Anda di halaman 1dari 8

Kode safety tambang

Rambu Stop

Tentunya anda semua telah mengenal dan sering melihat rambu stop. Stop adalah berhenti. Di
dunia pertambangan makna stop adalah berhenti secara sempurna. Untuk pengendalian atau
kontrol di area persimpangan (simpang tiga atau simpang empat) dipasang rambu stop.

Penulis di sini memberikan filosofi atau makna tersendiri tentang rambu stop agar mudah
diingat oleh para pembaca artikel blog ini. Filosofi rambu stop adalah sebagai berikut :

STOP

 S = Sit, artinya anda sedang berkendara dan berhentilah secara sempurna di rambu
stop (persimpangan, baik simpang tiga maupun simpang empat)

 T = Think, artinya pikirkan keselamatan pengguna jalan yaitu anda dan orang lain

 O = Obsevation, artinya lakukan observasi tentang kondisi lalu lintas

 P = Plan, artinya rencanakan setelah anda melakukan observasi tadi, jika kondisi lalu
lintas aman maka anda boleh melanjutkan perjalanan dan sebaliknya jika kondisi lalu
lintas belum aman maka berhentilah secara sempurna serta tunggu setelah kondisi lalu
lintas aman.

Jempol Safety

Jempol safety adalah salah satu metode untuk mengetahui deteksi dini tentang KL3
(kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan). Dengan jempol safety kita berupaya untuk
mengetahui potensi bahaya dan cara mengendalikannya atau mengurangi tingkat bahayanya.

Jempol safety adalah makna kiasan yang diambil saat kita mengacungkan jempol itu pertanda
bagus. Kiasannya sebagai berikut :

Jepol (ibu jari) kita acungkan berarti bagus, dibalik makna bagus tersebut jangan lupa bahwa
masih ada empat jari lainnya yang mengarah ke kita. Empat jari tersebut sebagai pilar utama
untuk mendukung jempol safety.

 Jempol (ibu jari) artinya bagus saat diacungkan (hal ini disebut hasil)

 Jari 1 (telunjuk) artinya perencanaan. Persiapkan JSEA atau Prosedur Kerja dan
diskusikan sesuai kebutuhan yang diperlukan.

 Jari 2 (tengah) artinya alat dan peralatan. Pastikan peralatan selalu dilakukan P2H
sebelum dan setelah digunakan, peralatan digunakan sesuai fungsinya.

 Jari 3 (manis) artinya lingkungan kerja. Kenali lingkungan kerja anda, pastikan semua
bahaya dapat dikendalikan dan lakukan perbaikan untuk mengendalikan bahaya.
 Jari 4 (kelingking) artinya karyawan. Periksa semua karyawan apakah dalam kondisi
bugar dan kompeten di bidangnya agar pekerjaan dapat terselaikan dengan aman.

Pemisah Jalan

Pemisah jalan di area tambang sering juga disebut median atau intersection.

Ketentuan pemisah jalan sebagai berikut :

 berfungsi memisahkan antara jalur muatan dan kosongan

 material yang digunakan harus bagus dan kompak (jika dari tanah)

 material dapat pula menggunakan ban (tyre) bekas

 tidak mengganggu drainase tambang

 dipasang rambu yang memadai (rambu petunjuk arah, rambu chevron pada area
tikungan)

 panjang kurang lebih 5 meter dan ketinggian kurang lebih 1.5 meter

Prosedur Persyaratan Dan Pemasangan Patok Mata Kucing

Patok mata kucing di area tambang memiliki persamaan istilah antara lain guide post, patok
retro atau deliniator. Patok mata kucing ini berfungsi untuk tanda sisi jalan dan harus
dipasang pada jalan permanen.

Patok mata kucing dilengkapi dengan reflektor, bila terkena cahaya akan memantulkan
cahaya tersebut seperti halnya mata seekor kucing bila terkena cahaya lampu juga demikian.

Ketentuan pemasangan patok mata kucing sebagai berikut :

 dipasang pada semua jalan permanen

 reflektor warna kuning dipasang di sisi kiri jalan

 reflektor warna merah di pasang di sisi kanan jalan

 jarak pasang untuk jalan tambang (mine road) dengan jalan lurus setiap 40-50 meter

 jarak pasang untuk jalan tambang (mine road) dengan tikungan setiap 15-25 meter

 jarak pasang untuk jalan angkut batubara (coal hauling road) setiap 50-100 meter

 ketinggian dari tanah 1.5 meter


Pemanfaatan Limbah Untuk Rambu Tambang

Komitmen sebuah perusahaan tambang tentunya dapat melaksanakan good mining practice dengan sebaik-
baiknya. Salah satu nilai yang tertuang dalam komitmen adalah lingkungan. Untuk mengaplikasikan komitmen
tentang lingkungan antara lain dengan beberapa program unggulan, di antaranya sebagai berikut :

 program 4R (reduce, reuse, recycle, dan replace)

1. reduce (pengurangan)

