SINEMA KOREA-6조 (수정)
SINEMA KOREA-6조 (수정)
카트 (CART, 2014)
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2023
1. SINOPSIS FILM 카트 (CART, 2014)
Cart (카트) merupakan sebuah film berdasarkan kisah nyata yang rilis pada tahun
2014. Film ini disutradarai oleh Boo Jiyoung dan telah mendapatkan beberapa
penghargaan. Film Cart merupakan sebuah film yang bercerita tentang pemogokan kerja
karyawan di sebuah Supermarket beserta peristiwa unjuk rasa yang dilakukan oleh para
karyawan supermarket tersebut. Film ini dibuka dengan para karyawan di supermarket
bernama The Mart (더마트) yang sedang berbaris. Kemudian diperkenalkan seorang ibu
bersama Han Sunhee yang telah bekerja di The Mart selama 5 tahun dan merupakan salah
satu pekerja terbaik. Ia dijanjikan agar segera dipromosikan menjadi karyawan tetap.
Pertemuan tersebut berlangsung dengan bahagia dan ditutup oleh motto kerja para
karyawan “Pelanggan adalah raja, Layanan untuk kepuasan pelanggan. Jika perusahaan
bertahan, kita bertahan hidup. Kami mencintai pelanggan.”
Sunhee merupakan seorang ibu yang memiliki dua orang anak. Suaminya
bekerja di laut sehingga jarang pulang. Karena biaya anak-anaknya, Sunhee harus
bekerja dengan giat di The Mart. Namun, ia sangat senang begitu mengetahui bahwa ia
sebentar lagi akan dipromosikan menjadi karyawan tetap dan berjanji akan membelikan
anak tertua laki-lakinya bernama Taeyoung sebuah ponsel baru.
Hyemi, Seorang kasir pada saat itu mendapatkan perlakuan tidak mengenakan
dari pelanggan yang saat itu membawa barang-barang dari luar. Ia menegur pelanggan
1
tersebut sesuai dengan kebijakan The Mart yang berlaku, namun pelanggan tersebut
justru malah marah dan melaporkan perbuatan Hyemi yang menyebabkan Hyemi
dipaksa untuk meminta maaf dan berlutut kepada pelanggan tersebut. Hyemi adalah
seorang ibu yang membesarkan anak laki-lakinya yang masih kecil sendirian, jadi dia
tidak dapat melakukan pekerjaan tambahan karena perlu menjemput anaknya di sekolah.
Para pekerja ini mayoritas adalah seorang ibu-ibu yang perlu menghidupi
keluarganya. Mereka menginginkan setidaknya mereka bisa bekerja hingga kontrak
mereka habis dan perusahaan memberikan hak yang mereka janjikan. Karena
mendapatkan pekerjaan adalah hal yang susah terutama 80% dari mereka adalah ibu-ibu
yang usianya tidak muda lagi tetapi harus tetap mencari uang untuk menghidupi
keluarganya.
2
diberhentikan dan bergabung dengan serikat. Manajer Kang pun diangkat sebagai ketua
serikat.
Perlawanan dan pemogokan kerja pun terus berlangsung namun mereka masih
belum mendapatkan hak-hak mereka. Perusahaan justru melakukan cara-cara licik untuk
memberhentikan aksi mereka. Perjuangan mereka berlangsung untuk waktu yang lama.
Hingga akhirnya perusahaan setuju untuk mengembalikan karyawan ke posisi semula
dengan syarat ketua serikat setuju untuk menyerahkan posisinya.
3
2. ANALISIS FILM 카트 (CART, 2014)
4
sama-sama diperlakukan secara semena-mena oleh atasan mereka yang merasa
mereka berhak, atau lebih tepatnya merited untuk memperlakukan pekerja di bawah
mereka seperti itu.
2.1.4 Union-Busting
Perusahaan swalayan dalam film ini seringkali melakukan upaya agar pekerja
yang terikat dalam serikat pekerja tersebut mundur. Tindakan inilah yang disebut
dengan Union-Busting (노조 파괴). Mulai dari menggantikan pegawai kontrak dengan
pegawai paruh waktu secara ilegal saat pekerja kontrak melakukan mogok kerja,
memutus aliran listrik saat serikat menduduki swalayan, bahkan sampai mempolisikan
pekerja yang berdemonstrasi. Saat ada upaya kesepakatan, mereka tidak
mengembalikan semua pekerja pada posisi awal untuk keuntungan mereka sendiri.
Ketika para pekerja serikat tidak tunduk juga, bahkan membalas dengan mendirikan
tenda di depan swalayan, dan berdemonstrasi untuk kedua kalinya di dalam swalayan
secara damai, pihak perusahaan membawa polisi dengan perlindungan anti huru-hara
(anti-riot gear) untuk memadamkannya. Polisi dengan perlindungan tersebut yang
berusaha memecah demonstran dengan menggunakan selang air bertekanan tinggi,
dan pukulan yang merupakan bentuk brutalitas polisi. Di film ini, kedatangan polisi
5
hanya terjadi untuk pemecahan demonstrasi yang menentang kekuasaan perusahaan,
yang merupakan bentuk refleksi bahwa seringkali polisi bekerja untuk melindung
masyarakat kecil yang butuh perlindungan, namun untuk melindungi aset dan nama
baik korporasi.
6
Film ini menggambarkan dengan baik bagaimana walaupun terdapat hukum
yang dibuat untuk melindungi hubungan pekerja dan perusahaan agar tidak terjadi
kondisi dimana salah satu sisi merugikan yang lain. Namun pada kenyataannya,
penegakannya tidak dilakukan dengan baik, dan seringkali perusahaan menggunakan
loophole untuk keuntungannya sendiri.
Pertama, terdapat bagian plot film dimana perusahaan menjanjikan pekerjaan
tetap bagi Sun-Hee dan Hye-Mi namun mereka dicabut sebelum mereka menerima
janji tersebut. Bagian film ini merefleksikan fenomena yang sering terjadi pada masa
ini. Dimana terdapat undang-undang yang melindungi pekerja tidak tetap agar
dijadikan pekerja tetap setelah jangka waktu tertentu agar mereka mendapatkan
benefit berupa asuransi dan tunjangan pensiun, dan untuk menghindari mengeluarkan
biaya, perusahaan mencabut karyawan sebelum waktu tersebut tiba.
Kedua tokoh ini juga digambarkan hanya menerima perlakuan yang mereka
dapatkan ini karena adanya ketidakseimbangan posisi. Mereka melakukan segala
kewajiban mereka sebagai pekerja namun tidak mendapatkan hak yang seharusnya
mereka dapatkan dari perusahaan. Mereka hanya dapat diam menerima perlakuan
tersebut karena mereka tidak memiliki kuasa atas perusahaan. Jika mereka mengeluh,
mereka dapat dipecat dan mereka digantikan pekerja lain. Perusahaan pun secara
semena-mena mempermainkan kontrak demi menjaga keuntungan perusahaan.
Contoh kedua dapat digambarkan dengan kondisi Tae-Young. Pada awalnya,
Tae-Young tidak menerima gaji sesuai dengan jumlah jam ia telah bekerja dengan
dalih ia tidak memenuhi kontraknya selama 2 bulan. Namun secara hukum, ia masih
berhak menerima gaji sesuai dengan jumlah waktu ia bekerja. Dengan adanya
ketidakseimbangan posisinya yang hanya seorang pekerja paruh waktu yang masih di
bawah umur jika dibandingkan dengan pemilik minimarket, ia hanya diam. Hal ini
juga menunjukkan kurangnya penegakan hukum dimana seharusnya ia sudah
menerima upah sesuai dari awal bersamaan.
Ketidakseimbangan posisi antara atasan dan pekerja menciptakan kondisi
tidak sehat dimana atasan dapat memanfaatkan ketidakberdayaan bawahan mereka
untuk keuntungan perusahaan ditambah dengan buruknya penegakan hukum dalam
aspek perlindungan hak pekerja yang seharusnya ditegakkan secara tegas.
7
2.2.1 Han Sunhee dan Anak-Anaknya
Figur Sunhee digambarkan sebagai ibu pekerja yang kurang memperhatikan
keadaan anak-anaknya. Hal ini ditunjukkan pada saat Sunhee ditelepon oleh
Taeyoung yang mengeluh karena ibunya lupa membayarkan uang makan siang
sehingga Taeyoung tidak bisa makan siang di sekolah. Kejadian lain yang
membuktikan kurangnya perhatian Sunhee terhadap anak-anaknya adalah pada saat
Sunhee harus menginap di supermarket dalam rangka protes terhadap rencana
pemecatan massal yang dilakukan oleh petinggi supermarket tempatnya bekerja.
Meski Sunhee sudah mengingatkan untuk tidak hanya makan ramyeon tetapi makan
nasi juga, dalam beberapa adegan kedepan diperlihatkan Taeyoung yang hanya
membuat mi instan karena tidak adanya beras di rumah. Sunhee yang berada di
supermarket tidak mengetahui bahwa persediaan beras untuk makan sudah habis.
Selain itu, adik Taeyoung juga menonton televisi seharian meski sudah dinasehati
Sunhee supaya tidak menonton televisi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut
terjadi karena tidak adanya pengawasan orang tua secara langsung terhadap anak.
Anak-anak merasa orang tuanya tidak akan tahu apa yang mereka lakukan saat itu.
Hubungan kekeluargaan Sunhee dan Taeyoung semakin renggang setelah
Sunhee jarang berada di rumah. Pada saat Taeyoung mengunjungi ibunya di kantor
polisi diperlihatkan ekspresi datar Taeyoung kepada Sunhee dan ia yang hanya
mengucapkan kata-kata sekenannya pada Sunhee. Taeyoung pun tidak percaya ketika
ibunya bilang bahwa ia tidak bersalah. Hal ini membuktikan hubungan antara Sunhee
dan Taeyoung yang renggang karena kurangnya keterikatan di antara mereka.
Sedikitnya frekuensi untuk berkomunikasi menjadi penyebab kurangnya ikatan ibu-
anak di antara Sunhee dan Taeyoung. Renggangnya hubungan antara Sunhee dan
Taeyoung yang menimbulkan rasa tidak percaya satu sama lain juga ditunjukkan pada
adegan saat Taeyoung pulang malam selepas bekerja paruh waktu. Taeyoung tidak
ingin berkata jujur bahwa ia bekerja paruh waktu yang membuat ibunya salah paham
dan akhirnya mereka berdua bertengkar. Meski telah bertengkar hebat sampai
membuat Taeyoung kabur dari rumah, akhirnya Sunhee dan Taeyoung dapat
memperbaiki hubungan satu sama lain. Hal tersebut ditunjukkan pada adegan saat
Sunhee membela Taeyoung dari bos minimarket tempat Taeyoung bekerja dan ketika
Taeyoung menyerahkan upahnya untuk membantu ibunya membayar biaya listrik.
Adegan tersebut menunjukkan pentingnya komunikasi sebagai salah satu faktor
pembangun hubungan antar keluarga.
8
2.2.2 Taeyoung dan Yoon Sookyung
Taeyoung dan Yoon Sookyung diceritakan memiliki latar belakang ekonomi
yang hampir mirip. Kemiripan latar belakang ekonomi antara Taeyoung dan
Sookyung menjadi faktor kedekatan hubungan antara mereka berdua. Rasa saling
mengerti keadaan satu sama lain membuat Taeyoung dan Sookyung beberapa kali
terlibat interaksi di dalam film. Kesamaan latar belakang yang menjadi dasar interaksi
Taeyoung dan Sookyung di dalam film ditunjukkan ketika Sookyung menunjukkan
ponsel lipatnya yang sama dengan milik Taeyoung. Di antara murid- murid lain yang
ada di sekolah, hanya Taeyoung dan Sookyung yang masih menggunakan ponsel lipat
dikarenakan keadaan ekonomi mereka yang tidak cukup untuk mengganti ponselnya
ke model terbaru. Interaksi kedua yang menunjukkan kemiripan antara Taeyoung dan
Sookyung ditunjukkan pada saat Taeyoung membeli ramyeon di minimarket. Di sana
ia melihat Sookyung yang tengah bekerja paruh waktu sebagai penjaga kasir.
Taeyoung menunjukan ketertarikannya untuk bekerja paruh waktu seperti Sookyung
demi mendapatkan penghasilan. Tak beberapa lama, ia pun bekerja paruh waktu di
minimarket seperti Sookyung.
Pada adegan lain diceritakan Taeyoung yang tidak diberi upah sesuai jam
kerjanya. Sookyung yang sama-sama mengalami bagaimana rasanya bekerja paruh
waktu di minimarket masuk dan membela Taeyoung. Ia juga menyebutkan nominal
upah yang seharusnya diterima oleh Taeyoung. Tak hanya itu, Sookyung tak segan-
segan melempar batu ke kaca minimarket sebagai bentuk protesnya. Tetapi meski
Sookyung merupakan pelempar batu sebenarnya, Taeyoung menyembunyikan fakta
tersebut dari ibunya. Adegan-adegan tersebut membuktikan bahwa hubungan tokoh
Taeyoung dan Sookyung terbentuk melalui rasa saling mengerti di antara mereka
berdua.
9
Sunhee dan Hyemi sama-sama menghadapi ancaman pemecatan massal dari
“The Mart”, supermarket tempat mereka bekerja. Oleh karena hal itu, para pegawai
supermarket membentuk Serikat Buruh dan Hyemi merupakan pencetusnya. Sunhee
pun ikut ditarik menjadi perwakilan Serikat Buruh. Bersama-sama, mereka
memperjuangkan hak para buruh di antaranya dengan mogok kerja. Mulai dari sinilah
relasi antara Sunhee dan Hyemi berkembang.
Di tengah-tengah perjuangan melawan petinggi supermarket yang semena-
mena, anak Hyemi, yaitu Minsoo terluka akibat penggusuran dari pihak supermarket
sehingga harus dirawat di rumah sakit. Pada saat itu Sunhee memberikan uang
pinjamannya kepada Hyemi untuk membayar biaya perawatan Minsoo. Adegan ini
menunjukkan rasa empati Sunhee yang besar terhadap keadaan Hyemi. Di satu sisi ia
sangat membutuhkan uang pinjaman itu, tetapi disisi lain ia juga mengerti rasanya
menjadi seorang ibu sehingga ia rela memberikan uang tersebut pada Hyemi. Dari sini
dapat terlihat bahwa hubungan Sunhee dan Hyemi bukan hanya sekadar rekan kerja,
tetapi juga sebagai sesama ibu yang membesarkan anak.
Mendekati akhir cerita setelah terjadinya penggusuran, Hyemi memutuskan
untuk kembali bekerja di supermarket. Berbeda dengan Hyemi, Sunhee kembali
membujuk para pegawai yang tersisa untuk melanjutkan perjuangan mereka
menegakkan keadilan bagi hak-hak pegawai. Di depan para pelanggan dan Hyemi,
Sunhee menceritakan dan menegaskan kembali ketidakadilan yang didapatkannya
dari petinggi supermarket. Pidato Sunhee berhasil mengobarkan kembali semangat
Hyemi dan karyawan yang lain untuk berjuang. Hyemi menghampiri Sunhee dan
bersama-sama melawan polisi yang menghalangi mereka. Adegan tersebut
menggambarkan hubungan persahabatan yang dalam antara Sunhee dan Hyemi.
10
dilatarbelakangi oleh keadaan Pak Choi yang memiliki keluarga besar yang harus
dihidupi di rumah dan takut apabila terlibat dalam demonstrasi pegawai tidak tetap, ia
akan mendapat masalah yang mempengaruhi sumber penghasilannya. Sikap Pak Choi
ini ditunjukkan pada adegan saat ia berdialog dengan Kang Dongjoon. Dari adegan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa selama mereka tidak terlibat masalah
apapun yang sampai berisiko pada pemecatan, Pak Choi tidak peduli dengan nasib
pekerja yang lain.
11
Terbukti dengan adanya diskriminasi terhadap masyarakat kelas bawah seperti buruh.
Dalam film ini para buruh yang bekerja sebagai kasir mayoritas ibu-ibu bahkan lansia.
Meskipun kita tahu bahwa negara Korea Selatan ini sangat menjunjung tinggi tingkat
kesopanan. Namun karena pekerjaan mereka, para lansia ini harus tunduk dan hormat
kepada pelanggan yang lebih muda. Selain itu, terdapat adegan saat seorang
pelanggan yang membawa barang di tasnya yang bisa dicugai sebagai pencuri.
Meskipun kasir sudah sopan dan menjalankan kebijakan perusahaan yang berlaku,
kasir tetap disalahkan bahkan dituntut untuk berlutut dan meminta maaf. Selain itu,
ruangan istirahat untuk para buruh sangatlah sempit dan tidak layak, tidak cukup
dengan banyaknya buruh. Ruangan hanya disekat dengan papan blok dari ruangan
pemanas, ventilasi yang tidak bekerja dengan baik, serta hanya terdapat dua buah
kipas angin saat musim panas.
Tidak hanya dari perusahaan dan pelanggan, para buruh tersebut juga
mendapatkan perlakuan diskriminasi dari para pegawai tetap, terutama Pak Choi yang
meremehkan mereka dengan langsung masuk ke ruang istirahat para karyawan wanita
yang saat itu sedang berganti pakaian. Selain para buruh, di film ini diskriminasi
sosial terlihat saat adegan Taeyoung bekerja paruh waktu di sebuah 편의점 yang mana
pemilik usaha tersebut bertindak semena-mena terhadap Taeyoung yang masih
sekolah dengan memberikan bayaran yang tidak sepadan.
12
dengan teman sebayanya, bahkan turut ikut menjadi korban unjuk rasa dan dilarikan
ke rumah sakit. Jika saja Hyemi tidak bercerai dengan suaminya, mungkin sekarang
Minsoo sudah bermain bersama dengan ayahnya dan tidak terluka karena ikut
berunjuk rasa.
Yoon Sookyung juga merupakan anak yang terkena dampak dari orang
tuanya. Kedua orang tuanya yang bercerai membuat dia hanya tinggal bersama
dengan neneknya. Sehingga selain harus bersekolah, dia harus menjadi kepala
keluarga sekaligus dengan bekerja paruh waktu di 편의점. Akibat kondisi tersebut, dia
menjadi berbeda dengan teman-temannya karena tidak memiliki ponsel yang canggih,
tidak mampu membayar uang makan siang, dan tidak bisa mengikuti studi wisata ke
Jeju.
13
seluruh kalangan siswa, terutama siswa dari golongan bawah. Contohnya, sekolah
saya dulu yang memberi bantuan berupa keringan biaya studi wisata bagi siswa yang
kurang mampu.
14
origami burung bangau tersebut karena agar keinginan mereka untuk mendapatkan
hak bisa terwujud.
15
AMANAT
16
DAFTAR PUSTAKA
Dreamers.id. 4 April 2017. Selain Lezat & Bergizi, Ini Fakta Menarik Lainnya dari
Menu Kantin di Sekolah Korea. Diakses pada 2 April
2023, dari https://gayahidup.dreamers.id/article/61716/selain-lezat-amp-bergizi-ini-
fakta- menarik-lainnya-dari-menu-kantin-di-sekolah-korea
Kumparan.com. 3 Juli 2020. Senbazuru, Legenda Seribu Bangau Kertas di Jepang yang
Membawa Keberuntungan. Diakses pada 8 April 2023, dari
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparantravel/senbazuru-
legenda-seribu-bangau-kertas-di-jepang-yang-membawa-keberu
17