Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KISAH NABI ISHAQ As.


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SEJARAH NABI-NABI
Dosen Pengampu : Ust. Dr. M. Izdiyan Muttaqin, Lc. M.Pd.

Disusun oleh :
Nurika Amiroh Nubailah
NIM 16.22.73.1.08.027

TAKHOSHUS SEJARAH PERADABAN ISLAM


MA`HAD ALY SA`IIDUSSHIDDIQIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Jl. Panjang No. 6c, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan ihsan kepada
kita semua. Sehingga atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kisah Nabi Ishaq As.” Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Nabi-Nabi.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang kisah para nabi bagi
pembaca dan juga penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ust. Dr. M. Izdiyan
Muttaqin, LC. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Nabi-Nabi .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan. Serta memohon kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga tugas makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya.

Penyusun,

Penulis

i
ABSTRAK
Nabi Ishaq merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Beliau lahir saat Nabi Ibrahim berumur 100
tahun dan istrinya berumur 90 tahun. Diberi nama Ishaq sebab ketika Siti Sarah mendengar
kabar ini tertawa karena menurutnya tidak mungkin diusianya yang sudah tua akan melahirkan
seorang putra. Selain itu, Ishaq merupakan seorang Nabi yang diutus oleh Allah untuk
melanjutkan dakwah ayahnya, Ibrahim. Kenabian Nabi Ishaq diabadikan dalam Al-Qur’an
Surat An-Nisa’ayat 163 dan Maryam ayat 49. Nabi Ishaq berdakwah pada kaum Kan’an.
Beliau menikahi gadis Irak dan dikaruniai 2 putra kembar yang bernama Ya’qub dan Aish.
Nabi Ishaq wafat diusianya yang menginjak 180 tahun dan dimakamkan di Palestina.

Kata Kunci: Nabi Ishaq, Keturunan Nabi Ibrahim, Asal-usul Bani Israil.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Abstrak.............................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 2
A. Kelahiran Nabi Ishaq ............................................................................................. 2
B. Keistimewaan Nabi Ishaq ...................................................................................... 3
C. Diangkat Menjadi Nabi .......................................................................................... 4
D. Dakwah Nabi Ishaq ................................................................................................ 5
E. Pernikahan Nabi Ishaq ........................................................................................... 5
F. Wafatnya Nabi Ishaq.............................................................................................. 5
Bab III Penutupan ........................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
B. Hikmah ................................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi ishaq adalah anak dari Nabi Ibrahim dan Sarah. Ishaq artinya adalah tertawa. Dinamakan
demikian karena sewaktu mendengar kabar bahwa Sarah akan mengandung dan melahirkan
seorang anak. Diapun tertawa karena merasa heran akan mengandung dan melahirkan seorang
anak, sedangkan usianya sudah mencapai 90 tahun dan usia Nabi Ibrahim yang mencapai 100
tahun.
Nabi Ishaq mengajak umatnya menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan
selain Allah. Ia juga menerima wahyu dan meneruskan ajaran ayahnya yaitu Ibrahim. Ishaq diutus
untuk berdakwah dikota Kan’an khususnya di kota Hebron karena masyarakat disana belum
mengenal Allah. Ishaq menikah dengan wanita Irak. Mereka dikarunia dua orang anak yaitu ‘Aish
dan Ya’qub.
Dalam memimpin umat, Nabi Ishaq dikenal sebagai seorang yang ramah tamah, sehingga umatnya
merasa bahagia, rukun, dan diberi kemakmuran yang berlimpah ruah oleh Allah. Ishaq meninggal
pada tahun 1717 Sebelum Masehi (SM). Pada saat itu beliau berumur 180 tahun. Didalam Al-
Qur’an ishaq disebut 17 kali, diantaranya adalah surat Al-Baqarah, Al-Ankabut, Al-Anbiya’, An-
Nisa, Maryam dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Nabi Ishaq As?
2. Apa keistimewaan Nabi Ishaq As?
3. Bagaimana proses kenabian dan dakwah Nabi Ishaq As?
4. Siapa keturunan Nabi Ishaq As?
5. Kapan Nabi Ishaq As wafat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui siapa Nabi Ishaq itu
2. Untuk mengetahui keistimewaan Nabi Ishaq
3. Untuk mengetahui proses kenabian dan dakwah Nabi Ishaq
4. Untuk mengetahui siapa saja keturunan Nabi Ishaq
5. Untuk mengetahui kapan Nabi Ishaq wafat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelahiran Nabi Ishaq