2. reuse (penggunaan kembali)

3. recycle (mendaur ulang)

4. replace (penggantian)

 program 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke)

1. seiri (pemilahan)

2. seiton (penataan)

3. seiso (pembersihan)

4. seiketsu (penjagaan kondisi yang mantap)

5. shitsuke (penyadaran diri untuk pekerjaan yang lebih baik)

Pemanfaatan limbah untuk pembuatan rambu merupakan bagian dari program di atas, contohnya belt conveyor
bekas yang sudah tidak terpakai dapat dibuat sebagai media atau bahan untuk pembuatan rambu tambang. Tetapi
dalam pembuatannya haruslah mengikuti aspek k3, untuk menghindari bahaya yang ada dan memahami langkah
pengendalian bahaya tersebut.
Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan atau land clearing merupakan bagian dari kegiatan penambangan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar tercipta good mining practice maupun k3 adalah
sebagai berikut :

 Area land clearing harus sesuai dengan plan pemegang IUP atau IUPK.

 Batas area land clearing harus terkontrol dengan ditandai pita atau bendera survey.

 Kegiatan land clearing hanya boleh dilakukan pada siang hari dan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi malam hari, hujan, gelap, berkabut, kegiatan peledakan,
longsor dan lain-lain.

 Kegiatan land clearing harus diawasi oleh seorang pengawas yang memiliki
kompetensi di bidangnya.

 Pastikan pengawas land clearing telah melakukan briefing kepada operator maupun
helper terkait akan dilaksanakannya kegiatan land clearing.

 Pastikan pengawas land clearing, operator maupun helper telah memahami standar
operasional procedure tentang kegiatan land clearing. Mengetahui kondisi tidak aman
maupun tindakan tidak aman di area land clearing dan memahami rencana atau
langkah pengendaliannya.

 Pastikan rambu land clearing terpasang sebelum dimulai kegiatan land clearing,
setelah selesai kegiatan land clearing rambu tersebut harus dilepas.

 Pastikan tidak ada orang lain kecuali hanya orang yang diberi tugas dan memiliki
kompetensi land clearing pada area yang akan dilakukan kegiatan land clearing
tersebut.

 Pastikan tidak ada unit lain kecuali hanya unit yang digunakan untuk kegiatan land
clearing pada area yang akan dilakukan kegiatan land clearing.

 Dilarang memasuki area land clearing kecuali hanya orang yang bertugas di area land
clearing serta seijin pengawas land clearing. Pihak-pihak yang berkepentingan bila
akan memasuki area land clearing harus menginformasikan kepada pengawas land
clearing terlebih dahulu dan harus mendapat ijin dari pengawas land clearing serta
selama berada di dalam area land clearing harus dalam pengawasan pihak pengawas
land clearing.

 Dilarang membuang sampah atau limbah pada area land clearing.

 Dilarang melakukan kegiatan pembakaran atau membuat api pada area land clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak sarang lebah pada area land clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak gangguan hewan buas atau melata pada area land
clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak rawa pada area land clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak kemiringan terjal (≥ 40°) pada area land clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak kondisi tanah lunak atau berlumpur pada area land
clearing.

 Pastikan apakah ada atau tidak kondisi pohon mati pada area land clearing. Bila ada
pohon mati harus ditandai dengan pita atau bendera sesuai yang ditentukan.

 Semua unit untuk kegiatan land clearing harus dilakukan P2H terlebih dahulu
sebelum digunakan.

 Pohon berdiameter < 30 cm dalam kondisi normal dapat ditumbang dengan dozer.

 Pohon berdiameter < 30 cm dengan tumbuhan merambat pada bagian atasnya dan
atau antara dahan menempel sehingga tidak dapat ditumbang dengan dozer maka
harus ditandai dengan pita atau bendera sesuai yang ditentukan untuk selanjutnya
ditumbang dengan chainsaw.

 Pohon berdiameter > 30 cm harus ditandai dengan pita atau bendera sesuai yang
ditentukan untuk selanjutnya ditumbang dengan chainsaw.

 Pohon berdiameter > 20 cm setelah kegiatan land clearing harus ditarik dan
dikumpulkan pada tempat penumpukan kayu yang telah ditentukan (log yard atau log
stock), untuk selanjutnya dihitung dan dilaporkan kepada pihak kehutanan.

 Pastikan ketepatan arah angin dan arah rebahan pohon saat ditumbang dengan
chainsaw.

 Pastikan berada pada jarak aman saat berlangsungnya kegiatan penumbangan pohon.

 Pastikan berada pada jarak aman saat berinteraksi dan berada di dekat unit saat
kegiatan land clearing.
 Pastikan ada tanggul (safety berm) di area yang mempunyai perbedaan ketinggian.

 Pengisian bahan bakar (fuel) atau penambahan pelumas (greasing) untuk unit
sebaiknya diluar area land clearing. Tidak boleh merokok saat kegiatan tersebut
berlangsung.

