Anda di halaman 1dari 4

TEKS DRAMA

A. Pengertian Drama
Drama adalah karya seni berupa dialog yang dipentaskan. Drama adalah salah satu
metode penyampaian pesan melalui dialog kepada penonton.

B. Jenis-Jenis Drama
Menurut jenisnya, pementasan drama dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu
drama tragedi, drama komedi, melodrama, dan dagelan.
 Drama tragedi adalah drama yang melukiskan kisah sedih. Tokoh-tokohnya
menggambarkan kesedihan. Tokoh dalam drama tragedi ini disebut tragic hero artinya
pahlawa yang mengalami nasib tragis.
 Drama komedi adalah drama yang bersifat menghibur, di dalamnya terdapat dialog kocak
yang bersifat menyindir , dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Tokoh-tokoh dalam
drama jenis ini biasanya tolol, konyol, atau bijaksana tetapi lucu.
 Melodrama adalah cerita yang sentimental. Artinya tokoh dan cerita yang disuguhkan
mendebarkan dan mengharukan. Tokoh dalam jenis drama ini biasanya digambarkan
hitam-putih. Tokoh jahat digambarkan serba jahat, sebaliknya tokoh baik digambarkan
sangat sempurna baiknya hingga tidak memiliki kesalahan dan kekurangan sedikit pun.
 Dagelan (farce) adalah drama kocak dan ringan. Alurnya disusun berdasarkan
perkembangan situasi tokoh. Isi cerita biasanya kasar dan fulgar. Drama jenis ini juga
disebut
komedi murahan atau komedi picisan.

C. Unsur-Unsur Drama
Adapun unsur-unsur drama adalah:
1. Tema
2. Setting atau Latar
3. Alur atau Plot
4. Penokohan atau Perwatakan
5. Amanat
6. Bloking dan Akting
7. Tata Pentas.

D. Penokohan
Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Berdasarkan peran terhadap jalan cerita, ada tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh
tritagonis.
a. Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang pertama-tama menghadapi
masalah. Tokoh ini biasanya didudukkan penulis sebagai tokoh yang memperoleh
simpati pembaca/penonton karena memiliki sifat yang baik.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.
c. Tokoh tritagonis disebut juga tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis
maupun antagonis.
2. Berdasarkan peran dalam lakon serta fungsinya, ada tokoh sentral, tokoh utama, dan
tokoh pembantu.
a. Tokoh sentral adalah tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh
sentral merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh
protagonis dan tokoh antagonis.
b. Tokoh utama adalah pendukung atau penentang tokoh sentral. Mereka dapat
berperan sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini, yang berperan sebagai tokoh
utama ialah tokoh tritagonis.
c. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan
dalam mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini hanya menurut kebutuhan
cerita. Tidak semua lakon drama menghadirkan tokoh pembantu.

E. Latihan dalam Drama


Membaca naskah dan memahami tokoh harus diikuti dengan latihan pementasan.
Latihan-latihan ini meliputi:
1. Latihan sikap, gerak atau perbuatan agar tidak canggung, tidak kaku , dan tidak
overacting,
2. Latihan blocking (perpindahan dari satu tempat ke tempat lain),
3. Latihan dialog (pembicaraan dengan tokoh lain) secara tepat,
4. Latihan gesture (gerakan tangan dan kaki) secara wajar,
5. Latihan vokal dengan artikulasi yang tepat,
6. Latihan menggambarkan watak secara wajar,
7. Latihan mimik (ekspresi wajah) sehingga agar meyakinkan penonton,
8. Latihan pantomimik (gerakan-gerakan tubuh), dan latihan memanfaatkan segala properti
dan situasi pentas dengan baik.

F. Contoh Teks Drama


Judul: Kepatuhan pada Orang Tua
Tema: Sosial
Pemain: Tomi, Lisa, Shinta

Sinopsis Drama
Tomi sedang berbincang dengan Lisa di sebuah restoran dekat dengan rumah mereka.
Tomi dan Lisa adalah dua orang remaja yang patuh pada orang tuanya masing-masing. Tak lama
kemudian, datanglah Shinta yang merupakan sahabat mereka juga. Namun Shinta ini adalah
remaja yang tak memperhatikan dan sering membantah perintah orang tuanya.

Dialog
Shinta : Eh kenapa kok kelihatannya lagi serius banget? (berjalan menuju ke arah tempat duduk
Tomi dan Lisa sambil memundurkan kursi restoran untuk bersiap duduk juga).
Tomi : Gak ada apa-apa. Cuma si Lisa cerita kalau kemarin dia disuruh ibunya beli kebutuhan
rumah. Tapi dia lupa.
Lisa : Iya Shin.
Shinta : Terus? Kenapa masalah gitu saja jadi kaya serius banget buat kamu?
Lisa : Ya iya lah. Kan kasian ibu sudah menunggu di rumah lama, tapi aku justru lupa beli
kebutuhan rumah yang dia pesan.
Tomi : Betul itu! Harusnya kamu gak sering lupa dengan perintah orang tua.
Shinta : Halah gitu aja dipikirin. Kalau cuma lupa gitu aja aku lebih sering. Gampang saja, nanti
ibu kita juga bisa beli sendiri. Suruh ngantar si ayah kamu aja kan beres.
Tomi : Kok kamu seperti itu sih Shin? Ya sudah seharusnya lah Lisa menyesal, dia kan tidak
memperhatikan perintah orang tua.
Shinta : Namanya juga lupa, mau gimana lagi. Masa semua perintah orang tua harus kita ikuti?
Tidak juga kan? (melirik ke arah Tomi, kemudian berganti ke arah Lisa).
Lisa : Ya harus dong Shin, kalau orang tua sudah menyuruh kita harus laksanakan. Itu kan
salah satu bentuk bakti kita pada orang tua yang sudah membesarkan kita dengan susah
payah.
Shinta : Ya itu kan tanggung jawab mereka. Kita juga tidak minta dilahirkan di dunia ini kan?
Lisa : (menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang) Astaga Shin, kamu
harus merubah sikap kamu! Ingat jangan sampai jadi anak durhaka. Nanti hidup kamu
justru bisa susah karena melawan orang tua.
Tomi : Benar! Jangan sekali-kali berani sama orang tua. Jangan sekali-kali kamu berani
melawan perintah mereka.
Shinta : Iya-iya. Aku ngerti kok. Aku sadar (merebahkan diri ke kursi).

Anda mungkin juga menyukai