Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 20 ayat 2 tentang
Sistem Pendidikan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Tiga kewajiban tersebut merupakan Tridharma Perguruan Tinggi. Sebagai bagian dari
perguruan tinggi, maka mahasiswa mempunyai kewajiban untuk melaksanakan ketiganya.
Salahsatu bentuk dari pengabdian pada masyarakat sendiri yaitu Kuliah Kerja Nyata atau biasa
disingkat dengan KKN. KKN merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk mengabdi dan
belajar hidup bermasyarakat.
Salah satu tema program KKN Tematik UPI tahun ini adalah Citarum Harum. Tema
Citarum Harum sendiri merupakan suatu kegiatan yang mendukung program pelestarian
lingkungan hidup di wilayah Jawa Barat terutama di bantaran Sungai Citarum. Baleendah,
khususnya Kelurahan Wargamekar sebagai wilayah yang terlewati aliran sungai Citarum
menjadi salahsatu tempat dilaksanakannya KKN. Dari 16 RW, terdapat satu RW yang terlewati
aliran sungai yaitu RW 12 Kampung Muara Cikopo. Aliran sungai di kampung ini dipenuhi
dengan sampah yang mengendap sehingga kami memutuskan untuk melaksanakan program
KKN terfokus pada RW ini.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana cara menanamkan kesadaran terhadap lingkungan sehat sejak usia dini?
Bagaimana cara mengurangi sampah di Kelurahan Wargamekar?
Bagaimana cara agar sampah di Kelurahan Wargamekar terorganisir dengan baik
C. Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan KKN Citarum Harum di Desa Wargmekar yaitu untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya sebagai upaya pengurangan
sampah di Desa Wargamekar ini.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan KKN Citarum Harum di Desa Wargamekar yaitu untuk menanamkan
kesadaran tidak membuang sampah sembaraangan sejak dini, dengan diadakannya sosialisasi
kepada masyarakat baik dalam keadaan formal dan informal.
Tujuan Khusus
Terbentuknya kader yang peduli terhadap kebersihan lingkungan, khususnya sungai Citarum.
Terlaksananya pelatihan pengelolaan sampah.
Edukasi kesehatan diri dan lingkungan.
Sosialisasi gerakan Citarum Harum.

D. Mitra yang Terlibat


Dalam pelaksanaan KKN Tematik Citrum Harum di Desa Wargamekar terdapat beberapa mitra
yang terlibat dalam program kerja yang telah kami rencanakan, diantaranya:
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung;
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung;
Camat Kecamatan Baleendah;
Kepala Kelurahan Wargamekar;
Karang Taruna Desa Wargamekar;
Rukun Warga (RW) Desa Wargamekar;
Rukun Tetangga (RT) Desa Wargamekar;
Madrasah Al-Barakah;
SDN Sukmulya;
MA As-Salam;
Masyarakat Rukun Warga 12;
TNI;
Mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung
BAB II
TEORI DAN PENDIDIKAN YANG DIGUNAKAN
Teori yang Mendukung Program Kegiatan
Teori Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta. Antroposentrisme juga merupakan teori filsafat yang mengatakan
bahwa nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia dan bahwa kebutuhan dan
kepentingan manusia mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting. Maka, segala tuntutan
mengenai perlunya kewajiban dan tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungan hidup
dianggap sebagai tuntutan yang berlebihan, tidak relevan, dan tidak pada tempatnya. (Keraf,
2010)
Kewajiban dan tanggung jawab moral manusia terhadap lingkungan hidup semata-mata demi
memenuhi kepentingan sesama manusia. Kewajiban dan tanggung jawab terhadap alam hanya
merupakan perwujudan kewajiban dan tanggung jawab terhadap sesama manusia. Bukan
merupakan perwujudan kewajiban dan tanggung jawab moral manusia terhadap alam itu
sendiri. (Keraf, 2010)
Teori Biosentrisme
Menurut Albert Schweitzer dalam buku A. Sonny Keraf, etika biosentrisme bersumber pada
kesadaran bahwa kehidupan adalah hal sakral. Kesadaran ini mendorong manusia untuk selalu
berusaha mempertahankan kehidupan dan memperlakukan kehidupan dengan sikap hormat.
Bagi Albert Szhweitzer, orang yang benar-benar bermoral adalah orang yang tunduk pada
dorongan untuk membantu semua kehidupan, ketika ia sendiri mampu membantu dan
menghindari apapun yang membahayakan kehidupan. (Keraf, 2010)
Etika biosentrisme didasarkan pada hubungan yang khas antara manusia dan alam, dan nilai
yang ada pada alam itu sendiri. Alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai di tengah
dan dalam komunitas kehidupan di bumi. Alam mempunyai nilai karena ada kehidupan di
dalamnya. Terlepas dari apapun kewajiban dan tanggung jawab moral yang manusia miliki
terhadap sesama manusia, manusia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral terhadap
semua makhluk di bumi ini demi kepentingan manusia. (Keraf, 2010)

Teori Ekosentrisme
Teori Ekosentrisme menawarkan pemahaman yang semakin memadai tengtang lingkungan.
Kepedulian moral diperluas sehingga mencakup komunitas ekologi seluruhnya, baik yang
hidup maupun tidak. Ekosentrisme semakin diperluas dalam deep ecology dan ecosophy yang
sangat menggugah pemahaman manusia tentang kepentingan seluruh komunitas ekologis.
Deep Ecology menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, melainkan
berpusat pada keseluruhan kehidupan dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.
(Wulandari, 2005)
Paham ekosentrisme semakin diperluas dan diperdalam melalui teori deep ecology yang
menyebut dasar dari filosofi Arne Naess tentang lingkungan hidup sebagai ecosophy, yakni
kearifan mengatur hidup selaras dengan alam. Dengan demikian, manusia dengan kesadran
penuh diminta untuk membangun suatu kearifan budi dan kehendak untuk hidup dalam
keterkaitan dan kesaling tergantungan satu sama lain dengan seluruh isi alam semesta sebagai
suatu gaya hidup yang semakin selaras dengan alam. (Wulandari, 2005)

TEORI 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle)


3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam
mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R
atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping
mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa;
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse
Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang
masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah
kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
`Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R
(Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja,
dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah,
kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
Plihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang.
Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai
yang dapat di charge kembali.
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang
kembali).
Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di
mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang
sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering
menjadi permasalahan di sekitar kita.

Pendekatan dalam Pelaksanaan Program


Pendekatan Scientific
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari
pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.
(Musfiqon, 2015)
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan
metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yng ilmiah. Pendekatan pembelajaran
ilmiah (Scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada palaksanaan
pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. (Musfiqon, 2015)

BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM
Lokasi dan Khalayak Sasaran
Lokasi
KKN Tematik Citarum Harum ini berlokasi di Desa Wargamekar, Kecamatan Baleendah,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa Wargamekar ini merupakan salah satu desa yang berada
dalam jalur aliransungai citarum,sungai terbesar di Jawa Barat.
Sungai citarum yang saat ini sedang krisis, dipenuhi oleh sampah yang meluapkan bau tidak
sedap serta perubahan warna yang cukup signifikan, memberikan dampak buruk bagi
masyarakat desa Wargamekar ini. Khususnya pada masyarakat kampung Muara cikopo yang
terletak di RW 12 Desa Wargamekar, karena kampung Mura Cikopo ini paling dekat dengan
aliran sungai citarum.
Khalayak Sasaran
Orientasi lingkungan dan sosialisasi
Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat desa Wargamekar, Kecamatan Baleendah,
Kabupaten Bandung
Kegiatan di Madrasah Al-Barakah
Sasaran program ini dalah santri madrasah yang berjumlah 73 orang
Kegiatan di SDN Sukamulya
Sasaran kegiatan ini adalah siswa SDN Sukamulya yang berjumlah 257 orang
Gerakan Citarum Harum
Sasaran program ini adalah masyarakat kampung muara cikopo rw 12 desa Wargamekar
Pembuatan Lubang Biopori
Sasaran program ini adalah masyarakat kampung muara cikopo rw 12 desa Wargamekar

