Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Aktivitas Enzim


Berikut adalah grafik pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim
pada variabel 1, variabel 2, variabel 3, dan variabel 4 berdasarkan data hasil
percobaan pada praktikum isolasi enzim.

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Waktu Inkubasi terhadap Aktivitas Enzim


Berdasarkan gambar 4.1 aktivitas enzim pada t = 10 menit pada variabel 1,
variabel 2, variabel 3, dan variabel 4 sebesar 1,6 unit/ml.menit, 1.53
unit/ml.menit, 4,16 unit/ml.menit, dan 4,31 unit/ml.menit. Aktivitas enzim
pada t = 20 menit pada variabel 1, variabel 2, variabel 3, dan variabel 4
sebesar 2,01 unit/ml.menit, 2,15 unit/ml.menit, 2,57 unit/ml.menit, dan 2,64
unit/ml.menit. Aktivitas enzim pada t = 30 menit pada variabel 1, variabel 2,
variabel 3, dan variabel 4 sebesar 2,18 unit/ml.menit, 2,18 unit/ml.menit, 2,04
unit/ml.menit, dan 2,18 unit/ml.menit. Aktivitas enzim pada t = 40 menit pada
variabel 1, variabel 2, variabel 3, dan variabel 4 sebesar 2,27 unit/ml.menit,
2,47 unit/ml.menit, 1,91 unit/ml.menit, dan 1,94 unit/ml.menit.
Dari data hasil percobaan pada gambar 4.1 terlihat bahwa pada variabel 1
dan variabel 2 aktivitas enzim meningkat seiring dengan waktu inkubasi
dengan aktivitas enzim paling besar pada saat t = 40 menit dan aktivitas enzim
paling kecil pada saat t = 10 menif. Sedangkan, pada variabel 3 dan variabel 4
aktivitas enzim menurun seiring dengan waktu inkubasi dengan aktivitas
enzim paling besar pada saat t = 10 menit dan aktivitas enzim paling kecil
pada saat t = 40 menit. Berdasarkan literasi, aktivitas enzim nilainya akan
berbanding lurus seiring lamanya waktu inkubasi dan berbanding terbalik
ketika sudah mencapai waktu optimum inkubasi. Namun waktu inkubasi 30
menit memiliki pengaruh paling signifikan dan merupakan waktu inkubasi
optimum. (Adam & Shovitri, 2013).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan yang penulis
dapatkan sudah sesuai teori pada variabel 1 dan variabel 2, hal ini dikarenakan
nilai aktivitas enzim semakin besar seiring lamanya waktu inkubasi hingga t =
40 menit. Sedangkan pada variabel 3 dan variabel 4 hasil yang didapatkan
tidak sesuai dengan teori dimana nilai aktivitas enzim semakin kecil seiring
lamanya waktu inkubasi. Hal ini disebabkan karena enzim merupakan protein
yang sensitif terhadap kerusakan akibat paparan lingkungan, seperti suhu,
cahaya atau bahan kimia yang berinteraksi langsung dengan enzim. Dalam
praktikum ini, penambahan starter akan mempengaruhi aktivitas enzim,
dimana starter yang digunakan mengandung bahan kimia, contohnya urea
(CO(NH2)2). Kecenderungan media akan semakin asam dengan rentang pH
sebesar 3,5 – 4,5 hal ini disebabkan karena amonia yang digunakan sel khamir
sebagai sumber nitrogen diubah menjadi NH4+. Molekul NH4+ akan
menggabungkan diri ke dalam sel sebagai R-NH3. Dalam proses ini H+
ditinggalkan dalam media, sehingga semakin lama waktu inkubasi semakin
rendah pH media (Judoamidjojo dkk., 1989 dalam Wahono dkk,. 2011).
Sedangkan pH optimum untuk enzim selulosa adalah 5,0 – 9,0. Sehingga
kondisi pH yang tidak sesuai akan merusak enzim selulosa dan menurunkan
aktivitas enzim (Wahono dkk, 2011).

Dafpus
Wahono et al. 2011. Laju Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae Pada Proses
Fermentasi Pembentukan Bioetanol Dari Biji Sorgum (Sorghum bicolor L.).
Makalah. Dalam: Seminar Rekayasa Kimia dan Proses di UPT BPPTK-LIPI,
26 Juli 2011.
Adam & Shovitri. 2013. Pengaruh Waktu dan pH Inkubasi Terhadap Aktivitas
Enzim Keratinase dari Isolat Bacillus SLII-I [paper]. Surabaya (ID): Institut
Teknologi Sepuluh November.

Anda mungkin juga menyukai