Disusun oleh :
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan oleh Pak Anies Baswedan melalui
program Indonesia Morning Show (IMS) mengenai implementasi kurikulum terutama
problematika pada kurikulum 2013, jika dilihat dari sudut pandang saya sendiri sebagai
mahasiswa PGSD, saya cukup setuju dengan berbagai pernyataan Pak Anies salah satunya
yang membahas bahwa kurikulum itu meskipun berubah secara terus menerus, jika kualitas
Pendidikan nya bagus maka kurikulum yang berubah tersebut tetap akan berjalan tanpa ada
permasalahan, khususnya ditekankan pada tenaga pendidik yaitu guru yang akan
menjalankannya, dan memang kurikulum itu hubungannya antara pendidik (guru) dan peserta
didik. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013 ini guru tidak lagi menjadi instruktur, akan tetapi
diharuskan menjadi fasilitator yang dapat memfasilitasi dan mempermudah kegiatan belajar
mengajar dengan peserta didik. Kurikulum berubah itu harus berdasarkan evaluasi bukan
merubah konsep atau memunculkan berbagai ide baru. Saya setuju dengan pernyataan tersebut,
pada dasarnya kurikulum itu bisa berubah karena respon perubahan sosial, maksudnya adalah
kurikulum berubah harus disesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang ada
dimasyarakat atau dapat dikatakan harus berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Selain hal
tersebut, memang seharusnya kurikulum itu diperbaiki secara berkesinambungan agar guru
tetap bisa melayani kebutuhan peserta didik terutama dalam hal kenyamanan belajar. Peran
guru sebagai seorang pendidik harus mampu memahami berbagai karakter peserta didik agar
mengetahui beberapa hal yang harus dilakukan seperti, cara mengajar, pendekatan
pembelajaran, metode pengajaran, dan mengkreasikan media pembelajaran, sehingga peserta
didik dapat terfasilitasi kebutuhannya. Dengan adanya perubahan kurikulum juga dapat
mengefisiensikan serta mengefektifitaskan agar pendidikan berjalan optimal sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi bukan berarti ganti Menteri ganti kurikulum, akan
tetapi lebih mengevaluasi atau memperbaiki permasahalan di kurikulum berikutnya.
Menurut pandangan saya, jika terjadi kembali perubahan kurikulum maka hal yang
harus diutamakan adalah pihak atasannya terlebih dahulu yang harus disiapkan. Pertama dalam
hal perencanaan yang matang karena dikatakan bahwa kurikulum itu berubah tidak semudah
memasang perangkat, butuh waktu yang sangat lama kurang lebih 7 tahun. Waktu yang lama
tersebut seharusnya memang digunakan untuk mempersiapkan berbagai hal, jadi tidak usah
mengejar waktu yang sangat singkat, sehingga jika semuanya sudah siap maka guru yang harus
beradaptasi dengan kurikulum baru dan melalui pelatihan yang efektif. Buku juga seharusnya
tidak dicetak terlebih dahulu sebelum, perencanaan benar-benar siap, sehingga meminimalisir
kerugian anggaran. Kurikulum memang bersifat dinamis dan harus berubah akan tetapi dalam
perubahannya harus tetap melihat kebutuhan pelanggan, agar mencegah berbagai
permasalahan yang akan terjadi kedepannya.