Disusun Oleh :
Sabrina
1902230002.P
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021
UNIT 1
1. Tujuan
1.1 Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pembangkitan
tegangan tinggi ac, dc, dan impuls
1.2 Praktikan mampu menjelaskan hubungan antara besar tegangan masukan dan
keluaran
1.3 Praktikan mampu menjelaskan parameter pada bentuk gelombang tegangan
keluaran
Tegangan impuls terpotong adalah tegangan impuls yang tiba – tiba menjadi
nol pada saat mencapai puncak atau sewaktu di muka atau ekor. Tegangan impuls
eksponensial ganda dipergunakan untuk peniruan teganagn surja petir dan
tegangan surja hubung. Perbedaan antara tegangan impuls surja petir dan surja
hubung ditentukan pada lama waktu muka dan waktu ekor, seperti terlihat pada
gambar ( 2 ). Tegangan impuls surja petir memiliki bentuk 1,2/50 yang berarti
waktu muka T 1 = 1,2 µ s dan waktu setengah ekor T 2 = 50 µ s. Tegangan impuls
surja hubung memiliki bentuk 250/2500 yang berarti waktu mencapai puncak T 1
= 250 µ s dan setengah ekor T 2 = 2500 µ s.
3. Metode Pengujian
Metode pengujian pada pembangkitan tegangan tinggi AC
- Langkah pertama hubungkan kabel pertama probe osiloskop pada terminal
trafo
- untuk output kabel kedua dihubungkan kegrounding
- selanjutnya pasang grounding pada alat ukur osiloskop
- Catat dan analisa sesuai tabel perobaan
1 5 kV 0A 5V
2 10 kV 0A 15 V
3 15 kV 0A 29 V
3.2 Pembangkitan Tegangan Tinggi DC Negatif
1 10 kV 7 kV 0A 10 V
2 20 kV 14 kV 0A 29 V
3 30 kV 21 kV 0A 50 V
3.3 Pembangkitan Tegangan Tinggi DC Positif
DC AC Primar Primar
Pengambila Output Output y y Gelombang DC Output Voltage
n Data ke- Voltage Voltage current Voltage
(kV) (kV) (A) (V)
1 10 kV 7 kV 0A 10 V
2 20 kV 14 kV 0A 30 V
3 30 kV 22 kV 0A 50 V
3.4 Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls Positif
20 kV 7, 13 kV
30 kV 10,67 kV
5. Analisa Hasil Percobaan
Dalam praktikum teknik tegangan tinggi yaitu pembangkitan dan
pengukuran tegangan tinggi AC, didapatkan hasil yang terukur berupa tegangan
input (KV), tegangan tembus (KV), arus utama (A), tegangan utama (V) dan
gelombang tegangan AC output dan menaikkan regulator tegangan. Hasil
percobaan dapat dilihat pada bagian tabel 1.1 dilakukan pegujian sebanyak 3 kali
dengan skala ukur 25 kV dengan rangkaian pengujian yang sama. Pegujian
pertama didapat nlai tegangan tembus mecapai 10 kV, tegangan DC output
sebesar 7 kV, arus utama mendekati 0, dan tegangan utama 10 kV saat mengalami
breakdown. Pada pengujian kedua dan ketiga nilai tegangan tembus, tegangan DC
output dan tegangan utama mengalami peningkatan 2 kali lipat dari hasil pegujian
pertama sedangakan nilai arus utama tetap mendekati angka 0. Hal tersebut
dikarenakan pada pegujian pembangkitan tegangan AC tidak dibutuhkan
tegangan langsung sehingga pada pengujian digunakan trafo step up untuk
membangkitkan tegangan dari sumber PLN menjadi tegangan tinggi.
Pada pengujian pembangkitan tegangan tinggi DC negatif dan DC positif
menggunakan rangkaian yang sama hanya merubah posisi dioda maka didapatkan
hasil DC output, AC output, primary current, primary voltage yang tidak jauh
berbeda. Hal tersebut menunjukan bahwa fungsi dioda sebagai penyearah saat
posisi dioda diubah dari negatif ke postif pada rangkaian pembangkitan tegangan
tinggi DC tidak begitu berpengaruh terhadap nilai output tetap stabil, tetapi
perbedaan didapat pada gelombang output yang terbaca pada osiloskop dimana
posisi gelombang berada dibawah sumbu x osiloskop.
Selanjutnya pada pengujian pembangkitan tegangan tinggi impuls
dilakukan pengujian dengan melakukan variasi tegangan charging pertama
dengan DC output 20 kV dan charging kedua 30 kV dengan mengubah jarak sela
bola. Pada variasi charging pertama tegangan tembus yang terukur sedikit lamat
dibandingkan variasi tegangan charging kedua karena pada variasi kedua
dinaikkan jarak elektroda sela bola ditambah sehingga tegangan tembusnya
semakin besar.
