Anda di halaman 1dari 2

c) Masa Depan HMI di Era Digitalisasi

Sebagai organisasi yang telah bertahan 74 tahun, HMI telah membuktikan kapasitasnya sebagai
organisasi yang mampu menjawab tantangan di berbagai zaman. Mulai dari zaman penjajahan
hingga zaman reformasi. Di dalam masa tersebut ada beragam masalah yang melanda, mulai dari
konflik horizontal dan vertical. Hal tersebut mampu dilewati dan dijawab oleh HMI sehinggai
organisasi Islam ini bertahan hingga sekarang.

Saat ini, kita sudah memasuki era digital dimana teknologi sudah menguasai berbagai sektor
kehidupan manusia. Teknologi menjadi jawaban atas seluruh persoalan yang melanda. Internet
menjadi sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan dan informasi yang datang tiap detik bisa kita baca
tanpa harus menunggu keesokan harinya. Media massa sudah bergeser dari cetak menjadi online
dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Manusia, mau atau tidak mau harus siap dengan era
digitalisasi ini agar tidak digilas oleh waktu.

Pertanyaan adalah apakah HMI mempunyai masa depan di era digitalisasi?

Masa depan adalah sebuah misteri yang harus kita pecahkan. Setiap waktu berjalan kita akan
menemukan masalah demi masalah yang jawabannya tidak bisa diselesaikan saat itu juga. Hal yang
muncul begitu saja karena manusia dihadapkan kepada sebuah realitas yang tak terhindarkan, yaitu,
faktisitas.

Era digital adalah faktisitas, HMI harus bisa beradaptasi dengan keadaan yang tak bisa dielakan.
Sebagai organisasi besar yang membawa misi besar, HMI harus mampu bertahan dengan kondisi
saat ini, apalagi realita yang hadir dihadapan manusia bahwa ia hidup dihantam oleh pandemi. HMI
harus memberikan jawaban agar terus hidup memberikan agar terus hidup dan mewujudkan
misinya sesuai dengan pasal 4 di dalam konstitusi.

HMI sudah tidak bisa lagi larut dalam romantisasi. HMI harus tanggap terhadap perubahan zaman
era digitalisasi. Tugas kita sebagai kader HMI untuk membuat hidup organisasi adalah
kontekstualisasi mission HMI, yaitu, bagaimana menyesuaikan pola organisasi dengan kondisi saat
ini. Mission HMI tidak hanya kita

gunakan sebagai ideologi tetapi diimplementasi kepada sebuah gerakan yang bisa menjawab tiap-
tiap persoalan, baik di tubuh HMI maupun problem sehari-hari.

Maka, para kita harus berinovasi dan berkreasi guna menjawab tantangan karena kader HMI
membawa sebuah misi suci yang harus terus hidup ditengah- tengah kehidupan manusia saat ini.
Masa depan adalah misteri dan siapapun tidak bisa memastikannya. Kita harus berikhtiar mencoba
memastikan agar mission HMI tetap membumi dan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah swt
yang menjadi tujuan dasar bisa terwujud.

D. PENUTUP

Misi dan tujuan HMI secara tersirat dari latar belakang berdirinya HMI dan secara tersurat
terformulasikan dalam rumusan pertama tujuan HMI. Adapun rumusan tujuan HMI yang pertama
adalah, pertama, mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia dan kedua,
menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam dan lahirlah rumusan tafsir tujuan HMI yaitu
"Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala".

Era digitalisasi adalah faktisitas, sebuah fakta yang tidak bisa hindari. Berbagai persoalan kehidupan
bisa terselesaikan dengan hadirnya teknologi. Internet bisa jadi jawaban praktis dan informasi yang
kita mau bisa diakses lewatnya ruang atau waktu manapun.

Maka dari itu, kader HMI harus memahami mission HMI tak hanya sebagai bahan bacaan saja tetapi
juga harus bisa mengaplikasikan di era digitalisasi. Kontekstualisasi itu adalah hal wajib dilakukan
agar HMI tetap hidup dan membumi.

Kepastian masa depan HMI kini terletak pada tangan kadernya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai