mengupayakannya semaksimal mungkin.

Pengaruh masing-masing faktor dapat diperinci sebagai berikut


1. Iklim.
Di Indonesia (secara umum dikatagorikan sebagai daerah basah), unsur iklim
yang banyak mempengaruhi adalah hujan, sedangkan angin dan temperatur kecil
sekali pengaruhnya. Parameter-parameter yang mempengaruhi adalah: curah
hujan (mm), kederasan hujan, dan tetes hujan. Derajat erosi semakin besar apabila
jumlah dan kecepatan aliran air juga besar, ditambah besarnya ukuran tetes hujan
yang erat hubungannya dengan kuatnya pukulan yang dapat menguraikan agregat
tanah.
2. Bentuk Wilayah (topografi).
Unsur yang mempengaruhi adalah derajat kemiringan atau lereng tanah (%) dan
panjang lereng. Semakin curam makin besar derajat erosi, sedangkan semakin
panjang lereng makin berkurang jumlah aliran air permukaan tetapi volume tanah
yang dihanyutkan maka semakin besar pula derajat erosinya.
3. Vegetasi.
Tanah yang tertutup vegetasi seperti hutan dan rumput-rumputan yang cukup
tebal kecil kemungkinannya terjadi erosi.
a. Vegetasi yang tumbuh diatas tanah menghalangi jatuhnya curah hujan
sekalig melindungi tanah dari daya rusak akibat pukulan tetes-tetes hujan
sehingga kecepatan dan daya kikis aliran permukaan berkurang,
b. Akar-akar tanaman memperbaiki permeabilitas tanah mendorong
pembentukan struktur tanah yang mantap. Lubang dan lubang atau
saluran-saluran bekas akar tanaman melonggarkan tanah dan
memudahkan perembesan air.
c. Kegiatan mafrofauna seperti cacing, insekta, dan binatang kecil lainnya
dalam tanah membantu menguraikan bahan organik yang secaara tidak
langsung memperbaiki keadaan fisik tanah.
4. Tanah.
Unsur-unsur tanah yang menentukan besarnya derajat erosi adalah tekstur tanah,
struktur tanah, bahan organik, dan lapisan bawah tanah.
a. Tekstur Tanah.

16
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Tanah pasir mempunyai permeabilitas yang cepat dan mudah


merembeskan air, sedangkan tanah liat mudah larut dan cepat menjadi
padat kembali sehingga mudah hanyut dan terkikiskan air permukaan.
b. Struktur Tanah.
Tanah yang stabil (berstruktur mantap) relatif lebih tahan terhadap
bahaya erosi.
c. Bahan Organik.
Bahan organik sisa tanaman yang tertimbun di permukaan tanah
disamping melindungi dan menutupi tanah terhadap pukulan tetes tetes
hujan juga dapat menyerap air dan mengurangi aliran air permukaaan.
d. Lapisan Bawah Tanah.
Lapisan bawah tanah yang padat atau pejal akan memperlambat
perembesan air dan cenderung meningkatkan derajat erosi.
5. Manusia
Erosi sering disebut erosi buatan manusia karena faktor ini memang paling sulit
dikendalikan. Penggundulan hutan, pembakaran hutan, dan sistem perladangan
berpindah adalah contoh sederhana dari tindakan manusia yang menimbulkan
bahaya erosi.
Jenis-jenis erosi dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Erosi Permukaan (Sheet Erosian).
Erosi ini tidak jelas penampakannya karena yang dihanyutkan hanya sebagian
tipis lapis dan merata. Gejala yang mudah dikenali adalah warna lapisan yang
lebih muda karena menurunnya kandungan organik sehingga produktivitasnya
menurun. Disamping itu, pengolahan tanah menjadi lebih berat dengan
tersembulnya perakaran dekat pangkal batang.
2. Erosi Jalur (Riil Erosian)
Erosi ini diakibatkan terkikisnya permukaan tanah oleh air yang tidak merata
sehingga timbul jalur-jalur kecil sedalam 1-4 cm dan masih mudah dihilangkan
dengan pembajakan.
3. Erosi Parit (Gully Erosian),
Tingkatan lebih lanjut dari erosi jalur dimana jalur menjadi semakin lebar dan
dalam.
4. Tanah Longsor (Landslides).
Erosi ini disebabkan karena adanya lapisan kedap air dibawah tanah yang dapat
mengalir setelah sampai titik jenuhnya dan membawa seluruh tanah yang ada
diatasnya.
Berbagai kerugian yang ditimbulkan akibat erosi antara lain: hilangnya kesuburan tanah,
pengendapan bahan-bahan disuatu lokasi, dan akibat yang paling fatal adalah musibah
banjir. Untuk itu perlu suatu upaya konservasi untuk menanggulanginya. Ada dua macam
cara dalam rangka mengatasi bahaya erosi yaitu secara vegatatif dengan memanfaatkan
tumbuh-tumbuhan sebagai tameng atau pelindung tanah terhadap unsur unsur hujan
atau secara mekanik dengan upaya pengaturan aliran air permukaan.

