Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LUKA BAKAR PADA DEWASA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

Maria Pandiangan (180204072)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA
MEDAN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Luka Bakar pada Dewasa


Sasaran : Bapak-bapak dan ibu-ibu
Hari/tanggal : Senin, 17 Mei 2021
Waktu : 35 menit
Tempat : Ruangan pertemuan Puskesmas Delitua
Penyuluhan : Medita Angnasari Marbun

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran mampu memahami
tentang penyakit luka bakar.
2. Tujuan instruktsional khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan sasaran dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian luka bakar dengan tepat
b. Menjelaskan tentang penyebab luka bakar dengan benar
c. Menjelaskan tentang klasifikasi luka bakar dengan tepat
d. Menjelaskan tentang komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
e. Menjelaskan tentang pencegahan dari luka bakar dengan benar
f. Menjelaskan tentang pengobatan medis dan pengobatan tradisional pada
penderita luka bakar dengan tepat
g. Menjelaskan tentang bagaimana perawatan pada penderita luka bakar
B. Materi (terlampir)
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Definisi penyakit luka bakar
2. Penyebab dari luka bakar
3. Klasifikasi penyakit luka bakar
4. Komplikasi dari luka bakar
5. Pencegahan penyakit luka bakar
6. Pengobatan pada penderita luka bakar
7. Perawatan pada penderita luka bakar

C. Media penyuluhan / Sumber


1. Alat : meja, kursi, laptop, LCD, flashdisk, microphone, dan sound system
2. Media : leaflet, power point.
3. Sumber :
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Arif Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Anonim. (2009). Kumpulan Artikel Keperawatan Asuhan Keperawatan


Pada Pasien Dengan Luka Bakar (Combustio). (Online)
http://www.artanto.com.

D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Setting tempat

LCD
KETERANGAN : : moderator
: presentator/penyaji
:fasilitator
:observer
:audiens
: pembimbing

F. Pengorganisasian
1. Moderator : Irfan
2. Penyaji : Jamaludin
3. Observer : Ridwan
4. Fasilitator :
 Debby Wira Pradini
 Ligia Tri Afriyelni
 Putri Febri Afriyani
G. Pembagian tugas
1. Peran moderator
 Membuka dan membuka acara
 Memperkenalkan diri
 Menertibkan acara penyuluhan
 Menjaga kelancaran acara
 Memimpin diskusi
 Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama audiens

2. Peran penyaji
 Menyajikan acara penyuluhan
 Bersama fasilitator menjalani kerja sama dalam penyuluhan

3. Peran observer
 Mengamati jalannya acara
 Mengevaluasi kegiatan
 Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan

4. Peran fasilitator
 Memotifasi peserta penyuluhan
 Menjadi contoh dalam kegiatan
 Membagikan leaflet
 Menjalankan absen penyuluhan

I. Mekanisme kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab Salam
mengucapkan salam
Menjelaskan tujuan dari Mendengarkan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan dan
luka bakar mendengarkan
Menjelaskan tentang penyebab Memperhatikan dan
luka bakar mendengarkan
Menjelaskan klasifikasi penyakit Memperhatikan dan
luka bakar mendengarkan
Menjelaskan komplikasi penyakit Memperhatikan dan
luka bakar mendengarkan
Menjelaskan cara pencegahan dan Memperhatikan dan
pengobatan luka bakar mendengarkan
Menjelaskan cara perawatan luka Bertanya dan menjawab
bakar pertanyaan yang diajukan
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab Pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan,
dan reinforcement kepada audiens
dan keluarga yang dapat
menjawab
pertanyaan
4. 5 menit Evaluasi :
Menyampaikan Kesimpulan Mendengakan
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Ruangan kondusif untuk kegiatan
b. Peralatan memadai dan berfungsi
c. Media dan materi tersedia dan memadai
2. Evaluasi Proses :
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran serta aktif audiens
c. Antusiasme sasaran tinggi
d. Kesesuaian peran dan fungsi mahasiswa
e. Factor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Evaluasi Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai
a. Jangka panjang
 Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya merawat anggota keluarga
dengan penyakit luka bakar.
 Meminimalisir angka kejadian luka bakar di masyarakat terutama pada orang
dewasa dan anak-anak.
b. Jangka pendek
 Sasaran mengerti lebih dari 60% materi yang telah disampaikan.
 Sasaran memahami pentingnya perawatan pasien dengan luka bakar dan dapat
mengetahui cara menghindari terjadinya luka bakar.
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Luka Bakar


Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah
RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat
kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).

Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk bentuk luka lainnya ,
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pasda
tempatnya untuk jangka waktu. Dengan cepat luka bakar akan didiami oleh bakteri
patogen; mengalami eksudasi dengan perembasan sejumlah besar air, protein serat
elektrolit; dan seringkali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh yang lain
untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen. (arif mutaqin,asuhan keperawatan
gangguan integumen, salemba medika.2010)
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai masing-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%

B. Penyebab Luka Bakar

Menurut Rahayuningsih (2012), penyebab luka bakar antara lain :

1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)

Luka bakar suhu tinggi disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan panas dan bahan padat (solid).

2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn)


Luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan
militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar
kimia.

3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)

Lewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan


perubahannya menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya
mengenai kulit dan jaringan sub kutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur alur listrik
tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga
bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan tangan dan
lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering menyebabkan
gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi kardiopulmonal sering diperlukan
pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya
gosong dan tampak cekung.

4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury
ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber
radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

C. Klasifikasi Luka Bakar


KARAKTERISTIK
KLASIFIKASI ETIOLOGI WAKTU BEKAS LUKA
PENAMPILAN SENSASI PENYEMBUHAN
Luka bakar Terbakar Terdapat di epidermis. Nyeri Penyembuhan Tidak
superficial matahari Terdapat eritema, terjadi secara menimbulkan
(derajat I) tetapi tidak segera spontan dalam jaringan parut
timbul lepuh. waktu 3-4 hari
Luka bakar Pajanan air Meluas ke epidermis Sangat nyeri 7-20 hari  Luka bakar ini
partial thickness panas dan kedalam lapisan biasanya
(derajat II) dermis, serta sembuh tanpa
menimbulkan bulat meninggalkan
dalam beberapa menit jaringan parut.
 Komplikasi
jarang terjadi,
walaupun
mungkin
timbul infeksi
sekunder
dalam luka.
Luka  Pajanan air  Meluas keseluruh Nyeri  Penyembuhan  Folikel rambut
bakar partial- panas dermis. dengan beberapa minggu. mungkin utuh
thickness dalam  kontak  Namun daerah tekanan  Memerlukan dan akan
(derajat III) langsung sekitarnya biasanya parsial tindakan tumbuh
dengan api mengalami luka debridement untuk kembali.
atau bakar derajat kedua membuang  Pada luka
minyak superfisial yang jaringan yang mati. bakar ini
panas sangat nyeri  Biasanya selalu terjadi
diperlukan tandur pembentukan
kulit. jaringan parut.
Luka bakar  Pajanan air  Meluas ke  Saraf Luka bakar jenis ini  Luka bakar
full- thickness panas epidermis, dermis rusak mungkin derajat ketiga
(derajat IV)  kontak dan jaringan sehingga memerlukan waktu membentuk
langsung subkutis. luka tidak berbulan-bulan jaringan parut
dengan api  Kapiler dan vena terasa untuk sembuh dan dan jaringan
atau mungkin hangus dan nyeri diperlukan tampak seperti
minyak aliran darah tersebut kecuali pembersihan secara kulit yang
panas berkurang dengan bedah. keras.
 uap panas tekanan  Resiko tinggi
 agen kimia dalam. untuk
dan listrik  Namun terjadinya
tegangan didaerah kontraktur
tinggi sekitarnya
biasanya
nyeri
seperti
pada luka
bakar
derajat
kedua

D. Komplikasi Luka Bakar


a. Infark miokardium, atau emboli paru : Hal ini disebabkan karena lambannya aliran
darah sehingga dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah.
b. Dekubitus : Terjadi karena kurangnya mobilisasi pada pasien dengan luka bakar
yang cenderung bedrest terus.
c. Kontraktur : Merupakan gangguan fungsi pergerakan akibat bagian anggota tubuh
yang terkena luka bakar.
d. Kerusakan paru : Hal ini akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat
terjangi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta
sindrom distress pernapasan pada orang dewasa. Gabungan inhalasi asap dan luka
bakar luas dapat meningkatkan mortalitas.
e. Gagal ginjal : Syok luka bakar dapat secara ireversible merusak ginjal sehingga
timbul gagal ginjal dalam satu atau dua minggu pertama setelah luka bakar. Dapat
terjadi gagal ginjal akibat hipoksia.
f. Hipoksia (kekurangan suplai O2) : Penurunan aliran darah pada saluran cerna
dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke sel-sel penghasil mukus
(cairan lengket/getah pencerna) dan terjadi ulkus peptikum.
g. Trauma psikologis : Pada luka bakar yang luas atau menimbulkan kecacatan,
trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga, dan
keinginan untuk bunuh diri. Gejala-gejala psikologis dapat timbul setiap saat
setelah luka bakar. Gejala-gejala dapat muncul dan hilang berulang-ulang kapan
saja seumur hidup yang menyebabkan pasien terus-menerus mengalami duka cita.

E. Cara Pencegahan Luka Bakar


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar diantaranya
adalah:
a. Hati-hati dalam menggunakan peralatan memasak dirumah yang menggunakan
gas atau listrik
b. Jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak
c. Simpan korek api dan lilin jauh dari jangkauan, jangan pernah biarkan lilin
menyala tanpa ada pengawas.
d. Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
e. Patikan termostat pemanas air pada suhu 120oF (48oC) atau lebih rendah.
f. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi.
g. Gunakan sunblock bila perlu.
h. Dan hati-hati dalam pemasangan penyedot asap diruangan karena dapat
beresiko.

F. Pengobatan pada Luka Bakar


A. Pengobatan Medis pada Luka Bakar
1. Debridemen Bedah
Debridemen bedah merupakan tindakan operasi dengan melibatkan eksisi primer
seluruh tebal kulit sampai fasia (eksisi tangensial) atau dengan mengupas lapisan kulit
yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan
berdarah. Tindakan ini dapat dimulai beberapa hari pasca-luka bakar atau segera
setelah kondisi hemodinamika pasienstabil dan edemanya berkurang. Kemudian
lukanya segera ditutup dengan graft kulit atau balutan. Balutan biologik temporer atau
balutan biosintetik dapat digunakan dahulu sebelum graft kulit dipasang pada
pembedahan berikutnya.
2. Graft pada Luka Bakar
Jika lukanya dalam (full-thickness) atau sangat luas, reepitelialisasi spontan tidak
mungkin terjadi. Karena itu diperlukan graft (pencakokan) kulit dari pasien sendiri
(autograft). Daerah-daerah utama graft kulit mencakup daerah wajah dengan alasan
kosmetik dan psikologik; tangan dan bagian fungsional lainnya seperti kaki; dan
daerah-daerah yang meliputi persendian. Graft memungkinkan pencapaian
kemampuan fungsional yang lebih dini dan akan mengurangi kontraktur. Kalau luka
bakarnya sangat luas, daerah dada dan abdomen dapat dicangkok terlebih dahulu
untuk megurangi luas luka bakar.
3. Perawatan di Unit Gawat Darurat
Semua pasien luka bakar di atas 20 % sampai 30 % harus dipasang kateter untuk
pengukuran haluaran urine yang akurat. Selang nasogastrik harus dipasang pada
semua pasien dengan risiko ileus paralitik (luka bakar lebih dari 25 %). Jika diduga
adanya cedera inhalasi atau keracunan karbon monoksida, maka harus diberikan
oksigen yang dilembabkan 100% dan pasien didorong untuk batuk sehingga sekret
saluran napas bisa dikeluarkan dengan penghisapan.
4. Hidroterapi
Dengan perendaman total dikerjakan pada beberapa rumah sakit; bedside bath (terapi
rendaman disamping ditempat tidur) juga dilakukan. Pada rumah sakit selama
berendam, pasien didorong agar sedapat mungkin bergerak dengan aktif. Hidroterapi
merupakan media yang sangat baik untuk melatih ekstremitas dan membersihkan
seluruh tubuh.

B. Pengobatan Tradisional pada Luka Bakar


1. Mentimun dan Kentang
Ambil sepotong mentimun dan sepotong kentang dengan bagian perbandingan yang
sama. Kupas dan cuci bersih. Haluskan dengan blender. Oleskan pada badan/luka
bakar. Campuran mentimun dan kentang menyerap panas dalam kulit dengan baik.
Kentang mengandung anti perdangan. Kadar air yang terkandung dalam mentimun
akan membuat kulit anda dingin dan luka bakar membaik. Biarkan pada kulit yang
trebakar sampe mongering, Lalu bilas dengan ir dingin.
2. Lidah Buaya
Ambil sebatang lidah buaya, ambil bagian dagingnya. Lidah buaya ini dapat
digunakan secara aman pada kulit yang terkena luka bakar. Oleskan pada kulit yang
terkena luka bakar. Lidah buaya mampu meredam panas dan sakit luka bakar,
sehingga luka bakar cepat pulih dan membaik. Atau bisa anda haluskan (blender), lalu
aplikasikan pada bagian yang terkena luka bakar.
3. Tomat dan Stroberi
Ambil tomat dan stroberi dengan perbandingan yang sama. Cuci bersih dan blender.
Oleskan krim alami ini pada kulit luka bakar. Sangat cocok untuk meredam sakit
kemerahan pada kulit yang terpapar sengatan matahari. Kandungan air dan vitamin C
alami campuran tomat stroberi mampu meredam luka bakar sengatan matahari,
mencegah kulit meradang dan menutrisi dari luar. (Bisa dipakai salah satunya saja)
4. Susu atau Yoghurt
Aplikasikan susu cair murni atau yoghurt plain untuk mengompres kulit yang terbakar
matahari. Biarkan selama beberpaa menit, lalu bilas dengan air dingin. Susu atau
yoghurt ini juga akan bersifat mengembalikan kulit cerah yang hitam karena terbakar
akibat sinar matahari.
5. Lemon
Peras sari lemon, campur dengan sedikit air. Oleskan pada kulit yang terbakar (sinar
matahari). Ekstrak lemon bermanfaat sebagai vitamin C alami yang sangat cepat
menyembuhkan kulit terbakar.
Bahan-bahan alami tersebut sebaiknya anda gunakan pada luka bakar ringan,
dengan catatan tidak ada luka yang terbuka. Jika kulit terbakar anda mulai
mengering/mengelupas, jangan Anda kelupas dengan sengaja. Karena akan beresiko
menjadi luka bakar terbuka. Sebaiknya bilas kulit yang terkena luka bakar dengan air
dingin.

G. Perawatan Luka Bakar


1. Pendinginan luka bakar
Begitu terkena api, benda panas atau cairan panas, langsung singkirkan pakaian di
sekitar luka bakar. Lakukan sesegera mungkin jangan sampai benda atau cairan panas
itu mengenai pakaian yang lelehannya bisa jatuh ke kulit. Lalu tempatkan area yang
terbakar di bawah air mengalir yang dingin selama 10 atau 15 menit atau sampai nyeri
reda. Jika hal ini tidak praktis, rendam luka bakar dalam air atau dinginkan dengan
kompres dingin. Kompres luka dengan kain kasa. Jangan gunakan kapas atau bahan
lain yang sekiranya bisa menempel di kulit. Pendinginan luka bakar akan mengurangi
pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Namun jangan taruh es di atas luka bakar.
Menempatkan es langsung pada luka bakar dapat menyebabkan tubuh seseorang
menjadi terlalu dingin dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada luka.
2. Memakai Losion
Setelah luka bakar telah benar-benar dingin, oleskan losion, antara lain yang
mengandung aloe vera atau oleskan pelembab untuk luka bakar guna mencegah
kekeringan dan agar Anda lebih nyaman. Untuk luka bakar akibat sinar matahari,
cobalah krim yang mengandung hydrocortisone 1%.
3. Membalut Luka Bakar
Tutup luka bakar dengan perban kasa steril. Jangan gunakan kapas halus atau bahan
lain yang membuat seratnya lengket pada luka. Bungkus kain kasa dengan longgar
untuk menghindari tekanan pada kulit terbakar. Perban dapat mencegah terlalu banyak
udara mengenai luka bakar, untuk mengurangi rasa sakit dan melindungi kulit yang
melepuh.
4. Jangan Memecah Lepuhan
Lepuhan berisi cairan bisa melindungi kulit dari infeksi. Jika lepuhan pecah, bersihkan
setiap hari dengan air (sabun lembut juga boleh digunakan). Oleskan salep antibiotika.
Tetapi jika muncul ruam atau kemerahan, hentikan penggunaan salep.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami


luka bakar yaitu:
1) Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan biarkan korban
berlari, anjurkan korban untuk berguling – guling atau bungkus tubuh korban dengan
kain basah dan pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika
kejadian luka bakar berada diruangan tertutup.
2) Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban
3) Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korbam dan oksigen bila
diperlukan
4) Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang bersuhu 200C
selama 15 – 20 menit segera setelah terjadinya luka bakar
5) Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak –
banyaknya untuk menghilangkan zat kimia dari tubuhnya
6) Jika penyebab luka bakar dari aliran listrik maka terlebih dahulu arus listrik harus
diputus karena penderita mengandung muatan listrik selama masih terhubung dengan
sumber arus. Otot jantung, juga rentan trauma arus listrik. Elektrokardiogram (EKG)
harus dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan jantung dan pemantauan jantung
yang terus menerus dilakukan untuk mendiagnosis
7) Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar serta cedera lain yang
menyertai luka bakar. Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih
lanjut

Anda mungkin juga menyukai