Anda di halaman 1dari 15

SISTEM JARINGAN

Disusun Oleh Kelompok 2:

Yosia

Bisma

Asep

Naufal

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

XI TKJ C SMK PERKASA 2 CIMANGGUNG


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Jaringan adalah pemusatan perhatian pada struktur mikro hingga makro. Artinya, bagi
teori jaringan, aktor mungkin saja individu (Wellman dan Wortley), tetapi mungkin pula kelompok,
perusahaan (Baker, Koening) dan masyarakat. Hubungan dapat terjadi di tingkat struktur sosial skala
luas maupun di tingkat yang lebih mikroskopik.

Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individu atau kolektifitas)
mempunyai akses berbeda terhadap sumber daya yang bernilai (kekayaan, kekuasaan, informasi).
Akibatnya adalah bahwa sistem yang terstruktur cenderung terstratifikasi, komponen tertentu
tergantung pada komponen yang lain. Menurut pandangan pakar teori jaringan, pendekatan
normatif memusatkan perhatian terhadap dalam menanamkan (internalization) norma dan nilai
kedalam diri aktor dan proses sosialisasinya. Menurut pendekatan normatif, yang mempersatukan
orang secara bersama adalah sekumpulan gagasan bersama. Pakar teori jaringan menolak
pandangan demikian dan menyatakan bahwa orang harus memusatkan perhatian pada pola ikatan
objektif yang menghubungkan anggota masyarakat (Mizruchi). 1
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah
perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke
pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan
biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk
tersebut ke pengecer atau pelanggan.

Kegiatan distribusi merupakan penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Pelaku kegiatan
distribusi dinamakan distributor. Dalam kegiatan ekonomi, distribusi merupakan kegiatan yang
berada di antara sampai ke tangan konsumen. Barang yang telah dihasilkan oleh produsen agar
sampai ke tangan konsumen memerlukan adanya lembaga yang disebut dengan distributor.
Kegiatan distribusi berfungsi mendekatkan produsen dengan konsumen sehingga barang atau jasa
dari seluruh indonesia atau luar indonesia dapat kita barang dan jasa tersebut.

Kenyataanya kegiatan tidak selamanya barang yang dihasilkan produsen untuk sampai ke konsumen
harus melewati distributor. Akan tetapi, dalam perekonomian modern kegiatan distribusi
memegang peranan yang penting. Lebih-lebih dengan makin majunya teknologi transportasi yang
mengakibatkan hubungan antarbangsa menjadi lebih dekat. Hal ini mengakibatkan peranan

1 Ritzer, George & Douglas J Goodman. Teori Sosioogi Modern (2004). Jakarta: Kencana hlm 382
distribusi makin penting karena barang yang ada didalam negeri tetapi juga konsumen yang ada
diluar negri.

Tujuan kegiatan distribusi baik yang dilakukan oleh individu atau lembaga adalah sebagai berikut:

Pertama : Kelangsungan kegiatan produksi dapat terjamin. Produsen atau perusahaan

membuat barang untuk dijual dan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan
yang kembali digunakan untuk proses produksi dimana keuntungan tersebut
didapatkan jika terdapat distributor. Jasa hasil produksi dapat bermanfaat bagi
konsumen. Barang atau jasa produksi tidak akan ada artinya jika tetap berada di
tempat produsen. Barang atau jasa dapat bermanfaat bagi konsumen jika telah ada
kegiatan distribusi.

Kedua : Konsumen Memperoleh Barang dan Jasa dengan Mudah. Tidak

semua barang atau jasa dapat dibeli langsung konsumen dari produsen dimana hal ini
membutuhkan penyalur atau distribusi dari produsen ke konsumen.

Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati


yang dilakukan pada suatu area lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.

Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, budi daya adalah "usaha yg bermanfaat dan memberi hasil".

Pembudidayaan ikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 31 Tahun 2004 tentang


Perikanan adalah "kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta
memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah atau

mengawetkannya. "Pembudidayaan ikan banyak terdapat dalam masyarakat desa. 2

Masyarakat Desa merupakan masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun

pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang

tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat

tradisional adalah masyarakat yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih

sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa di negara

berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional

dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh

budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.

2 http://Pengertian Budidaya-daribeberapa-disiplin ilmu Diakses pada 3 Maret 09:21


Penduduk petani yang tinggal di Desa Dukuh Tunggal Glagal Lamongan ini sebagian besar
masayarakat memilki lahan untuk bertani, sebagian besar menjadi buruh tani, dan juga dan menjadi
penggarap sawah subjek yang digunakan adalah 4 orang petani ikan dan 1 orang pedagang. Yang
sering dilakukan oleh warga sekitar. Masalah abadi kaum tani adalah masalah mencari
keseimbangan antara tuntutan-tuntutan dari dunia luar dan kebutuhan petani untuk menghidupi
keluarganya. Akan tetapi dalam usaha mengatasi masalah yang paling mendasar itu, petani dapat
menempuh dua strategi yang sama sekali bertentangan satu sama lain subyek penelitianya dalah 4
orang petani ikan dan 1 orang pedagang. Yang pertama adalah memperbesar produksi, yang kedua
adalah mengurangi konsumsi. Dan realitas petani tersebut adalah dimana petani ikan tersebut
panen dua bulan sekali dengan singkat dan lebih menjanjikan dan lebih menguntungkan,
dibandingkan dengan panen padi sendiri cuma satu tahun dua kali.

Kesuksesan dan kelancaran (keuntungan) yang ditunjang adalah maka para petani ikan bekerja sama
untuk menyalurkan produk dimana jaringan-jaringan yang terkait, antara petani ikan dengan
pedagang, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang sistem jaringan distribusi budidaya ikan
yang ada di Desa Dukuh Tunggal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut: Bagaimana sistem jaringan distribusi petani budidaya ikan di desa Dukuh Tunggal.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang sistem jaringan distribusi petani budidaya ikan di
desa Dukuh Tunggal.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara Teoritis

a. Sebagai bahan informasi tentang distribusi petani ikan di desa Dukuh Tunggal sehingga

diharapkan bisa dijadikan referensi bagi mahasiswa UMM terutama fakultas ISIP lebih

khususnya Jurusan Sosiologi yang ingin melakukan

penelitian selanjutnya.

b. Bermanfaat untuk menerapkan mengaplikasikan Teori Sosiologi Modern khususnya teori

jaringan yang telah di peroleh selama perkuliahan guna mengkaji permasalahan yang

berhubungan dengan Sistem Jaringan Distribusi Budidaya

Ikan Masyarakat Desa Dukuh Tungggal Glagah Kabupaten Lamonga


2. Manfaat secara Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan tentang masalah

petani khususnya masyarakat petani di Desa Dukuh Tunggal Glagah yang harus dijaga dan

dilestarikan oleh masyarakat

Glagah khususnya Lamongan.

2. Manfaat yang dapat peneliti ambil adalah pengenalan terhadap suatu jaringan distribusi

petani didesa Dukuh Tunggal Glagah Lamongan.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pada penelitian ini perlu adanya penjelasan tentang
konsep yang digunakan dan yang penting adalah sebagai berikut:

1. Sistem

Ditinjau secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya
sehimpunan dari bagian atau komponen-koumponen yang saling berhubungan satu sama lain
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Berbeda dengan mozaik yrang merupakan
sekumpulan pecahan-pecahan kaca tanpa ada kaitan, maka sebuah sistem terdiri dari pecahan-
pecahan subsistem yang saling terkait-erat satu sama lain dan merupakan satu kesatuan. 3
Sistem didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan usaha dari sebagai
suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan berkaitan usaha dari berbagai unsur yang saling
berkaitan secara teratur menuju pencapaian tujuan dalam suatu batas lingkungan tertentu
(Siregar, 1992). Sistem juga didefinisikan sebagai kelompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Walaupun konsep sistem telah lama di
kembangkan, penggunaan istilah sistem sendiri dalam hubungannya dengan pelayanan
kesehatan relative masih batu (Meleod.1996)4

