NIM: 00000071971
ESSAY
1. Characterize each of the following systems as one (or more) of the IT support systems:
a. A student registration system in a university, merupakan process control systems
yaitu menyimpan dan mengumpulkan semua data pendaftaran mahasiswa. Data
mahasiswa tersebut sangat berguna bagi administrasi dan pemilik data karena sistem
memungkinkan penyimpanan data (Nama, NIM, Program Studi, Nama Orang Tua
dan lain sebagainya) dan dapat dicari dengan mudah. Dengan adanya data tersebut
juga membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.
b. A system that advises physicians about which antibiotics to use for a particular
infection, merupakan decision support systems yang dimana data tersebut
didapatkan dari analisis yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya.
Sehingga dokter mengetahui antibiotik yang cocok untuk pasien dari hasil analisis
tersebut. Dengan adanya sistem ini, membantu dokter apabila ada pasien yang
memiliki kejadian yang sama sehingga lebih mudah untuk ditangani dalam
memberikan antibiotik.
c. A patient-admission system in a hospital, merupakan process control systems.
Pada sistem satu ini data yang dikumpulkan adalah data pasien yang masuk, rawat
inap, operasi dan sebagainya. Dengan adanya sistem ini memudahkan rumah sakit
untuk mengecek kamar pasien yang kosong, data pasien yang keluar serta dapat
memudahkan rumah sakit dalam menjadwalkan hal penting seperti operasi.
Sehingga data tersebut dimaanfaatkan oleh rumah sakit agar lebih efektif dan efisien
dalam melakukan pekerjaan mereka.
d. A system that provides a human resources manager with reports regarding
employee compensation by years of service, merupakan management information
systems, decision support systems, executive information systems, dan expert
systems. System ini membantu HRD dalam membuat keputusan mengenai
kompensasi perusahaan. HRS dapat meninjau laporan setiap karyawan,
memudahkan manajer untuk mengevaluasi kinerja setiap karyawan di perusahaan
dan memudahkan memberikan penghargaan kepada karyawan yang memiliki kinerja
terbaik.
e. A robotic system that paints cars in a factory, merupakan process control systems
dan strategic information systems yang di mana membuat perintah kepada robot
untuk melakukan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien karena menurut it
sistem, robot lebih akurat dan dapat mengecat kendaraan lebih efisien tanpa
membuang cat sehingga membuat biaya pengeluaran material lebih sedikit dan
perusahaan mendapatkan profit yang lebih besar. Selain itu, robot biasanya
melakukan berbagai hal lebih cepat dan lebih akurat.
Adapun competitive strategy dari Tokopedia yaitu strategi inovasi dan strategi aliansi.
Tokopedia terus mengembangkan fitur-fitur baru untuk aplikasinya serta berkolaborasi
dengan bisnis lain seperti gojek atau orang lain. Contohnya adalah kolaborasi
Tokopedia dengan BTS yang semakin mendongkrak popularitas mereka.
Tokopedia’s major competitors adalah Shopee, Lazada, dan Bukalapak.
http://sarjanamalas.blogspot.com/2017/10/value-chain-amazon-walmart-ebay.html
3. Apply Porter’s Value Chain Model to Dell (www.dell.com). What is Dell’s competitive
strategy? Who are Dell’s major competitors? Describe Dell’s business model. Describe
the tasks that Dell must accomplish for each primary value chain activity. How would
Dell’s information systems contribute to Costco’s competitive strategy, given the nature
of its business?
a. Primary Activities
Inbound Logistics, Dell memesan komponen komputer dari berbagai
distributor yang tersebar di seluruh dunia. Sehingga Dell bekerja sama dengan
perusahaan logistic eksternal untuk mengoptimalkan ligistik masuk dan
memanfaatkan berbagai jalur seperti jalur darat dan laut untuk menyalurkan
sumber dan stok bahan baku. Perusahaan penyedia jasa logistic yang bekerja
sama dengan Dell diantaranya seperti DHL, Ups dan lainnya. Dell melakukan
pemesanan yang berdekatan dan dilakukan berulang kali tergantung permintaan
dari konsumen.
Operation, Seiring kemajuan di bidang perakitan komputer Dell menggunakan
cell manufacturing yang di mana sebuah tim karyawan ditugaskan untuk
merakit PC secara keseluruhan sesuai dengan permintaan pelanggan. Dell juga
terus mengoptimalkan jaringannya untuk efisiensi dan produktivitas tertinggi
serta menerapkan teknologi Lean Six Sigma untuk peningkatan kualitas yang
berkelanjutan.
Outbound Logistics, Dell bekerja sama dengan pihak ketiga dalam
mendistribusikan produknya. Dell menggunakan jaringan pusat distribusi dan
perusahaan ritel untuk mengirimkan kepada pelanggan dari lokasi terdekat. Dell
juga menggunakan strategi transportasi multi jalur dengan kombinasi beberapa
saluran, dengan ini dapat mengurangi emisi dan limbah. Selain memilih rute
transportasi yang tepat, menggunakan jalur transportasi yang tepat memastikan
tidak ada waktu dan sumber daya lain yang terbuang percuma.
Mareketing and Sales, dalam hal ini Dell menggunakan sosial media dan
digital untuk memasarkan serta mempromosikan produknya. Dell juga memiliki
website sendiri yang menjual produk-produk mereka. Selain itu, Dell juga
bekerja sama dengan marketplace seperti shopee, Tokopedia dan lainnya dalam
memasarkan produk mereka.
Service, Dell mengelola layanan penyedia dan pemeliharaan yang luas di
berbagai belahan dunia. Sehingga pelanggan Dell dengan mudah dapat
menemukan took Dell. Selain itu, perbaikan laptop/PC Dell menawarkan
pengiriman dengan cara yang mudah kepada pelanggannya untuk
memanfaatkan garansi dalam memperbaiki laptop/PC untuk segala jenis
kerusakan dan peningkatan. Dalam membuka situs web mereka di negara yang
didukung secara resmi akan membawa Anda ke pusat dukungan lokal. Seperti
melacak alamat IP pengguna.
b. Support Activities
Technology Development, Dell berfokus ada peningkatan dan inovasi teknologi
untuk menghadirkan produk serta layanan yang semakin baik kedepannya. Dell
memiliki bisnis cloud computing serta bergantung dengan infrastuktur TI mereka
untuk keberhasilan bisnisnya.
Human Resource Management, Dell memperkerjakan kurang lebih 145.000
karyawan dengan karyawan VMware sebanyak 22.000 orang. Sebesar 61%
karyawan Dell berada di berbagai negara sedangkan 39% lainnya berada di
Amerika Serikat.
Procurement, Dell mengoordinasikan proses penjualan globalnya dengan sangat
baik. Tim penjualan global bekerja sama secara erat untuk mengelola rantai
pasokan yang efisien dan sumber bahan baku yang efisien dari pemasok di
seluruh dunia. Tim yang bekerja dengan tim Keberlanjutan Rantai Pasokan Dell
untuk memastikan pemasok memenuhi standar lingkungan.
http://www.nahrowi.com/2015/12/07/tugas-week-1-konsep-sistem-informasi/
Adapun competitive strategy dari Dell yaitu Strategi Inovasi dan Strategi Pertumbuhan
saat mereka berekspansi ke pasar yang merupakan industri game menggunakan merek
game mereka yang disebut Alienware. Mereka melakukan sesuatu yang tidak banyak
dilakukan oleh produsen periferal komputer lain dengan memperluas teknologi mereka
ke industri game.
Dell’s major competitors adalah Asus, Hewlett-Packard Enterprise Co. (HP), Inspur,
Apple, Acer, Toshiba and Lenovo.
Adapun model bisnis Dell adalah Manufacturing Industry. Manufacturing Industry
adalah perusahaan yang mengelola dan mengubah bahan mentah atau setengah jadi
menjadi memiliki nilai tambah yang dilakukan secara mekanis ataupun tanpa mesin.
Dell memproduksi dan menjual produk mereka sendiri seperti laptop, server, monitor
komputer, dan computer.
Sistem informasi Dell berkontribusi pada strategi kompetitif Seperti Costco menjual
berbagai produk dari komputer hingga perabot rumah tangga. Mereka membutuhkan
bantuan perusahaan seperti Dell untuk menyediakan teknologi yang dapat mereka
gunakan untuk menjalankan bisnis mereka. Contohnya adalah komputer bermerek Dell
yang dapat Anda temukan di beberapa supermarket di konter. Dari segi daya saing,
Costco dapat memanfaatkan teknologi dari Dell untuk menciptakan ruang kerja yang
lebih efisien. Sistem berkualitas tinggi dari Dell akan berarti bahwa register Costco dan
komputer lain cenderung tidak terlalu sering rusak.
CASE STUDY
CNA (www.cna.com) is one of the world’s largest insurance companies, with more than 50
brand name insurance products and 19,000 employees in 175 locations in the U.S. and
Canada. Because a company of this size is very difficult to manage, CNA is organized into 35
separate strategic business units (SBUs), which function independently and tailor their
operations according to the market demands for their products. That is, each SBU runs as its
own organization, with its own systems, processes, and profit and loss statements.
Historically, the SBUs did not communicate and share knowledge effectively. However,
corporate executives wanted to gather the expertise from the SBUs and make it available to
the entire organization so that the company could capitalize on the opportunity to cross sell
products. As a result, CNA embarked on a new corporate strategy: “Transform the
organization from a collection of companies to a portfolio of expertise.”
The challenge would not be easy. The large number of SBUs made sharing internal
information among employees nearly impossible. For example, a single customer seeking
answers to different insurance needs might be passed along to a variety of departments.
CNA wanted more than just a database of information that employees could tap when they
needed it. The company wanted to connect human beings; to enable employees to draw on
the expertise of other employees located both in their own business units and in other SBUs.
CNA knew it had to provide its employees many of whom had focused solely on niche
markets with a much broader knowledge of all the company’s products.
The new system, called the Knowledge Network, enables CNA employees to utilize software
that connects them with a human expert anywhere in the company in any area they desire.
The system automatically captures all exchanges of knowledge and stores them in a
searchable knowledge base. It also integrates the company’s existing documented knowledge
and it generates real time reports and analyses of the depth and breadth of available
knowledge.
CNA deployed the Knowledge Network throughout the company. The system is now being
actively used by 4,000 employees. Employees who have identified themselves as subject
experts are known as knowledge sources.
CNA expects its new system to increase its profitability by enabling faster and higher quality
policy underwriting. However, the company finds it difficult to measure the financial impact
of the new system. The CEO asserted that the new system is a “soft, person-based idea”;
therefore, it is difficult to quantify its benefits.
Sources: Compiled from M. Santosus, “How CNA Insurance Created a KM Culture,” CIO,
September 1, 2002; C. Pryer, “Show Me the Knowledge: CNA Employs Hi-Tech Knowledge
Sharing Solution,” OutSourcing Center, March, 2002; www.cna.com, accessed March 29,
2009; www.askme.com, accessed March 28, 2009.
CNA (www.cna.com) adalah salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia, dengan lebih
dari 50 produk asuransi bermerek dan 19.000 karyawan di 175 lokasi di AS dan Kanada.
Karena perusahaan sebesar ini sangat sulit dikelola, CNA diatur menjadi 35-unit bisnis
strategis (SBU) terpisah, yang berfungsi secara independen dan menyesuaikan operasinya
sesuai dengan permintaan pasar untuk produk mereka. Artinya, setiap SBU berjalan sebagai
organisasinya sendiri, dengan sistem, proses, dan laporan laba ruginya sendiri. Secara
historis, SBU tidak berkomunikasi dan berbagi pengetahuan secara efektif. Namun, para
eksekutif perusahaan ingin mengumpulkan keahlian dari SBU dan menyediakannya untuk
seluruh organisasi sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan
penjualan silang produk. Akibatnya, CNA memulai strategi korporat baru: "Mengubah
organisasi dari kumpulan perusahaan menjadi portofolio keahlian."
Tantangannya tidak akan mudah. Jumlah SBU yang besar membuat berbagi informasi
internal di antara karyawan hampir tidak mungkin dilakukan. Misalnya, satu pelanggan yang
mencari jawaban atas kebutuhan asuransi yang berbeda mungkin diteruskan ke berbagai
departemen.
CNA menginginkan lebih dari sekadar basis data informasi yang dapat dimanfaatkan
karyawan saat mereka membutuhkannya. Perusahaan ingin menghubungkan manusia; untuk
memungkinkan karyawan memanfaatkan keahlian karyawan lain yang berada di unit bisnis
mereka sendiri dan di SBU lain. CNA tahu bahwa mereka harus membekali karyawannya
yang sebagian besar hanya berfokus pada ceruk pasar dengan pengetahuan yang jauh lebih
luas tentang semua produk perusahaan.
1. What aspects of corporate culture are particularly important for the successful
implementation of a knowledge management program like the one at CNA? (Aspek
budaya perusahaan apa yang sangat penting untuk keberhasilan penerapan program
manajemen pengetahuan seperti yang ada di CNA?)
Perusahaan CAN adalah perusahaan asuransi terbesar di dunia, dengan lebih dari 50
produk asuransi bermerek dan 19.000 karyawan di 175 lokasi. Adapun aspek budaya
yang sangat penting untuk keberhasilan yaitu keaktifan para karyawan dalam
menggunakan Knowledge Network yang dapat menghubungkan karyawan dengan
pakar. Dengan keaktifan penggunaan tersebut, sistem akan secara otomatis
menangkap semua pertukaran pengetahuan dan menyimpannya dalam basis
pengetahuan yang dapat dicari. Sehingga, karyawan selalu dapat melayani pelanggan
dengan kebutuhan asuransi yang berbeda, menambahkan produk dan keahlian mereka
ke dalam pengetahuan perusahaan. Sehingga bisa membantu karyawan menghadapi
pelanggan yang tidak bisa mereka layani sendiri. Dengan adanya KMS juga pekerjaan
berjalan lebih efektif dan efisien.
2. If it is difficult to quantify the benefits of the new KMS at CNA, what other measures
could the company use to measure its benefits? (Jika sulit untuk menghitung manfaat
KMS baru di CNA, ukuran lain apa yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur manfaatnya?)
Adapun cara lain yang dapat dilakukan agar dapat mengukur manfaat KMS yaitu
membuat sistem yang dapat melihat dan menghitung berapa banyak karyawan yang
mengunakan KMS, jumlah pelanggan dengan menggunakan KMS, berapa banyak
penjualan yang menggunakan KMS, berapa banyak pelanggan yang tidak dapat
ditangani terlebih dahulu di setiap lokasi CNA dan juga berapa keuntungan yang
bertambah dengan menggunakan KMS.