Ishaq adalah keturunan dari Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim mempunyai dua istri, istri yang pertama
bernama Siti Sarah dan istri yang kedua bernama Siti Hajar. Dari pernikahannya dengan Siti Hajar
beliau dikaruniai seorang putra yang bernama Nabi Ismail, sedangkan dari pernikahannya dengan
Siti Sarah beliau belum juga dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim berdoa setiap hari kepada
Allah agar dikaruniai seorang anak dari Siti Sarah. Allah telah mengabulkan doa nabi Ibrahim
ketika Nabi Ibrahim berumur 100 tahun dan Siti Sarah berumur 90 tahun. Pada saat itu Allah
mengutus beberapa malaikat untuk memusnahkan kaum Nabi Luth karena kejahatan yang telah
dilakukan oleh kaumnya. Setelah menjalankan tugas pergi ke kaum Luth, para malaikat itu
menyamar menjadi manusia dan mendatangi Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim merupakan orang yang
sangat memuliakan tamunya, oleh karena itu ketika para malaikat berkunjung beliau sangat
memuliakan mereka. Kemudian Siti Sarah menghidangkan daging sapi bakar yang baru saja ia
masak, akan tetapi para malaikat sama sekali tidak memakannya. Nabi Ibrahim pun menjadi heran
dan takut karena tamunya tidak menyentuh makanan yang sudah dihidangkan oleh Siti Hajar. Pada
saat itu Malaikat menyadari perasaan herannya Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang tertuai dalam Al-
Qur’an surat Hud ayat 69-73.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۤ
ِ ‫) َفلَ َّما َر ٰا اَ ْي ِديَ ُه ْم ََل ت‬69( ‫سلُن َۤا اِب ْٰر ِهي َْم بِا ْلبُ ْش ٰرى قَا لُ ْوا َس ٰل ًما ۗ قَا َل َس ٰل ٌم فَ َما لَبِثَ اَ ْن َجا ٓ َء بِعِجْ ٍل َحنِ ْي ٍذ‬
‫َص ُل ِالَ ْي ِه نَـك َِر ُه ْم‬ ُ ‫َولَقَدْ َجا ٓ َءتْ ُر‬
َ‫مِن َّو َرآءِ اِسْحٰ ق‬ ْ ‫) َوا ْم َراَ تُهٗ قَآئِ َمةٌ فَضَحِ كَتْ فَبَ َّشرْ ٰن َها بِ ِا سْحٰ قَ ۙ َو‬70( ٍ‫سِلن َۤا ا ِٰلى قَ ْو ِم لُ ْوط‬ ْ ْ‫َف اِنَّ ۤا اُر‬
ْ ‫س مِ ْن ُه ْم خِ ْيفَةً ۗ قَا لُ ْوا ََل تَخ‬ َ ‫َواَ ْو َج‬
ۤ
ِ ‫ّٰللا َرحْ َمتُ ه‬
‫ّٰللا‬ ْ َ‫) قَا لُ ۤ ْوا اَتَ ْع َج ِبيْن‬72( ٌ‫ع ِجيْب‬
ِ ‫مِن اَ ْم ِر ه‬ َ ‫ي ٌء‬ْ ‫ي َش ْي ًخا ۗ اِنَّ ٰهذَا لَ َش‬ َ ‫) قَا لَتْ ي َٰو ْيلَ ٰتى َءاَ ِلدُ َواَ ن َۡا‬71( ‫ب‬
ْ ‫عج ُْو ٌز َّو ٰهذَا َب ْع ِل‬ َ ‫َي ْعقُ ْو‬
)73( ٌ‫ت ۗ اِنَّهٗ َحمِ ْيدٌ َّم ِج ْيد‬ ْ َ ٗ‫َوبَ َر ٰكتُه‬
ِ ‫علَ ْيكُ ْم اَ ْه َل البَ ْي‬
“Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar
gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat (atas kamu).”
Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka
ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan
merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami
diutus kepada kaum Luth. Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan
kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya’qub. Dia
(istrinya) berkata, “Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah
tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib. Mereka (para
malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat
dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji,
Maha Pengasih.” (QS. Hud 11: 69-73).

2
Dalam kitab taurat, surat penciptaan ayat 17 disebutkan “istrimu Sarah melahirkan seorang anak
laki-laki yang bernama Ishak.”1
Nabi Ibrahim terkejut mendengar penuturan malaikat tersebut. Dan terjadilah percakapan di
antara Nabi Ibrahim dan para malaikat itu. Sebagaimana yang tertera dalam surat Al Hijr ayat 54-
55.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۤ
)55( َ‫ـق ف َََل تَكُ ْن مِنَ ْال ٰقنِطِ يْن‬ َ ‫ع ٰلى اَ ْن َّم َّسن‬
ِ ‫) قَا لُ ْوا بَ َّشرْ ٰنكَ بِا ْل َح‬54( َ‫ِي ْال ِكبَ ُر فَبِ َم تُبَش ُِر ْون‬ ْ ِ‫قَا َل اَبَ َّشرْ ت ُ ُم ْون‬
َ ‫ي‬
“Dia (Ibrahim) berkata, “Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah
lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?” (Mereka)
menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah
engkau termasuk orang yang berputus asa.”” (QS. Al-Hijr 15: Ayat 54,55).
Allah juga mengabadikan kelahiran Nabi Ishaq dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 27.
ٰ ْ ‫ب َو ٰا تَ ْي ٰنهُ اَجْ َر ٗه فِى الدُّ ْنيَا ۚ َواِ نَّهٗ فِى‬
‫اَل خِ َرةِ لَمِنَ ال ه‬
َ‫صلِحِ يْن‬ َ ‫ي ذُ ِريَّتِ ِه النُّب َُّوةَ َوا ْل ِك ٰت‬ َ ‫َو َوهَ ْبنَا لَهٗۤ اِ ْسحٰ قَ َويَ ْعقُ ْو‬
ْ ِ‫ب َو َج َع ْلنَا ف‬
“Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan
Alkitab pada keturunannya dan Kami berikan padanya balasan di dunia, dan sesungguhnya dia
di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (Qs. Al-Ankabut:27).
Ini merupakan karunia yang paling besar, karena selain Allah menjadikan Ibrahim sebagai
kekasih-Nya, dan menjadikannya sebagai panutan bagi umat manusia, Allah juga memberikan
kepada keturunannya kenabian dan Alkitab. Maka tiada seorang pun sesudah Nabi Ibrahim
melainkan berasal dari keturunannya.
Tidak lama setelah datangnya para malaikat itu, Sarah pun hamil dan melahirkan bayi yang lucu
dan mungil, bayi itu diberi nama Ishaq. Menurut bahasa nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi
yishaq yang berarti tersenyum atau tertawa. 2 Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang
tersenyum ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat, ia seakan tidak percaya bahwa dirinya
akan memiliki seorang putra diusianya yang sudah mencapai 90 tahun dan Nabi Ibrahim yang
berusia 100 tahun. 3 Nabi Ishaq lahir pada tahun 1761 SM, 14 tahun setelah lahirnya Nabi Ismail.
Ishaq adalah nama pemberian dari Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Hud ayat 71.
ْ ‫َوا ْم َراَ تُهٗ قَآئِ َمةٌ فَضَحِ كَتْ فَبَ َّشرْ ٰن َها بِ ِا سْحٰ قَ ۙۚ َو‬
َ ‫مِن َّو َرآءِ اِسْحٰ قَ يَ ْعقُ ْو‬
‫ب‬
“Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira
tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya’qub.” (QS. Hud 11: Ayat 71).

B. Keistimewaan Nabi Ishaq

1 Adil Musthofa Abdul Halim, Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur’an, (Depok: Gema Insani,2007), hal. 48.
2 Rizem Aizid, Sejarah Terlengkap 25 Nabi, (Jakarta: Noktah,2018), hlm. 272.
3 Ariany Syurfah, Kisah Teladan dan Menakjubkan 25 Nabi, (Jakarta Timur: Cerdas Interaktif, 2014), hlm. 50.

3
Nabi Ishaq tumbuh dewasa dengan akhlak yang mulia serta ilmu yang tinggi. hal ini dicantumkan
dalam surat Shad ayat 45-47.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
‫) َواِ نَّ ُه ْم ِع ْندَنَا‬46( ‫ص ٍة ِذ ْك َرى الدَّا ِر‬ ْ َ‫) اِنَّ ۤا اَ ْخل‬45( ‫صا ِر‬
َ ‫ص ٰن ُه ْم بِخَا ِل‬ َ ‫ِي َوا َْلَ ْب‬ َ ‫َوا ذْكُرْ ِع ٰبدَن َۤا اِب ْٰر ِهي َْم َواِ سْحٰ قَ َويَ ْعقُ ْو‬
ْ ‫ب اُولِى ْاَلَ ْيد‬
)47( ‫اَل ْخ َيا ِر‬ َ ْ َ‫طفَيْن‬ َ ‫ص‬ ْ ‫لَمِنَ ْال ُم‬
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai kekuatan-
kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka
dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia)
kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang
paling baik.” (QS. Sad 38: Ayat 45-47).
Nabi Ishaq merupakan orang pilihan Allah yang telah diberi anugerah, ia termasuk dari orang yang
soleh. Allah juga memberi beberapa kelebihan kepada Nabi Ishaq diantaranya memiliki ilmu yang
tinggi, pandai memanah, cerdas, berakhlak mulia, dan selalu mengingatkan umatnya tentang
kehidupan akhirat.4
C. Diangkat Menjadi Nabi
Ketika tumbuh dewasa, Nabi Ishaq menjadi sosok yang rajin ibadah, baik hati, suka menolong
kaum yang lemah, berjuang di agama Allah, serta taat dan patuh pada perintah kedua orang tuanya.
Nabi Ibrahim mulai menyadari dan melihat tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Nabi Ishaq.
Oleh karena itu, Nabi Ibrahim sering mengajaknya untuk berdakwah di Kan'an (Palestina) dan
Syam. Di tempat inilah Allah mengangkat Ishaq menjadi seorang nabi yang bertepatan pada tahun
1800 SM.5
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 163 :
ۤ
َ ْ ‫ب َوا‬
َ‫َل ْس َبا طِ َو ِعيْسٰ ى َوا‬ ْ ْۢ َ‫ح َّوا ل َّن ِب ّٖين‬
َ ‫مِن َب ْعدِهّٖ ۚ َواَ ْو َح ْين َۤا ا ِٰلى اِب ْٰر ِهي َْم َواِ سْمٰ ِع ْي َل َواِ سْحٰ قَ َو َي ْع ُق ْو‬ ٍ ‫اِنَّ ۤا اَ ْو َح ْين َۤا اِلَيْكَ َك َم ۤا اَ ْو َح ْين َۤا ا ِٰلى ن ُْو‬
ٰ
)163( ‫سلَيْمٰ نَ ۚ َوا تَ ْينَا د َٗاودَ زَ ب ُْو ًرا‬ ُ ‫ُس َو ٰه ُر ْونَ َو‬ َ ‫ب َويُ ْون‬ َ ‫ي ُّْو‬
“Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah
mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada
Ibrahim, lsmail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya; ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan
Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 163).
Allah juga mengabadikan kenabian Ishaq dalam surat Maryam ayat 49 yang berbunyi:

َ ‫ّٰللا ۙۚ َوهَ ْبنَا لَهٗۤ اِسْحٰ قَ َو َي ْعقُ ْو‬


)49( ‫ب ۗۚ َوكُ اَل َج َع ْلنَا نَ ِبياا‬ ْ َ‫فَلَ َّما ا ْعتَزَ لَ ُه ْم َو َما َي ْعبُد ُْون‬
ِ ‫مِن د ُْو ِن ه‬
“Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah
selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya’qub. Dan masing-masing Kami angkat
menjadi nabi.” (QS. Maryam 19: Ayat 49). 6

4 Aan Wulandari U, 25 Kisah Nabi dan Rasul, (Yogyakarta: Bentang Belia, 2017), hlm. 66.
5 umi Ainuha, Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, (Anak Hebat Indonesia, 2018), hlm. 63.
6 Ariany Syurfah, Kisah Teladan dan Menakjubkan 25 Nabi, (Jakarta Timur: Cerdas Interaktif, 2014), hlm. 67.

4
D. Dakwah Nabi Ishaq
Allah mengutus Nabi Ishaq untuk berdakwah di daerah Palestina khususnya Kan’an dan Syam.
Dalam menyampaikan dakwah, Nabi Ishaq merupakan sosok yang terkenal dengan sifat ramah
dan sabar, sehingga disenangi banyak orang. Ketika berdakwah, Nabi Ishaq selalu mengajak
umatnya untuk menyembah Allah, tidak menyekutukan Allah, menjalankan perintah dan menjauhi
larangan Allah, sembahyang, dan menunaikan zakat. Sebagaimana firman Allah yang tertuai
dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
َّ ‫ص ٰلوةِ َواِ ْيتَا ٓ َء‬
)73( َ‫الز ٰكوةِ ۚ َوكَا ن ُْوا لَـنَا عٰ ِب ِديْن‬ ِ ‫َو َج َع ْل ٰن ُه ْم اَئِ َّمةً يَّ ْهد ُْونَ ِبا َ ْم ِرنَا َواَ ْو َح ْين َۤا اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخي ْٰر‬
َّ ‫ت َواِ قَا َم ال‬
“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan sholat,
dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat
73).
E. Pernikahan Nabi Ishaq dengan Gadis Irak
Nabi Ishaq tak kunjung menikah hingga ibunya meninggal dan juga umur ayahnya yang semakin
tua. Nabi Ibrahim melarang Nabi Ishaq menikahi orang Kan’an karena masyarakatnya tidak mau
mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Oleh karena itu nabi Ibrahim memerintah seorang
pelayan untuk pergi ke Irak dengan tujuan membawa seorang wanita yang akan dinikahkan dengan
nabi Ishaq.
Pelayan tersebut lalu membawakan wanita yang bernama Rifqoh binti Batnail bin Nahur. Nabi
Ishaq menikah dengan Rifqoh ketika berumur 40 tahun. Rifqoh merupakan wanita yang mandul,
sehingga ia belum juga memiliki seorang putra.
Nabi Ishaq dan istrinya tidak pernah menyerah dalam berusaha dan memohon kepada Allah agar
diberi keturunan untuk melanjutkan dakwahnya. Nabi Ishaq selalu berdoa dengan penuh
keyakinan kepada Allah agar Rifqoh dapat mengandung. Dengan kebesaran dan kekuasaan Allah,
akhirnya Rifqoh hamil.
Ketika Nabi Ishaq berusia 60 tahun Rifka melahirkan bayi laki-laki kembar yang pertama bernama
Aish dan yang kedua bernama Ya’qub, yang mana ia lahir dengan memegang tumit saudaranya.
Dari Aisy inilah asal usul bangsa Romawi dan juga akan lahir seorang nabi yang bernama Ayub.
Sedangkan dari Ya’qub inilah asal usul bangsa Israel dan juga akan melahirkan nabi yang bernama
Yusuf.7
F. Wafatnya Nabi Ishaq
Setelah selesai dengan tugas kenabian, nabi Ishaq wafat pada usia 180 tahun. Ia dimakamkan di
Palestina, tepatnya di gua Makfilah. Di atas gua Makfilah, kini dibangun sebuah masjid yang diberi
nama Masjid Ibrahim. Di gua ini juga dimakamkan Nabi Ibrahim beserta istrinya yakni Siti Sarah.

7 Umi Ainuha, Kisah Teladan dan Menakjubkan 25 Nabi, (Anak Hebat Indonesia, 2018), hlm. 69.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Ishaq merupakan nabi yang tumbuh dewasa dengan memiliki ilmu tinggi, pandai memanah,
cerdas, berakhlak mulia, dan selalu mengingatkan umatnya tentang kehidupan akhirat. Nabi
Ibrahim mulai menyadari dan melihat tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Nabi Ishaq. Oleh
karena itu, Nabi Ibrahim sering mengajaknya untuk berdakwah di Kan’an (Palestina) dan Syam.
Di tempat inilah Allah mengangkat Ishaq menjadi seorang nabi yang bertepatan pada tahun 1800
SM. Dalam menyampaikan dakwah, Nabi Ishaq merupakan sosok yang terkenal dengan sifat
ramah dan sabar, sehingga disenangi banyak orang. Ketika berdakwah beliau tidak pernah lupa
untuk mengingatkan umatnya agar tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Nabi Ishaq menikah
diusia 40 tahun dan mempunyai keturunan diusia 60 tahun. Nabi Ishaq wafat ketika berumur 180
tahun dan dimakamkan di Palestina.
B. Hikmah
Hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Ishaq antara lain
1. Sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah.
2. Berdoa dengan tulus dan penuh keyakinan.
3. Senantiasa berbaik sangka kepada Allah, karena Allah lebih mengetahui mana yang terbaik
bagi hamba-Nya.
4. Ketika menjalankan tugas atau menerima amanah, kerjakanlah dengan jujur dan ikhlas.

6
Daftar Pustaka

Al-Badrawi, Rusydi. 2009. Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh Juz I Cet III. Kairo: Mathabi’u Al-
Mujallid al- Arabi.
Zulfahmi, Irsyad. 2016. Cerita Bergambar 25 Nabi dan Rasul. Jakarta: Wahyu Media.
MS, Saefullah. 2015. Kisah Para Nabi. Jakarta: Qisthi Press.
Rosyadi, Dudi. 2011. Kisah Para Nabi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Hayyie, Abdul dan Wardie, Fithriah. 2007. Kisah bapak dan Anak dalam Al-Qur’an. Jakarta:
Gema Insani.
Syarifah, Lip. 2018. Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul. Jakarta: Cikal Aksara.
Syurfah, Ariany. 2014. Kisah Teladan dan Menakjubkan 25 Nabi. Jakarta: Cerdas Interaktif.
Aizid, Rizem. 2018. Sejarah Terlengkap 25 Nabi. Yogyakarta: Noktah.
Fatih, Ahmad. 2021. Menengok Kisah 25 Nabi dan Rasul. Jawa Barat: Penerbit Adab.
Umar, Nasaruddin. 2021. Memahami Al-Qur’an di Masa Post-Truth. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai