Proposal Kuantitatif Puspa 3D
Proposal Kuantitatif Puspa 3D
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metodelogi penelitian
kuantitatif
Disusun Oleh :
Risa Puspa Ahmalia
NIM. 20844003
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan
yang mungkin jauh dari kata sempurna dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman, saya sangat menghargai apabila pembaca dapat memberikan kritik dan
tanggapannya terhadap proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi saya
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, semoga penulisan proposal ini dapat menjadi amal ibadah dalam
mengemban amanah Allah SWT. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................5
C. Batasan Masalah............................................................................................................5
D. Rumusan Masalah..........................................................................................................6
E. Tujuan Penelitian...........................................................................................................6
F. Kegunaan Penelitian......................................................................................................6
a. Manfaat Teoritis...........................................................................................................6
b. Manfaat Praktis............................................................................................................6
G. Definisi Operasional.........................................................................................................7
1. Definisi media boneka tangan......................................................................................7
2. Definisi kemampuan menyimak siswa..........................................................................7
3. Definisi pembelajaran Bahasa Indonesia......................................................................8
H. Hipotesis Penelitian.........................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................10
A. Kajian Teori Sesuai Variabel Penelitian.........................................................................10
1. Media Boneka Tangan...............................................................................................10
2. Kemampuan menyimak...........................................................................................16
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD...................................................................20
B. Penelitian Yang Relevan..............................................................................................23
C. Kerangka Berpikir..........................................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................26
A. Desain Penelitian..........................................................................................................26
B. Partisipan dan Lokasi Penelitian.................................................................................27
C. Populasi dan Sampel....................................................................................................27
a. Populasi......................................................................................................................27
b. Sampel........................................................................................................................28
ii
D. Prosedur Penelitian......................................................................................................29
E. Instrumen Penelitian....................................................................................................32
F. Analisis Data.................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................34
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh pencerita untuk menyampaikan
suatu cerita agar siswa lebih mudah dalam memahami isi atau pesan yang ada pada
suatu cerita. Penggunaan media dalam bercerita bagi siswa usia sekolah dasar
sangat tepat, karena sesuai dengan tahap perkembangannya mereka masih berada
pada tahap operasional konkret. Keberadaan media sebagai suatu benda yang nyata
dihadapan siswa akan sangat membantu proses penyampaian cerita. Salah satu
media yang digunakan pada saat bercerita adalah media boneka tangan
Dalam pendidikan di Indonesia Bahasa memegang peranan yang sangat
yang harus dikuasai oleh siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
merupakan komunikasi dua arah atau sering disebut juga sebagai komunikasi
sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi juga siswa dituntut
untuk mampu menggunakan Bahasa sebagai alat komunikasi. Salah satu aspek
depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara.
2
dan keterampilan menyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan
Menyimak merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh manusia antara lain
dilapangan dan hasil kognitif pada siswa kelas III SDN 2 Panyindangan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia hasil pembelajarannya masih rendah. Hal ini terlihat
bahwa setengah dari 40 orang siswa kelas III secara umum hasilnya belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sekolah yaitu
70. Pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia diketahui minat siswa
terhadap kegiatan menyimak masih kurang terlihat pada saat proses belajar
mengajar siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini
yang digunakan guru tidak menarik, dan bahkan tidak menggunakan media yang
dapat menimbulkan keaktifan dan menarik perhatian seluruh siswa, sehingga siswa
tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan hasil belajar yang didapat
belum maksimal. Hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan yang dialami oleh
guru, seperti kurangnya kekreatifan guru dalam menciptakan media baru, dan
sarana prasarana yang belum mendukung dalam penggunaan media yang efektif
3
dan efesien.