 Pada saat land clearing berlangsung tidak boleh terjadi pencemaran di area land
clearing.

 Pada saat land clearing berlangsung tidak boleh membuang atau mengurangi recovery
topsoil.

 Persyaratan administrasi :

1. memiliki tanda pengenal atau ijin sebagai karyawan untuk


masuk area tambang (mine permit).
2. untuk operator harus memiliki SIMPER atau KIMPER sesuai
unit yang dioperasikannya (versatility) serta telah disetujui,
disyahkan dan ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang
(KTT) di mana yang bersangkutan bekerja.
 Persyaratan kompetensi :
1. telah lulus uji kompetensi land clearing sesuai bidang
pekerjaannya.
2. pengawas land clearing harus memiliki kartu ijin land clearing
(land clearing license card) yang telah disetujui, disyahkan dan
ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang (KTT) di mana
yang bersangkutan bekerja.
 Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja :
1. wajib menggunakan alat pelindung diri (APD).
2. wajib menggunakan radio komunikasi.
 Persyaratan kebugaran :
1. wajib mengisi form bugar selamat.
2. istrirahat tidur minimal 6 jam sebelum bekerja.
3. tidak sedang minum obat.
4. tidak ada permasalahan psikis.
5. pekerja dengan penyimpangan empat permasalahan di atas
dilarang mengoperasikan unit.
6. semua form bugar selamat harus ditandatangani oleh pengawas.
 Persyaratan procedure orientasi :
1. harus ditetapkan dan dilaksanakan sistem orientasi.
2. harus ada penandaan selama masa orientasi.

 Ketentuan kartu ijin land clearing (land clearing license card) :

1. kartu ijin land clearing (land clearing license card) yang telah
disetujui, disyahkan dan ditandatangani oleh Kepala Teknik
Tambang (KTT).
2. kartu ijin land clearing (land clearing license card) hanya berlaku di
area tambang sesuai yang tercantum pada kartu ijin land clearing
(land clearing license card) saat diterbitkan.
3. kartu ijin land clearing (land clearing license card) memiliki
batasan masa berlaku (expire) dan harus diperpanjang kembali bila
akan dipergunakan untuk bekerja di area land clearing.
4. kartu ijin land clearing (land clearing license card) wajib dibawa
dan dipakai saat bekerja di area land clearing.
5. kartu ijin land clearing (land clearing license card) hanya boleh
dipakai oleh orang yang telah lulus uji kompetensi land clearing
sesuai yang tercantum pada kartu ijin land clearing (land clearing
license card) saat diterbitkan.
6. kartu ijin land clearing (land clearing license card) harus
dikembalikan kepada Kepala Teknik Tambang (KTT) melalui
departemen safety di mana yang bersangkutan bekerja, apabila
yang bersangkutan tidak bekerja lagi.
 Ketentuan dozer untuk land clearing :
1. dilengkapi kanopi yang kuat.
2. dilengkapi dengan konstruksi kaca pengaman atau jeruji pelindung
(wire mesh) dan harus selalu bersih.
3. dilarang melakukan perubahan pada kabin yang dapat menghalangi
pandangan operator.
4. dilengkapi dengan kawat yang kuat (winch) agar tidak terguling atau
meluncur ke bawah.
5. dilengkapi APAR dan Fire Suspresion
6. lampu tanda peringatan bahaya (rotary lamp atau strobe lamp) harus
dilengkapi braket lampu.
7. dilengkapi alarm mundur (back alarm)

Penumpukan Tanah Pucuk (Soil Stocking)


Penumpukan tanah pucuk sebaiknya perlu dibuat berita acara, yaitu antara pihak kontraktor
dengan pihak pemegang IUP atau IUPK (owner). Berita acara ini terkait good mining
practice yang meliputi aspek lindungan lingkungan, aktual volume tanah pucuk yang terambil
dibandingkan dengan perencanaan, kontrak pengangkutan tanah pucuk yang meliputi volume
dan jarak angkut, aspek reklamasi tambang dan lain-lain.
Berita acara penumpukan tanah pucuk berisi antara lain :

 nama site
 waktu (hari / tanggal / jam)
 nama kontraktor
 lokasi pengambilan tanah pucuk (pit / blok / strip / elevasi)
 jenis pengambilan tanah pucuk (top soil atau subsoil)
 tempat pengambilan tanah pucuk telah dilakukan pengukuran original oleh
survey
 tempat penumpukan tanah pucuk telah ditentukan dan sudah dilakukan
pengukuran original oleh survey
 tempat penumpukan tanah pucuk telah dipasang pita batas
 jarak angkut sesuai perencanaan
 tersedia akses jalan aman
 tersedia drainase
 tersedia tanggul pengaman (safety berm)
 tersedia penerangan yang cukup untuk kerja malam
 sketsa gambar
 kesimpulan dan catatan dari pihak owner
 tanda tangan antara pihak owner (mining, environment, survey) dengan pihak
kontraktor (mining, engineering, survey)

Anda mungkin juga menyukai