Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

PADA PASIEN PECAH KETUBAN DINI

Disusun oleh :

Titania Agustin (1230021030)

Dosen Pengampu :

Nanik Handayani, S.Kep.Ns., M.Kes.

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2022

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

PADA PASIEN PECAH KETUBAN DINI


Pada hari senin, tanggal 26 Desember jam 13.45 WIB, sepasang suami istri datang ke praktik
mandiri bidan, Ny. R, umur 22 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, dan suami Tn. D, umur 25
tahun, pekerjaan karyawan swasta. suami mengatakan bahwa istrinya baru hamil 23 minggu
tetapi istrinya sudah mengeluarkan cairan ketuban seperti mau melahirkan.

Hasil pengkajian data subjektif, ibu mengatakan keluar air-air tidak bisa ditahan seperti
menahan kencing sejak pukul 10.53 WIB. Saat ini merasa keluar air-air terus-menerus dari
kemaluannya. Pemerksaan fisik keadaan umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C. Pemeriksaan genetalia terdapat pengeluaran
cairan ketuban, pembukaan 2 cm, analisa yang ditegakkan yaitu Ny. R, 22 tahun G1P0A0
usia kehamilan 23 minggu dengan ketuban pecah dini, janin tunggal, hidup, presentasi
kepala. Keadaan ibu dan janin baik.

Tindakan yang akan diberikan yaitu rencana induksi persalinan, sudah dilakukan penanganan
awal di puskesmas yaitu infus RL 500 cc 30 tetes/menit.

Refleksi :

Bidan memberikan konseling tentang pecah ketuban dini supaya suami dan pasien
memahami tentang pecah ketuban dini. suami dan pasien mampu menerapkan hal-hal yang
harus dilakukan dalam menangani pecah ketuban dini, mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar dan mampu mengambil keputusan yang terbaik.

Ketuban pecah dini adalah dimana kondisi ketika kantung ketuban pecah sebelum waktu
persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan
(sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang. Ketuban pecah dini
ini terjadi sekitar 3% sampai 8% dalam kehamilan, dan sepertiganya menyebabkan terjadinya
persalinan prematur. Semakin awal terjadinya pecah ketuban pada masa kehamilan, maka
semakin serius kondisi tersebut. Ketuban pecah dini yang berlangsung lama (lebih dari 18
jam) berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi bayi baru lahir.

Penyebab dan Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini

1. Adanya infeksi pada ketuban dan ari-ari, saluran kemih, rahim, leher rahim, atau
vagina
2. Volume cairan ketuban yang terlalu banyak
3. Ibu hamil dengan berat badan rendah
4. Kebiasaan menggunakan obat-obatan terlarang atau merokok saat hamil
5. Pernah menjalani biopsi atau operasi pada leher rahim (serviks)
6. Leher rahim pendek
7. Pernah mengalami ketuban pecah dini sebelumnya
8. Pernah mengalami perdarahan selama kehamilan, terutama pada trimester kedua dan
ketiga

Tanda bahaya kehamilan ini perlu ditangani sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya
komplikasi pada ibu dan calon bayi.

Karena Usia kehamilan ibu baru 23 minggu ketuban pecah dini pada ibu hamil aterm atau
preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. Penanganan yang akan
dilakukan dalam menghadapi kasus ketuban pecah dini adalah dengan memperlambat bayi
lahir dan melakukan persiapan pematangan paru bayi jika kelahiran tak bisa dihindari. Ibu
hamil akan diberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi dan obat kortikosteroid untuk
mempercepat perkembangan paru-paru janin. Dan keluarga menyetujui persetujuan dan
keputusan ini.

Anda mungkin juga menyukai