6. Kesimpulan
- Pada pembangkitan tegangan tinggi AC tidak dibutuhkan tegangan tingigi
langsung
- Penggunaan trafo step up pada pembangkitan tegangan tinggi AC untuk
menaikkan tegangan sumber PLN 220 V menjadi Tegangan Tinggi .....
- Pengaturan jauh dekatnya jarak elektroda bola pada percobaan ini sangat
bergatung pada hasil dari tegangan tembus dan arus primer yang terukur.
Semakin jauh jarak sela elektroda bola maka tegangan tembusnya akan
semakin besar.
- Dengan adanya penyearah (dioda) arus yang terukur pada sisi sekunder akan
stabil.
- Untuk mencapai tegangan impuls diperlukan waktu tidak terlalu cepat.
- Tegangan tembus antar sela elektroda bola akan terjadi bila muatan yang ada
sudah cukup untuk terjadinya tembus dielektrik pada kuat medan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Sabrina
1902230002.P
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021
UNIT 2
KEGAGALAN ISOLASI UDARA
1. Tujuan
1.1 Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan
isolasi udara
1.2 praktikan mampu menjelaskan fenomena pre-breakdown dan breakdown pada
isolasi udara
1.3 praktikan mampu menjelaskan pengaruh bentuk elektroda terhadap besar
tegangan breakdown pada isolasi udara
1.4 Praktikan mampu menjelaskan pengaruh besar sela udara terhadap besar
tegangan breakdown
2. Dasar Teori
Pada umumnya, kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai
disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator
tegangan tinggi. Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis,
berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena tegangan lebih.
[1]
Udara merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam
teknik tegangan tinggi. Beberapa fenomena atau gejala tegangan tinggi yang biasa
terjadi antara lain skin effect, korona, spark over dan flash over. Fenomena fisik
gejala maupun kegagalan tegangan tinggi ini salah satunya dipengaruhi oleh bentuk
elektroda yang dipakai. Pada saat penerapan tegangan dilakukan, bermacam
fenomena terjadi dalam dielektrik udara. Ket ika tegangan yang diterapkan
adalah rendah, maka arus yang mengalir diantara elektroda tersebut
adalah kecil sehingga isolator masih dapat menahan sifat listriknya. Akan
tetapi bila rus yang diterapkan adalah besar, maka arus yang mengalir dalam
elektroda meningkat tajam dan ini menyebabkan tejadinya suatu kegagalan listrik,
yang mana ditandai dengan pelepasan muatan listrik (discharge). Kegagalan ini
menyebabkan hilangnya tegangan dan mengalirnya arus dalam bahan isolasi
- Pelepasan yang bertahan sendiri (selt sustaining discharge), dan
- Pelepasan yang tidak bertahan sendiri ( non self sustaining discharge)
Mekanisme kegagalan gas yang biasa disebut percikan adalah peralihan dari
pelepasan tak bertahan ke berbagai jenis pelepasan yang tak bertahan ke berbagai
jenis pelepasan yang bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi secara tiba-
tiba. Bermacam-macam kondisi fisik dalam udara seperti : tekanan, temperatur
(suhu), sifat dasar elektroda, permukaan alami elektroda dan tersedianya partikel-
partikel penghantar dianggap sebagai dasar yang menentukan dalam terjadinya
proses ionisasi.
3. Metode
Langkah-langkah pengujian dengan elektroda :
- Pertama hubungkan output trafo ke terminal resistor (50KΩ)
- hubungkan outupt resistor kesisi elektroda, lalu pasanglah elektroda dan atur
gap berdasarkan ketentuan pengujian yang dilakukan
- ulangi langkah tersebut untuk elektroda yang lainnya
- catat dan analisa hasil dari pegujian yang telah dilakukan
4. Data hasil percobaan
4.1 Pengujian dengan Elektroda Jarum-Plat
Tabel 2.1 Hasil Pengujian Isolasi dengan Elektroda Jarum-Plat untuk Variasi
Sela Udara Pertama (pengamblan Data ke-1)
Sela Breakdown Fenomena
udara AC Voltage Pre- Fenomena Breakdown
(cm) (kV) Breakdown
1 cm 9 kv Adanya
bunyi suara
desis
Tabel 2.2 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Jarum-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown
Sela udara Fenomena Pre-
AC Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1 cm 9 kV Adanya bunyi
desis.
3 cm 20 kV 10-15 kV blm
breakdown
hanya ada
bunyi desis dan
bertambah
nyaring
Tampak seperti cahaya api lilin
disekitar
dan tegangan dropped serta arus
tegangan 20 kV
naik signifikan yang
menyebabkan pengaman bekerja
Tabel 2.4 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Jarum-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown
Sela udara Fenomena Pre-
AC Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
3 cm 20 kV Terdegar suara
bunyi desis dan
bunyi bertambah
nyaring saat
tegangan
Terlihat seperti cahaya api lilin
dinaikan sampai dan tegangan dropped serta arus
20 kv. naik signifikan yang
menyebabkan pengaman bekerja
4.2 Pengujian dengan Elektroda Bola-Plat
Tabel 2.5 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Bola-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-1)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1 cm 16 kV Terdengar
bunyi suara
desis yang
sangat singkat
kemudian
terjadi
breakdown
(relative sangat
Ditandai dengan munculnya
sulit untuk api ditengah sumbu elektroda
ditemukannya
fenomena pre-
breakdown di
medan yg
seragam
Tabel 2.6 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Bola-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1 cm 18kV Bunyi desis
sangat singkat
kemudian
breakdown
(relative sangat
sulit utk
ditemukannya
fenomena pre-
breakdown ini Ditandai munculnya
di medan yg percikan api di salah satu
seragam) elektroda
Tabel 2.7 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Bola-Plat untuk
Variasi Sela Udara kedua (Pengambilan Data ke-1)
Breakdown
Sela udara Fenomena Pre-
AC Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
Tabel 2.8 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Bola-Plat untuk
Variasi Sela Udara Kedua (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
3 cm 46 kV Terdengar suara
desis di sekitar
tegangan 32 kV
dan semakin
membesar.
Tabel 2.9 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Plat-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-1)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1cm 15 kV Adanya
bunyi desis.
Tabel 2.10 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Plat-Plat untuk
Variasi Sela Udara Pertama (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1 cm 15 kV Adanya
bunyi desis.
3 cm 42 kV Adanya
bunyi desis.
Tabel 2.12 Hasil Pengujian isolasi udara dengan Elektroda Plat-Plat untuk
Variasi Sela Udara Kedua (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
3 cm 42 kV Adanya
bunyi desis
6. Kesimpulan
- Perubahan variasi sela udara sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya terjadi
breakdown, seamkin besar sela udara maka semakin lama terjadinya breakdown
- Penggunaan jenis elektroda pada pengujian isolasi udara sangat berpengaruh.
Kegagalan isolasi udara karena adanya medan yang tidak seragam
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.scribd.com/doc/85831124/3-Bab-3-Kegagalan-Isolasi
KEGAGALAN ISOLASI CAIR
Disusun Oleh :
Sabrina
1902230002.P
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021
UNIT 3
KEGAGALAN ISOLASI CAIR
1. Tujuan
1.1 Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan
isolasi cair
1.2 Praktikan mampu menjelaskan fenomena pre-breakdown dan breakdown
pada isolasi cair
1.3 Praktikan mampu menjelaskan pengaruh kualitas bahan isolasi cair terhadap
besar tegangan breakdown
1.4 Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bentuk elektroda terhadap besar
tegangan breakdown pada isolasi cair
1.5 Praktikan mampu menjelaskan produk sampingan (by product) akibat
breakdown pada isolasi cair
2. Dasar Teori
A. Pengertian dan Fungsi Isolasi
[1]
Isolasi merupakan bahan yang resistivitasnya tinggi sehingga sulit
menghantarkan listrik. Secara elektris, isolasi berfungsi untuk memisahkan
bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan agar diantara bagian-bagian
tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan (spark over).
Sedangkan secara mekanis, isolasi biasanya berfungsi juga sebagai:
1. Penyangga atau penggantung, misalnya porselen dan kayu;
2. Pengisi, misalnya udara, gas SF6, dan minyak transformator;
3. Penutup atau pelindung, misalnya mika dan pernis.
B. Isolasi Cair
a. Keunggulan isolasi cair Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair
digunakanantara lain:
- Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi
menurut hukum paschen.
- Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi.
- Isolasi cair dapat dimanfaatkan sebagai pembawa informasi mengenai
keadaan baik atau buruknya suatu transformator.
3. Metode percobaan
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
- Pertama hubungkan output trafo pada terminal input resistor
Tebel 3.1 Hasil Pengujian Isolasi cair Bekas Dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-1)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 30 kV
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Isolasi Cair Bekas dengan Elektroda Bola-Bola
(pengambilan Data ke-2)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 25 kV
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Isolasi Cair bekas dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-3)
Gap Breakdown
Byproduct Akibat Breakdown
(cm) AC Voltage
(kV)
2,5 mm 18 kV
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Isolasi cair Baru Dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-1)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 28 kV
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Bola-Bola
(pengambilan Data ke-2)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 30 kV
Tabel 3.6 Hasil Pengujia Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-3)
Breakdown
Gap
ACVoltage Byproduct Akibat Breakdown
(cm)
(kV)
2,5 mm 36 kV
4.3 Pegujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum Plat (Ac
Breakdown)
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat
(Pengambilan Data ke-1)
Gap Breakdown ACVoltage
(cm) (kV)
2,5 mm 13 kV
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat
(pengambilan Data ke-2)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 13 kV
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-
Plat (Pengambilan Data ke-3)
Gap Breakdown AC Voltage
(cm) (kV)
2,5 mm 12 kV
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-
Plat (Pengambilan Data ke-4)
Breakdown
Gap
ACVoltage Byproduct Akibat Breakdown
(cm)
(kV)
2,5 mm 12 kV
4.4 Pengujian Isolasi Cair baru dengan Elektroda Jarum-Plat (Positive DC
Breakdown)
Tabel 3.11 Hasil Pengujian isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat
(Positive DC Breakdown)
Fenomena Pre-breakdown Fenomena Breakdown
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat dan
Tegangan DC positif ( Pengambilan Data ke-2)
Fenomena Pre-breakdown Fenomena Breakdown
Terdengar suara letupan dan gelembung Ketika tegangan dinaikan akan
atau pertikel yang cukup banyak muncul percikan api di elektroda
yang meyebabkan breakdown
Tabel 3.13 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat dan
Tegangan DC positif ( Pengambilan Data ke-3)
Fenomena Pre-breakdown Fenomena Breakdown
6. Kesimpulan
- Adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dan penyebab kegagalan
total dari zat cair dengan adanya gelembung pada zat cair dan tercampurnya
material isolasi cair.