dengan temannya dan juga sibuk bermain sendiri, sehingga mereka tidak
memahami isi dari cerita yang dibacakan oleh guru dan kesukaran jika diminta
untuk menceritakan kembali. Hal itu dikarenakan guru hanya menggunakan teks
cerita saja dalam menyampaikan sebuah cerita yang mengakibatkan peserta didik
menyimak cerita peserta didik yang diharapkan oleh guru tidak tercapai dengan
pembelajaran, siswa belum seluruhnya aktif dan tidak adanya timbal balik antara
guru dan siswa. Serta peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan
wali kelas III SDN 2 Panyindangan, memang benar hasil belajar siswa pada mata
Peneliti juga melihat beberapa dokumen hasil belajar siswa yang berupa lembar
kerja siswa memang benar hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
4
Untuk menyikapi kondisi di atas, peneliti ingin memperbaiki, dan mengetahui
pengaruh media pembelajaran (media boneka tangan) yang sekaligus salah satu
upaya perbaikan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk lebih kreatif dalam
di SDN 2 PANYINDANGAN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
rendah.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas permasalahan penelitian adalah
adakah pengaruh media boneka tangan terhadap kemampuan menyimak
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas rendah ?
5
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh media
boneka tangan terhadap kemampuan menyimak pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas rendah.
F. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu berupa media
pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
i. Bagi kepala sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi pemikiran dalam
upaya perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
kemampuan menyimak.
ii. Bagi guru
Menambah pengetahuan tentang manfaat media dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kemampuan
menyimak.
iii. Bagi Siswa
G. Definisi Operasional
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Boneka Tangan
Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Pada Pembeajaran Bahasa Indonesia
Kelas rendah”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media boneka tangan terhadap kemampuan menyimak siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia. Adapaun istilah-istilah yang akan penulis paparkan ialah sebagai
berikut:
6
1. Definisi media boneka tangan
Boneka tangan merupakan benda tiruan dari bentuk manusia atau
binatang. Boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sebuah pertunjukan. Penggunaan media boneka sebagai
media pembelajaran dapat dibuat dengan menyesuaikan perkembangan
zaman, tujuan penggunaan dan keadaan sosio-kultural masing-masing.
Boneka tangan adalah boneka yang digunakan dengan cara
memasukkan badan boneka kedalam tangan. Boneka tangan dapat dibuat
dari kain fanel, kain perca atau kaos kaki bekas.Boneka ini menampilkan
karakter hewan, manusia, tumbuhan.
Boneka tangan adalah sebagai media atau alat bantu yang digunakan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Jenis boneka yang digunakan adalah
boneka tangan yang terbuat dari potongan kain.
Boneka tangan adalah boneka yang ukurannya lebih besar dari boneka
jari dan bisa dimasukkan ke tangan. Jari tangan bisa dijadikan pendukung
gerakan tangan dan kepala boneka.
diakui sebagai suatu keahlian komunikasi verbal yang sulit dan unik
7
dibandingkan dengan komunikasi verbal lainnya seperti berbicara,
menulis dan membaca, karena itu sedikit sekali orang yang dapat
dan dilatih karena merupakan salah satu bagian penting dalam proses
berkomunikasi.
dan guru dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola piker agar
berkembang.
8
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dan
belajar siswa.
H. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2014, hlm.96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan
menyimak”
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masing-masing.
dari kain fanel, kain perca atau kaos kaki bekas.Boneka ini menampilkan
Boneka tangan adalah sebagai media atau alat bantu yang digunakan
boneka jari dan bisa dimasukkan ke tangan. Jari tangan bisa dijadikan
penelitian ini adalah media boneka tangan. Media boneka tangan dipilih
10
karena bersifat komunikatif dan sesuai untuk memvisualkan tokoh dan
b. Macam-macam Boneka
1) Boneka tangan
Boneka yang terdiri dari kepala dan dua tangan saja, sedangkan
bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan menutup
lengan orang yang memainkannya.
Cara memainkannya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau
menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan
tangan.
2) Boneka jari
Boneka jari dibuat dengan alat yang sederhana seperti tutup botol,
bola pingpong, bambu kecil yang dapat dipakai sebagai kepala
boneka. Boneka dimainkan dengan menggunakan jari-jari tangan.