Langkah-langkah Kegiatan
Persiapan
Melakukan pembagian tim sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Survei lokasi-lokasi pelaksanaan program KKN.
Melakukan identifikasi masalah (need assessment).
Mematangkan rancangan program KKN.
Melakukan “Sapa Warga” dengan tujuan untuk memperkenalkan diri dan menyambung
silaturahmi antara anggota KKN dan masyarakat Desa Wargamekar.
Menyiapkan alat-alat untuk melaksanakan berbagai kegiatan di madrasah dan sekolah.
Menyiapkan proposal untuk bantuan dana pembelian tong sampah.
Pelaksanaan
Orientasi lingkungan dan sosialisasi
Latar Belakang
Program ini dilatarbelakangi dengan terlihatnya penumpukan sampah aliran sungai citarum,
serta ketidakpedulian masyarakat sekitarar akan hal tersebut.
Tujuan
Program ini disusun untuk memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai bahaya dari
sampah bagi kesehatan
Deskripsi Pelaksanaan
Program ini mulai dilaksanakan terhitung dari hari pertama tim KKN mengunjungi beberapa
RW di Desa Wargamekar, dengan melakukan pengenalan serta tujuan dilakukannya kkn
tematik citarum harum ini. Dijelaskan pula latar belakang mengapa program ini perlu
dilakukan.
Hambatan
Dalam pelaksanaan program terdapat beberapa hambatan, salah satunya adalah kurangnya rasa
peduli masyarakat sekitarterhadap mahasisw KKN yang datang, begitu pula dari pihak
kelurahan yang tidak turut berperan aktif selama kegiatan ini berlangsung
Solusi
Untuk menyiasati hambatan ini,program dilaksanakan dengan situasional, memberikan
pemaparan yang singkat dan jelas..

Kegiatan di Madrasah Al-Barakah


Latar Belakang
Dilatar belakangi oleh pentingnya pendidikan lingkungan hidup yang diterapkan sejak dini,
karena di madrasah ini umumnya santri berusia 3-12 tahun. Pemberian materi mengenai
lingkungan hidup serta bahaya sampah disisipi permainan yang menyenangkan akan
menumbuhkan sedikitnya kesadaran dalam diri santri.
Tujuan
Jika dikaitkan dengan latar belakang, program di madrasah ini bertujuan sama dengan program
sebelumnya, diharapkan santrindapat mengerti dan memahami bahaya sampah dari lingkungan
kotor.
Deskripsi Pelaksanaan
Kegiatan program ini dilakukan mulai dari tanggal 3 juli hingga 3 agustus dengan beberapa
kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu membersihkan madrasah secara bersama-sama, dan
menanam kacang hijau untuk simulasi daur ulang sampah dari botol minuman bekas.
Pertemuan kedua adalah kegiatan pembuatan rak buku dri kardus bekas, masih dengan materi
yang sama, yaitu daur ulang atau memanfaatkan sampah sebagai alat dan bahan sekreatif
mungkin,
Perteman ketiga adalah membuat tiri dengan tutup botol bekas, masih dengan materi yang
sama, yaitu daur ulang atau memanfaatkan sampah sebagai alat dan bahan sekreatif mungkin.
Pertemuan keempat adalah Edukasi tentang mencuci tangan yang baik dan benar. Edukasi ini
diberikan agar santri dapat menerapkan pola hidup bersih sejak dini.
Pertemuan kelima adalah menghias pot tanaman dari botol bekas, kegiatan ini dilakukan guna
mendaur ulang botol bekas menjadi barang yang berguna, yaitu pot tanaman hias.
Pertemauan terakhir diisi dengan kegiatan perpisahan tim KKN dengan santri.
Hambatan
Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah keaktifan santri sngat diluar kendali, tim
KKN kewalahan hingga kegiatan yang berlangsung tidak kondusif.
Solusi
Pemberian permainan-permainan yang meningkatkan keingintahuan santri membuat kegiatan
lebih ramai dan efektif.

Kegiatan di SDN Sukamulya


Latar Belakang
Program ini dilatarbelakangi dengan pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah
yang harus dipahami sejak usia dini, lokasi SDN Sukamulya juga berada di RW 12 yang
merupakan lokasi terdekat ke sumber masalah sampah Sungai Citarum
Tujuan
Program ini memiliki tujuan agat siswa-siswi SDN Sukamulya dapat mengerti jenis-jenis
sampah dan cara pengelolaannya serta menjaga lingkungan dari sampah.
Deskripsi Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dari tanggal 6 Agustus 2018 sampai 14 Agustus 2018, setiap hari Senin,
Selasa dan Jum’at pukul 07.00-08.30. Pertemuan pertama dimulai dengan perkenalan dan
orientasi lingkungan sekolah,
Pertemuan kedua yaitu pemutaran video tentang pembiasaan tidak menyisakan
makanan dan pembiasaan membawa tempat makan dan minum,
Pertemuan ketiga yaitu menyusun Puzzle dan materi tentang siklus air,
Pertemuan ke-empat yaitu belajar dengan Talking Stick dan pada pertemuan terakhir
yaitu pengenalan jenis-jenis plastik.
Hambatan
Hambatan yang ditemui pada program ini adalah kurangnya fasilitas media pembelajaran untuk
mendukung materi yang disampaikan, juga kurangnya tenaga pengajar karena kendaraan yang
membatasi mobilisasi ke lokasi sekolah.
Solusi
Solusi yang dapat dilakukan adalah lebih mempersiapkan lagi media atau alat yang digunakan
untuk pembelajaran.
Gerakan Citarum Harum
Kegiatan yang dilakukan selama KKN diawali dengan menghubungi perangkat desa seperti
lurah dan RW untuk mengurus perihal perizinan dan juga berbincang untuk mengetahui kondisi
secara umum mengenai kondisi lingkungan masyarakat. Selain itu, kami juga berkomunikasi
dengan TNI yang sedang bertugas di sektor 8 khususnya di Kelurahan Wargamekar.
Setelah mengetahui kondisi Kelurahan Wargamekar, kami juga mendapatkan beberapa data,
diantaranya bahwa berdasarkan data per 13 juli 2018 terdapat 19.860 penduduk di Kelurahan
Wargamekar. Jumlah warga tersebut tersebar di beberapa kampung yaitu Babakan Halteu (RW
01), Pengkolan (RW 02), Cipakem(RW 03), Cilayung (RW 04), Ciparia (RW 05),
Panyaweuyan (RW 06), Kawungsari (RW 07, 08, 10, 11), Mekarsari (RW 09), Muara Cikopo
(RW 12), Rancamanuk (RW 13), Cipariawetan (RW 14), Kawungsari (RW 15), Panyaweuyan
(RW 16). Dari enam belas sebaran wilayah ini, terdapat satu RW yang bersinggungan langsung
dengan Sungai Citarum.
Berdasarkan saran dari Lurah setempat kami memutuskan untuk membuat program yang
terfokus di RW 12 yaitu di Muara Cikopo. Karena setelah melihat kondisi lingkungan, keadaan
anak sungai disana banyak terdapat sampah.
Beberapa informasi yang sampai kepada kami mengenai Kampung Muara Cikopo, bahwa
beberapa tahun sebelumnya wilayah ini terbilang bersih. Sampah yang ada di aliran anak
sungai yang melewati kampung ini tidak seperti sekarang. Fasilitas kebersihan pun terbilang
cukup untuk membantu usaha warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. Namun, seiring
berjalannya waktu, fasilitas kebersihan menjadi berkurang dan kepedulian warga untuk tertib
sampah semakin hilang. Hingga terciptalah Kampung Muara Cikopo yang sekarang kotor,
banyak sampah di pinggir jalan terutama di aliran anak sungai Citarum yang membuat air yang
mengendap karena musim kemarau menjadi sangat kotor dan berwarna hitam, bahkan sampai
mengeluarkan bau.
Setelah mengetahui informasi diatas, kami mulai merancang program yang akan dilaksanakan
selama kami berada disana dengan berfokus kepada pembentukan kader yang cinta dan peduli
terhdap lingkungan, terutama sungai Citarum. Maka dari itu, target utama kami yaitu ank-anak
dan remaja yang terdapat di wilayah Kampung Muara Cikopo.
Pembuatan Lubang Biopori
Latar Belakang
Lubang resapan biopori dibuat dengan melihat keringnya kondisi tanah di desa Wargamekar,
lubang ini juga dibuat pada saluran pembuangan air, sehingga saluran pembuangan air juga
berfungsi menjadi tempat peresapan air, terutama saat musim hujan berlangsung
Tujuan
Program ini ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air
pada tanah.
Deskripsi Kegiatan
Hambatan
Solusi

Hasil yang dicapai


Tabel Progres
No
Program
Kondisi Sebelum
Kondisi Sesudah

1.
Orientasi lingkungan dan sosialisasi

Kondisi masyarakat sekitar desa yang terlihat kurang peduli dengan penumpukan sampah di
aliran sungai citarum.
Masyarakat tergerak untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar penumpukan sampah tidak
terulang kembali

2.
Kegiatan di Madrasah Al-Barakah

Anak-anak di madrasah terlihat kurang peduli dengan kebersihan dan tidak menjaga
lingkungan
Anak-anak di madrasah dapat memahami pentingnya lingkungan bersih dan dapat mengelola
sampah menurut jenis-jenis sampah yang ada.

3.
Kegiatan di SDN Sukamulya
Siswa-siswi SDN Sukamulya terlihat kurang peduli dengan kebersihan dan tidak menjaga
lingkungan
Siswa-siswi SDN Sukamulya dapat memahami pentingnya lingkungan bersih dan dapat
mengelola sampah menurut jenis-jenis sampah yang ada.

4.
Gerakan Citarum Harum
Warga cenderung diam dan membiarkan lingkungannya banyak sampah
Warga menjadi aktif dan banyak melakukan kerja bakti yang berkelanjutan

5.
Pembuatan Lubang Biopori
Tidak terlihat adanya lubang peresapan air di tanah sekitar kampung muara cikopo, tanah
terlihat kering.
Adanya lubang biopori sebagai peresapan air untuk menyuburkan tanah, terutama saat musim
hujan tiba.

Dokumentasi
Menghijaukan area sekolah dengan menggunakan tanaman hias dan pot daur ulang

(Gambar 3.1. Pemaparan dari mentor)

(Gambar 3.2. Siswa SDN Sukamulya menghias pot daur ulang)


(Gambar 3.3. Hasil kreasi siswa SDN Sukamulya)

(Gambar 3.4. Hasil kreasi siswa SDN Sukamulya)

Faktor Pendukung dan Faktor Kendala Program


Faktor Pendukung
Anggota kelompok yang memiliki semangat dan solidaritas yang tinggi.
Respon positif dari RW 12 tempat dilaksanakannya program.
Antusiasme dari anak-anak.
Mudahnya perizinan di tempat pelaksanan program khususnya di SD Sukamulya
Terjalinnmya kerjasama yang baik dengan Karang Taruna
Faktor Kendala Program
Terlambatnya birokrasi mengenai surat perizinan sehingga menghambat kegiatan.
Lokasi posko yang berjarak jauh dari lokasi program, sehingga menghambat pelaksanaan
program.
Kurangnya transportasi yang mendukung pelaksanaan program.
Kurangnya fasilitas yang ada di Desa.
Kurangnya sosialisasi dengan warga sekitar.
Kurang terjalinnya koordinasi yang baik dengan pihak pemerintahan.
Sampah yang ada di lingkungan muara cikopo tidak hanya dari masyarakat sekitar, melainkan
aliran anak sungai membawa sampah dari tempat lain.

BAB IV
PROGRAM TINDAK LANJUT
Setelah dilaksanakannya program kerja yang telah disusun, terdapat program tindak lanjut,
yaitu seperti berjalannya kembali kegiatan di Madrasah Al-Baraqah, terjaganya kebersihan di
Madrasah, bertambahnya tanaman penghijauan dilingkungan SDN Sukamulya, tersebarnya
tong sampah dilingkungan warga sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan, edukasi
pemilahan sampah organik dan anorganik yang diharapkan daat diterapkan oleh warga,
pengelolaan sampah menjadi hal yang berguna untuk mengurangi dibuangnya sampah secara
langsung. Masyarakat menjadi pro-aktif dalam mengelola sampah di lingkungannya. Alhasil,
pendaur ulangan sampah yang sulit diurai dapat dilaksanakan.
Dengan adanya sosialisasi dan pendidikan lingkungan yang diterapkan, diharapkan masyarakat
dapat melanjutkan kegiatan peduli lingkungan guna mewujudkan program Citarum Harum.

BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari beberapa poin laporan di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan KKN Tematik
UPI yang dilaksanakan di Kelurahan Wargamekar berjalan dengan lancar dan cukup baik. Hal
ini dilihat dari terlaksananya program dilapangan yang sebagian besar sesuai dengan
perencanaan di awal.
Meskipun pada dasarnya, dilapangan cukup banyak terjadi kendala yang sulit dihindari
sehingga menghambat beberapa program. Kendala yang dirasakan juga pengaruh dari beberapa
elemen baik itu dari pemerintahan daerah lokasi KKN, pihak kampus maupun dari kesiapan
mahasiswa itu sendiri.
Selain itu, kendala ini bisa terjadi karena program KKN dengan tema Citarum Harum ini baru
pertama kali dilaksanakan. Sehingga dilapangan terdapat ketidak siapan pelaksanaan.
Dilapangan terlihat jelas kurangnya sinergisitas antara setiap elemen yang bertugas.
Untuk program sendiri, kami mengharapkan programyang sudah dilaksanakan pada saat kai
berada di Desa Wargamekar tetap berlangsung. Terutama program 3R yang menurut kami cara
ini merupakan salahsatu cara yang efektif untuk mengurangi permasalahan di sungai citrum.

Rekomendasi
Bagi mahasiswa peserta KKN :
Kegiatan tentang sosialisasi lingkungan hidup hendaknya dilakukan secara keseluruhan didrsa
Wargamekar.
Pembuatan program perlu ditinjau kembali dengan baik agar pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan matang.
Turut serta membantu warga untuk lebih aktif menjaga lingkungan bebas dari sampah.
Bagi Masyarakat :
Program-program yang telah dilaksanakan mahasiswa KKN semoga dapat diteruskan
dan dikembangkan serta dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Dukungan dari masyarakat terutama para remaja sangat diharapkan karena membantu
menyukseskan kegiatan yang telah dirancang oleh KKN. Agar masyarakat sekitar menyadari
kehadiran KKN di Desa Wargamekar.

Bagi Pihak Universitas :


Perizinan pelaksanaan KKN Citarum Harum hendaknya dipersiapkan lebih matang lagi oleh
pihak kampus agar tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan dilapangan.
Komunikasi pihak kampus dengan pihak pemerintah daerah lokasi KKN sebaiknya lebih
ditingkatkan lagi agar tidak terjadi mis komunikasi.
Pihak Universitas lebih menekankan kepada setiap dosen pembimbing untuk selalu memantau
keadaan mahasiswa KKN di lokasi, sehingga pelaksanaan program kerja dapat terlaksana
secara efektif dan efisien serta tepat sasaran.
Sinergisitas setiap elemen yang bertugas dalam Program Citarum Harum seperti pemerintah,
TNI, mahasiswa dan warga lebih ditingkatkan agar terwujudnya tujuan dari program ini.
Fokus pembagian wilayah kerja antar kelompok KKN lebih dispesifikan lagi oleh pihak
kampus khususnya LPPM.
Survey hendaknya dilakukan minimal tiga kali sebelum pelaksanaan KKN sehingga orientasi
lingkungan dan identifikasi kebutuhan dan potensi di masyarakat bisa diketahui lebih jelas agar
program yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
Mengubah tema kelompok KKN citarum harum menjadi tema besar Revolusi mental karena
masalah terletak pada mental warga yang terkesan kurang peduli terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai