Anda di halaman 1dari 2

Pemerintah Didorong Percepat Pemerataan Pembangunan Ekonomi

Ekonom sekaligus Co-Founder Institute of Social, Economics, and Digital (ISED) Ryan Kiryanto
mendorong pemerintah mempercepat pemerataan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan melalui
pembangunan infrastruktur yang merata di tiap wilayah. Tujuannya ialah mempersempit potensi
kesenjangan perekonomian antara wilayah yang satu dengan lainnya.

"Pemerataan pertumbuhan harus menjadi going concern pemerintah, salah satunya dengan
pembangunan infrastruktur dasar secara meluas dan merata untuk mempersempit kesenjangan.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi ke depannya akan lebih stabil, berdaya tahan dan inklusif,"
ujar dia melalui keterangan tertulis, Sabtu, 6 Agustus 2022.

Pernyataannya itu berkaitan dengan laporan pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik
(BPS). Dalam laporannya, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) secara spasial di kuartal II
masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatra.

Tercatat kontribusi perekonomian Pulau Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai
56,55 persen dan Pulau Sumatra mencapai 22,03 persen. Sedangkan pulau lain seperti Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara masing-masing berkontribusi 9,09
persen, 7,10 persen, 2,51 persen, dan 2,73 persen.

Pola kontribusi pertumbuhan tiap pulau ini belum mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Dominasi Pulau Jawa pada perekonomian nasional dinilai Ryan urung mencerminkan pemerataan
pertumbuhan ekonomi. "Ini harus menjadi perhatian. Ini artinya Pulau Jawa dan Sumatra memiliki
dukungan ketersediaan infrastruktur dasar yang lebih baik," kata dia.

"Patut untuk dicermati sehingga ke depan daerah-daerah yang PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) di bawah PDB nasional perlu menjadi perhatian," tambah Ryan.

Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 berada di level 5,44 persen (year on
year/yoy). Angka pertumbuhan itu dinilai cukup impresif lantaran terjadi di tengah gejolak
perekonomian dan geopolitik dunia.
Ryan menyatakan, hal yang paling mengesankan pada capaian pertumbuhan ekonomi nasional itu
ialah pergerakan dari sisi lapangan usaha maupun pengeluaran. Keduanya mencatatkan
pertumbuhan positif.

Namun hal itu dinilai tak lepas dari pelonggaran mobilitas masyarakat yang diberikan pemerintah.
Belum lagi pada kuartal II terdapat momen Ramadan dan Idulfitri yang menjadi pemicu bergeliatnya
perekonomian. "Alhasil konsumsi rumah tangga domestik melonjak, konsumsi makanan, minuman
dan transportasi serta komunikasi juga melonjak," kata Ryan.

Hal lain yang juga menjadi catatan positif ialah laju pertumbuhan yang menunjukkan tren
peningkatan secara triwulanan. Dimulai dari kuartal III-2021, ekonomi nasional tercatat tumbuh 3,51
persen (yoy). Kemudian naik di kuartal IV-2021 menjadi 5,02 persen. Sedangkan di kuartal I-2022,
ekonomi nasional tercatat tumbuh 5,01 persen (yoy).

"Dengan demikian arah atau pola pertumbuhan tahunan dari kuartal ke kuartal berikutnya sudah
menuju ke kondisi sebelum pandemi covid-19 di mana PDB tahunan selalu di atas lima persen,"
papar Ryan.

Anda mungkin juga menyukai