- Kualitas isolasi cair sangat mempegaruhi terjadinya breakdown. Semakin sering
isolasi cair dipakai maka kualias nya akan menurun dan cepat terjadinya kegagalan
isoalsi
- Breakdown isolasi cair lebih tinggi dibandingkan dengan isolasi udara
- Faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan dapat berupa suhu minyak dan
tekanan udara
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://labttpl.files.wordpress.com/2017/11/modul-praktikum-ttt-2017.pdf
KEGAGALAN ISOLASI PADAT
Disusun Oleh :
Sabrina
1902230002.P
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021
UNIT 4
KEGAGALAN ISOLASI PADAT
1. Tujuan
1.1 Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan peosedur pengujian
kegagalan isolasi padat
1.2 Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bahan isolasi padat terhadap
besar tegangan breakdown,fenomena predawn, dan fenomena breakdown
1.3 Praktikan mampu menjelaskan byproduct akibat breakdown pada isolasi
padat
2. Dasar Teori
A. Mekanisme Kegagalan Bahan Isolasi Pada
[1]
Mekanisme kegagalan bahan isolasi padat terdiri dari beberapa
jenis sesuai fungsi waktu penerapan tegangannya. Hal ini dapat dilihat
sebagai berikut :
Uraian masing masing jenis kegagalan pada bahan isolasi padat adalah
1. Kegagalan asasi (intrinsik) adalah kegagalan yang disebabkan oleh
jenis dan suhu bahan ( dengan menghilangkan pengaruh luar seperti
tekanan, bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong kantong udara.
Kegagalan ini terjadi jika tegangan yang dikenakan pada bahan
dinaikkan sehingga tekanan listriknya mencapai nilai tertentu yaitu
106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu 10-8 detik.
atau
dimana :
Cv : panas spesifik ;
k : konduktivitas termal;
d : konduktivitas listrik
E: tekanan listrik.
Pada arus bolak balik terdapat hubungan langsung antara konduktivitas
dengan dengan frekuensi dan permitivitas yaitu :
s = w 1e 0 e r dan e r = e r' +j e r" , dimana :
e 0 : konstanta dielektrik dan
e r : permitivitas relatif.
Karena adanya faktor ini, maka rugi rugi pada medan arus bolak balik
lebih besar dari arus searah. Akibatnya kuat gagal termal pada tegangfan AC
lebih kecil daripda kuat gagal termal medan arus DC. Kuat gagal termal untuk
medan bolak balik juga menurun dengan naiknya frekuensi tegangan.
5. Kegagalan Erosi, adalah kegagalan yang disebabkan zat isolasi pada tidak
sempurna, karena adanya lubang lubang atau rongga dalam bahan isolasi
padat tersebut. Lubang/rongga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan
gagalnya lebih kecil dari kekuatan zat padat.
3. Metode
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
- Pertama hubungkan output trafo ke resistor, kemudian output dari resistor
dihubungkan secara seri ke sisi kiri elektroda yang akan diuji (Gambar.3)
- Lalu apit sample yang akan diuji pada elektroda yang terpasang, pada sisi
kanan elektroda dihubungkan ke grounding
- Untuk pengujian selanjutnya lakukan langkah diatas dengan cara yang
sama , ubah jenis sample sesuai kebutuhan pengujian
35 kV Adanya bunyi
desis yang
semakin tidak
stabil
34 kV Adanya bunyi
desis sepanjang
pre brekdown
sampai ke
breakdown
33 kV Adanya bunyi
desis
34 kV Adanya bunyi
desis.
34 kV Adanya bunyi
desis
48 kV Adanya
bunyi desis.
29 kV Adanya
bunyi desis.
