Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Telur merupakan salah satu bahan makanan hewani selain daging, ikan,
dan susu. Pada umumnya, telur yang dikonsumsi oleh manusia berasal dari
beberapa jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur ayam adalah telur
yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Republika (2011)
mencatat bahwa konsumsi telur di Indonesia mencapai sekitar 6,31 kg per kapita
per tahun (1 kg telur terdiri dari 16 butir) yang berarti rata-rata masyarakat
mengonsumsi satu butir telur setiap tiga atau empat hari. Kalimantan timu adalah
wilayah di Indonesia dengan tingkat konsumsi telur paling tinggi yang mencapai
8,19 kg atau sekitar 131 butir per kapita per tahun.
Mayoritas masyarakat pada umumnya memilih untuk mengonsumsi telur
ayam karena memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai sumber protein
pengganti dari daging atau ikan (Setyono, dkk., 2013:9). Menurut Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI, setiap 100 gram telur ayam terdapat 12,4
gram kandungan protein. Telur ayam juga bermanfaat untuk kesehatan rambut.
Kurangnya asupan protein akan memunculkan gangguan atau masalah pada
rambut, seperti rambut rontok, bercabang, dan mudah patah sehingga rambut
dapat menjadi lebih sehat dan kuat dengan mengonsumsi telur ayam (Soedjana &
Aditama, 2010:5).
Karena adanya beberapa manfaat dari telur ayam bagi kesehatan
menyebabkan banyak orang memilih untuk mengonsumsinya, maka penting bagi
setiap orang untuk memiliki pemahaman tentang bagaimana cara memiilih telur
ayam yang baik. Cara memilih telur yang baik dapat dilakukan dengan melihat
kebersihan dan keutuhan cangkang/kulit telur dan telur tidak berbau busuk
(Soedjana & Aditama, 2010:7). Selain itu, ada cara yang lebih sederhana untuk
mengetahui kualitas telur yaitu dengan menggunakan salah satu konsep fisika
tentang Hukum Archimedes dalam hal kondisi benda mengapung,
melayang, dan tenggelam. Menurut Kanginan (2017), telur ayam yang segar atau
telur ayam yang busuk dapat diketahui dengan melihat kondisinya ketika
dimasukkan ke dalam air segar. Perbedaan kondisi pada telur ayam dipengaruhi
oleh hubungan massa jenis terhadap massa jenis air segar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui kualitas telur ayam melalui konsep hukum Archimedes dengan
melihat kondisi telur ayam ketika dimasukkan ke dalam air segar dan analisis
hubungan massa jenisnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, penelitian dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara massa jenis telur ayam dan massa jenis air segar
terhadap kondisi mengapung?
2. Bagaimana hubungan antara massa jenis telur ayam dan massa jenis air segar
terhadap kondisi tenggelam?
3. Bagaimana hubungan antara kondisi telur ayam ketika dimasukkan ke dalam
air segar terhadap kualitasnya?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian untuk:
1. Mengetahui hubungan antara massa jenis telur ayam dan massa jenis air segar
terhadap kondisi mengapung.
2. Mengetahui hubungan antara massa jenis telur ayam dan massa jenis air segar
terhadap kondisi tenggelam.
3. Mengetahui hubungan antara kondisi telur ayam ketika dimasukkan ke dalam
air segar terhadap kualitasnya.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yaitu:
1.4.1. Bagi Pembaca
a. Pembaca memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang kualitas telur.
b. Pembaca dapat mengetahui kualitas telur ayam yang baik dengan cara
sederhana melalui penerapan konsep fisika.

1.4.2. Bagi Penulis


a. Penulis dapat lebih memahami tentang hukum archimendes.
b. Penulis dapat memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang sistematika
Karya Tulis Iimiah (KTI).

1.5. Hipotesis
Hipotesis berdasarkan rumusan masalah pada penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Jika massa jenis telur ayam lebih kecil dari massa jenis air segar, maka kondisi
telur ayam mengapung.
2. Jika massa jenis telur ayam lebih besar dari massa jenis air segar, maka
kondisi telur ayam tenggelam.
3. Telur yang busuk akan mengapung di permukaan air segar, sedangkan telur
yang baik akan tenggelam.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Telur Ayam


Telur ayam merupakan produk peternakan yang memberikan
sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari
sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat
– zat gizi yang sangat baik & mudah dicerna. Oleh karenanya telur
merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak – anak yang sedang
tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan
juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk
mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani, 2003:7).

2.1.1 Komponen Telur Ayam


Menurut Paula Figoni (2008:9), telur memiliki beberapa komponen
didalamnya yaitu:
1. Putih Telur
Nama lain dari putih telur adalah albumen telur. Putih telur terdiri
sepenuhnya oleh protein
2. Kuning Telur (Yolk)
Telur kuning sekitar setengahnya mengandung uap basah
(moisture)
& setengahnya adalah kuning padat (yolk solid)
3. Kulit Telur (Shell)
Kulit telur memiliki berat sekitar 11% dari jumlah total berat telur.
Meskipun terlihat keras & benar – benar menutupi isi telur, kulit telur itu
sebenarnya berpori (porous). Dengan kata lain, bau dapat menebus kulit
telur dan uap basah (moisture) & gas (terutama karbondioksida) dapat
keluar.
4. Rongga Udara (Air Cell)
Telur memiliki dua selaput pelindung diantara kulit telur dan putih
telur. Sesudah telur diletakkan, rongga udara terbentuk diantara selaput
telur. Semakin telur bertambah tua, kehilangan uap basah (moisture), &
menyusut maka rongga udara akan semakin membesar yang
mengakibatkan telur yang sudah lama akan melayang apabila diletakkan
ke dalam air.
5. Chalazae
Chalazae adalah tali dari putih telur yang mempertahankan kuning
telur agar tetap ditengah – tengah telur.

2.1.2. Faktor Kerusakan Kualitas Telur Ayam


Kualitas telur secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas isi &
kulit telur. Oleh karena itu, penentuan kualitas telur dilakukan pada kedua
bagian telur tersebut. Kualitas telur sebelumnya keluar dari organ
reproduksi ayam dipengaruhi faktor individu pakan, penyakit, umur, dan
suhu lingkungan. Kualitas telur sesudah keluar dari organ reproduksi
dipengaruhi oleh penanganan telur & penyimpanan (lama, suhu, dan bau
penyimpanan) (Sudaryani, 2003:18). Menururt Lies Suprapti (2002:7),
beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas
pada telur, antara lain dibiarkan atau disimpan di udara terbuka melebihi
batas waktu kesegaran (lebih dari 3 minggu): pernah jatuh atau terbentur
benda kasar/ sesama telur sehingga menyebabkan kulit luarnya retak atau
pecah. mengalami guncangan keras. terserang penyakit (dari unggas),
pernah dierami namun tidak sampai menetas dan terendam cairan cukup
lama. Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, menyatakan
bahwa kerusakan isi telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung
didalamnya sudah banyak yang keluar, sehingga derajat keasaman
meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menyusut,
dan putih telur menjadi lebih encer.

2.1.3. Tanda Kerusakan Telur Ayam


Telur yang pernah mengalami penurunan kualitas, ditandai dengan
adanya perubahan – perubahan, antara lain isi telur yang semula terbagi 2
(kuning & putih) dan kental berubah menjadi cair & tercampur, timbul bau
busuk, bila diguncang berbunyi, timbul keretakan atau pecah pada kulit
luarnya dan bila dimasukkan ke air akan mengapung atau melayang
mendekati permukaan air. Telur yang tenggelam sehingga menyentuh
dasar wadah menunjukkan bahwa kondisi telur masih sangat bagus (masih
baru). Apabila telur tersebut digoyang – goyang dan terasa ada guncangan
atau pukulan benda berat didalamnya, berarti telur tersebut sudah pernah
dierami beberapa waktu dan sudah terbentuk janin didalamnya. Telur yang
melayang, menunjukan bahwa telur mulai mengalami penurunan kualitas,
semakin mendekati permukaan menunjukan bahwa tingkat kerusakannya
semakin tinggi. Telur yang sudah terapung, menunjukan bahwa telur
tersebut sudah rusak parah (Lies Suprapti, 2002:9)

2.2. Hukum Archimedes


Dikutip dari studiobelajar.com Hukum Archimedes ditemukan
oleh Archimedes. Archimedes berasal dari Yunani pada tahun 187-212
SM yang merupakan seorang penemu dan ahli matematika, terkenal
dengan penemu hukum hidrostika atau yang sering disebut dengan Hukum
Archimedes. Ketika kita sedang berjalan atau berlari didalam air, tentu
akan merasakan jika langkah kita sangat berat apabila dibandingkan
dengan kita melangkah di permukaan tanah. Gejalan ini penyebabnya
karena terdapat tekanan dari zat cair. Pengamatan itu memunculkan suatu
hukum yang dikenal dengan Hukum Archimedes, yakni: “Jika sebuah
benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat
gaya yang disebut dengan gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat cair
yang dipindahkannya”. Hukum Archimedes adalah hukum yang
menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik keseluruhan maupun
sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan menerima dorongan gaya
ke atas (atau gaya apung). Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut (berat =
massa benda x percepatan gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak
belakang (arah gaya berat kebawah, arah gaya apung ke atas).

Menentukan massa jenis zat cair dengan penerapan Hukum Archimedes :

F a= ρzc⋅g⋅V b
W ud −W a =ρ zc⋅g⋅( V 2 −V 1 )

mud⋅g−m a −g=ρ zc⋅g⋅( V 2 −V 1 )

g ( mud −ma ) =ρzc⋅g⋅( V 2−V 1 )


g ( mud −ma )
=ρ zc
g ( V 2 −V 1 )

mud −m a
= ρzc
V 2 −V 1

Keterangan:
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
ρzc = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
mud = massa benda sebearnya (kg)
ma = massa benda dalam zat air (kg)
Wa = berat benda dalam zat cair (Kg m/s2)
Wud = Berat benda sebenarnya (Kg m/s2)
Fa = Gaya apung (N)
2.4.1. Benda pada Hukum Archimedes
Dengan hukum Archimedes, penulis bisa mengelompokkan benda
menjadi 2 jenis. Benda-benda tersebut di antaranya adalah benda
tenggelam dan terapung. Benda bisa tenggelam jika gaya angkat air lebih
kecil dari gaya berat benda tersebut. Sedangkan untuk benda yang bisa
mengapung terjadi saat gaya angkat air lebih besar dibandingkan dengan
gaya berat benda.

2.4.2. Hukum Archimedes pada Benda Tenggelam


Benda dinyatakan tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda
selalu berada pada dasar tempat zat cair berada.
W > Fa
ρb > ρzc

Keterangan :
ρb = Massa jenis benda (kg/m3)
ρzc = Massa jenis zat cair (kg/m3)
W = Gaya berat suatu benda (kg)
Fa = Gaya archimedes (N)

2.4.3 Hukum Archimedes pada Benda Terapung


Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian
muncul dipermukaan zat cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.
Pada benda terapung ada dua gaya yakni antara lain, Fa dan W dalam keadaan
W < Fa (2.1)
ρb < ρzc

Keterangan :
ρb = Massa jenis benda (kg/m3)
ρzc = Massa jenis zat cair (kg/m3)
W = Gaya berat suatu benda (kg)
Fa = Gaya archimedes (N)
Menentukan massa jenis telur dengan penerapan Hukum Archimedes :

m
ρb =
Vb
m
ρb =
V 2 −V 1

Keterangan :
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
m = massa benda (kg)
Vb = volume benda (m3)
V1 = volume awal benda (m3)
V2 = volume akhir benda (m3)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisika SMA Katolik St. Louis 2
Surabaya yang berlokasi di Jalan Tidar 119 pada tanggal 30 Maret 2022 pukul
12.15 WIB.

3.2. Jenis Penelitian


Penelitian yang dilaksanakan untuk menentukan kualitas telur ayam
berdasarkan hukum Archimedes merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode eksperimen dan penelitian kualitatif dengan metode teori dasar.

3.2.1. Penelitian Kuantitatif


Arikunto (2006:12) mengemukakan tentang penelitian kuantitatif yaitu
pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan
hasilnya. Salah satu metode dari penelitian kuantitatif yaitu metode eksperimen
yang merupakan suatu pelaksanaan percobaan untuk membuktikan suatu hipotesis
(Sagala, 2006:7).
Pada penelitian kuantitatif eksperimen pertama, penulis melakukan
percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis air segar. Hasil
perhitungan massa jenis air segar dibandingkan dengan hasil perhitungan massa
jenis telur ayam yang baik dan busuk dari percobaan berikutnya sehingga dapat
dianalisis bagaimana hubungannya berdasarkan konsep hukum Archimedes
tentang benda mengapung dan tenggelam. Hasil analisis perbandingan massa jenis
tersebut digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis pertama dan kedua yaitu
kondisi telur ayam mengapung jika massa jenis telur ayam lebih kecil dari massa
jenis air segar dan kondisi telur ayam tenggelam jika massa jenis telur ayam lebih
besar dari massa jenis air segar.
Pada penelitian kuantitatif eksperimen kedua, penulis melakukan
percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis telur ayam yang
baik dan massa jenis telur ayam busuk. Hasil perhitungan massa jenis masing-
masing telur ayam dibandingkan dengan hasil perhitungan massa jenis air segar
dari percobaan sebelumnya sehingga dapat dianalisis bagaimana hubungannya
berdasarkan konsep hukum Archimedes tentang benda mengapung dan
tenggelam. Hasil analisis perbandingan massa jenis tersebut digunakan untuk
menguji kebenaran hipotesis pertama dan kedua yaitu kondisi telur ayam
mengapung jika massa jenis telur ayam lebih kecil dari massa jenis air segar dan
kondisi telur ayam tenggelam jika massa jenis telur ayam lebih besar dari massa
jenis air segar. Variabel-variabel yang diamati dalam percobaan kedua adalah:
1. Variabel bebas: massa telur ayam.
2. Variabel kontrol: volume air segar.
3. Variabel terikat: volume air segar ketika telur ayam dicelupkan, massa jenis
telur ayam.

3.2.2. Penelitian Kualitatif


Menurut Moelong (2007:5), penelitian kualitatif adalah upaya peneliti
mengumpulkan data yang didasarkan pada latar alamiah. Penelitian kualitatif
dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya dengan menggunakan
metode teori dasar. Jhonshon (2005:8) menyatakan bahwa metode teori dasar
adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau untuk
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang
ada. Kemudian kesimpulan dasar dibuat berdasarkan hasil penelitian yang
membentuk prinsip dasar dari suatu teori.
Pada penelitian kualitatif dilakukan percobaan hukum Archimedes tentang
benda mengapung dan benda tenggelam untuk mengetahui perbedaan kondisi
antara telur ayam yang baik dan telur ayam busuk. Hasil pengamatan kondisi
masing-masing telur ayam digunakan untuk menguatkan hasil penelitian
kuantitatif sekaligus untuk menguji kebenaran hipotesis ketiga yaitu telur ayam
yang baik akan tenggelam di dalam air segar, sedangkan telur ayam busuk akan
mengapung di permukaan air segar.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Tenik pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian adalah
observasi secara ilmiah. Menurut Riyanto (2010:96), observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung. Proses pelaksanaan observasi ilmiah dilakukan secara sistematis dan
terencana dengan melibatkan persiapan-persiapan tertentu, baik pengamatan, cara
pencatatan, alat pencatatan, serta pelaksanaannya.

3.3.1. Penelitian Kuantitatif


Pada penelitian kuantitatif eksperimen pertama dengan percobaan hukum
Archimedes untuk menentukan massa jenis air segar, variabel-variabel yang
diamati adalah massa beban di udara, massa beban di dalam air, volume awal air
segar, dan volume air segar ketika beban dicelupkan. Data hasil pengamatan dari
variabel-variabel tersebut digunakan untuk menentukan massa jenis air segar.
Pada penelitian kuantitatif eksperimen kedua dengan percobaan hukum
Archimedes untuk menentukan massa jenis telur yang baik dan massa jenis telur
busuk, variabel-variabel yang diamati adalah massa masing-masing telur, volume
awal air segar, dan volume air segar ketika telur dicelupkan. Data hasil
pengamatan dari variabel-variabel tersebut digunakan untuk menentukan massa
jenis masing-masing telur.

3.3.2. Penelitian Kualitatif


Pada penelitian kualitatif dengan percobaan hukum Archimedes tentang
benda mengapung dan benda tenggelam, kondisi telur ayam yang baik dan telur
ayam busuk diamati ketika dimasukkan ke dalam air segar. Hasil pengamatan
kondisi masing-masing telur ayam digunakan untuk dianalisis hubungannya
terhadap kualitas masing-masing telur ayam.
3.4. Prosedur Penelitian
Penulis melakukan percobaan-percobaan pada penelitian kuantitatif dan
kualitatif dengan penjelasan mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan, serta
langkah-langkah percobaan sebagai berikut.

3.4.1. Percobaan Hukum Archimedes dengan Air Segar


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan hukum Archimedes untuk
menentukan massa jenis air segar adalah beban gantung, benang, neraca pegas,
gelas ukur, air, batang statif, dan penjepit. Berikut langkah-langkah percobaan
hukum Archimedes dengan air segar.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
2. Menggantungkan neraca pegas pada penjepit statif.
3. Mengikat beban gantung dengan benang dan menggantungkan beban ke
neraca pegas. Kemudian mencatat massa beban di udara.
4. Menuangkan air segar sebanyak 210 ml ke dalam gelas ukur.
5. Memasukkan beban gantung ke dalam gelas ukur yang berisi air segar
kemudian mencatat massa beban di dalam air segar dan perubahan volume air
segar.

3.4.2. Percobaan Hukum Archimedes pada Telur Ayam


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan hukum Archimedes untuk
menentukan massa jenis telur ayam adalah timbangan digital, gelas ukur, air
segar, telur ayam yang baik, dan telur ayam busuk. Berikut langkah-langkah
percobaan hukum Archimedes pada telur ayam.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
2. Mengukur massa telur ayam yang baik dan telur ayam busuk dengan
timbangan digital kemudian mencatat hasil pengukurannya.
3. Menuangkan air segar sebanyak 250 ml ke dalam gelas ukur.
4. Memasukkan telur ayam yang baik ke dalam gelas ukur.
5. Mencatat perubahan volume air segar ketika telur ayam sudah dimasukkan.
6. Mengulangi langkah percobaan 2-5 dengan menggunakan telur ayam busuk.
3.4.3. Percobaan Hukum Archimedes tentang Benda Mengapung dan
Benda Tenggelam.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan hukum Archimedes
tentang benda mengapung dan benda tenggelam adalah gelas ukur, air segar, telur
ayam yang baik, dan telur ayam busuk. Berikut langkah-langkah percobaan
hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda tenggelam.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
2. Menuangkan air segar sebanyak 250 ml ke dalam gelas ukur.
3. Memasukkan telur ayam yang baik dan telur ayam busuk ke dalam masing-
masing gelas ukur kemudian mengamati kondisi masing-masing telur ayam.
4. Mengambil masing-masing telur ayam dari dalam air kemudian memecahkan
masing-masing telur ayam ke dalam gelas ukur lainnya.
5. Mengamati dan membandingan kualitas masing-masing telur ayam dalam
gelas ukur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk menentukan kualitas
telur ayam dengan menerapkan konsep hukum archimedes. Penelitian terdiri dari
tiga percobaan yaitu percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis
air segar, percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis telur
ayam, dan percobaan hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda
tenggelam. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut.

4.1.1. Percobaan Hukum Archimedes dengan Air Segar


Penulis melakukan percobaan untuk menentukan massa jenis air segar
dengan mengukur massa beban di udara, massa beban di dalam air, volume awal
air, dan volume air ketika beban dicelupkan. Mula-mula benang diikatkan pada
beban gantung kemudian menggantungkan beban ke neraca pegas yang telah
digantungkan pada penjepit statif. Massa beban di udara (m ud) yang tertera pada
neraca pegas sebesar 250 gram. Selanjutnya, gelas ukur diisi dengan air segar
sebanyak 210 ml (V1) dan mencelupkan beban gantung ke dalam gelas ukur berisi
air segar (beban tidak boleh menyentuh dasar dan dinding gelas ukur) sehingga
volume air segar (V2) meningkat menjadi 240 ml dan massa beban gantung (m a)
berkurang menjadi 220 gram. Data hasil percobaan untuk masing-masing variabel
dikonversi ke dalam satuan Sistem Internasional (SI) kemudian digunakan untuk
menghitung massa jenis air segar (ρzc) dengan menggunakan persamaan ........
Hasil perhitungan massa jenis air segar (ρzc) yang diperoleh sebesar1000 kg/m3.
Data hasil percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis air segar
dirinci secara lengkap pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Hasil Percobaan Hukum Archimedes dengan Air

mud (kg) ma (kg) V1 (m3) V2 (m3) ρzc (kg/m3)


0,25 0,22 2,1 × 10-4 2,4 × 10-4 1000

Keterangan:
mud = massa beban di udara (kg)
ma = massa beban di dalam air segar (kg)
V1 = volume awal air segar (m3)
V2 = volume air segar ketika beban dicelupkan (m3)
ρzc = massa jenis air segar (kg/m3)

4.1.2. Percobaan Hukum Archimedes pada Telur Ayam


Penulis melakukan percobaan untuk menentukan massa jenis telur ayam
dengan mengukur massa telur ayam, volume awal air, dan volume air ketika telur
ayam dimasukkan. Mula-mula massa telur ayam yang baik diukur dengan
menggunakan timbangan digital dan diperoleh data massa telur ayam yang baik
sebesar 60 gram. Selanjutnya, gelas ukur diisi dengan air segar sebanyak 250 ml
(V1) dan memasukkan telur ayam yang baik ke dalam gelas ukur berisi air segar
sehingga volume air segar (V2) meningkat menjadi 305 ml. Data hasil percobaan
untuk masing-masing variabel dikonversi ke dalam satuan SI kemudian digunakan
untuk menghitung massa jenis telur ayam yang baik (ρ b) dengan menggunakan
persamaan ........ Hasil perhitungan massa jenis telur ayam yang baik (ρb) adalah
sebesar 1090,91 kg/m3. Dengan melakukan langkah percobaan dan perhitungan
yang sama pada telur ayam busuk, dapat diperoleh data massa telur ayam busuk
(m) sebesar 57 gram, volume air segar ketika telur ayam busuk dimasukkan (V 2)
sebesar 310 ml, dan massa jenis telur ayam busuk (ρ b) sebesar 950 kg/m3. Data
hasil percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis telur ayam
dirinci secara lengkap pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Hasil Percobaan Hukum Archimedes pada Telur Ayam
Kualitas Telur m (kg) V1 (m3) V2 (m3) ρb (kg/m3)
Baik 0,06 2,5 × 10-4 3,05 × 10-4 1090,91
Busuk 0,57 2,5 × 10-4 3,1 × 10-4 950

Keterangan:
m = massa telur (kg)
V1 = volume awal air segar (m3)
V2 = volume air ketika telur ayam dimasukkan (m3)
ρb = massa jenis telur ayam (kg/m3)

4.1.3. Percobaan Hukum Archimedes tentang Benda Mengapung dan


Benda Tenggelam
Pada percobaan hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda
tenggelam, dua gelas ukur berisi air segar sebanyak 250 ml disiapkan kemudian
telur ayam yang baik dan telur ayam busuk dimasukkan ke dalam gelas ukur
tersebut. Kondisi masing-masing telur ayam di dalam air diamati dan dianalisis
hubungannya terhadap kualitas masing-masing telur ayam. Kondisi telur ayam
yang baik dalam gelas ukur berisi air segar adalah tenggelam, sedangkan kondisi
telur ayam busuk dalam gelas ukur berisi air segar adalah mengapung pada
permukaan air.

Gambar 4.1. Hasil Percobaan Hukum Archimedes tentang Benda Mengapung


dan Benda Tenggelam
Untuk memastikan kebenaran kualitas masing-masing telur ayam, kedua
telur ayam dipecahkan ke dalam gelas ukur yang berbeda. Kuning dan putih telur
ayam yang baik terpisah, bertekstur kental, dan tidak berbau busuk, sedangkan
kuning dan putih telur ayam busuk sudah bercampur, bertekstur sangat cair, dan
berbau busuk.

Gambar 4.2. Kualitas Telur Ayam Busuk dan Telur Ayam yang Baik

4.2. Pembahasan
Hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif diolah dan dianalisis sehingga
diperoleh hasil untuk menguji kebenaran hipotesis pada penelitian dalam
penentuan kualitas telur ayam berdasarkan hukum Archimedes.

4.2.1. Penelitian Kuantitatif

Grafik Perbandingan antara Massa Jenis Air Segar dan


Massa Jenis Telur Ayam
1150
Massa Jenis ( kg/m3 )

1100
1050
1000
950
900
850
Air Telur segar Telur busuk

Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Massa Jenis


Data hasil percobaan hukum Archimedes dengan air segar (Tabel 4.1) dan
data hasil percobaan hukum Archimedes pada Telur Ayam (Tabel 4.2) diolah ke
dalam bentuk grafik perbandingan antara massa jenis air segar dan massa jenis
telur ayam seperti pada Gambar 4.3.
Berdasarkan Gambar 4.3, dapat diperoleh hubungan antara massa jenis air
segar dan massa jenis telur ayam yaitu massa jenis telur ayam busuk lebih kecil
dari massa jenis air segar dengan kondisi mengapung pada permukaan air dan
massa jenis telur yang baik lebih besar dari massa jenis air segar. Hasil penelitian
kuantitatif membenarkan hipotesis pertama dan hipotesis kedua yang sesuai
dengan konsep hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda
tenggelam berdasarkan perbandingan massa jenis zat cair dan massa jenis benda.

4.2.2. Penelitian Kualitatif


Pada percobaan hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda
tenggelam seperti pada Gambar 4.1, diperoleh hasil bahwa telur ayam yang baik
tenggelam di dalam air segar, sedangkan telur ayam busuk mengapung pada
permukaan air segar. Hasil penelitian kualitatif ini menguatkan hasil penelitian
kuantitatif berdasarkan perbandingan massa jenis air segar dan massa jenis telur
ayam, serta membenarkan hipotesis ketiga.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif eksperimen dan penelitian kualitatif teori dasar untuk
menentukan kualitas telur ayam berdasarkan hukum Archimedes telah dilakukan
melalui percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis air,
percobaan hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis telur ayam, dan
percobaan hukum Archimedes tentang benda mengapung dan benda tenggelam
pada tanggal 30 Maret 2022 pukul 12.15 WIB di SMA Katolik St. Louis 2
Surabaya. Melalui penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa
kualitas telur ayam dapat ditentukan melalui konsep hukum Archimedes tentang
benda mengapung dan benda tenggelam berdasarkan perbandingan massa jenis air
segar dan massa jenis telur ayam. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian
adalah:
1. Hipotesis pertama diterima. Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa
massa jenis telur ayam busuk lebih kecil dari massa jenis air segar dengan
kondisi telur ayam mengapung pada permukaan air segar.
2. Hipotesis kedua diterima. Tabel 4.2 dan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa
massa jenis telur ayam yang baik lebih besar dari massa jenis air segar dengan
kondisi telur ayam tenggelam di dalam air segar.
3. Hipotesis ketiga diterima, Gambar 4.1 menunjukkan bahwa telur ayam dengan
kondisi mengapung pada permukaan air segar adalah telur ayam busuk,
sedangkan telur ayam dengan kondisi tenggelam di dalam air segar adalah
telur ayam yang baik.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian, kualitas pada
telur ayam dapat ditentukan dengan penerapan hukum Archimedes tentang benda
mengapung dan benda tenggelam berdasarkan perbandingan massa jenis air segar
dan massa jenis telur ayam.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang penulis
buat untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Melakukan penelitian tentang penentuan kualitas telur ayam dengan
menerapkan konsep hukum Archimedes berdasarkan perbandingan gaya
apung air segar dan gaya berat telur ayam.
2. Melakukan penelitian tentang penentuan kualitas telur lainnya berdasarkan
hukum Archimedes.
LAMPIRAN

Lampiran 1: Dokumentasi Penelitian

Gambar L.1. Mengikatkan Beban ke Neraca Pegas

Gambar L.2. Mengukur Volume Air


Gambar L.3. Beban ke dalam Gelas Ukur
Gambar L.4. Berat Telur yang Baik
Gambar L.5. Berat Telur yang Busuk
Gambar L.6. Mengukur Volume Air
Gambar L.7. Percobaan Massa Jenis Telur
Gambar L.8. Percobaan Benda Mengapung dan Tenggelam

Gambar L.9. Pembuktian Kualitas Telur


Gambar L.10. Kualitas Telur Busuk dan Telur Baik
Lampiran 2 : Perhitungan Pada Percobaan Hukum Archimedes Dengan Air
1. Menentukan Massa Jenis Air
Diketahui :
mud = 250 gram = 0,25 kg
ma = 220 gram = 0,22 kg
V1 = 210 ml = 0,21 liter = 0,21 dm3 = 2,1 × 10-4 m3
V2 = 240 ml = 0,24 liter = 0,24 dm3 = 2,4 × 10-4 m3
Ditanya : PZC ?
Jawab :
mud −ma 0 , 25=0 ,22 kg
PZC = = =1000
V 2 −V 1 ( 2,4×10 ) −( 2,1×10 )
−4 −4
m3
Lampiran 3 : Perhitungan Pada Percobaan hukum Archimedes Tentang
Benda Mengapung Dan Tenggelam
1. Menentukan Massa Jenis Telur Yang Segar
Diketahui :
m = 60 gram = 0,06 kg
V1 = 250 ml = 0,25 liter = 0,25 dm3 = 2,5 × 10-4 m3
V2 = 305 ml = 0,305 liter = 0,305 dm3 = 3,05 × 10-4 m3
Ditanya : Pb ?
Jawab :
m 0 , 06 kg
Pb = = =1090 , 91
V 2−V 1 ( 3 ,05×10−4 ) −( 2,5×10−4 ) m3
2. Menentukan Massa Jenis Telur Yang Busuk
Diketahui :
m = 57 gram = 0,57 kg
V1 = 250 ml = 0,25 liter = 0,25 dm3 = 2,5 × 10-4 m3
V2 = 310 ml = 0,31 liter = 0,31 dm3 = 3,1 × 10-4 m3
Ditanya : Pb ?

m 0 , 57 kg
Pb = = =950
V 2−V 1 ( 3,1×10−4 ) −( 2,5×10−4 ) m3

Anda mungkin juga menyukai