Anda di halaman 1dari 7

Apa Saja Jenis-Jenis Asesmen Diagnostik?

Asesmen diagnostik dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

Asesmen Diagnostik Kognitif


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif


Adapun tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi pencapaian kompetensi peserta didik.

2. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi rata-rata peserta

didik.

3. Membentuk kelas remedial yang mampu mengakomodir peserta didik

dengan kemampuan di bawah rata-rata.

Tujuan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif


Adapun tujuan asesmen diagnostik non-kognitif adalah sebagai berikut.

1. Memahami tingkat kesejahteraan psikologi, emosi, dan sosial peserta didik.

2. Mengetahui aktivitas peserta didik saat belajar di rumah.

3. Memahami kondisi keluarga peserta didik.

4. Memahami latar belakang pergaulan peserta didik.

5. Mengidentifikasi karakter, minat, serta gaya belajar peserta didik.


Tahap Asesmen Diagnostik
Setiap jenis asesmen memiliki tahapan yang berbeda-beda karena hasil akhir yang

dicapai juga berbeda. Tahap untuk masing-masing asesmen adalah sebagai berikut.

Tahap Asesmen Diagnostik Kognitif


Adapun tahap asesmen diagnostik kognitif adalah sebagai berikut.

Tahap persiapan
Cara melakukan asesmen diagnostik diawali dengan persiapan. Adapun persiapan

meliputi hal-hal berikut.

1. Membuat jadwal pelaksanaan asesmen.

2. Mengidentifikasi materi asesmen sesuai dengan KD yang telah disediakan

oleh Kemendikbudristek.

3. Menyusun pertanyaan sederhana, yang mencakup 2 pertanyaan sesuai

capaian pembelajaran baru, 6 soal kelas satu tingkat di bawahnya, dan 2 soal

dua tingkat di bawahnya. Misalnya, saat ini Bapak/Ibu mengampu IPA Kelas

6, maka pertanyaannya memuat 2 soal kelas 6 semester 1, 6 soal kelas 5

(semester 1 dan 2), dan 2 soal kelas 4 semester 2. Contoh soal asesmen

diagnostik kognitif adalah “Sebuah bangun persegipanjang memiliki luas 24

m2 dan panjang 8 m. Berapakah lebarnya?”.


Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pengerjaan soal-soal asesmen oleh peserta

didik. Soal diberikan untuk semua siswa, baik siswa tatap muka atau siswa daring

(jika menerapkan hybrid learning).

Tahap diagnosis atau tindak lanjut


Di tahap ini, Bapak/Ibu akan membuat semacam kebijakan terkaiat hasil perolehan

rata-rata kompetensi peserta didik. Langkah-langkah di tahap ini meliputi:

1. Mengolah hasil asesmen

Untuk mengolah hasil asesmen, Bapak/Ibu bisa membuat skor misal 1 – 5

atau berupa pernyataan misal “Paham utuh”, “Paham sebagian”, atau “Tidak

paham”.

2. Hitung rata-rata peroleh kompetensi peserta didik.

3. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, Bapak/Ibu bisa membagi peserta

didik ke dalam tiga kelompok.

 Jika perolehan peserta didik sama dengan rata-rata kelas, peserta didik akan
diajar oleh guru kelas yang bersangkutan sesuai dengan fasenya.
 Jika perolehan peserta didik di bawah rata-rata guru yang bersangkutan akan
memberikan pendampingan berupa materi tambahan.
 Jika perolehan peserta didik di atas rata-rata, peserta didik tersebut bisa
mengikuti pengayaan.

Tahap Asesmen Diagnostik Non Kognitif


Adapun tahap asesmen diagnostik non kognitif adalah sebagai berikut.
Tahap persiapan
Adapun tahap persiapan asesmen diagnostik non kognitif SMA, SMP, maupun SD

adalah sebagai berikut.

