Anda di halaman 1dari 3

7 Tools

7tools adalah alat bantu dalam pengolahan data untuk peningkatan kualitas
- Flowchart : Visualisasi proses produksi atau operasi untuk mengidentifikasi area yang bisa
dioptimalkan
- Fishbone Chart : Menganalisis penyebab masalah kompleks dengan mengidentifikasi faktor
faktor yang mempengaruhi hasil akhir.
- Histogram : distribusi data dengan grafik batang.
- Paretto Chart : Identifikasi masalah yang paling umum atau signifikan.
- Control Chart : mengendalikan proses produksi atau operasi.
- Scatter Plot : Mengidentifikasi hubungan antara dua variabel.
- Check Sheet : mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis.
Dimensi 7 Tools:
- Pengumpulan data dan analisis
- Penyajian data
- Analisis penyebab akar
- Analisis kesenjangan
- Analisis historis
- Perencanaan dan pengendalian kualitas
- Manajemen waktu dan tindakan
Metode Pendekatan 7 Tools
1. Identifikasi Masalah atau Proses yang akan Ditingkatkan
2. Kumpulkan Data dan Informasi terkait dengan Masalah atau Proses
3. Analisis Data menggunakan Alat dan Teknik yang Sesuai
4. Identifikasi Akar Masalah atau Faktor yang Mempengaruhi Proses
5. Mengembangkan dan Memilih Solusi yang Tepat
6. Implementasikan Solusi dan Pantau Hasilnya
7. Evaluasi dan Pelajari Hasil dan Proses untuk Peningkatan Selanjutnya.
Contoh Kasus:
Penurunan efisiensi produksi dalam garis produksi tertentu dalam suatu perusahaaan, sehingga
menyebabkan peningkatan biaya produksi dan penurunan kualitas produk.

New 7 Tools
Alat bantu dalam memetakan masalah secara terstruktur, guna membantu kelancaran komunikasi dan
pengambilan keputusan.
- Affinity Diagram: Alat untuk mengorganisir dan mengelompokkan gagasan atau informasi yang
terkait.
- Tree Diagram: Alat untuk mengorganisir informasi secara hierarkis dalam bentuk pohon.
- Process Decision Program Chart (PDPC): Alat untuk mengidentifikasi dan memperkirakan
risiko dalam proses atau proyek.
- Matrix Diagram: Alat untuk memvisualisasikan hubungan antara dua variabel atau faktor.
- Interrelationship Digraph: Alat untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubunganmantara
faktor-faktor dalam sistem atau proses.
- Prioritization Matrices: Alat untuk memprioritaskan masalah atau gagasan berdasarkanmkriteria
tertentu.
- Activity Network Diagram: Alat untuk memvisualisasikan urutan kegiatan dalam suatumproyek
atau proses untuk mengidentifikasi jalur kritis dan mengoptimalkan waktu danmsumber daya.
Dimensi 7 Tools:
- Kreativitas
- Analisis
- Komunikasi
- Keterampilan teknis
- Perencanaan
- Pengambilan keputusan
- Manajemen risiko
Contoh Kasus:
Masalah dalam pengiriman produk tepat waktu. Keterlambatan dalam pengiriman mengakibatkan kecewa
pelanggan dan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk pengiriman ulang.

Six Sigma
Meningkatkan kinerja proses bisnis dengan mengurangi variabilitas dan kesalahan
- DMAIC: Metode yang digunakan untuk memperbaiki proses dengan lima tahapan yaitu Define,
Measure, Analyze, Improve, dan Control.
- SIPOC: Alat untuk menggambarkan aliran proses yang meliputi supplier, input, proses, output,
dan customer.
- FMEA: Alat untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada proses dan mengembangkan strategi
untuk mencegah atau mengatasi kegagalan tersebut.
- Control Chart: Alat untuk memonitor kinerja proses dengan menampilkan data dalam bentuk
grafik.
- Pareto Chart: Alat untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang paling penting dan
memprioritaskan tindakan perbaikan.
- Root Cause Analysis: Metode untuk mengidentifikasi penyebab akar dari masalah yang terjadi
pada proses.
- Design of Experiments (DOE): Metode untuk menguji pengaruh variasi pada faktor-faktor
tertentu terhadap hasil proses dan mengoptimalkan proses berdasarkan hasil uji coba.
Dimensi Six Sigma
- Fokus pada Pelanggan
- Pengukuran Kinerja Bisnis
- Pengelolaan Proyek
- Pengendalian Statistik Proses
- Peningkatan Proses Berkelanjutan
Contoh Kasus:
Produk tidak sesuai spesifikasi, menyebabkan biaya produksi meningkat dan tingkat penolakan tinggi

M Quality
Pendekatan untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan
melalui sistem dan proses yang efektif untuk mengendalikan kualitas secara berkelanjutan.
- Diagram Alir: Alat untuk menggambarkan urutan proses dalam produksi atau operasi.
- Diagram Pareto: Alat untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang paling penting dan
memprioritaskan tindakan perbaikan.
- Histogram: Alat untuk menampilkan distribusi data dalam bentuk grafik.
- Control Chart: Alat untuk memonitor kinerja proses dengan menampilkan data dalam bentuk
grafik.
- Scatter Diagram: Alat untuk menampilkan hubungan antara dua variabel dalam bentuk grafik.
- FMEA: Alat untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada proses dan mengembangkan strategi
untuk mencegah atau mengatasi kegagalan tersebut.
- Poka-Yoke: Teknik untuk mencegah terjadinya kesalahan pada proses produksi atau operasi
dengan cara memperbaiki desain produk atau operasi.
Dimensi M Quality:
- Fokus pada pelanggan
- Pengukuran kinerja bisnis
- Pengendalian kualitas
- Pengendalian biaya.
Perbedaan Six Sigma dan M Quality
1. Six Sigma lebih terfokus pada pengukuran dan analisis data, dengan tujuan untuk mengurangi
variabilitas dan meningkatkan kinerja proses.
2. M Quality lebih menekankan pada pendekatan proaktif untuk mencegah terjadinya masalah atau
kegagalan pada proses, dengan menggunakan teknik seperti Poka-Yoke dan FMEA.
3. Six Sigma menggunakan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai
metodologi untuk mengendalikan kualitas secara berkelanjutan, sedangkan M Quality
menggunakan PDCA (Plan, Do, Check, Act) sebagai siklus perbaikan proses.
4. Six Sigma biasanya digunakan dalam industri manufaktur, sedangkan M Quality dapat
diterapkan pada berbagai jenis industri, termasuk layanan dan pelayanan publik.

Empat tahapan tersebut biasanya terkait dengan tahapan pengembangan produk atau layanan, yang
merupakan bagian penting dari manajemen industri dan kualitas. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai masing-masing tahapan tersebut:

Penyusunan Konsep (Concept Development)


Tahapan ini adalah tahap awal dalam pengembangan produk atau layanan, di mana tim pengembang
melakukan identifikasi dan penjelasan konsep produk atau layanan yang akan dibuat. Tahap ini
melibatkan pencarian ide dan kreativitas untuk menghasilkan konsep yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dan pasar. Konsep ini nantinya akan diuji dan dievaluasi untuk menentukan apakah memenuhi
kriteria kesuksesan bisnis dan pelanggan.

Seleksi Konsep (Concept Selection)


Setelah konsep produk atau layanan disusun, tahapan selanjutnya adalah melakukan seleksi konsep. Pada
tahap ini, tim pengembang melakukan evaluasi dan pemilihan konsep yang paling cocok dan
menguntungkan untuk diproduksi. Pemilihan konsep dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek seperti biaya produksi, potensi pasar, keuntungan, kualitas, dan keamanan.

Spesifikasi (Specification)
Setelah konsep produk atau layanan dipilih, maka tahapan selanjutnya adalah menentukan spesifikasi
produk atau layanan tersebut. Spesifikasi ini akan menjadi acuan bagi tim pengembang untuk merancang
dan memproduksi produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan pasar. Spesifikasi
dapat berupa detail teknis produk atau layanan, bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan kualitas
yang diharapkan.

Userneed
Tahap userneed (kebutuhan pengguna) biasanya dilakukan sebelum atau bersamaan dengan tahapan
penyusunan konsep. Pada tahap ini, tim pengembang melakukan analisis dan pengumpulan data untuk
memahami kebutuhan pelanggan dan pasar yang akan menjadi target produk atau layanan yang dibuat.
Tahap ini melibatkan identifikasi dan penjelasan kebutuhan pelanggan, preferensi, dan harapan mereka
terhadap produk atau layanan yang dibuat. Data yang diperoleh pada tahap ini akan menjadi dasar dalam
tahapan penyusunan konsep dan seleksi konsep.

Anda mungkin juga menyukai