Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sangkala Fajar

Nim 101119120863
Jadwal : Kamis, 18.30
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran 2
MANAJEMEN PEMASARAN II TUGAS SESI 4
1. Menurut Kotler & Keller (2016; p324) menyatakan bahwa ekuitas merek (brand equity) adalah
nilai tambah yang diberikan produk dan jasa kepada konsumen. Jelaskan maksud pernyataan
tersebut dan berikan contohnya!
Jawab :
Hal ini merupakan cerminan cara seorang konsumen dalam berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap
hubungannya dalam brand, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.
Oleh karena itu merek yang memiliki ekuitas apabila konsumen atau pelanggan telah mengenal atau
pernah mendengar merek tersebut.
2. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) unsur utama dari ekuitas merek berbasis pelanggan (customer
based brand equity)! berikan contohnya masing – masing !
Jawab :

1) Ekuitas merek timbul dari perbedaan dalam respons konsumen. Jika tidak ada perbedaan terjadi,
produk merek-nama adalah dasarnya komoditas, dan persaingan mungkin akan didasarkan pada harga
2) Perbedaan dalam respons adalah hasil dari pengetahuan merek konsumen, semua pikiran, perasaan,
gambar, pengalaman, dan keyakinan yang terkait dengan merek. Merek harus menciptakan asosiasi merek
yang kuat, menguntungkan, dan unik dengan pelanggan, seperti halnya Toyota (keandalan), Hallmark
(perhatian), dan Amazon.com (kenyamanan dan banyaknya pilihan).
3) Ekuitas merek tercermin dalam persepsi, preferensi, dan perilaku yang terkait dengan semua aspek
pemasaran merek. Merek yang lebih kuat mendapatkan pendapatan yang lebih besar.
3. Brand Asset Valuator (BAV), merupakan model ekuitas merek dengan cara membandingkan
ekuitas merek dari ribuan merek dengan kategori berbeda berdasarkan (Gambar 1).
Jawab :
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa ekuitas sebuah merek dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran terhadap :
(1) Diferensiasi energi, mengukur sejauh mana suatu merek dipandang berbeda dari yang lain kekuatan
harga.
(2) Relevansi, mengukur kesesuaian dan luasnya daya tarik merek.
(3) Esteem, mengukur persepsi tentang kualitas dan loyalitas, atau seberapa baik merek itu dihargai dan
dihormati.
(4) Pengetahuan, mengukur seberapa sadar dan akrab konsumen dengan merek dan kedalaman
pengalaman mereka terhadap sebuah merek.
Diferensiasi dan relevansi dalam sebuah merek akan menentukan kekuatan merek sebagai indikator utama
yang memprediksi nilai 7 pertumbuhan di masa depan. Adapun esteem dan pengetahuan terhadap sebuah
merek secara bersama-sama menciptakan status merek, sebagai ukuran dari kinerja masa lalu dan
indikator yang tertunda dari nilai operasi saat ini. Hubungan di antara dimensi-dimensi yang terdapat
dalam penilai asset sebuah merek (brand asset valuator) ini, menjadi sebuah "pola pilar" merek yang
mengungkapkan banyak hal tentang arus merek dan status masa depan. Kekuatan merek dan status merek
bergabung membentuk jaringan yang menggambarkan tahapan dalam siklus pengembangan merek di
masa depan.
Menurut analisis BAV, konsumen memusatkan kesetiaan dan daya beli pada sebuah merek yang memiliki
tingkat diferensiasi dan relevansi yang akan berdampak terhadap kinerja sebuah merek sehingga
memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai