Anda di halaman 1dari 3

Kali ini saya akan mengulik sedikit tentang bagaimana ikatan mahasiswa muhammadiyah

dalam menghadapi tantangan zaman, menurut pandangan saya dalam era globalisasi ini
dimana teknologi semakin lama semakin berkembang secara signifikan. Dan dimana saat ini
kita sedang berada di era 4.0 dan akan berada pada era society 5.0.dan dimana kurang lebih
ada tiga kemampuan utama manusia dalam menghadapi era mendatang yaitu era 5.0 atau
dikenal sebagai era society 5.0. diantaranya yang pertama adalah memecahkan masalah
kompleks dan harus dapat menjadi pemecah masalah bagi dirinya sendiri serta orang banyak.
Hal itu bertujuan untuk menjadikan manusia lebih kreatif, inovatif, karismatik, dan unggul. Di
era society 5.0 ini. Dunia pendidikan juga sangat berperan penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, dan kita sebagai kader ikatan mahasiswa muhammadiyah
khususnya di Lamongan ini juga perlu memiliki kesigapan dan kemampuan berfikir Higher
Order Thinking Skills (HOTS) , apa itu “HOTS” ? “HOTS” merupakan Bagian dari ranah
kognitif yang ada dalam taksonomi bloom dan bertujuan untuk mengasah keterampilan
mental seputar pengetahuan teknologi atau lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh ini semakin tidak terkontrol dan penuh
drama perebutan dan merebut-kan posisi, terbukti dengan semakin maraknya pekerjaan
manusia yang disabotase oleh mesin maupun teknologi canggih lainnya. Maka tidak
menuntup kemungkinan suatu saat manusia akan kehilangan nilai sosialnya, ruh gotong
royong yang seharusnya menjadi ikon peradaban bangsa indonesia kini perlahan-lahan mati
akibat ketergantungan manusia pada teknologi yang berimbas pada perliaku apatisme.

Dan hal itu bisa saja merongrong sistem kolektifitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan
bisa mengakibatkan lumpuhnya pergerakan hingga mematikan nilai fastabiqul khairat. Maka,
sebenarnya tantangan Ikatan Mahasiswa muhammadiyah di era Revolusi society 5.0 adalah tri
kompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadaiyah itu sendiri, mengingat rumusan-rumusan
yang ada di dalam tri kompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah menjadi
kebutuhan utama peradaban umat manusia dari masa ke masa, maka Tri kompetensi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah hari ini akan menjadi tantangan sekaligus peluang untuk
menghadapi era revolusi society 5.0 ini.

Tantangannya adalah, bagaimana Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah khususnya di wilayah


Lamongan ini mengembangkan potensi-potensi kadernya untuk bersaing dalam bidang
Industeri teknologi dengan berbekal pada Intelektualitas, Religiusitas dan Humanitasnya.
Tentunya kita tahu bahwa akan ada persaingan besar-besaran secara global maupun regional,
maka kapasitas dan kapabilitas setiap individu akan diukur dari segi intelektualitasnya.
Karena berbicara tentang teknologi maka tidak terlepas dari kapasitas otak manusia. Maka
setiap level kepemimpinan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus terus melakukan
upaya-upaya pembinaan dan pengembangan keilmuan yang terus diup-date secara terus-
menerus, agar mampu merangsang pikiran para kadernya untuk terus berinovasi, baik itu
dalam bentuk karya maupun dalam bentuk ide dan gagasan solutif yang tentunya menjadi
referensi dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan yang bisa hadir kapan saja dan dimana
saja. Untuk diketahui Indonesia juga diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun
2030-2040, yaitu penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk non produktif. Jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 65% dari
total penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa bahkan lebih.

Oleh sebab itu, banyaknya penduduk dengan usia produktif harus diikuti oleh peningkatan
kualitas, baik dari sisi pendidikan, keterampilan, dan kemampuan bersaing di pasar tenaga
kerja. Hal ini juga berlaku untuk religiusitas, mengingat perkembangan industeri teknologi
yang semakin pesat bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan dimuka bumi, seperti Eksplotasi
sumber daya alam yang berlebihan, inovasi dibidang persenjataan yang kapan saja bisa
menjadi alat pemusnah masal, yang secara internal Ummat Islam kita sadar eksistensi
manusia sebagai khalifah yang bermandat untuk menjaga dan mencegah segala bentuk
kriminalisasi di muka bumi.

Kemudian secara Humanitas, perkembangan teknologi membuat manusia cenderung apatis


terhadap kehidupan sosial, tingkat atensi masyarakat lebih tinggi di sosoial media
dibandingkan di kehidupan sosial secara nyata. Kemudian potensi lahirnya konflik cenderung
berasal dari dunia maya, seperti hate speach dan lain sebagainya.

Maka dari itu, Ikatan Mahasiswa Muhammadaiyah harus merespon perubahan tersebut secara
terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh rumusan yang ada
pada tri kompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadaiyah, sehingga tantangan di era revolusi
society 5.0 dapat dikelola menjadi peluang. Dengan catatan pembinaan kader dengan
berbekal pada trikompetensi Ikatan Mahasiswa Muhammadaiyah, terutama secara intelektual
para kadernya, karena ketika berbicara tentang teknologi maka kita berbicara tentang hasil
pikiran dari manusia.

Pembinaan secara intelektual harus lebih masif sehingga kader-kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadaiyah tidak tergilas oleh roda beban dan tekanan teknologi yang mengakibatkan
lumpuhnya inovasi diri dan bergantung pada teknologi dan tentunya melahirkan kader-kader
yang berfikir dinamis, bukan berfikir statis yang hanya akan menghasilkan kader konsumtif
yang tidak produktif. Kendati demkian secara religiusitas dan humanitasnya tidak boleh
dikesampingkan karena ketigannya tidak bisa dipisahkan, mengingat agama sebagai filter dari
segala perbuatan yang berorentasi pada ALLAH SWT serta tindakan nyata dari hasil pikiran
adalah untuk kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai