Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Kajian Literatur: 1. Guru
motivasi belajar menggunakan
peserta didik Menurut Zakiah Daradjat, ada beberapa metode
terkait pembuatan faktor penyebab rendahnya motivasi pembelajaran
produk dalam belajar siswa yakni faktor-faktor intern yang
pembelajaran teks (faktor yang bersumber dari diri menoton.
prosedur sendiri), yang meliputi faktor kesehatan, 2. Guru kurang
tingkat kecerdasan, perhatian, motivasi, memberikan
dan bakat. faktor ekstern (faktor yang apresiasi
bersumber dari luar individu), yang kepada
meliputi faktor keluarga (faktor orang peserta didik
tua, suasana rumah/keluarga, keadaan yang aktif
ekonomi, keluarga), faktor sekolah (cara dalam
penyajian materi pelajaran oleh guru, pembelajaran.
metode pembelajaran yang digunakan 3. Peserta didik
oleh guru, standar pelajaran, sumber merasa yang
belajar, kurikulum sekolah, lingkungan diajarkan
sekolah, disiplin sekolah), faktor bukan
masyarakat (media massa, teman passion-nya.
bergaul, aktivitas peserta didik di 4. Pembelajaran
masyarakat). Faktor intern yang menoton di
berpengaruh pada proses belajar adalah kelas
sebagai berikut : 1. Sikap terhadap
belajar 2. Motivasi belajar 3.
Konsentrasi belajar 4. Mengolah bahan
belajar 5. Menyimpan perolehan hasil
belajar 6. Menggali hasil belajar yang
tersimpan 7. Kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil belajar 8. Rasa percaya
diri siswa 9. Intelegensi dan
keberhasilan belajar 10. kebiasaan siswa
11. Cita-cita siswa Faktor ekstern yang
berpengaruh pada proses belajar adalah
sebagai berikut : 1. Guru sebagai
pembina siswa belajar 2. Prasarana dan
sarana pembelajaran 3. Kebijakan
penilaian.

Permatasari, Rizki. 2018. Faktor-Faktor


Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Guna
Dharma Bandar Lampung.
http://repository.radenintan.ac.id/4108/1
/Skripsi%20Full.pdf
2 Peserta didik Menurut Darmawan (2107: 22) 1. Peserta didik
kesulitan dalam mengidentifikasi merupakan kegiatan masih malu
mengidentifikasi menentukan dan menetapkan ciri suatu dan takut
informasi dalam hal yang menjadi tanda kenal tertentu. salah dalam
teks eksplanasi. Hal ini yang menjadi kendala bagi menyampaika
peserta didik. Banyak peserta didik n pendapat.
yang beranggapan bahwa kegiatan 2. Materi teks
mengidentifikasi informasi dari suatu eksplanasi
teks merupakan kegiatan yang rumit masih
dan membosankan. Padahal kegiatan kompleks
mengidentifikasi merupakan kegiatan 3. Peserta didik
peserta didik dalam menentukan dan kurang fokus
menetapkan gagasan atau informasi atau kurang
yang terdapat dalam bacaan tersebut. konsentrasi
dalam
Arpan .MHD. 2020. Pengaruh Model pembelajaran.
Pembelajaran Aktif Quiz Team 4. Referensi
terhadap Kemampuan Mengidentifikasi hanya
Informasi Teks Eksplanasi oleh Siswa berpatokan
Kelas VIII MTSN 2 Medan Tahun pada buku
Pembelajaran 2019/2020. paket peserta
http://digilib.unimed.ac.id/ didik.
39921/8/8.%20NIM
%202162111004%20CHAPTER
%20I.pdf
3 Peserta didik Kajian Literatur: 1. Peserta didik
mengalami Menurut Sugihastuti (1996:vi) cerpen malas
kesulitan dalam remaja adalah suatu karangan yang membaca
menggali dan berisi pengalaman, perbuatan, atau kumpulan
mengembangkan sebuah rekaan belaka sehingga cerpen.
ide untuk menulis bersifat imajinatif dan fiktif yang 2. Peserta didik
teks cerpen. menyesuaikan dengan selera dalam belum
dunia remaja. Maka tidaksalah lagi mampu
lakon cinta remaja banyak digemari membuat
oleh pembaca karena persoalan atau kerangka
perkara dalam kisahnya berupa cinta menulis
segitiga ataupun cinta yang dihambat cerpen.
oleh kehendak orang tua, 3. Daya
persahabatan yang tidak sejalan imajinasi
dengan si pelaku. Pola dalam cinta peserta didik
remaja bercerita cinta yang pasti, hal masih rendah.
ini terdapat pandangan menurut 4. Peserta didik
Artika (2019:82) bahwa pola cerita jarang
cinta dalam sastra remaja berwujud menulis
pola cerita cinta yang pasti, cerpen.
bersettingan di sekolah, hubungan
sesama teman, biasanya endingnya
berakhir gembira dan
membuatpembaca berbunga-bunga.
Apabila tema cinta ditulis oleh
remaja,maka tidak salah lagi
kemurnian dalam permasalahan cerita
yang ditulis dapat mewakili dunia
cinta mereka yang nyata baik dari
pandangan,pengalaman cinta yang
dimiliki serta yangdirasakan.Selain
persoalan cinta dalam cerpen yang
ditulis oleh siswa yang menjadi suatu
hal yang lebih dominan, tidak semua
siswa juga menciptakan sebuah
cerpen cinta atau kisah cintanya
melainkan juga terdapat tema-tema
lain yang bervariasi diangkatdalam
cerpen karya siswa atau remaja
antara lain, persahabatan, lingkungan
sosial, ekologi, kasih sayang,
pendidikan,kejahatan dan lainnya.
Tema-tema inilah menjadi sebuah
tema minor cerpen siswa karena
pupulasi lebih sedikit dari tema cinta
pada cerpen karya siswa. Namun
tetap saja, dapat disadari, tema-tema
tersebut sangat sedikit
diangkatdibandingkan dengan persoalan
mengenai tema percintaan. Hal ini
dikarenakan dunia remaja atau siswa
mulai tertarik atau menyukai lawan
jenis yang tidak terlepas dari faktor-
faktor usia atau masa puber. Sehingga
tema cinta atau cinta yang dirasakan
atau dituangkan oleh siswa kedalam
sebuah karya sastra akan banyak
menjadi kotroversi terkait bagaimana
makna cinta tersebut dalam dunia
remaja.
Artika, I Wayan, dkk. 2020. Tema
Cinta Cerpen Siswa Kelas XI.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph
p/JJPBS/article/view/29127/16558

4 Guru belum Kajian Literatur: 1. Guru masih


mengoptimalkan Secara luas, Joyce dan Weil (2003) belum
model-model mengemukakan bahwa model memahami
pembelajaran pembelajaran merupakan deskripsi dari karakteristik
inovatif dalam lingkungan belajar yang model-model
menulis teks menggambarkan perencanaan pembelajaran
eksplanasi kurikulum, kursus-kursus, rancangan 2. Guru
unit pembelajaran, perlengkapan kesulitan
belajar, buku-buku pelajaran, program menentukan
multi media, dan bantuan belajar model-model
melalui program komputer. Hakikat pembelajaran
mengajar menurut Joyce dan Weil yang sesuai
adalah membantu belajar (peserta didik) dengan materi
memperoleh informasi, ide, dan
keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, karakteristik
dan belajar bagaimana cara belajar. siswa.
Selain daripada itu Joyce dan Weill 3. Pembelajaran
(2000) juga mengemukakan bahwa masih bersifat
model pembelajaran merupakan suatu konvensional.
pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pembelajaran. Hal
ini mengisyaratkan bahwa model
pembelajaran secara spesifik memuat
tentang pola pola pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai pedoman
pembelajaran.

Hendracipta, Nana. 2021. Model-model


pemebelajaran SD.
https://drive.google.com/file/d/
1XVOO0NqsgHY5GZ6PseIS4Zbcp5Q
EbiQN/view?usp=sharing

5 Peserta didik sudah Kajian Literatur: 1. Peserta didik


mampu bertanya Kemampuan berpikir kritis belum
dan berpendapat, merupakan kemampuan yang melakukan
tetapi belum penting bagi siswa karna dapat pembiasaan
menggambarkan menghubungkan kesenjangan antara literasi
berpikir kritis masalah-masalah yang diajarkan di sebelum
dalam sekolah dengan masalah-masalah di pembelajaran.
pembelajaran teks lapangan (dunia nyata). Yaumi 2. Pembelajaran
ceramah. (2012:67) menyatakan, “Berpikir yang
kritis merupakan kemampuan diterapkan
kognitif dalam pengambilan guru masih
kesimpulan berdasarkan alasan logis cenderung
dan bukti empiris”. Pengertian LOTS.
berpikir kritis tersebut dilengkapi 3. Guru belum
lagi Karena berpikir kritis itu tidak sepenuhnya
hanya terjadi dalam dunia ilmiah memberikan
melainkan juga dalam pengalaman pertanyaan
kehidupan sehari-hari (Molan, pemantik
2012). Dalam sehari-hari ketika untuk
dihadapkan dengan pengambilan memancing
keputusan memerlukan kemampuan peserta didik
menalar, memahami, menyatakan, dalam
menganalisis, dan sebelumnya berpikir kritis.
mengevaluasi informasi. Menurut
Chukwuyenum (2013) yang
menyatakan bahwa berpikir kritis
adalah salah satu alat yang
digunakan dalam kehidupan sehari-
hari untuk bertahan. Definisi
berpikir kritis dari pendekatan
psikologi kognitif adalah proses
mental, strategi, dan pengungkapan
seseorang untuk menyelesaikan
masalah, membuat keputusan dan
mempelajari konsep baru (Emily.
2011: 8). Kemampuan berpikir kritis
merupakan salah satu kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang
mengajak siswa menjadi pelajar
aktif karena siswa melakukan
kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan
(Conklin, 2012: 21). Berpikir kritis
diperlukan untuk memeriksa
kebenaran dari suatu informasi,
sehingga dapat memutuskan
informasi layak ditolak atau
diterima (Kalelioglu & Gilbahar,
2013).

Irawan,dkk. 2017. Analisis


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas VII-A SMP Negeri 1 Jaten.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/
index.php/snps/article/view/11418

6 Guru masih belum Kajian Literatur: 1. Peserta didik


mengoptimalkan Sesuai dengan pendapat Martinez bosan dengan
pemanfaatan dan Lopez (2015) munculnya media
teknologi teknologi dan internet menyebabkan pembelajaran
informasi dan munculnya cara membaca yang baru berbasis teks
komunikasi (TIK) serta munculnya perindustrian buku cetak.
dalam yang baru,dimana hal tersebut dapat 2. LCD terbatas
pembelajaran teks mengubah lingkungan masyarakat dan belum
cerpen. dalam kegiatan membaca dan merata di
menulis, hal ersebut seharusnya setiap kelas.
dapat dikatakan baik karena dengan 3. Contoh
perubahan ini kita dapat melakukan cerpen kurang
kegiatan membaca di manapun dan kekinian atau
kapanpun sehingga akan cerpen lama
berbanding lurus dengan ilmu 4. Sumber
pengetahuan serta pengalaman cerpen digital
membaca yang bisa didapat. di
Perkembangan teknologi digital perpustakaan
berkembang dengan sangat terbatas.
pesat. Perkembangan ini
memberikan banyak sekali dampak
dalam aspek kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi membidik
segala usia masyarakat, segala
ditawarkan kepada masyarakat,
masyarakat kini hidup
berdampingan dengan teknologi,
segala bidang kehidupan bergerak
kearah modern banyak dari mereka
yang merasa terbantu dengan
berkembangnya teknologi ini.
Perubahan demi perubahan mulai
terjadi, beragam efek mulai
muncul, salahsatu perubahan
kegiatan masyarakat yang juga
ikut berkembang mengikuti
perkembangan zaman adalah
aktivitas literasi.
Maspuroh, dkk. 2021. Pengaruh
Literasi Digital terhadap
Pemahaman Bacaan Cerpen Pada
Kalangan Remaja Pengguna Media
Sosial Aktif .
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.
php/JJPBS/article/view/40124/pdf

Anda mungkin juga menyukai