EKSPLOITAS
>PENGERTIAN HSE
HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan
aturan main bagi semua jajaran baik team manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi
yang ada dalam organisasi/perusahaan.
Sebagai sebuah sistem manajemen modern, maka dokumentasi untuk panduan dan
pengimplementasian harus disusun dan disahkan untuk digunakan. Jenis dan tipe dokumen-
dokumen tersebut tergantung dari ukuran organisasi, jenis usaha, kompleksitas proses yg
terlibat dalam organisasi tersebut.
Usaha pertambangan migas telah mengalami perombakan dari sistem konsesi pada
zaman penjajahan belanda menjadi sistem perjanjian karya setelah diberlakukannya UU No
44 tahun 1960 dan kemudian menjadi sistem bagi hasil atau Production Sharing Contract
(PSC) yang beroperasi sejak dimulainya kegiatan di lepas pantai Indonesia tahun 1966.
Sejarah perkembangan usaha pertambangan migas di Indonesia sejak awal
menunjukkan bahwa hal-hal yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup, telah menjadi masalah utama yang perlu diawasi oleh pemerintah secara
ketat.
Pada kegiatan usaha migas, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu:
o Ringan, kecelakaan yang tidak menimbulkan kehilangan hari kerja
(pertolongan pertama/first aid).
o Sedang, kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja (tidak mampu
bekerja sementara) dan diduga tidak akan menimbulkan cacat jasmani dan
atau rohani yang akan mengganggu tugas pekerjaannya.
o Berat, kecelakaan yang menimbulkan kehilangan hari kerja dan diduga akan
menimbulkan cacat jasmani atau rohani yang akan mengganggu tugas dan
pekerjaannya.
o Meninggal/fatal, kecelakaan yang menimbulkan kematian segera atau dalam
jangka waktu 24 jam setelah terjadinya kecelakaan.
UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi mengamanatkan kepada badan
usaha dan atau bentuk usaha tetap, wajib menjamin standar dan mutu, menerapkan kaidah
keteknikan yang baik, keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup,
mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat dan produk dalam negeri.