24 kV Adanya
bunyi desis
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kayu Untuk Sampel Kedua (Pengambilan Data
Ke-2)
Breakdown
Fenomena pre-
AC voltage Fenomena Breakdown
Breakdown
(kV)
5 kV Adanya
bunyi desis
saat keadaan
arus naik
serta
tegangannya
menurun
(tidak sampai
10kV). Breakdown berlangsung singkat ditandai
dengan munculnya asap dan sedikit
percikan api
5. Analisa Hasil Pengujian
Pengujian kegagalan isolasi padar dilakukan beberapa percobaan, yang
pertama pegujian kaca dan pegujian kayu. Pada pegujian kaca dilakukan 5
kali pegambilan data. Untuk nilai tegangan breakdwon pada pengujian kaca
cukup stabil kurang lebih 34 kv disetiap pegujian, pada fenomena pre-
brekdown ditandai dengan adanya suara desis yang menunjukkan bahwa
adanya arus bocor. Terjadinya perubahan dari pegambilan data ke-1 sampai
ke-5 terdapat di fenomena breakdown. Disetiap pengulangan pengambilan
data ditandai dengan bertambahnya penebalan dan percabangan seperti petir,
pada pengambilan data terakhir terjadinya 4 kali penebalan pada cabang yaitu
3 kali dengan 1 cabang yg tebal dan 1 kali dan lebih dari satu cabang yang
tebal seperti kilat. Saat tegangan terjadi breakdown diakhiri dengan percikan
api kecil sesaat setelah petir keunguan menghilang.
Pada pengujian kayu disample pertama tegangan breakdown cukup
tinngi mencapai 48 kV ditandai dengan fenomena pre-breakdown berupa
bunyi dan percikan api pada sample. Untuk pegambilan data kedua fenomena
pre-breakdown dan breakdown terjadi cukup singkat hanya mencapai nilai
tegangan 29kV. Pada sample kedua tegangan brekdown hanya mampu 24 kV.
Dan data ke 2 hanya 5 kV hanya selang beberapa detik dan tegangan langsung
breakdown. Fenomena brekdown ditandai dengan munculnya asap dan
percikan api serta by product berupa lubang kecil dan sedikit gosong pada
sample.
6. Kesimpulan
- Pada kegagalan isolasi pada pengujian sample kaca mengalami flashover
kerena karakteritik dari kaca berongga padat/rapat sehingga pembebanan
medan listrik pada permukaan isolator melebihi kapasitas ketahanan
elektriknya
- Sample kayu cepat mengalami kegagalan karena karakteristik dari bahan
berongga dan tingkat penyerapan air yang cukup tinggi menyebabkan
terjadinya puncher pada sample dan breakdown yang singkat
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.elektroindonesia.com/elektro/ener13a.html
TEGANGAN RESIDU ARRESTER
Disusun Oleh :
Sabrina
1902230002.P
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021
UNIT 5
TEGANGAN RESIDU ARESTER
1. Tujuan
1.1 Praktikan mampu menjelaskan dan prosedur pengujian tegangan residu arrester
1.2 Pratikum mampu menjelaskan perbedaan tegangan implus ketika arrester
terpasang dan ketika arrester tidak terpasang
2. Dasar Teori
Arester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain
dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow
current. Sebuah arester harus mampu bertindak sebagai isolator, mengalirkan
beberapa miliamper arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi
konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan amper arus surja ke tanah, memiliki
tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi
tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arester
(power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan
(Petunjuk Operasi &Pemeliharaan Lighling Arester, PLN, 2010).[1]
Prinsip Kerja Arrester Prinsip kerja rangkaian proteksi surja / arrester. Sebuah
rangkaian proteksi surja tidak boleh mempengaruhi operasi normal dari sistem yang
diproteksi. Artinya, impedan seri harus sangat kecil (Z1 << Z2) dan impedan paralel
harus sangat besar (Z2 >> ZL) untuk tegangan dan frekuensi sinyal normal. Misalkan
ZL adalah impedan beban.
Pengalihan surja ke konduktor referensi atau bumi memiliki kelemahan.
Ketika arus gelombang surja yang besar menyebar melalui jaringan referensi dengan
cara yang tidak terkendali, ini akan menyebabkan gangguan dalam sistem yang sehat
lainnya. Oleh karena itu, perlindungan seri tampaknya lebih diinginkan.Namun,
sampai saat ini tidak ada perangkat non linier serial yang kuat, cepat dan handal yang
dapat menggantikan perlindungan paralel.Dari persyaratan tersebut di atas,
pirantipiranti proteksi (proteksi surja) harus nonlinear.komponen–komponennon-
linear dapat dikelompok-kan menjadi tiga kelompok:
1. Perangkat yang memiliki tegangan konstan selama konduksi surja (pemotongan).
2. Perangkat yang mengubah keadaan dari insulator menjadi konduktor yang baik
selama konduksi surja.
3. Perangkat yang memiliki impedan seri yang besar untuk tegangan CM (isolator
disisipkan dalam seri, misalnya CM filter, trafo isolasi, opto-isolator. Proteksi
surja seri yang lain atau piranti pembatas termasuk sekering, pemutus rangkaian,
induktor dan temperature-dependent resistors). Spark gap terdapat dalam tabung
keramik diisi dengan gas inert (gas tabung discharge) dan varistor oksida logam
adalah piranti yang sangat populer dalam proteksi instalasi tegangan rendah
(Vernon Cooray, 2010).[2]
3. Metode
Prosedur pengujian sebagai berikut :
Pada pengujian charging pertama arrester tidak terpasang
- Pertama hubungkan trafo ke input dioda, outupt dioda dihubungkan ke alat ukur
tegangan DC kondenser/kapasitor
- Selanjunya dihubungkan ke input terminal dari impulse generator
- Lakukan langkah yang sama untuk percobaan pada arrester terpasang dengan
menghubungkan sisi output terminal impulse generator ke arrester
- Catat dan analsis hasil pengujian yang telah dilakukan
4. Data hasil Percobaan
4.1 Pengujian dengan Arester Variasi Tegangan Charging Pertama dan
Arester Tidak Terpasang
Tabel 5.1 Hasil Pengujian dengan Variasi Tegangan Charging Pertama dan
Arester Tidak Terpassang
DC Out. Peak impulse
Voltage Gelombang Impuls Voltage Voltage
(kV) (kV)
12 kV 4,15 kV
24 kV 8,48 kV 4,88 kV
3,6 kV
5. Analisa Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian dengan arrester variasi tegangan charging
pertama dan arester tidak terpasang dengan tegangan charging 12 kV didapat hasil
yang terukur di osiloskop bahwa arester tidak bekerja sehingga tidak terjadinya
perpotongan (full lightning impulse) di sumbu x dikarenakan tegangan charging
masih dalam batas tegangan nominalnya dan begitu juga pada pegujian ketika arester
terpasang.
Pada pengujian charging kedua dan ketiga dilakukan prosedur yang sama
hanya menaikkan tegangan charging. Ketika charging kedua terjadi perpotongan
karena ketika tegangan peak dinaikkan dan dibaca oleh arester maka arester akan
berkerja karena sudah melebihi batas nominalnya. Hal serupa terjadi di charging
ketiga dimana peak impuls pada arester tidak terpasang sudah menunjukkan tegangan
lebih.
6. Kesimpulan
- Arrester berfungsi untuk memproteksi tegangan lebih atau terjadinya arus bocor
yang terjadi pada peralatan tegangan tinggi
- Arrester akan bekerja apabila terjadi gangguan diatas tegangan nominalnya
DAFTAR PUSTAKA
✓ Modul ini menjelaskan secara umum tentang pelaksanaan dan tugas praktikum. Hal-hal
teknis yang lebih rinci dijelaskan oleh instruktur praktikum ketika meeting online dengan
alat bantu berupa video praktikum.
✓ Kegiatan praktikum dilakukan secara online melalui tautan Zoom Meeting dan sesuai
jadwal berikut:
Hari Pertama:
Kamis, 8 April 2021, Pukul 08.30 WIB – 11.30 WIB
https://us02web.zoom.us/j/83879976400?pwd=YVpnSkNVNUtzQXJiS0lCbEpj
Q3JRdz09
Meeting ID: 838 7997 6400
Passcode: UTP01
Hari Kedua:
Jumat, 9 April 2021, Pukul 08.30 WIB – 10.30 WIB
https://us02web.zoom.us/j/88353624165?pwd=Y3g3NzYzdThFeDg0MGZ0al
Nob2xTZz09
Meeting ID: 883 5362 4165
Passcode: UTP02
✓ Video praktikum dan rekaman Zoom Meeting akan dikirimkan kepada PIC Praktikum
Universitas Tridinanti pada hari Senin, 12 April 2021 untuk selanjutnya dibagikan
kepada praktikan
✓ Laporan praktikum dikumpulkan dalam bentuk softcopy (.pdf) dan dikumpulkan paling
lambat pada hari Senin, 3 Mei 2021, Pukul 23.59 WIB kepada PIC Praktikum Universitas
Tridinanti untuk selanjutnya dikirimkan kepada PIC Praktikum Universitas Gadjah Mada
✓ Laporan praktikum harus dikerjakan sendiri, namun diperkenankan untuk berdiskusi antar
praktikan. Jika isi laporan praktikum sama persis dengan praktikan lain (plagiat), maka
laporan tersebut bernilai nol atau gagal praktikum.
✓ Bobot penilaian laporan praktikum untuk setiap unit sebagai berikut:
Cover (maks. 5 point)
Tujuan (maks. 5 point)
Dasar Teori (maks. 10 point)
Metode (maks. 15 point)
Data (maks. 15 point)
Analisis (maks. 35 point)
Kesimpulan (maks. 10 point)
Daftar Pustaka (maks. 5 point)
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
UNIT 1
PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC, DC, DAN IMPULS
Tujuan:
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pembangkitan tegangan tinggi
ac, dc, dan impuls
2. Praktikan mampu menjelaskan hubungan antara besar tegangan masukan dan keluaran
3. Praktikan mampu menjelaskan parameter pada bentuk gelombang tegangan keluaran
Alat:
A. Pembangkitan Tegangan Tinggi AC
1. High Voltage Testing Device: Control Board dan AC Source (Testing Transformer)
2. Fluke 80K-40 High Voltage Probe
3. GW Instek GDS-2104 Digital Storage Oscilloscope
4. Tongkat Grounding
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -1- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
Prosedur Kerja:
A. Pembangkitan Tegangan Tinggi AC
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
1 5 kV 0A 5V
2 10 kV 0A 15 V
3 15 kV 0A 29 V
3. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -2- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
1 10 kV 7 kV 0A 10 V
2 20 kV 14 kV 0A 29 V
3 30 kV 21 kV 0A 50 V
3. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -3- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
C. Pembangkitan Tegangan Tinggi DC Positif
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
1 10 kV 7 kV 0A 10 V
2 20 kV 14 kV 0A 30 V
3 30 kV 22 kV 0A 50 V
3. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -4- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
20 kV 7, 13 kV
3. Mematikan peralatan
4. Mengubah besar sela bola (series gap)
5. Melakukan pengambilan data
30 kV 10,67 kV
6. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -5- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 1: Pembangkitan Tegangan Tinggi AC, DC, dan Impuls
Tugas Individu:
Buatlah laporan praktikum unit 1 yang tersusun atas:
1. Cover
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Metode
5. Data dan Analisis
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -6- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
UNIT 2
KEGAGALAN ISOLASI UDARA
Tujuan:
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan isolasi
udara
2. Praktikan mampu menjelaskan fenomena pre-breakdown dan breakdown pada isolasi
udara
3. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bentuk elektroda terhadap besar tegangan
breakdown pada isolasi udara
4. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh besar sela udara terhadap besar tegangan
breakdown
Alat:
A. Pengujian dengan Elektroda Jarum-Plat
1. Elektroda Jarum
2. Elektroda Plat (Rounded Edge)
3. High Voltage Testing Device: Control Board dan AC Source (Testing Transformer)
4. Tongkat Grounding
Prosedur Kerja:
A. Pengujian dengan Elektroda Jarum-Plat
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -4- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
1 cm 9 kv Adanya
bunyi suara
desis
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
5. Mematikan peralatan
6. Mengubah besar sela udara
7. Melakukan pengambilan data
1 cm 9 kV Adanya bunyi
desis.
8. Mematikan peralatan
9. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -5- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
Tabel 2.4 Hasil Pengujian Isolasi Udara dengan Elektroda Jarum-Plat
untuk Variasi Sela Udara Kedua (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown
Sela udara Fenomena Pre-
AC Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
3 cm 20 kV Terdegar suara
bunyi desis dan
bunyi
bertambah
nyaring saat
tegangan Terlihat seperti cahaya api lilin
dan tegangan dropped serta
dinaikan sampai arus naik signifikan yang
20 kv. menyebabkan pengaman
bekerja
1 cm 16 kV Terdengar
bunyi suara
desis yang
sangat singkat
kemudian
terjadi
breakdown
(relative
sangat sulit Ditandai dengan munculnya
untuk api ditengah sumbu elektroda
ditemukannya
fenomena pre-
breakdown di
medan yg
seragam
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -6- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
5. Mematikan peralatan
6. Mengubah besar sela udara
7. Melakukan pengambilan data
8. Mematikan peralatan
9. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -7- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
Tabel 2.8 Hasil Pengujian Isolasi Udara dengan Elektroda Bola-Plat
untuk Variasi Sela Udara Kedua (Pengambilan Data ke-2)
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
3 cm 46 kV Terdengar suara
desis di sekitar
tegangan 32 kV
dan semakin
membesar.
Breakdown AC
Sela udara Fenomena Pre-
Voltage Fenomena Breakdown
(cm) Breakdown
(kV)
1cm 15 kV Adanya
bunyi desis.
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -8- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
1 cm 15 kV Adanya
bunyi desis.
3 cm 42 kV Adanya
bunyi desis.
8. Mematikan peralatan
9. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -9- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 2: Kegagalan Isolasi Udara
3 cm 42 kV Adanya
bunyi desis
Tugas Individu:
Buatlah laporan praktikum unit 2 yang tersusun atas:
1. Cover
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Metode
5. Data dan Analisis
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 10 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
UNIT 3
KEGAGALAN ISOLASI CAIR
Tujuan:
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan isolasi cair
2. Praktikan mampu menjelaskan fenomena pre-breakdown dan breakdown pada isolasi
cair
3. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh kualitas bahan isolasi cair terhadap besar
tegangan breakdown
4. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bentuk elektroda terhadap besar tegangan
breakdown pada isolasi cair
5. Praktikan mampu menjelaskan produk sampingan (byproduct) akibat breakdown pada
isolasi cair
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang -9- Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
Prosedur Kerja:
A. Pengujian Isolasi Cair Bekas dengan Elektroda Bola-Bola
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
5. Mematikan peralatan
6. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 10 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Isolasi Cair Bekas dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-3)
Gap Breakdown AC
Byproduct Akibat Breakdown
(cm) Voltage
(kV)
2,5 mm 18 kV
7. Mematikan peralatan
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
5. Mematikan peralatan
6. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 11 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Bola-Bola
(Pengambilan Data ke-3)
Breakdown
Gap
ACVoltage Byproduct Akibat Breakdown
(cm)
(kV)
2,5 mm 36 kV
7. Mematikan peralatan
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
5. Mematikan peralatan
6. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 12 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
7. Mematikan peralatan
8. Melakukan pengambilan data
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat
dan Tegangan AC (Pengambilan Data ke-4)
Breakdown
Gap
ACVoltage Byproduct Akibat Breakdown
(cm)
(kV)
2,5 mm 12 kV
9. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 13 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-
Plat dan Tegangan DC Positif (Pengambilan Data ke-2)
Fenomena Pre-breakdown Fenomena Breakdown
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 14 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 3: Kegagalan Isolasi Cair
5. Mematikan peralatan
6. Melakukan pengambilan data
Tabel 3.13 Hasil Pengujian Isolasi Cair Baru dengan Elektroda Jarum-Plat
dan Tegangan DC Positif (Pengambilan Data ke-3)
Fenomena Pre-breakdown Fenomena Breakdown
7. Mematikan peralatan
Tugas Individu:
Buatlah laporan praktikum unit 3 yang tersusun atas:
1. Cover
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Metode
5. Data dan Analisis
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 15 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 4: Kegagalan Isolasi Padat
UNIT 4
KEGAGALAN ISOLASI PADAT
Tujuan:
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian kegagalan isolasi
padat
2. Praktikan mampu menjelaskan pengaruh bahan isolasi padat terhadap besar tegangan
breakdown, fenomena pre-breakdown, dan fenomena breakdown
3. Praktikan mampu menjelaskan byproduct akibat breakdown pada isolasi padat
B. Pengujian Kayu
1. Kayu
2. High Voltage Testing Device: Control Board dan AC Source (Testing Transformer)
3. Elektroda Silinder Pejal (Rounded Edge)
4. Tongkat Grounding
Prosedur Kerja:
A. Pengujian Kaca
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kaca (Pengambilan Data ke-1)
Breakdown Fenomena Fenomena
AC Voltage Pre-Breakdown Breakdown
(kV)
35 kV Adanya bunyi
desis yang
semakin tidak
stabil
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 16 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 4: Kegagalan Isolasi Padat
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
34 kV Adanya bunyi
desis sepanjang
pre brekdown
sampai ke
breakdown
5. Mematikan peralatan
6. Melakukan pengambilan data
33 kV Adanya bunyi
desis
7. Mematikan peralatan
8. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 17 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 4: Kegagalan Isolasi Padat
34 kV Adanya bunyi
desis.
9. Mematikan peralatan
10. Melakukan pengambilan data
34 kV Adanya bunyi
desis
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 18 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 4: Kegagalan Isolasi Padat
B. Pengujian Kayu
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
48 kV Adanya bunyi
desis.
3. Mematikan peralatan
4. Melakukan pengambilan data
29 kV Adanya bunyi
desis.
5. Mematikan peralatan
6. Mengganti kayu
7. Melakukan pengambilan data
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 19 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 4: Kegagalan Isolasi Padat
24 kV Adanya bunyi
desis
8. Mematikan peralatan
9. Melakukan pengambilan data
5 kV Adanya bunyi
desis saat keadaan
arus naik serta
tegangannya
menurun (tidak
sampai 10kV).
Tugas Individu:
Buatlah laporan praktikum unit 4 yang tersusun atas:
1. Cover
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Metode
5. Data dan Analisis
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 20 Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
-
Unit 5: Tegangan Residu Arester
UNIT 5
TEGANGAN RESIDU ARESTER
Tujuan:
1. Praktikan mampu menjelaskan rangkaian dan prosedur pengujian tegangan residu
arester
2. Praktikan mampu menjelaskan perbedaan tegangan impuls ketika arester terpasang
dan ketika arester tidak terpasang
Prosedur Kerja:
A. Pengujian dengan Variasi Tegangan Charging Pertama dan Arester Tidak Terpasang
1. Merangkai peralatan
2. Melakukan pengambilan data
12 kV 4,15 kV
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 17 - Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
3. Mematikan peralatan
Tabel 5.2 Hasil Pengujian dengan Variasi Tegangan Charging Pertama dan Arester
Terpasang
3. Mematikan peralatan
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 18 - Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM
D. Pengujian dengan Variasi Tegangan Charging Ketiga
Diterapkan untuk arester tidak terpasang dan arester terpasang
4,88 kV 3,6 kV
24 kV 8,48 kV
Tugas Individu:
Buatlah laporan praktikum unit 5 yang tersusun atas:
1. Cover
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Metode
5. Data dan Analisis
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
Praktikum Teknik Tegangan Tinggi Universitas Tridinanti Palembang - 19 - Diselenggarakan oleh Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi UGM