Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif.

Metodologi penelitian kuantitatif digunakan dalam meneliti status kelompok manusia,

suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau kelas peristiwa pada waktu tertentu.

Sehingga melalui metode ini diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu

fenomena, fakta, sifat serta hubungan fenomena tertentu secara komperehensif dan

integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam

rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian yang ada (Sugiono

2003, h. 19).

Metodologi penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis

terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model

matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses

pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini

memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi

matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Metodologi riset kuantitatif berdasarkan pendekatan positivisme

(klasik/objektif) (Kriyantono 2006,h. 51). Pendekatan objektif menganggap perilaku

manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan di luar kemauan mereka sendiri

(Kriyantono 2006, h. 54). Riset kuantiatif adalah riset yang menggambarkan atau

53
54

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono 2006,

h. 55).

Pendekatan kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2008, h. 13). Dalam penelitian metodologi

kuantitatif digunakan peneliti agar peneliti dapat menguji hipotesis penelitian. Peneliti

menyusun instrument dengan objektif berdasarkan kajian-kajian teoritis yang ada di

bab 2.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah survei dan tipe penelitiannya eksplanatif.

Metode survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen pengumpulan datanya (Kriyantono 2006, h. 59). Jenis survei ini digunakan

untuk mengetahui situasi dan kondisi tertentu terjadi atau apa yang menyebabkan

terjadinya sesuatu. Dengan kata lain, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua

atau lebih variabel.

Jenis penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan penjelasan apakah ada hubungan yang signifikan antara dua variabel

atau lebih (Sugiyono 2008, h. 11). Dalam penelitian eksplanatif, periset

menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel
55

yang akan diteliti) (Kriyantono 2006, h. 69). Hal ini sesuai dengan tujuan dalam

penelitian ini yang ingin mengetahui bagaimana pengaruh tingkat kognitif responden

pada program kampanye “Earth Hour” melalui “Twitter” terhadap opini responden

terhadap gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

3.3 Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau variabel pengaruh (X) adalah variabel yang diduga

sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono 2006, h.

21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh tingkat kognitif

responden yaitu cara berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi

mental seperti: sikap, kepercayaan, dan pengharapan, yang kemudian itu

merupakan faktor yang menentukan di dalam perilaku dalam memahami

program kampanye Earth Hour. Dari pengertian diatas terdapat empat aspek

yang kemudian menjadi variabel-variabel yang terdiri dari indikator yang siap

diukur, yaitu program kampanye, tujuan dari program kampanye tersebut, visi

dan misi dari kampenye tersebut dan cara penyampaian pesan kampanye.

2. Variabel terikat atau variabel tergantung (Y) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas. Variabel ini disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek

atau dampak. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah opini responden

terhadap gaya hidup yang ramah lingkungan. Berdasarkan pendapat Suratno

dan Rusmiati (2001) opini gaya hidup terhadap gaya hidup yang lebih ramah
56

lingkungan dapat dioperasionalkan menjadi skor setuju atau tidaknya

responden terhadap program kampanye tersebut adalah skor pengakuan

verbal tentang penerapan atau tidaknya gaya hidup yang lebih ramah

lingkungan. Opini responden terhadap gaya hidup yang lebih ramah

lingkungan ini kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator yang

diadopsi peneliti dari engel, et al (kriyantono 2007, h. 338) mengklasifikasikan

gaya hidup menjadi tiga indikator yaitu aktifitas, interes, dan opini.

Pengakuan verbal. Berdasarkan tulisan ruslan yang ada di bab 2 maka variabel

X dioperasionalkan skor sebagai pernyataan responden tentang hal-hal berikut

Selanjutnya, untuk memudahkan pengukuran masing-masing konsep

dioperasionalkan sebagai berikut:

1. Pengaruh tingkat kognitif responden terhadap kampanye Earth Hour (variabel

X)

a. Tujuan (Indikator)

Pengetahuan responden tentang tujuan dari program kampanye “Earth

Hour” (deskriptor) yaitu mengajak masyarakat untuk mempunyai gaya

hidup yang lebih ramah lingkungan.

b. Sasaran (Indikator)

Program kampanye “Earth Hour” ini mempunyai sasaran kampanye

yaitu masyarakat yang mempunyai akun twitter (deskriptor).

c. Ruang lingkup (Indikator)

Program kampanye “Earth Hour” meliputi seluruh Negara di belahan

dunia hal ini dibuat oleh WWF agar seluruh penduduk dunia
57

mempunyai gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Namun di sini

peneliti hanya memfokuskan pada wilayah Malang (deskriptor).

d. Jangka waktu (Indikator)

Pengetahuan responden tentang jangka waktu Program kampanye

“Earth Hour” (deskriptor) adalah 60 hari, yaitu 30 hari sebelum dan 30

hari sesudah dan ditutup pada hari bumi 22 April.

e. Tema (Indikator)

Pengetahuan responden tentang topic-topik yang dibahas di dalam

Program kampanye “Earth Hour” (deskriptor) yaitu tentang gaya

hidup yang lebih ramah lingkungan..

f. Efek (Indikator)

Pengetahuan responden tentang apa yang dilakukan setelah

mendapatkan terpaan dari program kampanye “Earth Hour”

(deskriptor) agar masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih ramah

lingkungan.

g. Sarana dan cara penyampaiannya (Indikator)

Pengetahuan responden tentang Program kampanye “Earth Hour”

yang dilakukan melalui media sosial khususnya twitter (deskriptor).

h. Visi Misi program kampanye “Earth Hour” (Indikator)

Pengetahuan responden tentang Visi dan Misi dalam program

kampanye yang dilakukan oleh “Earth Hour” (deskriptor). Dan berikut

adalah visi dan misi Earth Hour Malang yang di dapat dari hasil
58

wawancara dengan saudari Hendita Khairina selaku coordinator earth

hour malang pada tanggal 7 juli 2014.

Visi utama kampanye Earth Hour Malang, yaitu :

1. Untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di

Malang dengan konsumsi listrik tinggi,

2. Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan

yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan

3. Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan

dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan

penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari

kebijakan mereka.

Misi kampanye Earth Hour Malang, yaitu :

1. Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan

pemerintahan Malang untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol

kontribusi mereka terhadap perubahan iklim

2. Mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai pemanasan global

dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian dari

perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi mereka

3. Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan EARTH

HOUR, baik staf mau pun jejaring eksternal untuk berkomitmen


59

mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam

pengunaan energi

4. Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di Malang.

5. Dukungan dari makin banyak pemimpin Daerah dan Kota di seluruh

wilayah Indonesia, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup berupa

perubahan kebijakannya terkait penghematan energi. "Bergaya hidup

hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di EARTH

HOUR saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan

mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti:

mengendalikan penggunaan listrik, hemat penggunaan kertas/tisu,

aktivasi transportasi publik, mengurangi potensi sampah/ melakukan

pemilahan sampah, dan lain-lain."

Skor tingkat kognitif responden terhadap kampanye “Earth Hour” akan

diukur menggunakan kuesioner yang menggunakan skala Likert, yaitu Sangat Setuju

(4), Setuju (3), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1).

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengkategorian jawaban responden

mengenai tingkat koginitif ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah

dengan rumus mencari interval sebagai berikut:

( nilai tertinggi ) −( nilai terendah )


jumlah interval
60

2. Opini tentang gaya hidup yang lebih ramah lingkungan (variabel Y).

Berdasarkan tulisan kriyantono yang ada di bab 2 maka variabel Y

dioperasionalkan skor sebagai pernyataan responden tentang hal-hal berikut

Selanjutnya, untuk memudahkan pengukuran masing-masing konsep

dioperasionalkan sebagai berikut

a. Aktivitas (Indikator)

Sebuah kegiatan atau tindakan nyata untuk menghabiskan waktu

(deskriptor). Kegiatan tersebut meliputi mematikan barang elektronik yang

tidak terpakai, menggunakan kain lap daripada tisu, dan membawa tas

belanja daripada memakai kantong kresek.

b. Interest (Indikator)

Minat responden untuk menngubah gaya hidup yang dulu menjadi gaya

hidup yang lebih ramah lingkungan (deskriptor).

c. Opini responden (Indikator)

Pendapat responden tentang gaya hidup yang ramah lingkungan

(deskriptor).

Skor pengakuan verbal akan diukur menggunakan kuesioner yang

menggunakan Skala Likert, yaitu Sangat Setuju (4), Setuju (3), Tidak Setuju (2),

Sangat Tidak Setuju (1). Langkah selanjutnya adalah melakukan pengkategorian

jawaban responden mengenai tingkat koginitif ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi,

sedang, dan rendah


61

Tabel 3.1 Operasional Variabel


Variabel Indikator Diskriptor Item
Tingkat 1. Pengetahuan tentang
kampanye “Earth
kognitif
Hour”.
responden 2. Pengetahuan tentang
Pengetahuan tujuan dari kampanye
terhadap
responden tentang “Earth Hour”.
kampanye Tujuan 3. Pengetahuan tentang
tujuan dari program arti dari gaya hidup
“Earth ( indikator 1 )
kampanye “Earth yang lebih ramah
Hour” (X) lingkungan
Hour” 4. Pemahaman tentang
ajakan untuk merubah
gaya hidup menjadi
lebih ramah
lingkungan
5. Pemahaman tentang
kampanye “Earth
Hour” yang
dilakukan melalui
twitter.
6. Pengetahuan tentang
Program kampanye
kampanye “Earth
“Earth Hour” ini Hour” yang
Sasaran mempunyai sasaran, dilakukan melalui
twitter.
( indikator 2) masyarakat yang
7. Pemahaman tentang
mempunyai akun cara mengakses akun
twitter @EHMalang
8. Pengetahuan tentang
informasi gaya hidup
yang lebih ramah
lingkungan lewat
akun twitter
@EHMalang
Ruang Program kampanye 9. Pengetahuan tentang
Lingkup “Earth Hour” kampanye “Earth
Hour” yang
62

dilakukan oleh akun


twitter @EHMalang
meliputi seluruh sudah tersebar merata
Negara di belahan ke seluruh wilayah
Malang.
dunia hal ini dibuat
10. Pemahaman Sebagai
oleh WWF agar warga Malang
seluruh penduduk berpartisipasi dalam
( indikator 3 ) dunia mempunyai program
penyelamatan bumi.
gaya hidup yang lebih 11. Pengetahuan tentang
ramah lingkungan. warga Malang harus
Namun disini peneliti lebih peduli lagi
dengan bumi ini.
hanya memfokuskan
12. Pengetahuan tentang
pada wilayah Malang penduduk di seluruh
dunia ini lebih peduli
dengan bumi.
13. Pengetahuan tentang
waktu pelaksanaan
Pengetahuan kampanye “Earth
Jangka responden tentang Hour”.
14. Pengetahuan tentang
Waktu jangka waktu
mengikuti setiap
( indikator 4 ) Program kampanye acara yang
“Earth Hour” dilakukan“Earth
Hour”

Pengetahuan
15. Pengetahuan tentang
responden tentang “Earth Hour”.
Tema tema yang dibahas di 16. Pengetahuan tentang
Tema yang diangkat
( indikator 5 ) dalam Program
“Earth Hour” Malang
kampanye “Earth selalu berganti tiap
Hour” tahunnya
63

17. Pengetahuan tentang


Pengetahuan berpartisipasi dalam
responden tentang apa kampanye “Earth
Hour”.
yang dilakukan
Efek 18. Pemahaman tentang
setelah mendapatkan bahwa gaya hidup
( indikator 6 )
terpaan dari program yang lebih ramah
lingkungan bukan
kampanye “Earth
hanya sekedar
Hour” mematikan lampu
selama 60 menit.
19. Pengetahuan tentang
Pengetahuan
kampanye “Earth
responden tentang Hour” yang
Program kampanye dilakukan oleh Earth
Sarana Hour Malang melalui
“Earth Hour” yang
( indikator 7 ) twitter.
dilakukan melalui 20. Pengetahuan tentang
media sosial informasi melalui
khususnya twitter twitter daripada akses
lainnya.
21. Pengetahuan tentang
visi dalam program
kampanye “Earth
Pengetahuan
Hour”.
responden tentang 22. Pengetahuan tentang
Visi dan Misi Visi dan Misi dalam misi dalam program
kampanye “Earth
( indikator 8 ) program kampanye
Hour”.
yang dilakukan oleh 23. Pengetahuan tentang
“Earth Hour” visi dan misi dalam
program kampanye
“Earth Hour” ini
sudah tercapai
Opini Aktivitas Tindakan yang 1. Pengetahuan tentang
responden ( indikator 1 ) dilakukan responden mematikan barang
elektronik yang tidak
terhadap untuk menghabiskan
terpakai.
gaya hidup waktu 2. Pemahaman tentang
64

yang lebih menggunakan kain


ramah lap daripada tisu.
3. Pemahaman tentang
lingkungan
membawa tas belanja
(Y) daripada memakai
kantong kresek.
4. Pengetahuan tentang
keinginan yang tinggi
untuk dapat hidup
lebih ramah
lingkungan.
5. Pengetahuan tentang
keinginan yang tinggi
Bagaimana tingkat untuk menyelamatkan
bumi ini.
keinginan responden
Interest 6. Pengetahuan tentang
dalam melakukan mengajak teman dan
( indikator 2 )
gaya hidup yang keluarga untuk gaya
hidup yang lebih
ramah lingkungan
ramah lingkungan
7. Pengetahuan tentang
ikut
mengkampanyekan
gaya hidup yang
ramah lingkungan
mulai dari orang-
orang disekitar
Opini bagaimana pendapat 8. Pengetahuan tentang
( indikator 3 ) responden tentang mendukung gaya
hidup yang lebih
gaya hidup yang
ramah lingkungan.
ramah lingkungan 9. Pengetahuan tentang
mengikuti Earth Hour
mengikuti trend gaya
hidup yang lebih
ramah lingkungan
10. Pemahaman tentang
gaya hidup yang
ramah lingkungan
65

agar orang-orang
sekitar juga ikut
11. Pengetahuan tentang
tidak mengikuti gaya
hidup yang lebih
ramah lingkungan
dari dulu
Sumber: Hasil olah peneliti

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2007, h. 61). Populasi dari

penelitian ini adalah follower dari twitter @EHMalang yang mendapatkan terpaan

atau yang pernah mengikuti kampanye “Earth Hour” di Twitter.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Earth Hour Malang diketahui

bahwa populasi dalam penelitian ini pada tanggal 20 April 2014 2.628 orang yang

kemudian diambil 1500 follower, hal ini dilakukan peneliti karena peneliti melihat

bahwa adanya akun twitter yang tidak berhubungan dengan penelitian ini, karena hal

ini lah peneliti kemudian membuat karateristik - karateristik yang dibuat untuk

memudahkan penelitian ini, karateristik penelitian adalah sebagai berikut.

a. Mempunyai akun twitter.

b. Merupakan followers aktif (membuka twitter lebih dari 3x dalam sehari)

dari akun twitter @EHMalang.


66

c. Berdomisili di Malang karena target sasaran dari EH Malang adalah

masyarakat Malang.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiono 2007, h. 62). Maka peneliti akan mengambil sebagian dari 1.500

follower dari twitter @EHMalang untuk dijadikan sampel penelitian.

1) Metode Penentuan Jumlah Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran

sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya (Kriyanto, 2007, h. 164).

Rumusnya adalah:

N
n=
1+ Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran popuplasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.

Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%,

3%, 4%, 5% atau 10% (Kriyantono, 2007:164)


67

Maka, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan presisi 5%

1500
adalah: n= 2 = 300
1+(1500 .5 % )

2) Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu

mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat

periset berdasarkan tujuan riset (Kriyantono 2006, h. 158). Kriteria responden dalam

penelitian ini adalah follower aktif twitter @EHMalang yang berdomisili di Malang.

3.5 Jenis Data

3.5.1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan

pertama di lapangan (Kriyantono 2006, h. 41). Data primer dalam penelitian ini

adalah data-data atau jawaban responden yang dihimpun dari penyebaran kuesioner.

Kuesioner adalah daftar pernyataan yang harus diisi oleh responden (Kriyantono

2006, h. 97).

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder (Kriyantono 2006, h. 42). Data sekunder dalam penelitian ini ada dua, yaitu

data follower dari twitter @EHMalang yang berdomisili di Malang yang dibutuhkan

untuk melengkapi penelitian ini. Serta hasil wawancara dengan saudari Hendita
68

Khairina selaku koordinator dari Earth Hour kota Malang yang memberikan

informasi mengenai program kampanye Earth Hour Malang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data

sekunder. Data primer didapat langsung dari objek dan dalam penelitian ini didapat

melalui kuesioner yang disebarkan pada tanggal 7 Juni 2014 di Balai Kota Malang

ketika “Earth Hour Malang” mengadakan acara pemilihan Putra Putri Hemat Energi

(PPHE). Selanjutnya kuesioner disebarkan melalui internet dengan alamat link

https://docs.google.com/forms/d/1_7_lLDWkqmCNG327fhnhRbcX4yulBa1_-gJ-

kDsQXVU/viewform?usp=send_form. Kemudian langkah terakhir, kuesioner disebar

pada tanggal 8 juni 2014 di acara “Car Free Day.” Sedangkan data sekunder

merupakan data yang berkaitan dengan penelitian ini seperti catatan mengenai

follower dari twitter @EHMalang yang berdomisili di Malang.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data

berupa kuesioner dalam bentuk skala untuk mengukur sikap yang lebih dikenal

dengan skala Likert. Metode ini merupakan alat pengumpul data yang berisi

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dari objek penelitian sebagai bentuk respon (Nazir, 2005). Alasan peneliti

menggunakan kuesioner, sebagaimana diungkapkan oleh Hadi (1996), yaitu:

1. Objek adalah orang yang tahu tentang dirinya sendiri,


69

2. Pernyataan-pernyataan objek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya,

3. Interpretasi objek terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan

kepadanya adalah sama dengan peneliti.

Cara kuesioner disebarkan yaitu dengan bekerja sama dengan EH Malang

dalam berbagai acara yang dilakukan oleh pihak EH Malang, selain itu peneliti juga

menyebarkan di CFD (Car Free Day) dimana EH Malang juga melakukan kampanye

di CFD.

3.5 Uji Instrumen (Kuesioner)

3.5.1 Uji Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (misalnya

kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur (Kriyantono, 2006, h. 143). Suatu

kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji coba skala tingkat kognitif pada

program kampanye “Earth Hour Malang” dilaksanakan pada tanggal 1-2 Juni 2014

dan diberikan kepada 30 anggota komunitas “Earth Hour Malang” dengan

karakteristik sama dengan subjek yang sesungguhnya.

Dalam penelitian ini, uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan

koefisien korelasi Pearson Product Moment. Instrumen bisa dikatakan valid jika item

pertanyaan memiliki koefisien korelasi yang positif, lebih besar dari 0.30, dan p-value

hasil analisis kurang dari α = 0,05. Atau dengan kata lain terdapat korelasi yang

signifikan antara item pertanyaan dengan nilai totalnya. Sebaliknya, jika hasil analisis
70

didapatkan nilai korelasi kurang dari 0,30 dan signifikansi lebih besar daripada α =

0.05, bisa dipastikan bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid dan tidak diikutkan

dalam analisis berikutnya (Azwar, 2009, h. 25). Berikut hasil pengujian validitas

instrumen dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows dengan taraf

signifikansi 5%.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Skala Try Out

No. Skala Jumlah Item Item Valid


1. Tingkat kognitif responden pada 25 23
kampanye “Earth Hour Malang”
2. Opini responden tentang gaya hidup 12 11
yang lebih ramah lingkungan

3.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Dengan kata lain, suatu

alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat

ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti

lainnya (Kriyantono, 2006, h. 144). Dalam penjian reliabilitas dalam penelitian ini

rnenggunakan koefisien-𝝰 (Cronbach Alpha). Nilai Cronbach Alpha selanjutnya

dievaluasi, apabila r-Alpha > 0.60, maka alat ukur dinyatakan reliabel, atau dapat

dikatakan bahwa hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran

ulang pada waktu berlainan. Sebaliknya, apabila r-Alpha < 0.60, maka alat ukur

dinyatakan tidak reliabel (Santoso, 2002, h. 270). Berikut hasil pengujian reliabilitas

dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows.

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian


71

No. Skala Jumlah Koefisien Keterangan


Item Reliabilitas
1. Tingkat kognitif 23 0,912 Reliabel
responden pada
kampanye “Earth Hour
Malang”
2. Opini responden tentang 11 0,804 Reliabel
gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan

Dari tabel di atas, didapatkan koefisien Alpha Cronbach pada semua variabel

lebih dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian sudah reliabel

dengan menghilangkan beberapa item pertanyaan yang tidak valid.

3.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden terkumpul (Sugiyono, 2008, h. 206). Kegiatan dalam analisis

data adalah:

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel.

2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

kemudian dihitung mean skor-nya

3. Mean skor masing-masing variabel dimasukan ke rumus statistik untuk

dihitung agar dapat mengetahui apakah hipotesis terbukti atau tidak

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi

frekuensi jawaban responden dari hasil kuesioner yang telah disampaikan ke

responden. Kegunaan dari distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk


72

mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian (Kriyantono, 2006, h.

169).

3.6.2 Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai

hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional. Menurut Mustikoweni

(2002, h. 1) regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih

dalam bentuk fungsi atau persamaan sedangkan analisis korelasi berrtujuan untuk

mencari derajat keeratan hubungan dua variabel atau lebih.

Teknik regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

sederhana. Teknik ini digunakan jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah

diketahui yang maa variabel bebas X dan yang mana varibel terikat Y sedangkan

nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu

(Kriyantono, 2007:184). Rumusnya adalah sebagai berikut (Kriyantono 2007, h.

184):

Y =a+bx

Di mana:

Y = Variabel terikat

X = Variabel Bebas

a = nilai intercept (konstan)

b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel

dipenden yang didasarkan pda variabel independen.


73

Sedangkan untuk melakukan perhitungan tersebut, penulis menggunakan

program SPSS 16.00 for windows. Sebelum data dapat dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis tersebut, dipersyaratkan adanya 4 asumsi yang harus

terpenuhi, yaitu asumsi normalitas, linieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011, h. 56).

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel

berdistribusi normal atau tidak. Jika p > 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal.

Sedangkan jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal. Uji normalitas

menggunakan 1-Sample K-S (Kolmogorov Smirnov) dengan bantuan program SPSS

16 for Windows.

b) Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji linieritas sebagai salah satu syarat yang

baik sebagai sebuah data penelitian yang akan diuji dan agar makna kesimpulan yang

ditarik tidak menyimpang dari kebenaran. Pedoman yang digunakan dengan nilai

signifikansi F, jika nilai F kurang dari 0,05 (sig<0,05) maka hubungan antar kedua

variabel tersebut linier (membentuk garis lurus), namun jika F lebih dari 0,05

(sig>0,05) maka hubungan antar kedua variabel tersebut tidak linier (tidak

membentuk garis lurus).

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

variabel pengganggu atau residual pada periode tertentu dengan variabel pengganggu
74

atau residual periode sebelumnya. Pada penelitian ini uji autokorelasi menggunakan

statistik Durbin-Watson.

d) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik. Heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pada penelitian ini uji

asumsi heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatter plot antara nilai

prediksi variabel Y dengan Studentized Residual

Anda mungkin juga menyukai