Anda di halaman 1dari 9

SOAL NO 1

Poin a
Biseksualitas adalah orientasi seksual di mana seseorang merasakan ketertarikan romantis
atau seksual terhadap orang-orang dari kedua jenis kelamin, baik pria maupun wanita.
Seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai biseksual cenderung memiliki daya tarik
emosional, romantis, dan/atau seksual terhadap orang-orang dari jenis kelamin yang sama
dan jenis kelamin yang berbeda.

Penting untuk diingat bahwa orientasi seksual adalah bagian dari identitas seseorang yang
bersifat pribadi dan subjektif. Identifikasi diri sebagai biseksual tidak mengharuskan
seseorang untuk memiliki ketertarikan yang seimbang terhadap kedua jenis kelamin atau
untuk mengekspresikan ketertarikan tersebut dengan cara yang sama. Setiap individu
biseksual memiliki pengalaman dan preferensi yang unik.

Biseksualitas sering kali dibedakan dari orientasi seksual lainnya, seperti heteroseksual
(ketertarikan terhadap jenis kelamin yang berbeda) dan homoseksual (ketertarikan terhadap
jenis kelamin yang sama). Namun, penting untuk diingat bahwa spektrum orientasi seksual
sangat beragam, dan ada banyak variasi individual di dalamnya.

Penting juga untuk dihindari stereotip dan prasangka terhadap individu biseksual. Setiap
individu memiliki pengalaman dan identitas yang unik, dan penting untuk menghormati dan
menerima keberagaman dalam orientasi seksual.

Berikut ini beberapa topik penelitian yang dapat dipertimbangkan dalam studi tentang
individu yang mengidentifikasi sebagai biseksual:

1. Identitas biseksual dalam konteks budaya: Penelitian ini dapat melibatkan eksplorasi
bagaimana individu biseksual menavigasi identitas mereka dalam berbagai konteks
budaya, termasuk norma-norma budaya, nilai-nilai, dan persepsi masyarakat terhadap
orientasi seksual mereka.
2. Pengalaman dan tantangan dalam keluar (coming out) sebagai biseksual: Penelitian
ini dapat menggali pengalaman individu dalam mengungkapkan orientasi seksual
mereka kepada orang lain, termasuk reaksi teman, keluarga, atau rekan kerja. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses keluar juga dapat menjadi fokus penelitian.
3. Kesehatan mental dan kesejahteraan individu biseksual: Penelitian ini dapat
mengeksplorasi tingkat depresi, kecemasan, stres, atau kesejahteraan secara
keseluruhan pada individu biseksual. Faktor-faktor yang berkontribusi pada kesehatan
mental dan strategi pengelolaan juga dapat menjadi subjek penelitian.
4. Kesenjangan kesehatan dan akses ke layanan kesehatan: Penelitian ini dapat
mempelajari kesenjangan dalam akses dan penggunaan layanan kesehatan oleh
individu biseksual, termasuk pelayanan kesehatan seksual, kesehatan reproduksi,
pencegahan penyakit, dan layanan dukungan kesehatan mental.
5. Hubungan dan dinamika pasangan biseksual: Penelitian ini dapat fokus pada
hubungan romantis dan seksual individu biseksual, termasuk dinamika dalam
hubungan monogam atau non-monogam, persepsi masyarakat tentang hubungan
biseksual, serta kepuasan dan stabilitas hubungan mereka.
6. Stigma dan diskriminasi terhadap individu biseksual: Penelitian ini dapat melibatkan
pengkajian tentang stigmatisasi, diskriminasi, dan prasangka sosial yang dihadapi
oleh individu biseksual, baik dari masyarakat umum maupun dari komunitas
LGBTQ+. Studi ini juga dapat mengeksplorasi strategi pengurangan stigma yang
efektif.
7. Representasi biseksual dalam media: Penelitian ini dapat membahas representasi
individu biseksual dalam media, termasuk film, televisi, atau literatur. Fokus
penelitian dapat mencakup stereotip, penggambaran yang akurat atau tidak akurat,
serta dampak representasi tersebut terhadap citra dan identitas biseksual

Poin B
Untuk menjelaskan permasalahan penelitian dan menghubungkannya dengan konsep "GAP
das sein" dan "das solen" dalam konteks penelitian tentang biseksualitas, perlu ditekankan
bahwa "GAP das sein" dan "das solen" bukanlah istilah yang umum atau dikenal secara luas
dalam literatur akademik atau dalam kaitannya dengan topik tersebut.

Sebagai contoh, jika kita menerapkan konsep ini pada penelitian tentang individu biseksual,
maka "GAP das sein" dapat mengacu pada situasi aktual atau keadaan yang ada saat ini
terkait dengan pemahaman, dukungan, kesejahteraan, atau persepsi masyarakat terhadap
individu biseksual. Sementara itu, "das solen" akan berkaitan dengan bagaimana seharusnya
kondisi atau lingkungan tersebut, misalnya dalam hal penerimaan yang lebih luas,
pemahaman yang lebih akurat, pengurangan stigma, dan dukungan yang lebih baik bagi
individu biseksual.

Dalam konteks penelitian tentang individu biseksual, "GAP das sein" dapat mengacu pada
kesenjangan atau perbedaan antara kondisi atau keadaan aktual yang dialami oleh individu
biseksual dalam berbagai aspek kehidupan mereka, seperti persepsi masyarakat, dukungan
sosial, kesejahteraan, atau akses terhadap layanan kesehatan, dan kondisi yang diharapkan
atau ideal yang seharusnya ada.

Berikut adalah beberapa contoh permasalahan penelitian yang dapat dikaitkan dengan "GAP
das sein" dalam penelitian tentang individu biseksual:

1. Persepsi masyarakat terhadap individu biseksual: Apa persepsi dan pemahaman


masyarakat terhadap individu biseksual saat ini? Apakah ada stereotip, prasangka,
atau diskriminasi yang memengaruhi bagaimana individu biseksual dilihat oleh
masyarakat? Bagaimana persepsi masyarakat terhadap biseksualitas dapat berdampak
pada kesejahteraan dan kehidupan sehari-hari individu biseksual?
2. Dukungan sosial: Bagaimana tingkat dukungan sosial yang tersedia bagi individu
biseksual? Apakah individu biseksual merasa didukung dan diterima oleh keluarga,
teman, dan komunitas mereka? Apakah ada kesenjangan dalam dukungan sosial yang
diterima oleh individu biseksual dibandingkan dengan individu dengan orientasi
seksual lainnya? Bagaimana kurangnya dukungan sosial dapat mempengaruhi
kesejahteraan individu biseksual?
3. Kesehatan mental: Bagaimana kesehatan mental individu biseksual? Apakah ada
perbedaan dalam tingkat depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya
antara individu biseksual dan individu dengan orientasi seksual lainnya? Bagaimana
stigma dan diskriminasi terhadap biseksualitas dapat berdampak pada kesehatan
mental individu biseksual?
4. Akses terhadap layanan kesehatan: Apakah individu biseksual memiliki akses yang
memadai ke layanan kesehatan yang meliputi kesehatan seksual, kesehatan
reproduksi, dan kesehatan mental? Apakah ada kendala atau hambatan dalam
mengakses layanan tersebut? Bagaimana kesenjangan akses terhadap layanan
kesehatan dapat memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan individu biseksual?
5. Pengalaman keluar (coming out): Bagaimana proses keluar sebagai biseksual bagi
individu biseksual? Apakah ada perbedaan dalam pengalaman keluar dibandingkan
dengan individu dengan orientasi seksual lainnya? Apakah individu biseksual
menghadapi tantangan atau hambatan dalam keluar, seperti ketidakpahaman,
penolakan, atau isolasi sosial? Bagaimana proses keluar yang positif dapat
memengaruhi kesejahteraan individu biseksual?

Dengan memfokuskan penelitian pada kesenjangan antara "GAP das sein" (kondisi aktual)

Dalam konteks penelitian tentang individu biseksual, "GAP das solen" dapat mengacu pada
perbedaan antara kondisi aktual yang dialami oleh individu biseksual dan kondisi yang
diharapkan atau ideal yang seharusnya ada. Dengan kata lain, "GAP das solen" menyoroti
kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan atau diharapkan dalam
konteks biseksualitas.

Berikut adalah beberapa contoh permasalahan penelitian yang dapat dikaitkan dengan "GAP
das solen" dalam penelitian tentang individu biseksual:

1. Pendidikan dan pemahaman tentang biseksualitas: Bagaimana tingkat pengetahuan


dan pemahaman masyarakat tentang biseksualitas saat ini? Apakah ada kesenjangan
dalam pemahaman atau kurangnya edukasi yang akurat tentang biseksualitas?
Bagaimana meningkatkan pemahaman yang lebih luas tentang biseksualitas dan
mempromosikan pengakuan yang lebih baik terhadap identitas biseksual?
2. Dukungan dan penerimaan masyarakat: Bagaimana tingkat penerimaan dan dukungan
masyarakat terhadap individu biseksual saat ini? Apakah ada kesenjangan dalam
dukungan sosial yang diterima oleh individu biseksual dibandingkan dengan individu
dengan orientasi seksual lainnya? Bagaimana menciptakan lingkungan yang lebih
inklusif dan mendukung bagi individu biseksual?
3. Kesehatan mental dan kesejahteraan: Apa yang seharusnya menjadi kesejahteraan
yang diinginkan bagi individu biseksual? Bagaimana meningkatkan kesejahteraan
mental dan fisik individu biseksual? Apakah ada kebutuhan untuk meningkatkan
akses dan kualitas layanan kesehatan yang mendukung individu biseksual dalam
mencapai kesejahteraan yang lebih baik?
4. Pengakuan identitas biseksual: Apa yang seharusnya menjadi pengakuan yang lebih
baik terhadap identitas biseksual? Bagaimana mendukung individu biseksual dalam
mengakui dan mengidentifikasi diri mereka dengan bangga sebagai biseksual?
Bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung untuk individu biseksual dalam
mengungkapkan identitas mereka tanpa takut dihakimi atau diskriminasi?
5. Pemberdayaan individu biseksual: Apa yang seharusnya menjadi upaya
pemberdayaan individu biseksual dalam masyarakat? Bagaimana menciptakan
lingkungan yang memungkinkan individu biseksual untuk memiliki akses yang sama
terhadap kesempatan, sumber daya, dan hak-hak yang ada? Bagaimana mendorong
partisipasi aktif individu biseksual dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya?

Poin C
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap individu biseksual dan bagaimana persepsi
tersebut berdampak pada kesejahteraan dan kehidupan sehari-hari individu biseksual?
2. Apakah ada perbedaan dalam tingkat dukungan sosial yang diterima oleh individu
biseksual dibandingkan dengan individu dengan orientasi seksual lainnya, dan
bagaimana dukungan sosial tersebut berpengaruh terhadap kesejahteraan mereka?
3. Bagaimana stigma dan diskriminasi terhadap biseksualitas memengaruhi kesehatan
mental individu biseksual?
4. Apakah individu biseksual memiliki akses yang memadai ke layanan kesehatan, dan
apa dampaknya terhadap kesejahteraan dan kesehatan mereka?
5. Bagaimana pengalaman keluar sebagai biseksual bagi individu biseksual, dan
bagaimana proses keluar yang positif dapat berkontribusi pada kesejahteraan mereka?
6. Bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang biseksualitas,
dan apakah kurangnya edukasi memengaruhi persepsi dan dukungan terhadap
individu biseksual?
7. Bagaimana individu biseksual mengakui dan mengidentifikasi diri mereka sebagai
biseksual, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kesejahteraan dan pengakuan
mereka dalam masyarakat?
8. Bagaimana individu biseksual menghadapi tantangan atau hambatan dalam keluar,
seperti ketidakpahaman, penolakan, atau isolasi sosial, dan bagaimana hal tersebut
dapat diatasi?
9. Bagaimana meningkatkan penerimaan dan dukungan masyarakat terhadap individu
biseksual, dan bagaimana menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan
mendukung bagi mereka?
10. Apa yang seharusnya menjadi kesejahteraan yang diinginkan bagi individu biseksual,
dan bagaimana upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka?

SOAL NO 2
1. Jurnal Fenomenologi
Judul jurnal yaitu Studi Fenomenologi tentang Komunikasi Antarpribadi Anggota
Komunitas Anak Indigo Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengguraikan konsep
diri anggota komunitas anak indigo dalam melakukan komunikasi antarpribadi.

Pertanyaan yang diajukan peneliti dalam penelitian


● konsep diri anggota Komunitas Anak Indigo (KAI) melalui pengalaman
interaksi dengan lingkungan sosial atau yang lebih dikenal dengan nama
komunikasi antarpribadi?
● Macam macam orientasi dalam komunikasi antar pribadi?
● Ada berapa motif orientasi dalam komunikasi antar pribadi?
● Bagaimana pengalaman dalam motif masa lalu anggota Komunitas Anak
Indigo?
● Bagaimana pengalaman masa lalu tersebut membentuk konsep diri anggota
Komunitas Anak Indigo
● Bagaimana pengalaman dalam motif masa kini anggota Komunitas Anak
Indigo?
● Bagaimana pengalaman masa kini tersebut membentuk konsep diri anggota
Komunitas Anak Indigo
● Bagaimana pengalaman dalam motif masa yang akan datang anggota
Komunitas Anak Indigo?
● Bagaimana pengalaman masa yang akan datang tersebut membentuk konsep
diri anggota Komunitas Anak Indigo

Teknik analisis data


Teknik analisis data penelitian ini
menggunakan teknik analisis data fenomenologi Van Kaam. Analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi

2. Jurnal Studi Kasus


Judul jurnal yaitu Studi Kasus Perilaku Agresif di Pondok Pesantren. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk, faktor penyebab dan dampak dari perilaku agresif
yang dilakukan santri di ponpes.

Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti


● Apa saja penyebab perilaku agresif?
● Bagaimana identifikasi perilaku agresif?
● Bagaimana dampak dari perlaku agresif untuk diri sendiri dan lingkungan ?
● Apa peristiwa penyebab perlaku agresif?

Teknik analisis data


● Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
● Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data ini dilakukan dengan menyusun sedemikian rupa sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
Adapun penyajian data yang lazim digunakan pada data kualitatif adalah
dalam bentuk teks naratif.
● Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Kegiatan analisis data yang terakhir adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Secara singkat, gambaran model interaktif yang diajukan Miles dan Huberman

3. Jurnal Grodunded Research


Berlandaskan beberapa pemikiran tersebut, maka artikel ini bertujuan untuk
membahas secara mendalam tentang metode grounded theory dalam sebuah penelitian
kualitatif

Pertanyaan yang diajukan peneliti


● Apa itu pendekatan grounded tehory?
● Bagaimana proses open coding dan axial coding?
● Apa tujuan dilakukannya pengkodean dalam metode grounded theory?
● Ada beberapa cara untuk melakukan pengkodean?

Teknik Analisis Data


Tahap analisis data dalam metode grounded theory ini dilakukan dalam bentuk
pengkodean, yang merupakan proses penguraian data, pembuatan konsep dan
penyusunan kembali dengan cara yang baru. Proses biasanya diawali dengan
pengkodean
(coding) serta pengkategorian data. Hasil dari suatu riset grounded theory adalah
suatu teori yang menjelaskan fenomena yang sedang diteliti. Laporan riset
memaparkan teori yang ditunjang dengan contoh-contoh dari data. Laporan riset
biasanya berupa diskusi naratif dari proses dan temuan riset.
Adapun prosesnya diawali dengan proses open coding yang merupakan bagian dari
analisis data, dimana peneliti melakukan identifikasi, penamaan, kategorisasi dan
penguraian gejala yang ditemukan dalam teks hasil dari wawancara, observasi, dan
catatan harian peneliti itu sendiri. Berikutnya adalah
proses axial coding. Tahap ini adalah menghubungkan berbagai kategori riset dalam
bentuk susunan bangunan atau sifat-sifat yang dilakukan dengan menghubungkan
kode-kode, dan merupakan kombinasi cara berpikir induktif dan deduktif. Tahap
selanjutnya adalah selective coding, yakni memilih kategorisasi inti dan
menghubungkan kategori-
kategori lain pada kategori inti. Selama proses coding ini diadakan aktivitas penulisan
memo teoritik. Memo bukan sekedar gagasan kaku, namun terus berubah dan
berkembang atau direvisi sepanjang proses riset berlangsung.

4. Jurnal Studi Naratif


Judul jurnal "Studi Naratif Pola Asuh Orang Tua Pelaku Biseksual (Parenting Style of
Bisexual Adolescent). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari
seorang subjek yang kecendrungan biseksual. Penelitian ini telah dilaksanakan dari
bulan
Mei sampai dengan Agustus 2017.

Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti


● Apa penyebab seseorang kecenderungan bisexual?
● Bagaimana perceraian orang tua bisa mempengaruhi seseorang untuk
kecenderungan bisexual?
● Bagaimana pola asuh neglectful orang tua bisa mempengaruhi seseorang
untuk kecenderungan bisexual?
● Bagaimana pencarian pola asuh setelah dewasa bisa mempengaruhi seseorang
untuk kecenderungan bisexual?
● Bagaimana bentuk bisexual?

Teknik Analisis Data


Penelitian kualitatif ini diarahkan kepada analisis naratif. Analisis naratif yaitu
pendekatan naratif merupakan istilah umum yang menangkap informasi dari dimensi
pribadi, dan pengalaman manusia dari waktu ke waktu, dan memperhitungkan
hubungan antara pengalaman individu dan konteks budaya (John MC, 2001).

5. Jurnal Etnografi
Jurnal ini berjudul "Studi Etnografi pada Suku To Balo di Desa Bulo-Bulo Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan". Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan sistem kekerabatan dan sistem mata pencaharian masyarakat suku to
balo.

Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti


● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari sistem
pernikahan?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari prosesi
pernikahan?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari bahasa?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari sistem religi?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari faktor
kepemimpinan dalam keluarga?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari faktor garis
keturunan keluarga?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari faktor jumlah
keluarga?
● Bagaimana pendeskripsian sistem kekerabatan suku to balo dari faktor
hubungan kekeluargaan?
● Bagaimana pendeskripsian sistem mata pencaharian suku to balo?

Teknik Analisis Data


● Pengumpulan Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan mengelolah semua data
penelitian yang dilakuakn dari pengumpulan data dari observasi, wawancara,
studi kepustakaan dan studi dokumen yang didapat dari masyarakat suku to
balo di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi
Selatan.
● Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,
menyederhanakan, mengabtraksikan serta mentransformasikan data yang
muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat
rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting,
mencari pola dan tema dan membuang hal yang tidak dianggap penting.
Dengan demikian peneliti menyajikan data secara lebih spesifik dan terarah
pada topik penelitian.
● Display Data
Penyajian (display) data
diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan sehingga makin
mudah dipahami. Penyaian data
dapat dilakukan dalam uraian
naratif, bagan, hubungan antar
kategori, diagram alur (flow
chart) dan lain sejenisnya.
Penyajian dalam bentuk tersebut
akan memudahkan peneliti
memahami yang terjadi dan
merencankan kerja peneliti
selanjutnya.
● Verifikasi Data (Conclusing
Drawing)
Langkah selanjutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data kesimpulan.
Proses mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data.
Apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-
bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi ynag ditemukan saat
peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh adalah
kesimpulan.

6. Jurnal Discourse Analysis


Jurnal ini berjudul "Pesan dari Slebor: Analisis Wacana Kritis Terhadap Fenomena
Bahasa Tulis Stiker Sepeda".

Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti


● Bagaimana pola tata bahasa dan unsur linguistik lain yang disampaikan lewat
tulisan stiker sepeda motor ditinjau dari sudut pandang mikro CDA;
● Bagaimana pola hubungan antar partisipan yang terjalin melalui ungkapan
stiker sepeda motor ditinjau dari sudut pandang meso CDA;
● Bagaimana fenomena sosial budaya tergambar pada stiker sepeda motor
ditinjau dari sudut pandang makro CDA.

Teknik Analisis Data


Penelitan ini menggunakan teknik analisis wacana model Norman Fairclough, yang
didasarkan pada konsep menghubungkan level mikrostruktur dengan konteks
masyarakat yang makro.
1) Analisis Mikrostruktur (Proses produksi)
2) Analisis Mesostruktur (Proses interpretasi
3) Analisis Makrostruktur (Proses wacana)
Untuk menemukan ―realitas‖ di balik teks kita memerlukan penelusuran atas konteks
produksi teks, konsumsi teks, dan aspek sosial budaya yang mempengaruhi
pembuatan teks. Cara ini juga akan digunakan peneliti dalam proses analisis data
(Fairclough, 1995:57-62)

Anda mungkin juga menyukai