Anda di halaman 1dari 8

Teori Konflik dan Dinamika Hubungan

antarsuku-Bangsa
Han <Poe1Wc:tnto

sistem pemaknaan, dan di lain pihak juga


1. Oinamika Dan Perubahan $osial· harus memperhatikan sistem hubungan
Budaya sosrat
Kelompok dan lembaga sosial adatah
T7ebudayaan mengenal ruang . tempat bentuk struktural dari masyarakat. Dalam
ftJumbuh dan bertembang, serta menghadapi situasi tertentu, dinamika-
mengalami perubahan; baik penambah-
nya akan tergantung pada pola-pola per-
an maupun pengurangan. Manusia tidak ilaku para warganya . Dinamika suatu rna-
berada pads dUB tempat dan ruang seka· syarakat lercermin dalam perkembangan
figU5. la hanyadapat pmoan ke ruang lain dan perubahan yang terjsd i, yaltu akibal
pads masa berbeda . OJ luar masanya, hubungan orang-perorangan, antar ke-
suatu kebudayaan akan dipandang ke- lompok maupun antara cranq-perorang-
linggsls" zaman atau anakronistik, dan di an dengan kelompok. Berbagai benlu k
luar lempatnya dipandang 8sing atau interaksi sosial ya ng ditandai oleh terjadi-
jangga1. nya konlak da n komunikasi, merup akan
Berbagai perubahan sosial dan ke- aspek penti ng untuk mempelaja ri pros es-
budaya an. dapa t berakibat menguntung- proses sosial. Apablla terjadi suatu pe-
kan atau sebaliknya. Jika l erjadi perubab- rubahan yang menyebabkan g oyahnya
an, l idak sel alu berad a pads tingkat yang send .. send i kehidupan yang ada, penge-
sema. Pads suatuwaktu, tenecnperubah- tah uan tent ang proses-proses sos ial
an besar, sedang pads kebudayaan lain- akan dapa t dipakai guna memahami
nya, hanya meng alarrU perubahan yang peri-taku yang akan muncul (Gilli n da n
kura ng berarti. Up aya mengklasifikas ikan Gillin, 1954). Konfl ik merupakan salah
mforrnasl yang berkaitan dengan peru- satu bentuk da n prose s-proses sestet
bah an yang sedang terjadi, merupakan yang terpenting
tahapa n yang harus dilakukan oleh para
ahli antropoJogi. Hal ini dimaksudkan 2. Potensi Konflik dan Ekspresi Ke-
agar fenomena perubahan dan stabilrtas 5uku-bangsaan
suatu kebudayaan lebih d apat dipaha mi .
dan menjadi bahan analisisnya. Pada akhir-a khir ini, konflik yang ber-
Dalam hubungan dengan lingkungan- dimensi kesuku-b angsaan merupaka n
nya, manusia cend erung memahaminya feno mena umum di banyak negars , da n
melalul buda ya yang dimiliki; misalnya biasanya be~ jfal latent. Melemahnya se-
penge tahuan tentang slste m simbol, pe- mangat lntegrasi dan rnenquatnya loyal i--
maknaan dan s istem nila l (Sahlins , las serta sofdantas kes uku-bangsaan
1977) . Sementara nu, seringk ali pertim- ya ng berdimensi politik, sering rnencuat
bang an praktis juga dijadikan da sar un- ke permukasn . Sebagai ekibatnya . ken-
tukmemberikanjawaban atas perubahan disi seperti itu 1ldak jarang mengg iring
yang sedang te~adi (Kessing . 1971) . Ke- suatu bang sa yang plural ke da lam sikap
budayaan bukan hanya dikembangkan saling bermusuha n. Pada akhimya, hal
oleh slam pemikiran manusia, melainkan seperti itu akan berrnuara kepada terjad i-
j uga terbentuk dan dihasHkan oleh sistem nya disinlegrasi suatu negars kebang-
sosiallertenlu . Untuk itu dipef1ukan per- saan , dengan tuntutan pembag ian wits-
spektif teoritis yang dapa 1 menjelaskan yah sehingga memungkinkan muncu lnya
kekuatan-kekuatan pembentuk dan negara nasional baru yang ~bih homo-
penghambat suatu perubahan . Di satu gen (Horowitz. 1985). Karenanya suatu
pihak perubahan dapat dikaj i melatu i kajian ber1(aitan dengan hal lersebut.

40 HJDNUIion:J 17OIJ..r. N~~/997

Anda mungkin juga menyukai