 Siapkan instrumen asesmen yang meliputi gambar atau emoji yang


mendukung suasana hati seseorang.
 Membuat tabel atau pernyataan atau pertanyaan sejenis kuesioner yang
dihubungkan dengan gambar atau emoji di poin sebelumnya. Contoh
pertanyaan asesmen diagnostik non kognitif adalah “Apa yang sedang kamu
rasakan saat ini?”, “Apa kamu merasa nyaman saat belajar”, “Apa kegiatanmu
setelah pulang sekolah?”, “Pengalaman apa yang paling berkesan buatmu?”,
dan masih banyak lainnya.
Tahap pelaksanaan
Di tahap ini, peserta didik harus mengisi instrumen asesmen yang telah Bapak/Ibu

buat. Pengisian dilakukan secara jujur tanpa ada tekanan atau paksaan. Agar

pengisian bisa berjalan sesuai harapan, berikan waktu bagi peserta didik untuk

berpikir.

Tahap diagnosis atau tindak lanjut


Di tahap ini, Bapak/Ibu harus bisa menganalisis kondisi psikologi dan emosional

peserta didik melalui hasil asesmen. Lalu, lakukan pendekatan dan libatkan orang

tua jika diperlukan.

Contoh Asesmen Diagnostik


Adapun contoh asesmen diagnostik SD, SMP, dan SMA adalah sebagai berikut.

Contoh Asesmen Diagnostik SD


Asesmen diagnostik SD mencakup contoh asesmen diagnostik kognitif SD dan

contoh asesmen diagnostik non kognitif SD.


Contoh asesmen diagnostik kognitif SD
Adapun contoh soal asesmen diagnostik kognitif SD adalah sebagai berikut.

Soal yang diambil adalah soal SD Kelas 5.

Bu Ina membuat kue tar berbentuk lingkaran. Kue tersebut dibagi menjadi 8 bagian

sama besar. Jika kue itu akan dibagi pada 4 anak, banyaknya bagian yang diperoleh

setiap anak adalah ….

A. 2/8

B. 1/8

C. 2/4

D. 4/8

Pak Hendra memiliki ayam sebanyak X. Oleh karena suatu hal, Pak Hendra menjual

setengah dari ayam yang ia punya. Sisa ayam Pak Hendra adalah ….

A. X – 2X

B. X – 0,5X

C. 2X – X

D. 0,5X – 0,25X

Contoh asesmen diagnostik non kognitif SD


Adapun contoh soal asesmen diagnostik non kognitif SD adalah sebagai berikut.

1. Apakah kamu merasa nyaman belajar di kelas?


2. Kendala apa yang kamu hadapi saat belajar di rumah?

3. Apakah orang tua selalu mengawasi kegiatanmu saat di rumah?

4. Bagaimana pendapatmu tentang cara mengajar Bapak/Ibu Guru di kelas?

Contoh Asesmen Diagnostik SMP


Asesmen diagnostik SMP mencakup contoh asesmen diagnostik kognitif SMP dan

contoh asesmen diagnostik non kognitif SMP.

Contoh asesmen diagnostik kognitif SMP


Adapun contoh soal asesmen diagnostik kognitif SMP adalah sebagai berikut.

Soal yang diambil adalah soal Matematika SMP Kelas 7.

Sebidang tanah memiliki ukuran panjang (x + 2)m dan lebar x m. Jika luas tanah

tersebut 48 m2, perbandingan antara panjang dan lebarnya adalah ….

A. 4:3

B. 3:4

C. 2:3

D. 3:2

Andri memiliki selembar kertas berbentuk segitiga. Saat diukur, ternyata keliling

kertas Andri adalah 66 cm dengan dua sisi lainnya 19 cm dan 28 cm. Pernyataan

yang sesuai adalah ….

A. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sama sisi.


B. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sama kaki.

C. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga siku-siku.

D. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sembarang.

Contoh asesmen diagnostik non kognitif SMP


Adapun contoh soal asesmen diagnostik non kognitif SMP adalah sebagai berikut.

1. Apakah kamu merasa nyaman belajar di kelas?

2. Apa kendala yang kamu hadapi saat belajar dari rumah?

3. Ceritakan secara singkat kondisi rumahmu sehari-hari!

4. Apakah orang tua selalu mengawasi kegiatanmu saat di rumah?

Anda mungkin juga menyukai