Suatu organisasi merupakan sebuah sistem karena tidak sejumlah sumber daya yang bekerja
menuju tercapainyan suatu tujuan tertentu. Amsyah (1992) mendefinisikan sistem sesbagai
suatu elemem yang saling berhubungan membentuk satu kesatuam otau organisasi. Sebagai
bisa dikatakan bahwa sistem berfungsi dengan segala kegiatan untuk suatu meksud dan tujuan
yang jelas yang mempunyai komponen-komponen dan bekerja dalam suatu kesatuan dinamis
dan saling berhubungan.

3 J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Jakarta : Kencana, 2010 Hlm: 123
4 Dikutip dalam Anitya, Helsa R. FKM UI 2008.Gambaran Pelaksanan Sistem . http
://lib.ui.ac.id//file-digital/123424-S-5555-Gambaran %20pelaksanaan-Literatur. pdf
2. Jaringan

Pengertian jaringan secara umum adalah sekumpulan yang saling berhubungan melakukan
suatu fungsi khusus untuk mencapai tujuan bersama.

Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu tujuan bersama. Dalam ilmu
biologi, pengertian jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fiologi yang sama
mambentuk organ. Sementara dalam ilmu komunikasi jaringan didefinisikan sebagai
pelaksanaan proses komunikasi dalam komunitas atau beberapa komunitas yang berbeda.
Setiap komunitas terdiri atas elemen pembentukannya yang saling berhubungan satu sama lain
dan membentuk sesuatu kesatuan utuh yang terkait melalui suatu jaringan. 5
Jaringan memulai dengan gagasan sederhana namun sangat kuat, bahwa usaha utama sosiolog
adalah mempelajari struktur sosial cara paling langsung mempelajari struktur sosial adalah
menganalisis pola ikatan yang menghubungkan anggotanya. Pakar analisis jaringan menelusuri
struktural bagian yang berada dibawah pola jaringan biasa yang sering muncul ke permukaan
sebagai sistem sosial yang kompleks. Jadi, sasaran perhatian analisis jaringan bukan pada aktor
sukarela, tetapi pada paksaan struktural (Wellman). 6
Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana “ikatan” yang menghubungkan
suatu itik ketitik lain dalam jaringan adalah hubungan soaial. Berpijak pada jenis ikatan ini,
maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah
manusia (person). Mungkin saja, yang menjadi anggota suatu jaringan sosial itu berupa
sekumpulan dari orang yang mewakili titik-titik seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,
jadi tidak harus satu titik diwakili dengan satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah
atau negara (jaringan negaranegara nonblok). 7 Hubungan sosial antara dua orang
mencerminkan adanya pengharapan peran dari masing-masing lawan interaksinya. Tingkah
laku yang diwujudkan dalam suatu interaksi sosial itu sistematik, meskipun para pelakunya
belum tentu menyadarinya. Dari terwujudnya hubungan sosial yang baik maka akan
memudahkan jaringan sosial berkembang. Jaringan sosial menjadi sangat penting di dalam
masyarakat karena di dunia ini bisa dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi
bagian dari jaringanjaringan hubungan sosial dari manusia lainnya. Walaupun begitu manusia
tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuan-
tujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya (Agusyanto).

3. Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah


penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya
sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang

5 http://jaringankomputer.org/pengertian-jaringan-definisi-jaringan-daribeberapa-disiplinilmu Diakses pada


kamis, 20.39
6 Ibid.Hlm: 383
7 Ruddy Agusyanto.2007.(Jaringan Sosial dalam Organisasi). Jakarta: Raja Grafindo Prasada Hlm: 247
atau sebuah perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan
(manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk
tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor.Distributor
tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.