Cara memainkannya adalah kepala boneka diletakkan pada ujung
jari sarung tangan tersebut sudah berbentuk kepala boneka.
3) Boneka tongkat
Boneka tongkat dimainkan dengan menggunakan tongkat.
Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan tangan dan tubuh boneka.
Boneka tongkat dapat dibuat dari kayu yang lunak seperti kayu
kemiri, randu.
4) Boneka tali
Boneka tali “Marionet” banyak dipakai dinegara barat. Boneka tali
bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menurut
kehendak dalangnya dan cara menggerakkannya dengan tali. Posisi
kedudukan tangan orang yang memainkannya berada diatas boneka
yang dimainkannya. Untuk memainkannya diperlukan latihalatihan
yang teratur, sebab memainkan boneka tali ini memerlukan
keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan memainkan
boneka-boneka yang lainnya.
5) Boneka bayang-bayang
11
Cara memainkan boneka ini yaitu, dengan mempertontonkan gerak
bayang-bayang dari boneka tersebut. diindonesia khususnya dijawa
dikenal dengan “wayang kulit”. Namun untuk keperluan sekolah,
wayang semacam ini dirasakan kurang efektif, karena untuk
meminkan beneka ini diperlukan lampu untuk membuat bayang-
bayang layar.
12
menambah suasana gembira.
5) Siswa mampu bercerita di hadapan teman-temannya sesuai dengan
imajinasi atau fantasinya dengan baik
6) Sebagai penyampaian pesan moral
7) Menyalurkan dan mengembangkan emosi
8) Membantu mengenalkan proses berbuat baik kepada orang lain
9) Sarana hiburan dan penarik perhatian.
pesan moral, dan sebagai sarana hiburan dan penarik perhatian anak
13
3. Membantu anak untuk membedakan fantasi dan realita.
4. Membantu mengembangkan emosi anak, anak dapat mengekspresikan
emosi dan kekhawatirannya melalui boneka tangan tanpa merasa takut
ditertawakan dan diolok-olok teman.
5. Dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa.
b) Kelemahan Media Boneka Tangan
Boneka tangan ini dibuat dengan alat dan bahan sederhana seperti:
1. Kain panel
2. Gunting
3. Jarum
14
4. Sepidol
5. Alat lem tembok
6. Mata boneka
7. Lem bakar
8. Kertas karton
b. Cara membuat boneka tangan
menggunakan spidol
2. Gunting kertas karton yang telah dibentuk gambar tokoh dalam cerita
kain planel
15
g. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Boneka Tangan
Boneka tangan digunakan dalam kegiatan belajar, harus dipersiapkan
dengan matang sesuai dengan tema yang dipergunakan. Hal ini agar
tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik. Maka perlu kita perhatikan
beberapa hal, antara lain:
1. Rumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, dengan demikian akan
dapat diketahui apakah tepat penggunaan boneka tangan untuk
kegiatan pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan media boneka tangan ini hendaknya jangan lama.
3. Isi cerita sesuai dengan umur dan daya imajinasi anak.
4. Selesai permainan hendaknya berdiskusi tentang peran yang telah
dilaksanakan dan pesan moral dalam bercerita menggunakan media
boneka tangan.
16
2. Kemampuan menyimak
a. Pengertian Kemampuan menyimak
Menyimak adalah kegiatan mendengarkan yang bertujuan untuk
diakui sebagai suatu keahlian komunikasi verbal yang sulit dan unik
menulis dan membaca, karena itu sedikit sekali orang yang dapat
dipelajari dan dilatih karena merupakan salah satu bagian penting dalam
berkomunikasi.
b. Tujuan Menyimak
17
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
kita untuk mengerti atau memahami denga baik isi pembicara yang
understanding.
belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang
butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. dengan
interprenting.
18
menginterprestasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai
dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan. Peserta uji hanya
19
didengar baik secara lisan maupun tertulis.
a. Pengertian Pembelajaran
guru dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola piker agar siswa
kegiatan pembelajaran.
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dan sumber
20
Bahasa adalah sesuatu yang penting bagi individu. Hal ini
Apabila Bahasa Indonesia sebagai unsur dari sistem negara tidak lagi
Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan
21
1. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman
secara jelas.
22
pembelajaran seorang guru harus mengetahui keunikan karakteristik
Pada tahap ini mampu berpikir tentang objek benda, kejadian atau
angka, gambar, dan gerak tubuh. Namun cara berpikir mereka masih
benda konkret saja oleh karenanya pembelajaran untuk siswa usia ini
23
terhadap kemampuan menyimak anak tunagrahita.
2) Dwi Cahyadi Wibowo & Yudita Susanti dalam jurnal yang berjudul
Analisis Kemampuan Menyimak Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
(Penelitian Studi Kasus pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04
Sintang). Penelitian yang dilakukan menggunakan metode metode
kualitatif deskriptif, bentuk penelitian adalah studi kasus. Subjek
penelitian kelas IV dengan jumlah keseluruhan 45 siswa, teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik komunikasi
langsung, teknik dokumentasi dan alat pengumpulan data adalah
observasi, panduan wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian
sebagai berikut: 1) pelaksanaan pembelajaran menyimak di kelas IV
berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rancangan skenario
pembelajaran yang dirancang. Selain itu juga siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik, merespon pembelajaran, bertanya jika kurang
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mariana (2014) yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Boneka Tangan terhadap Keterampilan
Bercerita Siswa Kelas V SD Se-Gugus 4 Kecamatan Bantul” (Tesis).
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media boneka tangan
berpengaruh signifikan terhadap keterampilan bercerita siswa
dibandingkan dengan yang hanya menggunakan media gambar seri.
C. Kerangka Berpikir
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh
24
menyimak dongeng. Pada saat pembelajaran menyimak, masih banyak siswa
yang mengobrol dengan temannya dan juga sibuk bermain sendiri, sehingga
mereka tidak memahami isi dari cerita yang dibacakan oleh. Sehingga
kemampuan menyimak cerita peserta didik yang diharapkan oleh guru tidak
tercapai dengan baik dan masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan psikis anak kelas rendah yang
dijadikan sebagai alat bantu untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
Kemampuan
menyimak
Gambar 2.1.Kerangka Berpikir
25
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang mementingkan kedalaman data dan dapat merekam data sebanyak-
banyaknya dari populasi yang luas. Kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis terencana dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitain
eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif
yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat. Penelitian ini disebut penelitian
eksperimen lapangan. Pada penelitian ini, antara kelompok yang memperoleh
stimulasi dengan kelompok pemanding tidak dipisahkan dengan lingkungan
keseharian sehingga memberikan keutungan tambahan, yaitu dapat melihat variabel
independen lain yang juga dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap.
Desain Penelitian
Kelas Eksperimen X O1
Kelas control O 01
27
Keterangan:
X : Penggunaan media
: Post test
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
28
No Kelas Jumlah Siswa
1 1 35
2 2 38
3 3 40
4 4 37
5 5 39
6 6 40
Jumlah 229
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi betul-betul representative. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah sumber data yang diambil dari populasi dan
diharapkan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.
Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini, yaitu 40 orang kelas
IIIA dan III B. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non probality sampling. non probality sampling
merupakan metode pengambilan sampel, dimana tidak diketahui individu
mana dari populasi yang akan dipilih sebagai sampel.
Peneliti memilih kelas III A dan III B karena dalam proses pembelajaran
guru belum menggunakan media boneka tangan sehingga siswa kurang
memahami materi yang disampaikannya yang diajarkan dikelas III.
29
Tabel. 3. 3.
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah
1 III A 20
2 III B 20
D. Prosedur Penelitian
a. Tahap perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. (Sukmadinata, 2017, hlm.220. Menurut
Hasanah (2016, hlm.23) menyatakan bahwa “Observasi kualitatif berbeda
dengan observasi kuantitatif.” Observasi Kualitatif bersifat naturalistik
sedangkan observai kuantitatif dirancang untuk menetapkan standarisasi dan
kontrol dengan tujuan untuk menguji teori dan hipotesis. Maka peneliti
mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian yang berkaitan
dengan hubungan minat dan bakat yang dimiliki siswa terhadap prestasi
belajar.
2) Menetukan Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuanitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2019,
hlm.61). Maka peneliti menentukan subjek penelitian berupa populasi yang
akan dijadikan penelitian.
3) Menentukan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. (Sugiyono, 2019, hlm.62). Setelah menentukan jumlah populasi,
30
maka selanjutnya peneliti menentuka sampel yang representative untuk
dijadikan penelitian.
4) Menyusun dan melaksanakan instrument penelitian
Menurut Sappaile (2007) “Instrumen peneltian adalah suatu alat yang
memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat dipergunakan sebaga alat
untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai
variabel.” Teknik lain yang biasa digunakan dalam penelitian adalah teknik
pengukuran. Teknik ini berbeda dengan teknik pengumpulan data. Teknik
pengukuran bersifat mengukur karena menggunakan instrument standar atau
telah distandarisasikan, dan menghasilkan data hasil pengukuran yang
berebntuk angka-angka. Dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen
penelitian yang telah memenuhi persyaratan tertentu yaitu validitas dan
reliabilitas.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
c. Tahap pengumpulan data
d. Tahap analisis data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian
setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data) perlu diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian. (Hastono, 2006) Terdapat empat tahapan yang
harus dilalui dalam pengolahan data yaitu editing, coding, processing, dan
cleaning.
e. Penyusunan hasil penelitian berupa menarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari
penelitian.
31
Tabel 3.3
Alur Penelitian
Observasi
Populasi
Sampel
Menyusun Instrumen
Melaksanakan Instrumen
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Kesimpulan
32
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014, hlm.92) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu
alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.” Dengan demikian, penggunaan instrument penelitian yaitu
untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam
maupun sosial.
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan
data yang akurat yaitu dengan menggunakn skala Likert. Sugiyono (2014, hlm. 134)
menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan utuk mengukur suatu sikap, pendapat
dan persepsi seseorag atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrument “Tes” untuk mengukur kognitif
siswa. Tes menyimak dilakukan pada penelitian ini dengan cara memberi pertanyaan
kepada anak didasarkan pada cerita yang telah disimak. Tes menyimak dilakukan
terdiri dari pretest, posttest dan tes perbuatan.
Penelitian ini menggunakan beberapa jenis tes yang akan digunakan pada saat
melakukan penelitian, yaitu:
1. Pretest adalah Tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai
materi yang akan dipelajari. Data ini digunakan sebagai data kemampuan awal.
Pretest yang diberikan berupa naskah cerita dongeng yang tokohnya harus
diperankan oleh siswa. Tokoh harus diperankan sesuai cerita dalam naskah.
2. Posttest adalah tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan untuk
menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu setelah
diberikan perlakuan. Skor yang dihasilkan pada posttest diharapkan dapat lebih
tinggi daripada skor pada pretest. Posttest yang diberikan sama dengan pretest
yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu siswa diminta bermain peran sesuatu
teks naskah yang telah disiapkan.
33
3. Tes perbuatan atau tes praktik adalah test yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Dalam penelitian ini tes
praktik yang dilakukan oleh siswa adalah tes bermain peran dengan
mengunakan media boneka tangan sesuai alur cerita yang telah disediakan oleh
peneliti
F. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 114) menyatakan bahwa:
Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan analisis data terbagi menjadi dua yakni
kegiatan mendeskripsikan data dan melakukan uji statistik (inferensi). Kegiatan
mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh
bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang
lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dlakukan. Kegiatan
mendeskripsikan data dapat dilakukan pengukuran statistic deskriptif.
Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis
yang diperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data yang disajikan mempunyai
makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution)
untuk mengolah data dari hasil penelitian dengan analisis data.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
RajaGrafindo Persada.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: CV
Budi Utama.
Sejahtera.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
37