Anda di halaman 1dari 3

Nama : SUN DUSIAH

NIM : 041060767
MATKUL : EKSI4415 / Teori Akuntansi 68

1. Penggunaan pengukuran dengan biaya masukan masa berjalan memiliki banyak kritik
dari para penganut pengukuran biaya historis. Metode pengukuran dengan biaya masa berjalan
dianggap memiliki banyak kelemahan. Anda diminta melakukan analisis dan identifikasi
kelemahan biaya masa berjalan. Lakukan analisis minimal 2 saja!
Solusi :
Menurut Saya secara umum, hal ini tidak lepas dari analisis SWOT. SWOT adalah
singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman).
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman utama Anda ke dalam
daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.
Dan adapaun :
a. Biaya masa berjalan atau kutipan tidak tersedia untuk barang musiman dan barang yang
mengutip mode serta barang – barang yang diperoduksi dengan metode – metode yang
usang. Estimasi nilai masukan masa berjalan untuk barang – barang ini. Oleh karena itu
mungkin bersifat subjektif. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pengukuran dengan biaya berjalan tidak sesuai untuk pengukuran penjualan barang
musiman.

b. Perubahan dalam biaya masa berjalan tidak selalu mencerminkan perubahandalam harga
penjualan masa berjalan. Nilai – nilai tidak mesti berubah karena ada perubahan dalam
biaya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa harga penjualan tetap meski biaya
produksi berubah.

2. Salah satu cara untuk mengukur persediaan adalah menggunakan metode lower of cost or
market. Namun banyak orang tidak dapat menerima konsep ini. Mengapa demikian? Jelaskan
minimal 2 alasan kenapa orang menentang pengukuran model ini!
Solusi :
 Sebuah metode kobservatisme, konsep ini cenderung merendahsajikan penilaian total aktif. Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyajian total aktif rendah dapat berdampak
buruk pada keperluan bisnis perusahaan.
 Konservatisme dalam penilaian aktif ditutup oleh laporan laba bersih yang tidak konservatif
dalam periode tertentu di masa depan.

3. PT Kusuma memiliki kekayaan bersih awal periode (1 Januari 2021) sebesar Rp 700 Juta
dan menjadi Rp 1 Milyar pada akhir periode (31 Desember 2021). Dalam rangka
mempertahankan kapasitas produksi yang sebenarnya, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar
Rp Rp 500 Juta. Tingkat inflasi sebesar 10 persen.
Dimina: Hitunglah laba menggunakan
a. Money Maintenance
b. Productive Capacity Maintenance
Solusi :
Mempertahankan kapasitas produksi yang sebenarnya, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar
Rp 500 Juta. Tingkat Inflasi sebesar 10%. Diminta: Hitunglah laba menggunakan Money
Maintenance & Productive Capacity Maintenance:
Money Maintenance :
Nilai Aset per 31 Desember 2021 Rp 1.000.000.000
==================================================
Nilai Aset per 1 Januari 2021 Rp 700.000.000
Laba Rp 300.000.000
Productive Capacity Maintenance :
Nilai Aset per 31 Desember 2021 Rp 1.000.000.000
Inflasi 10% x Rp 1.000.000.000 Rp 100.000.000
Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
Kapasitas produksi perusahaan Rp 500.000.000
==================================================
Laba Rp 400.000.000
4. Konsep laba bisa dipandang dari sudut pandang ekonomi dan akuntansi. Lakukan
evaluasi terhadap laba dari dua sudut pandang tersebut! Jelaskan!
Solusi :
 Konsep laba dari sudut pandang ekonomi, yaitu sebagai tolak ukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Perusahaan yang memiliki laba besar berarti
perusahaan tersebut menjalankan strategi usahanya dengan berhasil sehingga bisa membantu
mensejahterakan ekonomi pegawai perusahaan tersebut.
 Konsep laba dari sudut pandang akuntansi, jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, laba bisa
dilihat di laporan laba rugi yang berguna bagi keberlangsungan operasional intern perusahaan
dan sebagai media untuk mendatangkan investor. Investor akan melihat laporan laba rugi
perusahaan terlebih dahulu.

5. Aset perusahaan dapat mengalami kenaikan nilai, jika dibandingkan dengan waktu
pengakuan pendapatan. Namun demikian, akuntan biasanya enggan melakukan pencatatan
kenaikan nilai aset tersebut sampai ada pertukaran/penjualan dari aset tersebut.
Apa yang menjadi pertimbangan atau rasionalisasi perilaku akuntan tersebut?
Solusi :
 Ketidakpastian dan sifat tidak kekal yang mungkin dari kenaikan nilai.

 Kenyataan bahwa kenaikan nilai tidak meningkatkan sumber daya likuid yang dapat digunakan
untuk pembayaran dividen.

Anda mungkin juga menyukai