Anda di halaman 1dari 2

Name : Zikri nanda

Nim : 2137087
Study Progra : Informatics Engineering
Matkul : English

atau sekolah yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung
stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya
kurang stabil atau kurang kontrol maka perkembangan emosi anak cendrung kurang stabil atau
tidak sehat (Masganti, 2010).
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku peserta didik, dalam hal ini
termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif seperti perasaan senang bergairah, bersemangat,
atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi peserta didik untuk mengonsentrasikan
dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif
berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negatif, seperti perasaan tidak
senang, kecewa, tidak antusias, maka proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam
arti peserta didik tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kermungkinan
besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
Mengingat hal tersebut, maka guru harus mempunyai kepedulian untuk menciptakan suasana
proses pembelajaran yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar peserta
didik secara efektif. Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif itu adalah sebagai berikut.
1) Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap
ramah, bersahabat, tidak galak.
2)Memperlakukan peserta didik sebagai peserta didik yang
mempunyai harga diri, seperti guru menghargai pribadi, pendapat, dan hasil karya peserta didik,
dan ti- dak mencemoohkan atau melecehkan pribadi, pendapat, dan hasil karya peser- ta didik,
serta tidak menganak-emaskan atau menganaktirikan peserta didik.
3) Memberikan nilai secara adil dan objektif.
4) Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat.
Emosi peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya karena adanya perbedaan jenis kelamin,
usia, lingkungan, pergaulan, dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosi tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik, dan bangsa.
Perkembangan emosi juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut, dan
faktor-faktor eksternal yang sering tidak dikenal sebelumnya oleh peserta didik yang sedang
tumbuh. Sering juga adanya tindakan orang tua atau guru yang tidak dapat mempengaruhi secara
baik perkembangan emosional peserta didik, misalnya, sangat memanjakan peserta didik, terlalu
banyak melarang karena terlalu mencintai peserta didiknya, dan lain-lain. Demikian juga, sikap
orang tua yang sangat , suka menekan, dan selalu menghukum peserta didik meskipun peserta
didik membuat kesalahan sepele, juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional peserta
didik.
or schools where the emotional atmosphere is stable, then the child's emotional development
tends to be stable or healthy. However, if the parents' habits in expressing their emotions are less
stable or lack of control, the child's emotional development will be less stable or
unhealthy (Masganti, 2010).
Emotions are the dominant factor that influences the behavior of students, in this case it also
includes learning behavior. Positive emotions such as feelings of excitement, excitement, or high
curiosity will influence students to concentrate themselves on learning activities, such as
paying attention to teacher explanations, reading books, actively discussing, doing
assignments
or homework, and discipline in studying.
On the other hand, if what accompanies the learning process is negative emotions, such as
feelings of displeasure, disappointment, disenthusiasm, then the learning process will experience
obstacles, in the sense that the learner cannot focus his attention on learning, so that he will
experience great failure in
learn it.
In view of this, teachers must have concerns to create an atmosphere of learning process that is
pleasant or conducive to the creation of an effective student learning process. The efforts
that can be taken by teachers in creating a conducive learning atmosphere are as follows.
1) Develop a classroom climate that is free from tension, such as teachers being friendly,
friendly, not fierce.
2) Treating learners as self-esteemed learners, such as teachers respecting learners'
personalities, opinions, and work, and not mocking or harassing learners' personalities,
opinions, and work, and not disputing or encouraging learners.
3) Provide value fairly and objectively.
4) Create orderly, clean, and healthy classroom conditions.
The emotions of students are different from one another because of differences in sex, age,
environment, association, and coaching of parents and teachers in schools. These differences in
emotional development can also be seen based on race, culture, ethnicity, and nation.
Emotional development can also be influenced by the presence of anxiety disorders, fear, and
external factors that are often previously unknown to growing learners. There are also often
actions of parents or teachers that cannot properly affect the emotional development of
students, for example, very indulgent students, too much prohibition because they love their
students too much, and others. Likewise, the attitude of parents who are very harsh, like to
suppress, and always punish learners even if learners make trivial mistakes, can also affect the
emotional balance of learners.

Anda mungkin juga menyukai