Distribusi juga memiliki pengertian sebagai kegiatan ekonomi yang menjembatani suatu
produksi dan konsumsi suatu barang agar barang dan jasa yang di tawarkan akan sampai tepat
kepada para konsumen sehingga kegunaan yang di dapat dari barang dan jasa tersebut akan
semakin maksimal setelah di konsumsi. Maka dari itu, akan sangat terlihat tentang kegunaan
dari distribusi baik tentang waktu dan tempatnya.

Pengertian distribusi adalah setiap kegiatan menyalurkan barang dan jasa dan produsen
(penghasil) ke tangan konsumen (pemakai) atau yang membutuhkannya. Contoh kegiatan
distribusi di antaranya kegiatan jual beli atau pengangkutan dan pembagian jatah dan
pemerintah..

Fungsi distribusi adalah; untuk menyalurkan barang atau jasa sehingga sampai ke tangan
konsumen atau yang membutuhkannya; membantu produsen dan konsumen, sebab dengan
tersalurnya barang atau jasa tersebut, maka baik produsen maupun konsumen memperoleh
kemudahan/keuntungan; dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.

4. Petani

Petani adalah sebagai konstruksi masyarakat desa paling tidak konstruksinya tentang sosok
petani yang ”sebenarnya” (the real peasant). Penambahan kata ”asli” dalam kata ”petani”
menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani
yang hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli”
dan ”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak
berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari sebuah kenyataan
yang pernah ada. Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah pandangan historis tentang
petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan
kata”asli” dalam kata”petani” menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu
adalah orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian
petani secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri
(Slamet, 2000 :20)

Petani dapat di definisikan sebagai pekerjaan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta
untuk mengelolalingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan
peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari pertanian adalah
suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,
perikanan dan juga kehutanan. Petani dalam artian yang luas mencakup semua usaha kegiatan
yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk
kepentingan manusia.

Dalam arti sempit, petani juga diartikan sebagai kagiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk
membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan
pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah cara hidup (way of life atau
livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian harus
menempatkan subjek petani sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani
sebagai homo economicus, melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius.
Konsekuensi pandangan ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosialbudaya lokal, yang
memuat aturan dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka
paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-
15)

Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, karena akan selalu terkait
dengan paradigma dan nilai budaya petani lokal, yang memiliki kebenaran umum tersendiri.
Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang berdasarkan prinsip positivisme sudah
saatnya kita pertanyakan kembali. Paradigma pertanian tentu saja sarat dengan sistem nilai,
budaya, dan ideologi dari tempat asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan
di negara kita. Masyarakat petani kita memiliki seperangkat nilai, falsafah, dan pandangan
terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali dan dianggap sebagai potensi
besar di sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi dari peningkatan produksi ke
orientasi peningkatan pendapatan petani belum cukup jika tanpa dilandasi pada orientasi
kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural
pemerintah di dalam pembuatan aturan/hukum, persaingan, distribusi, produksi dan konsumsi
yang melindung petani tidak akan mampu mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang
lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar contoh
keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi”order” kelompok petani di Jawa Barat.
Industri gula dan usaha tani tebu serta usaha tani padi kini”sangat rendah” dengan jumlah dan
nilai impor yang makin meningkat. (Moebyarto, 1997:28)

5. Budi Daya Ikan

Budi Daya Ikan merupakan usaha pembesaran bibit/ benih (termasuk benih ikan mujaer,
vanami dan bandeng pada budi daya perikanan) pada suatu lahan tertentu selama beberapa
waktu untuk kemudian di panen kemudian dijual. Proses pengolahan produk budi daya ini
biasanya bukan bagian dari budi daya sendiri tetapi masih dianggap sebagai mata rantai usaha
yang ada di sekitar desa lamongan tersebut. Dan budi daya ini dikategorikan ke dalam
peternakan dan budi daya perikanan.8

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme
air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur
mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga
organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air.

8 http://Pengertian Budidaya-daribeberapa-disiplin ilmu Diakses pada 3 Maret 09:31


F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya mengungkapkan sejumlah secara sistematis, logis, rasional, dan
terarah tentang bagaimn dan keana pekerjaan sebelum, ketika dan sesudah pengumpulan data.
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Dengan demikian metode penelitian merupakan suatu pengetahuan untuk
menanamkan yang menggali kebenaran suatu metodologis dengan sistematis dan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada sebuah karya tulis ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan dapat
menjawab secara ilmiah perumusan masalah yang di tetapkan.

G. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif, dimana data yang dihasilkan bersifat deskriptip atau
menjelaskan secara jelas. Pendekatan kualitatif di gunakan karena dalam penelitian kualitatif
berusaha mengerti dan mengungkapkan makna suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba
berinteraksi dengan orang-orang dalam suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi
dengan orang-orang dalam situasi atau fenomena yang sedang dikaji. Selain itu, dalam penelitian
kualitatif peneliti melakukan berbagai tahapan penelitian dan kemudian mengolah data yang
didapat selama penelitian sampai menyimpulkan data selama proses yang berlangsung dari awal
sampai akhir kegiatan. Data yang disajikan bersifat naratitif dan holistik. 9

H. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu: dengan
mengabarkan atau menjelaskan fenomena sosial yang terjadi dilokasi penelitian. Taylor dan Bogdan
(Suyanto dan Sutinah 2005:2006) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian kulitatif
sedabagi penelitian yang menghasilkan data deskrektif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis,
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang telah di teliti.

Alasan menggunakan pendekatan dan jenis penelitian ini karena maksud dan tujuan pelaksanaanya
untuk menjabarkan atau mendeskriktifkan pemaknaan masyarakat atas dilakukanya penelitian yang
ada di Desa Dukuh Tumggal Glagah Lamongan. Alasan memilih lokasi ini karena masyarakat
khususnya yang sering melaksanakan Panen ikan Bandeng, Vanami, Mujair dan Padi, yang diadakan
dua bulan sekali untuk panen ikan dengan jangka waktu yang semakin cepat sedangkan panen Padi
yang diadakan waktu yang lama dengan jangka waktu satu tahun sekali.

Dari Alasan diatas sangat jelas penelitian sangat menarik untuk memilih lokasi di Desa Dukuh
Tunggal Glagah Lamongan di karenakan sistem panen yang ada dalam penen ikan sendiri beragam-
ragam panen ikan yang ada desa tersebut.

9 Yusuf, A.Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan ( Cetakan ke-1).
Jakarta : Kencana Hlm: 213
I. Subjek Penelitian

Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian yang berjumlah 5 subyek yaitu: (4 orang) petani
budidaya ikan dan (1 orang) pedagang. Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subjek dengan
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
misalnya orang tersebut dianggap paling tahu ternyata apa yang diharapkan, atau mungkin sebagai
penguasa sehingga memudahkan untuk menalajahi obyek situasi sosial yang ingin di teliti. 10Karena
peneliti sudah menentukan 4 informan dari petani budidaya ikan , dan 1 pedagang untuk
diwawancarai mengenai sistem jaringan distribusi petani di desa Dukuh Tunggal.

Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang
kompeten dibidangnya. Dalam teknik ini peneliti memilih 5 informan yang dapat memberikan
sebuah data yang akurat sehingga data yang didapatkan menjadi representatif. Untuk mendapatkan
sebuah informasi terkait petani mayarakat dan pedagang yang ada di Desa Dukuh Tunggal.

J. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Dukuh Tunggal Glagah Lamongan

Sumber Lokasi Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data atau informasi yang menjadi
perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang diperlukan, maka sumber data
yang digunakan untuk menyediakan informasi terdapat dua sumber antara lain:

1. Sumber Data Primer

Data Primer: Data primer merupakan data penelitian diperoleh secara langsung sumber
asli (tidak melalui perantara). Menurut Emory (1996) data primer merupakan data dari
sumber yang asli dikumpulkan secara khusus untuk menjawab penelitian.

Data Primer adalah sumber data yang di peroleh secara langsung oleh peneliti dari
sumber atau objek yang diteliti, yaitu dengan melakukan wawancar secara langsung dan
observasi secara langsung dilokasi penelitian. Data-data di peroleh dari keterangan
informasi tentang objek yang akan diteliti, yakni masyrakat budi daya ikan yang ada di
desa Dukuh Tunggal.

Data yang di proleh langsung di lapangan melalui wawancara. Sampel informan diambil
denagan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara
mendalam tentang obyek penelitian dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang
mantap (purposive sampling) (sutopo)11

10 Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta. Hlm:144


11 Sutopo, HB, 2002.Metode Penelitian Kualitatif :Dasar Teori dan penerapnnya dalam penelitian.
UNS Press.Surakarta Hlm: 102
2. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder: data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh oleh
peneliti secara tidak langsung atau meliputi media perantara.

Data sekunder dapat berupa foto-foto dari dokumentasi yang ada di Desa Dukuh
Tunggal Glagah dan internet tentang situs yang berhubungan dengan penelitian serta
buku-buku yang sekiranya menunjang.

K. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau yang disebut pengamatan adalah meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatau objek dengan menggunakan seluruh alat indra. 12 Peneliti mengawali
langkah observasi pertama-tama yaitu mengamati secra langsung lokasi secara umum,
kemudian hal yang di amati adalah tentang desa yang damai tentram dan setiap warga
yang bahagia kemudian setelah selesai melakukan observasi penelitian mulai
berinteraksi dengan anggota warga masyarakat di sekitar.

Untuk melihat dan wawancara di sekitar lokasi penelitian yaitu kegiatan petani yang ada
di Desa Dukuh Tunggal, peneliti bisa mengerti bagaimana kondisi masyarakat sekitar
serta bagaimana karakteristik mereka. Dalam hal untuk observasi penelitian tidak
melakukan dengan berpakaian formal karena masyarakat nelayan sekitar petani tersebut
sulit dimintaai informasi jika peneliti

memakai pakaian formal jadi peneliti mengubah penampilanya untuk mendapatkan


informasi jika mendapat masyarakat yang seperti itu.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) atau yang sering juga di sebut dengan kusioner lisan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewe). 13 Wawancara dapat
dilakukan oleh 5 informan yaitu: petani budidaya ikan ( 4 orang ), dan pedagang ( 1 orang
), secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka
(face to face) maupun dengan menggunakn telepon.

Wawancara di gunakan sebagai teknik pengumpulan data, dimana peneliti telah


mengetahui dengan pasti informasi apa yang di peroleh, oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanyapun telah disiapkan.
Wawancara tidak struktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. 14
12 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta:
PT. Rineka Cipta Hlm: 113
13 Ibid. Hlm 113
14 Ibid. Hlm 102
3. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notuleb rapat catatan harian dan sebagainya. 15

Peneliti melakukan dokumentasi yaitu dengan cara mengambil gambar (foto) yang
berhubungan dengan budidaya ikan. Peneliti mengambil gambar dengan sekehendak
peneliti dan para informan tidak

merasa terganggu disaat peneliti memfoto pada saat wawancara.

L. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang di pakai dalam penelitian ini mengunakan analisis kualitatif, karena data
yang diperoleh berupa data kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak
dapat disunsun dalam kategorikategori/struktur klasifikasi. Data (dalam wujud kata-kata) telah
dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, rekaman) dan
biasanya ”proses” sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan. Ahli-
tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan perhitungan

matematis atau sttistika sebagai alat bantu analisis.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu
yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. 16

1. Reduksi Data

Reduksi Data Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi awal muncul dari catatan-catatan
lapangan. Tahap reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga peneliti tentang
bagian data, pola-pola berkembang merupakan pilihan-pilihan analisis. Langkah-langkah
dalam tahap reduksi yaitu: Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan
situasi dilokasi penelitian:

a. Pembuatan catatan obyektif.

b. Membuat catatan reflektif.

15 Ibid. Hlm 122


16 Ulber Silalahi.2010.Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT.Refika Aditama Hlm:339
c. Membuat catatan marginal.

d. Penyajian data.

e. Membuat memo.

f. Analisis antar lokasi.

Reduksi Data adalah bagian dari analisis yang diartikan sebagai proses pemeliharaan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrasikan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menjalankan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik
dan direverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga semakin mudah untuk dipahamidan

merencanakan kinerja penelitianselanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data

yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena

untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai

tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan langkah penting untuk menuju tercapainya

analisis kualitatif yang valid dan teruji kebenarannya.

Penyajian data yaitu sebagain sekumpulan informasi tersusun yang memberi


kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang
disajikan, akan dilihat dan akan dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang yang
harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas
pemahanpemahaman yang dapat dari penyajian-penyajian tersebut. Aksumsinya yaitu:

a. Observasi adalah Peneliti mengawali langkah observasi pertama-tama yaitu mengamati

secra langsung lokasi secara umum, kemudian hal yang di amati adalah tentang desa

yang damai tentram dan setiap warga yang bahagia kemudian setelah selesai

melakukan observasi penelitian mulai berinteraksi dengan anggota warga masyarakat

di sekitar.
b. Wawancara (Interview) atau yang sering juga di sebut dengan kusioner lisan, adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewe).17 Wawancara dapat

dilakukan oleh 5 informan yaitu: petani budidaya ikan ( 4 orang ), dan pedagang ( 1

orang ), secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui

tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakn telepon.

c. Dokumentasi adalah Peneliti melakukan dokumentasi yaitu dengan cara mengambil

gambar (foto) yang berhubungan dengan budidaya ikan. Peneliti mengambil gambar

dengan sekehendak peneliti dan para informan tidak merasa terganggu disaat peneliti

memfoto pada saat wawancara.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang dibuat di verifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali dan
data yang diperoleh harus di uji kebenarannya, kekukuhanaya, dan kecocokanya, yakni yang
merupkan validitasnya. Jika tidak demikian, yakni kita miliki adalah cita-cita yang menarik
mengenai sesuatu yangtejadi dan tidak jelas kebenrannya dan kegunaanya.

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan


melakukan verifikasi data, seperti yang sudah dijelaskan bahwa kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti buat
mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti
inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan ditemukan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan
saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan
yang kredibel.

Langkah verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima
masukan data, walaupaun data tersebut adalah data yang tergolong tidak bermakna.
Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah memutuskan antara data yang
mempunyai makna dan data yang tidak dibutuhkan atau tidak bermakna. Data yang dapat di
proses dalam analisis lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan kuat. Sedangkan data lain
yang tidak menunjang, lemah dan menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan.

Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu:

a. Mengecek representativeness atau keterwakilan data.

b. Mengecek data dari pengaruh peneliti.

c. Mengecek melalui trianggulasi.

17 Ibid. Hlm 113


d. Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya.

e. Membuat perbandingan atau mengkontraskan data.

f. Menggunakan kasus ekstream yang direalisasi dengan memaknai data negatife

Pengumpulan Data Reduksi Data

Penyajian Data Penarikan


Kesimpulan

Gambar Bagan 1.1 Analisis Data Interaktif menurut Miles dan Huberman. Dengan
mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih,
diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya
tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan menjadi penemuan baru
dan belum pernah ada. Temuan tersebut berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan tersebut berupa
hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau

teori.

Anda mungkin juga menyukai