1 Aclass
1 Aclass
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Syarat Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM)
(20 SKS Di luar Kampus)
Dosen Pembimbing :
Eva Yuniarti Utami,S.Pt., M.B.A.
NIP : 1988063020210701
Disusun oleh :
Yolanda Ris Atita
F3119069
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat kegiatan merdeka
belajar kampus merdeka. Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan bahan
baku hingga menjadi sebuah produk jadi yang memiliki kualitas dan dapat dipasarkan ke pasar
luar negeri.
Dalam menulis laporan ini metode yang digunakan ialah observasi langsung terhadap
suatu objek yang dilakukan di CV Aclass Furniture. Data yang digunakan adalah data primer
yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung melalui wawancara kepada
beberapa karyawan yang bekerja dibagian yang berhubungan dengan pembahasan. Data
sekunder diperoleh dokumen-dokumen ekspor perusahaan maupun dokumen lainnya.
Hasil yang diperoleh penulis dalam penulisan magang ini adalah penulis dapat
mengetahui proses produksi dari mulai bahan baku hingga menjadi produk jadi. Untuk
memperlancar dalam proses produksi hingga pengiriman. Perlu adanya perbaikan prosedur
quality control yang dilakukan CV Aclass dan pengetahuan tentang prosedur pengajuan
dokumen custom clearance serta pengoptimalan dalam proses stuffing.
2
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
F3119069
Menyetujui,
Kepala Program Studi
D3 Manajemen Perdagangan Sekolah Vokasi UNS
3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah memberi ilmu, inspirasi, dan kesehatan. Atas kehendak-Nya meskipun dengan
kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan laporan
magang industri ini.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat kegiatan
merdeka belajar kampus merdeka. Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui proses
pengolahan bahan baku hingga menjadi sebuah produk jadi yang memiliki kualitas dan
dapat dipasarkan ke pasar luar negeri. Serta untuk mengetahui proses pengiriman ekspor
barang ke luar negeri dengan transportasi pesawat udara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Magang ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi sempurnanya tugas akhir ini. Demikian penulis berharap semoga
penulisan laporan magang ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 4
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................. 6
BAB I ......................................................................................................................................................... 7
DESKRIPSI PERUSAHAAN..................................................................................................................... 7
A. Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................................................ 7
C. Struktur Organisasi dan Lokasi Perusahaan .................................................................................... 8
D. Produk ........................................................................................................................................... 10
E. Pemasaran ..................................................................................................................................... 14
BAB II ...................................................................................................................................................... 15
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ............................................................................................. 15
A. Aktivitas Magang Industri ............................................................................................................. 15
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................................... 16
BAB III ..................................................................................................................................................... 17
LANDASAN TEORI ................................................................................................................................ 17
A. Pengertian Ekspor ......................................................................................................................... 17
B. Pengertian Freight Forwader dan EMKL ..................................................................................... 18
C. Pengertian Manajemen Risiko ...................................................................................................... 19
D. Pengertian Pengawasan Kualitas (Quality Control) ...................................................................... 20
BAB IV ..................................................................................................................................................... 21
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 21
PENUTUP ................................................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 25
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
CV. Aclass Furniture berdiri sejak tahun 2001 yang didirikan oleh Bapak Wahyu
Hardiyanto. Perusahaan ini beralamat di Jl. Dr. Radjiman no.585 Laweyan Surakarta.
Pada tahun pertama berdirinya perusahaan ini hanya menjual produknya dipasar lokal
saja,tetapi seiring perkembangannya perusahaan ini mulai menjual produknya dengan
ekspor ke berbagai negara. Saat ini CV. Aclass Furniture memiliki karyawan kurang
lebih 80 orang.
Produk-produk furniture yang dihasilkan CV. Aclass Furniture ini telah memiliki
SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) sebagai bukti bahwa produk-produk yang di
ekspor memiliki legalitas kayu.
Visi :
Menjadi distributor produk furniture yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Misi :
Memprioritaskan perkembangan dan kemajuan kinerja dan bisnis perusahaan
disegala aspek secara signifikan serta mengundang para kandindat unggulan dan
terpercaya untuk bergabung dan berkontribusi.
7
Tujuan Perusahaan :
1) Mencari keuntungan yang optimal dari penjualan barang hasil produksi.
2) Menjadi pemasok ekspor produk furniture di pasar luar negeri.
3) Memberikan produk dengan standar mutu produk yang berkualitas.
Comissioner
Rahman Haryanto
Chief Executif
Wahyu Haryono
Keterangan :
a. Comissioner
Bertugas sebagai pemimpin dari perusahaan yang mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan serta perlengkapan CV Aclass. Dan
membuat kebijakan tentang
1) Sistem manajemen perusahaan.
2) Kualitas tenaga kerja atau SDM.
3) Target penjualan perusahaan.
8
b. Chief Executif
Chief Executif pada CV Aclass mempunyai tugas untuk
1) Koordinasi dengan semua divisi dalam menjalankan operasional produksi
perusahaan.
2) Membuat perencanaan yang efektif tentang sistem produksi dan organisasi yang
sudah berjalan dengan mempertimbangkan kultur dan tata nilai perusahaan.
3) Mampu bekerja sama dan menciptakan suasana yang kondusif dengan masing-
masing divisi secara sinergis dan berkesinambungan.
c. Admin Office
Administrasi perusahaan mempunyai tugas sebagai berikut
1) Mencatat kehadiran karyawan harian,dan menyusun anggaran dan gaji mingguan.
2) Membantu bagian gudang dalam memperlancar pelaksanaan pengiriman dan
stufing container.
3) Koordinasi secara berkelanjutan dengan semua divisi untuk memperlancar kinerja
operasional perusahaan secara menyeluruh.
4) Mengurus proses pencairan Letter of Credit.
d. Staff Ekspor
1) Berkoordinasi dengan freight forwarder untuk kepengurusan dokumen ekspor.
2) Memesan kapal dan mengkoordinasikan dengan forwader.
3) Mengkoordinasikan pengiriman dengan divisi produksi agar barang yang
diproduksi dapat selesai tepat waktu.
9
e. Quality Control
1) Pendataan barang masuk, baik bahan mentah maupun barang yang sudah jadi.
2) Melakukan inspeksi barang masuk mentah dan jadi untuk menjaga kualitas dan
spesifikasi lain yang ditetapkan serta mengembalikan barang yang rusak untuk
diganti.
3) Memberikan laporan tentang kualitas dan kuantitas barang pada manager
produksi tentang kualitas barang.
4) Memberikan masukan yang signifikan kepada manager produksi tentang kualitas
barang.
f. Kepala Produksi
1) Menindaklanjuti pendistribusian barang dan meneruskan order berjalan serta
sample order kepada pengrajin.
2) Memantau perkembangan order dilapangan secara berkesinambungan dengan
merujuk pada performa order.
3) Melakukan transaksi pembelian dengan pengrajin atas persetujuan chief excecutif.
2. Lokasi Perusahaan
CV Aclass adalah salah satu perusahaan ekspor furniture yang berada di
kota Solo, perusahaan ini terletak di Jl. Parang Parung II No. 1 Rt 03 Rw 06
Sondakan Laweyan Surakarta 57147. Nomor Telp: 0271 735094 dan Email:
www.aclassfurniture.com
Lokasi atau tempat berdirinya suatu perusahaan sangat berperngaruh
terhadap keberlangsungan dan kemajuan perusahaan itu sendiri. Saat ini CV
Aclass melakukan kegiatan produksinya di Langenharjo sedangkan di Laweyan
itu sendiri dijadikan showroom dan proses penyelesaian produk.
D. Produk
1. Produk yang dihasilkan
CV Aclass Furniture memiliki berbagai jenis produk furniture yang dihasilkan
dari memproduksi sendiri mulai dari bahan baku hingga menjadi barang jadi. Untuk
10
model pesanan biasanya disesuakani dengan permintaan dari pembeli,adapun beberapa
contoh produk yang dihasilkan CV. Aclass antara lain
11
2. Proses Produksi
Untuk menghasilkan sebuah produk furniture yang berkuliatas,dalam hal ini CV Aclass
selalu mengedapankan proses produksi yang baik. Adapun tahapan dari proses produksi
sebagai berikut.
12
b) Pengovenan kayu
Setalah melakukan pemilihan bahan baku, proses selanjutnya dilakukan
pengovenan kayu dengan suhu yang sudah diatur selama kurang lebih 1 bulan untuk
mendapatkan tingkat kekeringan kayu yang maksimal agar kayu tersebut memiliki
kualitas yang baik dan tidak mudah rusak.
c) Quality Control barang setengah jadi
Pada proses ini dilakukan pengecekan kualitas kayu dengan alat pengecek kadar
air yang dilakukan satu per satu pada kayu setelah dioven, hal ini dilakukan untuk
menjamin kualitas bahan baku yang digunakan sehingga bisa menghasilkan produk yang
berkualitas. Dalam hal ini perlu diperhatikan dalam melakukan quality control meliputi
kontruksi kayu, model, dan dimensi dari kayu.
d) Penyemprotan Obat
Dalam proses ini dilakukan penyemprotan obat pada barang setengah jadi, untuk
menghindari produk dari serangan hewan rayap dan hama yang nantinya dapat merusak
produk.
e) Penyelesaian Akhir
Pada proses ini, produk yang sudah dibentuk dan dirakit akan dilakukan sanding,
pewarnaan, pemlituran dan penghapusan tingkat pertama.
f) Quality Control Akhir
Pada tahapan ini, produk yang sudah jadi akan diperiksa kembali kelayakan dan
kualitas produknya agar memperoleh mutu produk yang benar-benar terjamin kualitasnya.
Dalam pemeriksaan produk yang perlu diperhatikan adalah kehalusan, warna, dan
kesempurnaan produk yang tidak ada kecacatan seperi berlubang, retak, dan lain-lain.
g) Packing
Produk yang sudah selesai tahapan quality control akhir maka siap untuk
dipacking dengan kardus dan disesuaikan dengan jenisnya, apabila barang tersebut
mudah pecah maka perlu diberi tanda berupa stiker. Setelah selesai proses packing maka
produk siap untuk dikirim.
13
E. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bagian terpenting bagi perusahaan. Karena
dengan pemasaran yang baik sebuah produk dapat dikenal banyak orang, dan hal tersebut
memudahkan perusahaan dalam proses penjualannya.
14
BAB II
Dan kegiatan pada CV Aclass Furniture setiap harinya adalah produksi dan
menjual produknya ke luar negeri. Untuk penjualan produk langsung ditangani oleh
bagian staff ekspor dan untuk pembayarannya melalui bank yang bersangkutan. Berikut
alur sistem pembelian bahan baku dan accessories furniture.
15
B. Identifikasi Masalah
CV Aclass merupakan perusahaaan yang memproduksi produk furniture. Dalam
kegiatan sehari-harinya CV Aclass mengolah dari bahan baku hingga menjadi barang
jadi. Pada proses produksinya CV Aclass memiliki berbagai masalah dalam kegiatan
produksinya. Adapun permasalahannya sudah dikelompokan dan dikaitkan dengan mata
kuliah yang dipelajari sebagai berikut :
16
BAB III
LANDASAN TEORI
Dalam membuat laporan magang ini penulis ingin menjelaskan mengenai teori-teori yang
sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Adapun landasan teori dalam penyusunan laporan
magang adalah sebagai berikut
A. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiatan menjual barang/jasa dari daerah pabean sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku (Purnamawati dan Fatmawati, 2013:12). Menurut
mankiw (2012:184) ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri untuk
dijual ke luar negeri. Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi di dalam
negeri kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam
valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing (Amir MS, 2004).
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah daratan,
perairan, dan ruang angkasa diatasnya, dan tempat-tempat di Zona Ekonomi Ekslusif
(ZEE) dan landasan kontingen yang didalamnya berlaku undang-undang No. 17 tahun
2006, tentang Kepabeanan.
Dari pengertian yang sudah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa ekspor
merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean dengan mematuhi
ketentuan yang berlaku dan mengahasilkan pembayaran dalam bentuk valuta asing.
17
Ekspor merupakan bagian dari proses perdagangan internasional yang dalam
kegiatannya tidak lepas dari pihak yang berhubungan secara langsung seperti Freight
Forwarder, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK). Adapun teori mengenai pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut.
Peranan freight forwarder dalam dunia angkutan makin penting dan besar
peranannya karena terdapat kecenderungan pemilik barang lebih senang hanya
berhubungan degan satu pihak saja, yang akan mengambil alih semua tanggung jawab
sejak barang diserahkan di gudang pengirim sampai barang diterima di gudang penerima.
Menurut Amir (2003) EMKL ( Ekspedisi Muatan Kapal Laut ) adalah jasa
pengantara yang membantu pemilik barang mengurus pengiriman maupun penerimaan
barang dengan perusahaan pelayaran serta menyelesaikan pembayaran bea masuk barang
impor maupun barang keluar untuk barang ekspor dengan bea dan cukai. EMKL juga
mengurus penyelesaian sewa gudang dan transportasi barang ke tempat yang diinginkan
oleh pemilik atau penerima barang.
EMKL memegang peranan yang sangat penting dalam mengurus segala sesuatu
mengenai barang-barang impor maupun ekspor baik penyelesaian dengan bea dan cukai
maupun dengan perusahaan pelayaran dan instansi lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa EMKL atau PPJK adalah
perusahaan jasa yang menangani perusahaan ekspor maupun impor. Adapun ruang
lingkup kerjanya meliputi, mengambil container kosong di depo container untuk dibawa
18
ke tempat eksportir, kemudian dilakukan pemuatan barang ke dalam container dan
membawa container yang sudah diisi ke pelabuhan muat.
Dalam proses pemuatan barang kedalam container ada istilah stuffing yang
memiliki artian sebagai berikut
Menurut Amir (2003) Stuffing merupakan penyusunan peti kemas di dalam kapal
maupun di terminal peti kemas. Stuffing merupakan proses penataan dan penyusunan
barang siap stuffing ke dalam container berdasarkan jenis, besar, berat, kekuatan barang
tersebut. Dan ditata sedemikian rupa tujuannya untuk mengurangi kerusakan akibat
benturan,tekanan dan goncangan saat proses pengiriman.
Dalam kegiatan ini biaya jasa yang harus dibayar meliputi : lift of full/empty,lift
on full/empty, houlage, biaya penumpukan container dan biaya dermaga.
Dan arti manajemen risiko menurut Darmawi, Bumi (2010) manajemen risiko
adalah proses pengukuran atau penilaian serta pengembangan strategi pengolahan.
Strategi berkisar dari mengidentifikasi risiko, mengukur, dan menentukan besarnya risiko
dan kemudian menemukan cara untuk mengatasi risiko tersebut.
19
D. Pengertian Pengawasan Kualitas (Quality Control)
Proses Quality Control merupakan proses yang sangat penting pada perusahaan
yang bergerak dibidang Furniture. Dalam menentukan standarisasi sebuah produk proses
quality control ini menjadi salah satu proses yang tidak dapat dipisahkan. Adapun
pengertian dari quality control sebagai berikut.
Goetsch dalam Yamit (2004) membuat definisi kualitas yang lebih luas
cakupannya, yaitu “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Pendekatan yang dikemukakan Goetsch ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya
menekankan pada aspek hasil akhir,yaitu sebuah produk atau jasa tetapi juga menyangkut
kualitas SDM, kualitas proses serta kualitas lingkungan. Sangat tidak mungkin
mengahasilkan sebuah produk atau jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan
proses yang berkualitas.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi pada CV Aclass terkait adanya
barang yang tidak bisa dikirim karena container tidak muat. Dalam hal ini proses stuffing
perlu ada pengoptimalan dalam pengisian barang di container. Perlu penerapan suatu
metode yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan dalam pengisian container.
Dalam penentuan penataan posisi suatu barang di kontainer ada 2 langkah yaitu
- Membandingkan ukuran container dengan ukuran box
- Melakukan persyaratan stuffing dengan baik dengan memperhatikan panjang, lebar
dan tinggi container.
21
3. Pengurusan Dokumen Kepabeanan
Keterangan :
1) Eksportir/ Kuasanya menyampaikan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) ke Kantor Bea Cukai tempat pemuatan.
2) Terhadap Barang Ekspor yang diberitahukan dalam PEB dilakukan penelitian
dokumen setelah dokumen pemberitahuan disampaikan.
22
3) Jika terhadap penelitian dokumen PEB menunjukkan pengisian atas data PEB
tidak lengkap dan/atau tidak sesuai, diterbitkan respon Nota Pemberitahuan
Penolakan (NPP).
4) Jika dalam penelitian larangan dan/atau pembatasan menunjukkan dokumen
persyaratan belum dipenuhi maka diterbitkan Nota Pemberitahuan Persyaratan
Dokumen (NPPD).
5) Dalam hal hasil penelitian Sistem Komputer Pelayanan menunjukan lengkap dan
sesuai, dan tidak termasuk barang yang dilarang atau dibatasi ekspornya, atau
termasuk barang yang dilarang atau dibatasi ekspornya tetapi persyaratan
ekspornya telah dipenuhi, serta barang tidak dilakukan pemeriksaan fisik, PEB
diberi nomor dan tanggal pendaftaran dan diterbitkan respon NPE.
6) Dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik, maka diterbitkan Pemberitahuan
Pemeriksaan Barang (PPB). Jika pemeriksaan fisik barang ekspor menunjukkan:
a) Hasil sesuai, maka diterbitkan Nota Pelayanan Ekspor (NPE).
b) Hasil tidak sesuai, diteruskan kepada Unit Pengawasan untuk penelitian
lebih lanjut.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup dari laporan magang ini, penulis akan menarik kesimpulan dan
hasil yang telah dibahas pada bab IV pembahasan terdahulu.
1. Dalam proses pengajuan atau pengurusan dokumen yang dilakukan oleh pihak freight
forwader dalam hal ini perlu dilakukan maksimal 1 hari sebelum tanggal
keberangkatan. Hal ini bertujuan agar tidak adanya keterlambatan dalam pengiriman
dokumen.
2. Pada proses stuffing perlu adanya pengoptimalan dalam penantaannya. Dalam proses
pengoptimalan tersebut dapat dilakukan 2 langkah yaitu :
a. Membandingkan ukuran container dengan ukuran box.
b. Melakukan persyaratan stuffing dengan baik dengan memperhatikan panjang,
lebar dan tinggi container.
3. CV Aclass merupakan perusahaan yang mengedepankan kualitas barang. Dalam hal
ini untuk memperoleh produk yang berkualitas perlu adanya proses quality control
setelah proses perakitan dan pengamplasan. Proses tersebut dilakukan untuk
memangkas waktu pengerjaan perbaikan dan dapat pula memangkas biaya yang
ditimbulkan.
B. Saran
Untuk mengatasasi hambatan-hambatan yang dialami pada CV Aclass maka
penulis menyarankan untuk adanya perbaikan dalam proses quality control dan adanya
prosedur terkait penataan barang pada saat proses stuffing sehingga kontainer dapat
memuat seluruh barang yang akan dikirim dan tidak terjadi penyisaan barang untuk
diikutkan pengiriman berikutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amir, MS, 2001, Korespondensi Bisnis Ekspor – Import, Penerbit PPM, Jakarta
Kotler, P., & Amstorng, G. (2010). Principles Of Marketing 13 Th. United States Of
America: Perason
25