Anda di halaman 1dari 2

Surat Keterangan Kronologis Kematian

Pada hari Senin tanggal 10 Mei 2002 1 istri saya merasa mual-mual, terasa
mau muntah sesekali ada batuk, sampai malam hari mual-mual tersebut masih ada,
pada jam 4 pagi dini hari (ba'da sahur) saya bawa ke klinik, dan ditangani pada jam
6 pagi, dan langsung di infus pada hari Selasa sampai malam Rabu (tanggal 12 Mei
2021) pada pagi harinya dokter memperbolehkan pulang karena mual-mual dan
batuknya sudah berkurang. Saya dan istri pulang kerumah karena pada esok
harinya mau melaksanakan hari raya idul Fitri (1443 H).

Keesokan harinya istri saya melaksanakan salat hari raya idul Fitri yang
dilaksanakan di mushola di depan rumah. Istri saya duduk-duduk di depan rumah
dan bersalaman dengan sanad saudara. Keesokan harinya saya dan istri
menyempatkan untuk berziarah ke makam orang tua yang ada di Serang pada hari
Jumat, sempat bertemu dengan keluarga (adik-adik dan saudara-saudaranya).
Malam harinya pulang dan sampai di rumah (kp.bugel) jam 21.00 WIB. Akhirnya
istirahat semalam (tidur), memang pada malam itu tidurnya gelisah (karena
dibadannya terasa sakit). Saya ajak ke rumah sakit tetapi ia tidak mau. Akhirnya
istri saya agak lelap tidurnya 04.00-05.30 subuh, esok harinya biasa bangun pagi
dan melaksanakan shalat subuh dan biasa langsung ke depan rumah untuk
berjemur, iya duduk-duduk sambil berjemur saya belikan makanan (sarapan)
langsung sarapan sambil bercanda-canda dengan saya dan anak-anak. Saya merasa
senang pada saat itu karena ia mau makan banyak. Pada jam 10.00 WIB ia tiduran,
jam 12.00 bangun untuk melaksanakan shalat Dzuhur ia ke kamar mandi dan
langsung berwudhu saya tuntun dan ikuti dibelakangnya, karena takut jatuh, ia
duduk dikasur katanya sholatnya mau sambil duduk saja. Saya ambilkan mukena,
saya kasih mukena tersebut, saya ke dapur menyalakan kompor gas untuk
menghangatkan sayur untuk makan siang, selang 2-3 menit terdengar panggilan
"abaaah" dengan suara agak kencang. Langsung saya datangi istri saya, ia sudah
tiduran di bantal, tetapi sorat matanya sudah berbeda saya angkat dan saya pangku
saya panggil anak terakhir (pia) . Hanya dengan dua helaan nafas istri saya sudah
tidak ada. Baru saya suruh panggil anak-anak dan saudara handai taulan, karib
kerabat mereka berdatangan. Pada akhirnya saya dan anak-anak harus merelakan
kepergiannya karena ini sudah takdir dari Allah SWT. Tentu kami berharap
semoga almarhumah diterima iman Islamnya dan diampuni segala kesalahannya,
dan ditempatkan di surganya Allah SWT. Aamiiin

Tangerang 17 Mei 2021

Yang memberikan kesaksian yaitu suami dari almarhumah, anak ketiga, dan adik
kandung dari suami
Saksi 1 Saksi 2 Saksi 3

Anharudin Siti Sapiaturohmah Akhyar


(Suami) (Anak kandung) (Adik dari suami)

Anda mungkin juga menyukai