Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TELAAH KIMIA

KELOMPOK 5

KIMIA UNSUR

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Fani Faren Lamusa A25121011


Susi Elisiawati Ali A25121030
Andini A25120034
ZAENAB A25120048
Eyby mayu tumanggor A25118057
Aldi A25120057
Sabrina A25121063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TADULAKO

PALU 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat rahmat, dan anugerah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun Makalah ini
dengan judul “Kimia Unsur”yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah
Kimia Sekolah.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara
moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.

Palu, 15 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode Pembelajaran Problem Based Elearning

2.2 Bahan Ajar

2.3 Uraian Materi

2.4 Masalah-Masalah

2.5 Latihan Soal

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia
dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia.

Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa,
banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur
logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai
alat, bahan dasar, maupun sumber energi.

Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan
teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.

Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya
adalah besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun,
karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk
senyawanya.

Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur- unsur


kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur
bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam
dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya
logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-
gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih
logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan
pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat,
silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam
mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di
lapisan atmosfer.

Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda
yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur
bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain
memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara
mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur
tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan
mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa apa model pembelajaran yang digunakan?

2. Bagaimana gambaran terkait materi Kimia Unsur?

3. Apa saja masalah-masalah yang berkaitan dengan materi Kimia Unsur?

4. Bagaimana contoh-contoh soal HOTS terkait materi Kimia Unsur?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui model pembelajaran yang cocok digunakan dalam materi Kimia
Unsur.

2. Untuk mengetahui secara ringkas mengenai materi Kimia Unsur.


3. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang berkaitan dengan materi Kimia
Unsur.

4. Untuk mengetahui soal-soal HOTS yang cocok untuk materi Kimia Unsur.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada
era globalisasi saat ini. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata
bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan
dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses


pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut
siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang
sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata


sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem Based Learning
diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang
dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis,
kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta
kecakapan pencarian dan pengolahan informasi (Amir, 2007).

 Karakteristik Model Problem Based Learning


Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu
dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arends (Trianto,
2007), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan
model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari
pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami
siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

4. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus
mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan
waktu, ruang, dan sumber yang tersedia.
5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai
pemecah masalah dan guru sebagai pembuat masalah.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Masalah yang diajukan hendaknya
melibatkan berbagai disiplin ilmu.

c. Penyelidikan autentik (nyata) Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan


merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat
kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya Siswa bertugas menyusun hasil


belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.

e. Kolaboratif Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah


diselesaikan bersama-sama antar siswa.
 Tahap-Tahap dalam Problem Based Learning
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :
 Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada
tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
 Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
 Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
 Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
 Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan
yang mereka lakukan. (Trianto, 2007).
Kelima tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan model Problem Based Learning
ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui tabel 2.1 yang dapat dilihat di bawah
ini :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru

Guru menjelaskan tujuan


Tahap 1 pembelajaran, menjelaskan logistik
Orientasi peserta didik pada masalah yang diperlukan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah.
Guru membagi siswa ke dalam
Tahap 2 kelompok, membantu siswa
Mengorganisasi peserta Didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah.
Guru mendorong peserta didik
Tahap 3 untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan individu dibutuhkan, melaksanakan eksperimen
maupun kelompok dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah

Guru membantu siswa dalam


Tahap 4 merencanakan dan menyiapkan laporan,
Mengembangkan dan menyajikan hasil dokumentasi, atau model, dan
membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
Tahap 5 Guru membantu siswa untuk
Menganalisis dan mengevaluasi proses dan melakukan refleksi atau evaluasi
hasil pemecahan masalah terhadap proses dan hasil penyelidikan
yang mereka lakukan.

 Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning


a. Kelebihan Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu,
PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil maupun proses belajarnya.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia (Sanjaya, 2007).
b. Kelemahan Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki
kelemahan, diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).
2.2 Bahan Ajar

KI1: Kompetensi inti sikap spiritual sikap yang berkaitan dengan pembentukan
peserta didik untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sikap ini ditunjukan dengan melakukan ibadah.

KI2:Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect


teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

2.3 Uraian Materi

Kimia Unsur
 Kelimpahan Gas Mulia Unsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik terletak
golongan VIIIA, yang meliputi: Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton
(Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Sesuai dengan namanya, unsur-unsur gas
mulia memiliki elektron valensi penuh sehingga di alam tidak ditemukan dalam
bentuk senyawa, melainkan dalam bentuk atom-atomnya, dikatakan sebagai unsur
bebas. Meskipun demikian pada tahun 1962, H.Bartlett berhasil mensintesa
senyawa gas mulia yang pertama, yaitu XePtF6 (xenon heksa fluoro platinat IV)
dengan mereaksikan unsur Xe dengan PtF6 (platina fluorida). Sejak saat itu
bebagai senyawa gas mulia berhasil dibuat.
 Kelimpahan Halogen Unsur golongan halogen sangat reaktif, sehingga di alam
hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Halogen berasal dari bahasa Yunani
dari kata halo yang berarti garam, karena umumnya ditemukan dalam bentuk
garam anorganik. Kelimpahan unsur-unsur halogen ini banyak terdapat di lautan.

UNSUR KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA HALOGEN DI ALAM


Fluorin CaF2(Fluorspar), Na3AlF6 (Kriolit), Ca5 (PO4)3 F (Fluoroapatit)
Klorin Garam NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2 dalam air laut. Setiap 1 kg air
laut mengandung sekitar 30 gram NaCl, sedangkan dalam kerak bumi
sekitar 0,2%
Bromin Terdapat dalam senyawa logam bromide pada air laut mati, kadarnya
sekitar 4.500 - 5.000 ppm
Iodin Pada senyawa NaIO3 (Natrium iodat) yang bercampur dengan
deposit NaNO3 di daerah Chili Pada larutan garam bawah tanah di Jepang
dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm Pada sumber air di daerah
Watudakon (Mojokerto) Jatim juga mengandung yodium dengan kadar
cukup tinggi Di dalam beberapa jenis lumut, ganggang laut
Astati Jumlahnya pada kerak bumi sangat sedikit, kurang dari 30
sebab unsur ini bersifat radioaktif

 Kelimpahan Alkali Unsur logam alkali terletak pada golongan IA dalam sistem
periodik unsur. Unsur logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga hanya kita
jumpai dalam bentuk senyawanya di alam. Salah satu unsur alkali yang banyak di
alam adalah Natrium dalam bentuk ion Na+ yang banyak ditemukan di dalam air
laut dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari contohnya sebagai garam
dapur (NaCl).

UNSUR KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA LOGAM ALKALI DI


ALAM
Litium Sebagai mineral silikat, spodumen {LiAl(SiO3)2} dan lepidolit
{Li2Al2(SiO3)3FeOH2}
Natrium Sebagai NaCl banyak terdapat dalam air laut, borak
(Na2B4O7.10H2O), trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), saltpeter
(NaNO3) dan mirabilit (Na2SO4).
Kalium Sebagai sylvit (KCl), sylvinite (campuran KCl dan NaCl), karnalit
(garam rangkap KCl.MgCl2.6H2O).
Rubidium Sebagai pengotor dalam lepidolit (Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3)
Sesium Sebagai pollusit (Cs4Al4Si9O26.H2O)
Fransium Sedikit sekali, berasal dari peluruhan Aktinium (Ac). Bersifat
radioaktif dengan waktu paruh 21.8 menit.

 Kelimpahan Alkali Tanah Unsur golongan alkali tanah terletak pada golongan IIA
dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur logam alkali tanah hanya ditemukan di
alam dalam bentuk senyawa karena bersifat reaktif. Berilium ditemukan dalam
bentuk mineral yang disebut beril dan magnesium ditemukan dalam mineral
laut seperti dolomit.

UNSUR KELIMPAHAN MINERAL/SENYAWA LOGAM ALKALI TANAH


DI ALAM
Berilium Sebagai beril (Be3Al2Si6O18), dan fenakit (Be2SiO4)
Magnesium Sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), kieserit
(MgSO4.H2O), karnalit (KCl.MgCL2.6H2O), krisotil (Mg3(OH)4Si2O5)
(asbestos), dan mika K+[Mg3(OH)2(AlSi3P10]
Kalsium Sebagai batu kapur (CaCO3), gips (CaSO4.2H2O), fluoroapatit
{3(Ca3(PO4)2.CaF2}, fluorit (CaF2)
Stronsium Sebagai selestit (SrSO4) dan stronsianit (SrCO3)
Barium Sebagai barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3)
Radium Hanya sedikit terdapat di alam dan merupakan peluruhan dari
pitchblende atau uraninite (U3O8)
1. Unsur Xe merupakan golongan gas mulia yang sukar berikatan dengan unsur
Namun, seiring berkembangnya teknologi, ternyata dapat dibuat senyawa dari unsur
Xe dengan unsur paling elektronegatif F yaitu XeF4. Geometri dan tipe hibridisasi
pada molekul XeF4 adalah .... (NA Xe:54, F:9)

A. Segi empat planar, sp3d2

B. Tetrahedron, sp3d

C. Segi empat planar, sp2d

D.Tetrahedron, sp3

E. Bipiramida trigonal, sp3

2. Suatu sel elektrokimia dengan elektrode Zn dan Ag pada keadaan standar


menghasilkan arus 0,75 A selama 321 menit. Diketahui nilai

E0 Zn2+ I Zn = - 0,76 V

E0 Ag+ I Ag = + 0,8 V

Maka pengurangan massa di anoda adalah .... gram (F = 96.500 C)

A. 3,250
B. 4,875

C. 6,321

D. 10,850

E. 13,106
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu


jenis model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek)
untuk menghasilkan suatu produk.

3.2 Saran

Demikian makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi isi
atau penyampaiannya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas

Satuan Pendidikan : SMA SWASTA HARAPAN MEDAN

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Materi Pokok/Topik : Kimia Unsur/Gas Mulia

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. Kompetensi Inti

KI sikap spiritual (KI-1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya.

KI sikap sosial (KI-2) : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa da lam pergaulan dunia.

KI pengetahuan (KI-3) : Memahami, menerapkan, menganalisis dan


mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

KI keterampilan (KI-4) : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam


ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar

Ranah KD Deskripsi KD (Kompetensi Dasar)


Sikap 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran,
cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan
perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan
membuat keputusan Pengetahuan
Pengetahuan 3.7 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan
sifat fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses
pembuatan unsur-unsur golongan utama (gas mulia,
halogen, alkali dan alkali tanah, periode 3)
3.8 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisik
dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses pembuatan
unsur periode 3 dan unsur golongan transisi (periode 4)

Keterampilan 4.7 Menyajikan data hasil penelusuran


informasi sifat dan pembuatan unsur-unsur golongan
utama (halogen, alkali, dan alkali tanah)
4.8 Menyajikan data hasil penelusuran informasi sifat
dan pembuatan unsur-unsur Periode 3 dan unsur
golongan transisi (periode
4)

D. Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran

Rumusan Indikator Pencapaian Rumusan Tujuan Pembelajaran


Kompetensi (IPK)
3.7.1. Menganalisis kelimpahan Peserta didik dapat menganalisis
unsurunsur gas mulia di alam kelimpahan unsur-unsur gas mulia di alam
berdasarkan tabel data kelimpahan unsur gas
mulia dengan tepat.
3.7.2. Menganalisis kecenderungan sifat Peserta didik dapat menganalisis
fisik dan sifat kimia unsur-unsur gas kecenderungan sifat periodik, fisik dan sifat
mulia kimia unsur-unsur gas mulia berdasarkan
grafik dengan tepat
4.7.1. Menyajikan data hasil penelusuran Peserta didik dapat menyajikan data hasil
informasi sifat dan pembuatan unsur gas penelusuran informasi sifat dan pembuatan
mulia unsur gas mulia berdasarkan data dengan
tepat

E. Materi Pembelajaran

 Fakta: Manfaat unsur-unsur gas mulia dalam kehidupan sehari-hari


 Konsep:
1) Sifat fisika (titik didih, titik beku, massa jenis)
2) Sifat periodik (jari-jari atom, energi ionisasi, keelektronegatifan,
keelektropositifan)
3) Sifat kimia (kereaktifan, reduktor, oksidator)
4) Struktur atom
5) Sistem periodik unsur
 Prosedur: Langkah-langkah pembuatan unsur gas mulia

F. Strategi Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Problem Based Learning

Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Sintak Model Pada Uraian Kegiatan dicantumkan Pendekatan Saintifik Alokasi
Pembelajaran dan Kecakapan abad 21 Waktu
 Mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa 15
Orientasi  Mengajak semua siswa berdo’a (Religious) menit
 Melakukan pengecekan kehadiran siswa

• Apersepsi (Reading to learn):


 Guru mengajak siswa untuk membaca bahan ajar
tentang gas mulia
 Siswa menemukan dan menandai kata kunci yang
Apersepsi diperolehnya dari bahan ajar serta menyampaikan kata
kunci yang diperolehnya

• Memberi motivasi belajar peserta didik


 Memberikan apresiasi kepada siswa yang berani
Motivasi mengemukakan pendapatnya
 Membagikan angket motivasi ke siswa melalui
google form

 Menjelaskan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar


Pemberian yang akan dicapai
acuan  Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
 Menginformasikan ke siswa agar selalu aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan

Kegiatan Inti
Mengamati (Observing) 60
Orientasi  Menampilkan video pembelajaran mengenai gas Menit
siswa pada mulia https://www.youtube.com/watch?
masalah v=_LKUWwGd Zk&t=33s
https://www.youtube.com/watch?v=tXy9akPUfU
M
 Guru bertanya pada siswa fenomena yang mirip
dengan peristiwa di dalam video

Menanya (Questioning)
 Memberikan pertanyaan kepada siswa, bagaimana
menganalisis unsur-unsur gas mulia berdasarkan
sifat fisika dan kimia
 Memberikan permasalahan kepada siswa
berkaitan dengan identifikasi melalui penayangan
media pembelajaran yang diberikan kepada siswa

Mengorganisasikan peserta didik


Mengorganisa  Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
sikan peserta belajar
didik  Membagi siswa secara heterogen ke dalam 8
kelompok untuk melakukan diskusi,
masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang
 Peserta didik menerima LKPD gas mulia

Mengumpulkan Informasi (Experimenting)


 Melibatkan siswa untuk mencari informasi yang
luas terkait gas mulia dari bahan ajar yang telah
Membimbing
siswa untuk dibagikan di awal pembelajaran
melakukan  Mengarahkan siswa untuk melakukan kajian teori
penyelidikan atas permasalahan yang diungkapkan dengan
memanfaatkan media berupa video pembelajaran
di atas dan bahan ajar
 Melakukan pemantauan kepada setiap kelompok
untuk mengetahui hambatan belajar yang mungkin
dialami oleh setiap kelompok dalam mengerjakan
tugas
Mengembangk  Membimbing siswa dalam LKPD
an dan
menyajikan Menalar/Mengasosiasi (Association)
hasil  Siswa mengasosiasikan informasi yang diperoleh
untuk menyelesaikan masalah di LKPD

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Menunjuk 4 kelompok untuk mempresentasikan
LKPD kelompoknya serta kelompok lain memberikan
pertanyaan / tanggapan / saran
 Mengamati jalannya proses presentasi dan
memfasilitasi siswa dalam presentasi hasil diskusi
Menganalisis kelompok
dan
mengevaluasi Mengevaluasi
proses  Memberikan penguatan terhadap jawaban yang
pemecahan berkembang dalam diskusi tersebut
masalah  Memberikan evaluasi berupa kuis singkat melalui
google form
Penutup
 Menarik kesimpulan 15
 Memberikan umpan balik dalam terhadap proses dan Menit
hasil pembelajaran
 Memberikan tugas rumah untuk siswa
 Menginformasikan rencana kegiatan untuk
pertemuan berikutny

H. Penilaian Hasil Pembelajaran (Sikap,Pengetahuan dan Keterampilan)

Aspek Teknik Penilaian Instrumen Penilaian Pedoman Penilaian


Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi Rubrik penilaian sikap
Pengetahuan Tes objektif Soal Pilihan Ganda Panduan skoring
Keterampilan Observasi Lembar unjuk kerja Rubrik penilaian
kelompok keterampilan

I. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media Pembelajaran : LKPD, PPT

2. Alat Pembelajaran : Laptop, Infocus, Papan Tulis, Spidol

3. Sumber Pembelajaran :

1. Buku Paket Kimia SMA Kelas XII


▪ Purba, Michael. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

▪ Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. KIMIA 3 Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

▪ Utami, Budi, dkk. 2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu
Alam. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional

2. Modul kimia unsur (pdf)


https://julitriantoro.web.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/sites/605/2019/09/Kimia_12
_3_Kimia_Unsur.pdf

3. Jurnal

 Layly. 2021. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kimia Unsur
Kelas XII IPA 1 dengan Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping
Berbantuan Mind Maple Lite. Jurnal Pendidikan dan Budaya Warta
Pendidikan, Vol. 5, No. 4
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/99210887629375816
 Gusti, A. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dengan Materi Pokok
Kimia Unsur Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning. JP2, Vol. 2, No. 1
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/17607/10560

Anda mungkin juga menyukai