Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota :

1. Anindya Wirastuti (05) / Tim Pro, Pembicara 1


2. Athaya Salsabilah (07) / Tim Kontra, Pembicara 2
3. Devika Febianty (10) / Tim Kontra, Pembicara 3
4. Fika Aulia (15) / Tim Pro, Pembicara 1
5. Michelle Wunas (20) / Tim Pro, Pembicara 4
6. Nadhilah Putri (24) / Tim Pro, Pembicara 3
7. Rossa Febriana (30) / Moderator
8. Syarifah Dini Nathania (34) / Tim Kontra, Pembicara 1

TEKS DEBAT

Pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara


Moderator :

Halo permirsa kembali lagi dengan saya Rossa Febriana , sebagai moderator dalam sesi
debat bertemakan Pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara ( Kalimantan ). Saya dengar ibu
kota Indonesia akan dipindah ke Kalimantan, Banyak terjadi pro dan kontra mengenai hal
tersebut, dan sekarang di bagian kiri dan kanan saya terdapat tim pro dan tim kontra. Saya
persilahkan tim pro untuk memperkenalkan diri ( tim pro dan kontra memperkenalkan diri ).
Saya persilahkan Tim Kontra menyampaikan pendapatnya terlebih dahulu.

Tim Afirmasi

Pembicara 1 :

Dilansir dari Sindonews.com Pemerintah membeberkan alasan terkait pemindahan ibu


kota Jakarta ke Kalimantan Timur. Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) hampir dipastikan jadi
kenyataan seiring Rancangan Undang-Undang (RUU) yang telah diketok bersama DPR.
Pemindahan ibu kota diharapkan dapat mendongkrak ekonomi dari pembangunan sejumlah
kluster industri. Rencananya akan dibangun 6 kluster industri dan 2 kluster pendukung. Di
bagian lain, pemindahan IKN ke Kalimantan diharapkan dapat menciptakan pemerataan
pemabangunan yang saat ini hanya fokus di satu wilayah saja, yakni di Jawa.

Pembicara 2 :

1. populasi di jawa terlalu padat

2. ekonomi tidak merata

3. dominasi lahan yang terlalu besar di Jawa

penggunaan lahan untuk jalan dan bangunan cukup besar hingga lima kali lipat dari pada
Kalimantan. Kondisi ini tentu tidak baik karena akan ada lahan hijau yang berkurang. Semantara
itu, di kalimantan masih ada banyak lahan luas yang belum dimaksimalkan penggunaannya.
Dengan pemindahan ibu kota, diharapkan tingkat pembangunan di Kalimantan bisa meningkat
sehingga berpengaruh pada perkonomian masyarakat.

Pembicara 3 :

Dilansir dari gowapos.com Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) juga tak lepas dari
alasan demografi pulau Jawa. Beban demografi pulau Jawa telah menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan yang berujung pada krisis air bersih,bencana banjir dan tanah longsor.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2016, Jawa dan
Bali mengalami krisis air yang cukup parah. Kondisi paling buruk berada di daerah Jabodetabek
dan Jawa Timur.Hanya sebagian kecil di pulau Jawa yang memiliki indikator hijau atau
ketersediaan airnya masih sehat,yakni di wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon.

Pembicara 4 :

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia secara resmi telah memindahkan ibukotanya ke


sebuah wilayah di Kalimantan Timur. Hal ini ditandai dengan diresmikannya RUU Ibukota baru
Indonesia menjadi UU oleh DPR RI. Presiden Joko Widodo pun juga sesudah menetapkan nama
kota itu sebagai Nusantara. Nantinya, seluruh kegiatan pemerintah pusat rencananya akan
dialihkan ke Nusantara mulai 2024 mendatang. Beberapa negara memilih memindahkan ibu kota
negara dari satu lokasi ke lokasi lain karena alasan yang berbeda-beda. Ini bukan hal yang aneh.
Sepanjang sejarah, pemindahan ibu kota telah dilakukan beberapa kali. Bahkan orang Cina
Kuno, Romawi, dan Mesir biasa mengubah ibu kota wilayah mereka dari waktu ke waktu.
Tim Oposisi

Pembicara 1 :

Saya memilih kontra dalam tema ini dikarenakan oleh banyak faktor, dan faktor yang
utama saya tidak setuju bahwa pemindahan ibu kota Jakarta dikarenakan kepadatan penduduk.
Pemerintah menyebut alasan pertama yang paling utama dalam pemindahan ibu kota Jakarta ke
Kalimantan adalah kepadatan penduduk di Jawa khususnya Jakarta yang sudah terlalu padat.
Menurut presiden Jokowi, hal tersebut tidak boleh dibiarkan karena penduduk yang terlalu padat
akan menyebabkan berbagai masalah namun apakah dengan pemindahan ibu kota Jakarta ke
Kalimantan akan terhindar dari kepadatan penduduk, karena masyarakat juga pasti akan ikut
berpindah ke ibu kota baru dikarenakan lapangan kerja lebih banyak di daerah Ibu kota.
Mengapa pemerintah tidak fokus ke pemerataan penduduk saja. Dilansir dari cnbcindonesia.com

Pembicara 2 :

Dilansir dari suara.com para responden tidak menyetujui pemindahan ibu kota ke
tempat baru. Hal tersebut dikarenakan keuangan negara yang dirasa belum memumpuni untuk
melakukan pemindahan. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya telah mematok
anggaran pembangunan ibu kota negara baru sebesar Rp 466 triliun, pernyataan ini menjadi bukti
terhadinya pemborosan anggaran. Jadi, hal ini bisa merusak sentimen publik terjadap pemerintah
kalau dipaksakan. Tidak hanya terkait legislasi, namun rusaknya sentimen masyarakat juga
sudah masuk sejak perencanannya dimulai. Sebab, anggaran negara dianggap tak boleh disia-
siakan. Hal ini adalah bentuk ketidaksensitifan pemerintah terhadap krisis yang sudah diarasakan
oleh warga, terutama krisis terkait pandemi Covid-19.

Pembicara 3 :

Dilansir dari sura.com pemindahan Ibu Kota Negara baru juga mengancam
keberlangsungan hidup flora dan fauna, padahal mereka berfungsi menjaga ekosistem. "Tekanan
terhadap habitat Satwa liar pada akhirnya akan meningkatkan resiko konflik satwa dan manusia.
Diantara kasus yang sudah muncul adalah buaya," jelasnya. Pembangunan IKN juga akan
mengancam keberadaan ekosistem mangrove di Teluk Balikpapan seluas 2.603,41 hektar.
Kesimpulan

Moderator :

Masih ada banyak pro dan kontra terkait dengan pemindahan ibu kota. Dibalik isu
tersebut terdapat sisi positif dan sisi negatifnya. Secara umum sisi positif dari pemindahan ini
adalah pemerataan penduduk di Indonesia dan sisi negatifnya adalah berkurangnya lahan untuk
flora dan fauna. Pada akhirnya kita sebagai masyarakat hanya bisa menerima dan
mempercayakan keputusan dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai