Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1

Mata Kuliah : Sistem Sosial Budaya Indonesia


Nama : MUNTASIR
NIM : 030693539
Jurusan : Administrasi Negara
1. Salah satu ciri sistem sosial budaya masyarakat adalah bersifat dinamis, artinya
cenderung mengalami perubahan, uraikan pendapat Anda faktor-fator apa saja yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem sosial budaya masyarakat Indonesia,
jelaskan jawaban anda dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sosial
masyarakat ?
Jawaban :
Faktor Penyebab terjadinya perubahan sistem sosial budaya
a. Sebab-sebab berasal dari Masyarakat (Intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik
penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat
menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang
mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi
sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi
tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga
tatanan dalam keluarga.
b. Sebab-Sebab Berasal dari Luar Masyarakat (Ekstern)

1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat

suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila

masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus

menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal

ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola

kelembagaannya. Contoh : Masyarakat yang terkena dampak tsunami yang


mengharuskan mereka berpindah ke kota lain, sehingga mereka harus

menyesuaikan budaya ditempat yang baru.

2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-

nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat

memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Contoh :

adanya peperangan antar suku.

3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang

berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat

diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu

kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu

kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan

muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat

bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut. Contohnya

adanya perpindahan penduduk (Transmigrasi) sehingga penduduk transmigrasi

tersebut harus menyesuaikan dengan kebudayaan ditempat yang baru.

2. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang ditandai dengan keanekaragaman suku,


agama, ras dan antargolongan, heterogenitas masyarakat merupakan sebuah keniscayaan,
namun kecenderungan akibat adanya keragaman dan perbedaan adalah terjadilah
disintegritas sosial/konflik sosial antar sesama warga pertanyannya adalah: Bagaimankah
upaya atau strategi yang harus dilakukan oleh bangsa baik bagi pemerintah maupun
warga negara guna menciptakan persatuan, sehingga mampu meminimalisir terjadinya
konflik sosial di tengah kehidupan sosial masyarakat, kaiatkan jawaban anda dengan
faham pluralisme  ?
Jawaban :
Persautan Indonesia adalah sila ke-3 dari Pancasila, yang mempunyai nilai filosofis yang
sangat luar biasa yang diikrarkan olah para pendiri bangsa indonesia untuk
mempersatukan kemajemukan yang dimiliki Indonesia. Keanekaragaman suku dan
budaya bangsa harus kita syukuri karena keberadaan dalam persatuan ini adalah daya
penarik ke arah suatu kerjasama persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesis dan sinergi
yang positif, sehingga keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu kerjasama yang
luhur. Peranan pemangku kepentingan dinegeri ini menjadi sangat penting untuk berberap
secara aktif dalam merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk terus menggelorakan
semangat persatuan dan kesatuan bangsa kepada seluruh masyarakat karena indonesia
adalah satu sehingga kita tidak boleh terpecah belah. Pemahaman nilai pancasila akan
menciptakan dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu negara
kesatuan RI mencantumkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang negara.
Persatuan dan kesatuan tidak boleh mematikan keanekaragaman dan kemajemukan
sebagaimana kemajemukan menjadi faktor pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber
daya yang kaya untuk memajukan persatuan itu.

3. Indonesia dikenal dengan adanya keanekaragaman etnis, kergaman etnis tersebut nampak
dengan adanya keragaman budaya yang dihasilkan didalamnya mulai sabang sampai
merauke, pertanyaanya adalah : Bagaimanakah pola hubungan antar etnis yang berada di
Indonesia, jelaskan jawaban anda  dengan memberikan satu contoh kasus hubungan antar
etnis dan upaya dalam menjaga integrasi Indonesia melalui hubungan antar etnis tersebut?
Jawaban
Hubungan antaretnik hanya bisa terjadi ketika setiap kelompok etnik terlibat dalam
pertukaran keterlibatan setiap kelompok etnik itu dibatasi oleh faktor status, peran,
kelompok, jaringan interaksi, dan institusi sosial. Hubungan antar etnik dapat terjadi
di mana saja, seperti dalam pergaulan sosial, kehidupan bertetangga, dalam kegiatan
perdagangan, dan sebagainya.
Berbagai bentuk hubungan tersebut mempunyai akibat yang bermacam-macam, ada
yang baik dan ada yang buruk. Secara keseluruhan tercipta keseimbangan yang
harmonis dalam konteks terpeliharanya kelestarian alam. Dalam hal ini hubungan
antar individu ataupun antar kelompok masyarakat pada dasarnya berada dalam pola
hubungan yang sama. Keharmonisan hubungan yang bersifat mutualistis seharusnya
dapat tercipta apabila prinsip dan nilai-nilai dasar kemanusiaan selalu
dipertimbangkan dalam mengikuti gerak dinamikanya aturan-aturan kultural yang
berlaku.
Contoh : Hubungan Etnis Cina Dengan Masyarakat Pribumi
Kehadiran etnik Cina dalam konstelasi sejarah Indonesia, dimulai berabad-abad
lamanya. Telah sejak lama konfigurasi reaksi relatif harmonis antara pribumi dengan para
pendatang Cina. Dalam perspektif sejarah, pluralitas bangsa Indonesia ditandai
dengan adanya dua atau lebih elemen yang hidup dalam satu kesatuan politik, yaitu
orang-orang Cina (tergolong Timur Asing) yang menduduki kelas menengah,
sedangkan golongan pribumi (Inlanders) merupakan warga kelas tiga (terbawah) di
negerinya sendiri (Nasikun, 1995: 29).
Sikap pragmatisme kelompok etnik Cina sudah sejak lama tidak begitu disenangi
oleh kelompok pribumi. Sehingga fakta adanya perlakuan “istimewa” pemerintah
terhadap bisnis mereka menjadi suatu yang menyakitkan. Dan terbukti belakangan
ini perasaan itu menjadi terakumulasi dan berujung pada krisis kepercayaan kepada
pemerintah dan aparatnya. Sehingga tidak terlalu salah, bila sementara orang
beranggapan, persoalan pribumi–non pribumi pada dasarnya merupakan aspek dari
ketimpangan yang ditimbulkan oleh strategi ekonomi Orde Baru (Rully Indrawan, 1995:
14).

Anda mungkin juga menyukai