17
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

Dari segi efisiensi pengawetan, cara mekanik lebih mahal dan sukar dilakukan. Hal ini
dapat dimengerti karena cara ini menyangkut pekerjaan pekerjaan yang bersifat teknis
seperti pembuatan teras-teras, tanggul-tanggul, drainase-drainase, dan sejenisnya.
Walaupun demikian, pelaksaan usaha konservasi pada prakteknya tetap menggunakan
kedua cara secara bersamaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum bahwa tanah
adalah terdiri dari unsur-unsur makro ataupun mikro sebagi penyusun senyawanya.
Dengan komposisi yang bergantung kepada:
• proses pembentukan
• iklim
• jenis tumbuhan yang hidup
• keadaan air, suhu dan sebagainya.

SOAL-SOAL
1. Buktikan bahwa tanah merupakan sistem pendukung utama kehidupan, terutama
kehidupan manusia!
2. Untuk mengenali keadaan sistem alami mantap dan memahami bagaimana energi
mempengaruhi system tersebut diperlukan pengetahuan tentang hukum
termodinamika. Jabarkanlah secara ringkas konsep-konsep termodinaka yang
dimaksudkan!
3. Apakah yang dimaksudkan dengan litosfir, atmosfir, biosfir, hidrosfir, serta
pedofir?
4. Gaya-gaya apa saja yang terjadi pada kerak bumi? Bagaimana pula pengaruhnya
terhadap perkembangan bumi?
5. Sebutkanlah berapa metode untuk mendapatkan bahan-bahan mineral yang
mempunyai nilai komersial tinggi berikut kelemahan dan kelebihannya!
6. Apakah yang dimaksud dengan erosi tanah?
7. Apa penyebab terjadinya erosi? Bagaimana cara menanggulangi bahaya-bahaya
yang diakibatkan erosi?

18
Fisika Lingkungan – Pfis 2022

DAFTAR PUSTAKA

Faul, H. 1966. Ages of Rocks, Planets, and Stars. Mc. Graw-Hill Inc. New York.
Harbeck,RM and Johnson, LK. 1965. Eart and Space Science. Holt Rinehart and Winston
Inc. New York.
Monteith, JL. 1973. Principle of Environmental Physics. William Clowes & Sons, Limited.
London.
Priest, Joseph 1973. Problems of Our Physical Environment. Addison Wesley Publishing
Company. London.
Soendjojo, D. 1986. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Karunika Universitas
Terbuka. Jakarta.
Soendjojo, D. 1982. Melukis Roman Muka Bumi, FMIPA IKIP Bandung. Bandung.
Soendjojo, D. 1976. Mineral. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Soendjojo, D. 1982. Sejarah Kulit Bumi. FMIPA IKIP Bandung Bandung Stacey, FD. 1977.
Physics of the Eart (second edition) John Willey and Sons: Canada.
Tejoyuwono, N.1998. Tanah dan Lingkungan. Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai