Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOGRAFI EKONOMI

“ PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL


REGIONAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN
GEOGRAFI EKONOMI”

Dosen Pengampu:

Aai Mustika, S.Pd., M.M.


Oleh:

Mhd Zainuddin : 12111311099

Winda Asmarani : 12111321962

Rihadatul Aisy : 12111321302

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


PEKANBARU 1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pertumbuhan Ekonomi Spasial
Regional Dan Hubungannya Dengan Geografi Ekonomi, ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Geografi Ekonomi
yang di bimbing oleh Bapak Aai Mustika, S.Pd., M.M. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional Dan Hubungannya Dengan
Geografi Ekonomi, ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional Dan
Hubungannya Dengan Geografi Ekonomi, ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Pekanbaru, 16 Mei 2022


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional ................................................................ 3


B. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional Dengan Geografi Ekonomi .. 8
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………………..17

SARAN…………………………………………………………………………………...17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut (Bintarto, 1981), geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala
di permukaan bumi, baik secara fisik maupun menyangkut makhluk hidup beserta
permasalahannya. Konteks geografi dengan pendekatan kompleks wilayah (Geography
Analysis) dan spasial menjadi bagian analisis untuk melihat perkembangan suatu
wilayah dan selanjutnya akan dijadikan sebagai analisis pertumbuhan dalam konteks
(Regional Approach). Sehingga muncul analisis baru dalam konteks geografi ekonomi
yang akan menjelaskannya sebagaimana disebutkan (Tarigan, 2003) yang menjelaskan
bahwa dalam konteks ilmu geografi ekonomi (Economic Geography) pola terjadinya
adalah dengan adanya aktivitas ekonomi yang dapat menunjukkan keberadaan suatu
kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya berinteraksi atas kegiatan
tersebut dan gejala-gejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau
lokasi sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada yang dicapai
pada masa sebelumnya (Dewi et al., 2013). Umumnya pertumbuhan ekonomi diukur
dengan pertambahan PDB atau PDRB.Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi
menggunakan PDB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar tertentu untuk
mengeliminasi faktor kenaikan harga. Suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan jika tingkat kegiatan ekonomi yang di capai lebih tinggi dari tahun
sebelumnya (Ma’ruf & Wihastuti, 2008) Sumatera barat salah satu provinsi di sumatera
yang memiliki perekonomian secara bertahap mulai bergerak setelah mengalami
tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut.
Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, di mana pertumbuhan ekonomi
hanya mencapai 0,90%.
Namun kini perekonomian Sumatra Barat telah membaik, dengan tingkat
pertumbuhan di atas rata-rata nasional (Ansofino, 2015). Geografi mempelajari
hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik secara fisik maupun
menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya. Konteks geografi dengan
pendekatan kompleks wilayah (Geography Analysis) dan spasial menjadi bagian
analisis untuk melihat perkembangan suatu wilayah dan selanjutnya akan dijadikan
sebagai analisis pertumbuhan dalam konteks (Regional Approach). Dalam konteks
geografi ekonomi menjelaskan bahwa ilmu geografi ekonomi (Economic Geography)
pola terjadinya adalah dengan adanya aktivitas ekonomi yang dapat menunjukkan
keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya
berinteraksi atas kegiatan tersebut dan gejala-gejala dari suatu kegiatan yang
bersangkutan paut dengan tempat atau lokasi sehingga ditemukan prinsip-prinsip
penggunaan ruang.
Pendekatan keruangan menjadi aspek penting dalam penelitian ini, dengan
mengkaji dan menganalisis karakter pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama dalam
ruang masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Selain itu faktor-
faktor geografis dapat mempengaruhi distribusi keruangan dari perkembangan ekonomi
wilayah, sehingga secara spasial dapat dilakukan analisis lebih mendalam yang disertai
dengan perbandingan antara faktor-faktor ekonomi wilayah yang menjadi basis dalam
kegiatan perekonomian wilayah. Proses perencanaan pengembangan suatu wilayah,
selalu dihadapkan obyek perencanaan yang memiliki sifat keruangan (spasial), oleh
karenanya dalam analisis spasial perencanaan wilayah menjadi sangat penting.
Pendekatan keruangan menjadi aspek penting dalam penelitian ini, dengan mengkaji
dan menganalisis karakter pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama dalam ruang
masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional?
2. Bagaimana Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional Dengan Geografi
Ekonomi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional
Dengan Geografi Ekonomi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampuan orang medapatkannya
terbatas. Ilmu Ekonomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang
dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi
satu wilayah dengan wilayah lain. Sebetulnya sangat sulit meletakkan posisi ilmu
ekonomi regional dalam kaitannya dengan ilmu lain, terutama dengan ilmu bumi
ekonomi (Economic Geography). Hal inilah yang menyebabkan banyak buku ilmu
ekonomi regional tidak memberikan definisi tentang ilmu tersebut. Ilmu bumi ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana
wilayah sekitarnya bereaksi atas kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari
gejala-gejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang yang berlaku umum. Prinsip-
prinsip ini dapat dipakai dalam membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang
wilayah yang efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai.
Hal-hal yang dibahas dalam ilmu bumi ekonomi, antara lain mengenai teori
lokasi. Dengan demikian perlu dipertanyakan apakah ilmu ekonomi regional masih
memiliki bidang yang dapat digarapnya yang berbeda dengan bidang yang telah digarap
oleh ilmu lain. Jawabnya adalah, ya, ilmu bumi ekonomi menggarap kegiatan itu secara
individual, yaitu mempelajari dampak satu atau sekelompok kegiatan di satu lokasi
terhadap kegiatan lain di lokasi lain atau bagaimana kinerja kegiatan di lokasi itu
sebagai akibat dekat atau jauhnya lokasi itu dari lokasi kegiatan lain, tetapi lokasi
tersebut saling berhubungan atau berinteraksi. Ilmu ekonomi regional tidak membahas
kegiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah atau bagian wilayah secara
keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan
bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi
seluruh wilayah.
Baik ilmu bumi ekonomi maupun ilmu ekonomi maupun ilmu ekonomi wilayah
mengenal dan mempergunakan beberapa istilah yang sama, misalnya wilayah nodal,
wilayah homogen, kota dan wilayah belakangnya, tetapi dengan pendekatan yang
berbeda-beda. Masalah yang pelik adalah bahwa para pemikir pertama tentang ekonomi
dan lokasi seperti Von Thunen (18- 26), Weber (1929), Ohlin (1939) dan Losch (1954)
dianggap sebagai pemberi landasan teori, baik bagi ilmu bumi ekonomi maupun bagi
ilmu ekonomi regional. Walaupun begitu, keduanya masih bisa dibedakan, yaitu yang
satu melihatnya dari segi kegiatan individual sedangkan yang lain melihatnya dari segi
wilayah. Kalaupun ada perincian lebih lanjut hanya sebatas sektor (kumpulan kegiatan
sejenis) dan bukan kegiatan individual. Unit analisis ekonomi regional adalah wilayah
ataupun sektor dan bukan kegiatan individual.
1) Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Regional
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan landasan teori yang mampu
menjelaskan korelasi antara fakta-fakta yang diamati, sehingga dapat menjadi
kerangka orientasi untuk analisis dan membuat ramalan terhadap gejala-gejala baru
yang diperkirakan akan terjadi. Dengan makin majunya studi-studi pembangunan
ekonomi, banyak teori telah diintroduksikan. Dalam pembangunan wilayah, banyak
teori dapat digunakan sebagai landasan untuk menjelaskan pentingnya
pembangunan wilayah.
Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumber daya
alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana
pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi
ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan
pembangunan daerah, kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan
lingkungan pembangunan secara luas. Semua faktor di atas adalah penting, tetapi
masih dianggap terpisah-pisah satu sama lain, dan belum menyatu sebagai
komponen yang membentuk basis untuk penyusunan teori pembangunan wilayah
regional secara komprehensif.
Dalam pembangunan ekonomi wilayah (regional) dapat dikemukakan beberapa
teori yang penting, yakni pemikiran-pemikiran menurut beberapa aliran dalam ilmu
ekonomi (misalnya Klasik, Neoklasik, Harrod-Domer, Keynes dan Pasca Keynes),
teori basis ekspor, teori sektor, struktur industri dan pertumbuhan wilayah, dan teori
kausasi kumulatif. Selanjutnya akan dibahas pula teori lokasi dan aglomerasi, teori
tempat sentral, teori kutub pertumbuhan, dan teori pembangunan polarisasi.
1) Teori Pusat-Pelabuhan (Central Place Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Walter Christaller pada tahun 1933 dan
berfokus pada lokasi pusat-pusat ekonomi di suatu wilayah. Menurut teori
ini, pusat-pusat ekonomi, seperti pusat kota atau kota pelabuhan, berfungsi
sebagai titik fokus untuk penyediaan barang dan jasa kepada daerah
sekitarnya. Pusat-pusat tersebut akan tumbuh dan berkembang berdasarkan
prinsip distribusi penduduk dan permintaan pasar.
2) Teori Pertumbuhan Bertumpu (Growth Pole Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Francois Perroux pada tahun 1955 dan
menekankan pentingnya pembangunan kawasan pusat pertumbuhan atau
pusat pertumbuhan ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di
sekitarnya. Menurut teori ini, dengan mengkonsentrasi investasi,
infrastruktur, dan kegiatan ekonomi di daerah tertentu, dapat menciptakan
efek multipel yang akan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih luas di
sekitarnya.
3) Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ini berfokus pada hubungan antara wilayah yang maju
ekonominya (pusat) dengan wilayah yang kurang berkembang (pinggiran)
dalam konteks ekonomi global. Teori ini berargumen bahwa wilayah
pinggiran secara struktural tergantung pada wilayah pusat, yang sering kali
mengakibatkan ketimpangan ekonomi dan pembangunan yang
berkelanjutan.
4) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo dan menyatakan bahwa
setiap wilayah atau negara cenderung memfokuskan pada produksi barang
atau jasa yang memiliki keunggulan komparatif, yaitu kemampuan untuk
memproduksi dengan biaya relatif lebih rendah dibandingkan dengan
wilayah lain. Teori ini berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi regional, di
mana wilayah akan berkembang dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya dan spesialisasi produksi.
5) Teori Klaster (Cluster Theory)
Teori ini menekankan pentingnya keberadaan klaster industri yang
terdiri dari sejumlah perusahaan yang saling terkait dalam suatu wilayah
tertentu. Klaster dapat menciptakan sinergi, inovasi, dan keunggulan
bersaing yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Dalam
klaster, perusahaan dapat berbagi pengetahuan, memanfaatkan keberadaan
rantai pasokan yang kuat, dan memperoleh manfaat ekonomi dari
keberadaan bersama dalam suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi spasial regional merujuk pada perkembangan ekonomi
di suatu wilayah geografis tertentu, seperti negara bagian, provinsi, atau kawasan
tertentu. Ini melibatkan analisis pertumbuhan ekonomi di tingkat regional dan
identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi spasial regional meliputi:
1) Sumber daya alam: Ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya alam di suatu
wilayah dapat menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Misalnya,
wilayah yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, logam, atau hasil
pertanian tertentu dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan karena
eksploitasi dan ekspor sumber daya alam tersebut.
2) Infrastruktur: Kualitas infrastruktur, seperti jaringan transportasi, energi,
komunikasi, dan fasilitas umum lainnya, berperan penting dalam pertumbuhan
ekonomi regional. Infrastruktur yang baik memfasilitasi pergerakan barang dan
jasa, menghubungkan wilayah dengan pasar, dan meningkatkan konektivitas
dengan wilayah lain.
3) Industri dan sektor ekonomi: Kondisi industri dan keberadaan sektor ekonomi
yang kuat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Misalnya, jika suatu
wilayah memiliki sektor manufaktur yang berkembang, sektor jasa yang maju, atau
sektor teknologi yang inovatif, ini dapat memberikan sumber pertumbuhan
ekonomi yang signifikan.
4) Investasi dan kebijakan pemerintah: Tingkat investasi dalam infrastruktur,
pendidikan, riset dan pengembangan, serta kebijakan pemerintah yang mendukung
pertumbuhan ekonomi regional dapat memainkan peran penting. Insentif fiskal,
pemotongan pajak, dan program pengembangan ekonomi khusus dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
5) Tenaga kerja dan pendidikan: Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dan
pendidikan yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi
regional. Wilayah dengan populasi terdidik dan keterampilan yang baik dapat
menarik investasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan
sektor-sektor ekonomi yang membutuhkan keterampilan tinggi.
6) Hubungan perdagangan dan pasar: Akses ke pasar regional, nasional, dan
internasional dapat memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Wilayah yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan wilayah
lain atau memiliki akses ke pasar yang besar dapat mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat.
Pertumbuhan ekonomi spasial regional merupakan studi yang kompleks dan
melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Untuk mengembangkan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan di suatu wilayah, penting untuk mempertimbangkan dan
mengelola faktor-faktor ini dengan bijak.
B. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Spasial Regional Dengan Geografi Ekonomi
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi spasial regional dengan geografi
ekonomi sangat erat. Geografi ekonomi mempelajari bagaimana faktor geografis
memengaruhi distribusi ekonomi, perkembangan wilayah, dan interaksi antara lokasi
dan kegiatan ekonomi. Berikut adalah beberapa aspek hubungan antara pertumbuhan
ekonomi spasial regional dan geografi ekonomi:
1) Lokasi dan Aksesibilitas: Geografi fisik suatu wilayah, seperti topografi, iklim,
dan aksesibilitas, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional. Wilayah
yang memiliki akses yang baik ke jaringan transportasi dan infrastruktur yang
efisien cenderung lebih menarik bagi investasi dan dapat mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat.
2) Sumber Daya Alam: Geografi ekonomi mempertimbangkan peran sumber daya
alam dalam pertumbuhan ekonomi regional. Wilayah yang kaya akan sumber daya
alam, seperti pertanian yang subur, ladang minyak, atau deposit mineral, dapat
memberikan keuntungan komparatif yang signifikan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi di wilayah tersebut.
3) Spesialisasi Regional: Geografi ekonomi mempelajari pola spesialisasi regional,
di mana wilayah tertentu cenderung mengkhususkan diri dalam produksi atau sektor
ekonomi tertentu. Pertumbuhan ekonomi spasial regional dapat dipengaruhi oleh
keunggulan komparatif suatu wilayah dalam sektor-sektor tertentu, yang sering kali
berkaitan dengan faktor geografis, seperti kondisi iklim yang cocok untuk pertanian
atau keberadaan sumber daya alam tertentu.
4) Klaster Industri: Konsep klaster industri dalam geografi ekonomi adalah bahwa
keberadaan sekelompok perusahaan yang saling terkait dalam suatu wilayah
tertentu dapat memberikan keuntungan kompetitif. Klaster industri sering kali
berkembang di wilayah dengan keunggulan geografis atau akses ke sumber daya
tertentu. Pertumbuhan ekonomi spasial regional dapat didorong oleh adanya klaster
industri yang kuat dan sinergi antara perusahaan-perusahaan dalam klaster tersebut.
5) Faktor Pembatas dan Peluang: Geografi ekonomi mempertimbangkan faktor
pembatas dan peluang yang terkait dengan lokasi geografis suatu wilayah. Faktor-
faktor seperti jarak pasar, biaya transportasi, keberadaan pasar regional, dan
kebijakan perdagangan internasional dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
spasial regional. Wilayah yang terletak dekat dengan pasar yang besar atau
memiliki akses ke pasar internasional dapat memiliki potensi pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi.
Melalui pemahaman tentang geografi ekonomi, kita dapat mengidentifikasi
bagaimana faktor-faktor geografis dan spasial mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
tingkat regional. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan
ekonomi yang lebih efektif, mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu wilayah,
dan meningkatkan kerjasama regional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi spasial regional dan geografi ekonomi
melibatkan pengaruh faktor-faktor geografis terhadap perkembangan ekonomi di suatu
wilayah. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dalam hubungan tersebut:
a) Lokasi geografis: Geografi ekonomi mempertimbangkan peran lokasi geografis
suatu wilayah dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor seperti kedekatan
dengan pasar, aksesibilitas transportasi, keberadaan pelabuhan, dan konektivitas
jaringan infrastruktur dapat memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi regional.
Misalnya, wilayah yang terletak di dekat pusat perdagangan internasional atau
memiliki akses yang baik ke jaringan transportasi dapat mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat.
b) Sumber daya alam: Geografi ekonomi memperhatikan peran sumber daya alam
dalam pertumbuhan ekonomi regional. Wilayah yang kaya akan sumber daya alam,
seperti minyak, gas, mineral, atau hasil pertanian yang melimpah, dapat memiliki
potensi untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemanfaatan dan pengelolaan
yang bijaksana terhadap sumber daya alam tersebut dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
c) Kondisi iklim dan lingkungan: Faktor-faktor iklim dan lingkungan juga memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Misalnya, iklim yang cocok
untuk pertanian atau pariwisata dapat mendorong perkembangan sektor-sektor
tersebut dalam wilayah tertentu. Di sisi lain, wilayah yang rentan terhadap bencana
alam atau memiliki masalah lingkungan yang serius mungkin menghadapi
hambatan dalam pertumbuhan ekonomi.
d) Kluster industri: Geografi ekonomi menyoroti pembentukan kluster industri di
suatu wilayah. Kluster industri adalah kumpulan perusahaan dalam sektor yang
sama yang berkumpul dalam suatu wilayah. Keberadaan kluster industri dapat
memberikan keuntungan kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi
regional. Interaksi antara perusahaan dalam kluster tersebut, pertukaran
pengetahuan, dan kemampuan untuk memanfaatkan sinergi dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
e) Faktor sosial dan budaya: Aspek sosial dan budaya suatu wilayah juga dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi regional. Misalnya, keberadaan populasi yang
terdidik dan berpengetahuan luas, budaya kewirausahaan yang kuat, dan
kecenderungan untuk berinovasi dapat mendorong perkembangan sektor-sektor
ekonomi yang maju dalam wilayah tersebut.
Pemahaman tentang geografi ekonomi membantu kita dalam mengidentifikasi
dan memahami faktor-faktor geografis yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
spasial regional. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan kebijakan
pembangunan ekonomi yang efektif, memanfaatkan keunggulan geografis suatu
wilayah, dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi spasial
regional adalah Pertumbuhan ekonomi spasial regional merupakan studi yang
kompleks dan melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Untuk mengembangkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di suatu wilayah, penting untuk
mempertimbangkan dan mengelola faktor-faktor ini dengan bijak. Sedangkan
hubungan pertumbuhan ekonomi spasial regional dengan geografi ekonomi adalah
melalui pemahaman tentang geografi ekonomi, kita dapat mengidentifikasi bagaimana
faktor-faktor geografis dan spasial mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tingkat
regional. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan ekonomi
yang lebih efektif, mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu wilayah, dan
meningkatkan kerjasama regional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
B. Saran
Saran yang dapat pemakalah sampaikan adalah, kita sebagai bangsa yang besar
yang bergelimang sumber daya alam yang melimpah baik dari segi ekonomi, sosial,
dan budaya harus dapat mengelola hal tersebut agar nantinya bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara regional yang merata yang dapat didukung dengan
geografis dan ekonomisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita Raharjo, 2007, Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah.

Albert Waterston, Development Planning.Lessons of Experience, 1965. Arsyad, L., 1999,


Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.

Tersedia: http://edunomic.net/index.php/articles/1-pertumbuhan-ekonomi

USU(2011). 11 Halaman. Tersedia:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25946/4/Chapter%20II.pdf

Budi Harsono (2015, 17 April). Teori-teori Ekonomi Regional. 16 Slide. Tersedia :


http://www.slideshare.net/budiharsonos/teori-teori-ekonomi-regional

Anda mungkin juga menyukai