Anda di halaman 1dari 3

Nama : Charisna Nahla

NIM : 211080200146
Kelas : 3 A3

UAS
KEWARGANEGARAAN

A. Essay
1. Buatlah satu essay (antara 2-3 halaman) yang mengulas tentang pengamalan Pancasila
berikut
Apakah pemerintah Indonesia sudah mampu mengamalkan nilai Pancasila, terutama
pada sila kelima?
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke lima
dari Pancasila ternyata dalam implementasinya sudah tidak sesuai dengan kondisi dan
harapan rakyat Indonesia saat ini. Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Walaupun cita-cita tersebut sudah
dicanangkan sejak Indonesia merdeka, namun pada kenyataanya pencapaiannya
masih sangat jauh dari yang diharapkan. Perjuangan menuju keadilan dan
kesejahteraan sosial ternyata memang masih banyak kendala. Salah satu faktor yang
menjadi penghambat terbentuknya masyarakat yang adil dan makmur tersebut adalah
kurang ditegakannya keadilan disemua lini kehidupan masyarakat dalam bernegara.
Karena jika keadilan ditegakkan dengan baik, maka kesejahteraan dan kemakmuran
suatu negara akan tercipta.
Sila ke-5, yang seharusnya sudah terimplementasikan dengan baik dalam
kehidupan, justru pada prakteknya, implementasi dari sila tersebut tidak sesuai dengan
kondisi rakyat Indonesia saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi dari para
penguasa. Mungkin kita akan mengalami kesulitan untuk bersikap adil, karena banyak
ketidakadilan menumpuk di setiap jengkal realitas sosial. Belum lagi konstruksi
menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, persoalan simbolisme
selalu diperdebatkan dengan argumen-argumen yang merupakan klaim kebenaran
masing-masing individu. Kami tampaknya didorong oleh kekuatan total dan
kebanggaan. Penegakan keadilan saat ini menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, khususnya di negara Indonesia, dimana sangat jelas bahwa mewujudkan
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah cita-cita bangsa ini, cita-cita yang juga
tercantum dalam organisasi negara yang disebut Pancasila. Keadilan disebutkan tidak
hanya untuk jenis kelamin tertentu, tetapi untuk semua orang di negara ini. 
Namun, Pancasila diciptakan untuk menyesuaikan masyarakat dengan sila dan
norma-norma kehidupan sosial. Pancasila bekerja disini untuk menyerasikan dan
mengharmoniskan kehidupan bermasyarakat, agar kehidupan bermasyarakat di
Indonesia menjadi harmonis, dengan semangat gotong royong dan solidaritas yang
kuat, Pancasila bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang meliputi
banyak suku, agama, budaya, bahasa. dalam wadah harmoni dan kedamaian. Dalam
kehidupan sehari-hari, peran Pancasila berjalan dengan baik dan selaras dengan tujuan
Pancasila. 
 Namun tidak semua bisa berhasil, masih ada daerah yang kehidupan
masyarakatnya masih belum searah dengan Pancasila. Banyak ditemukan orang-orang
di zona-zona kerusuhan yang mengatasnamakan kelompok, ras, suku, dan agama
tertentu. Hal seperti ini tidak dibenarkan oleh Pancasila, apalagi menjadi dasar
negara. Hal ini didukung oleh masih banyaknya masyarakat yang belum memahami
secara utuh apa itu pancasila, dan karena tidak meratanya pemerataan pembangunan
di negeri ini, maka pembangunan tersebut meliputi pembangunan ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain, sehingga tidak heran jika banyak yang kaya raya. , daerah
maju dengan sumber daya manusia yang lebih baik, namun ada juga daerah yang
masih tertinggal. 

2. Berikan contohnya, serta berikan alasannya?


HUKUM HANYA BERLAKU BAGI PENCURI KAKAO, PENCURI PISANG, &
PENCURI
SEMANGKA‘(Koruptor Dilarang Masuk Penjara)’
  Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan
kepercayaan masyarakatdan dunia internasional terhadap sistem hukum
Indonesia. Masih banyak kasus-kasus ketidakadilanhukum yang terjadi di negara kita.
Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orangmemiliki kedudukan dan
perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.Keadaan yang sebaliknya terjadi di
Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuanketidakadilan sudah biasa
terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punyakekuasaan sulit
rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Ini kan tidak adil !!Kasus Nenek
Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu
contohketidakadilan hukum di Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah
kakao oleh Nenek Minah.Saya setuju apapun yang namanya tindakan mencuri adalah
kesalahan. Namun demikian jangan lupahukum juga mempunyai prinsip
kemanusiaan. Masak nenek-nenek kayak begitu yang buta hurufdihukum hanya
karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang hukum.Menitikkan air
mata ketika saya menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan denganwajah
tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya
iniNenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi
dari rumah ke pengadilanyang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah
saja bisa menghadiri persidangannyawalaupun harus meminjam uang untuk biaya
transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasushukum mungkin banyak yang
mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadangdibuat-buat.
Tidak malukah dia dengan Nenek Minah?. Pantaskah Nenek Minah
dihukum hanyakarena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari
Rp.10.000,-?. Dimana prinsipkemanusiaan itu?. Adilkah ini bagi Nenek
Minah?.Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi
ketidakadilan hukumyang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka
dengan tuntutan hukum. Apakah karenamereka punya kekuasaan, punya kekuatan,
dan punya banyak uang ?, sehingga bisa mengalahkanhukum dan hukum tidak
berlaku bagi mereka para koruptor. Saya sangat prihatin dengan keadaanini.Sangat
mudah menjerat hukum terhadap Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang
yanghanya mencuri satu buah semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara
suami-istri yangkedapatan mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun
demikian sangat sulit dan sangatberbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor
dan pejabat yang tersandung masalah hukum dinegeri ini. Ini sangat diskriminatif dan
memalukan sistem hukum dan keadilan di Indonesia. Apabedanya seorang koruptor
dengan mereka-mereka itu?.Saya tidak membenarkan tindakan pencurian oleh Nenek
Minah dan mereka-mereka yangmempunyai kasus seperti Nenek Minah. Saya juga
tidak membela perbuatan yang dilakukan olehNenek Minah dan mereka-mereka itu.
Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip kemanusian itu?.
Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan
bukanhanya menjalankan hukum secara positifistik.Inilah dinamika hukum
di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yangmempunyai uang
banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan
hukumwalaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan
teman-temannya itu, yanghanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung
ditangkap dan dijebloskan ke penjara.Sedangkan seorang pejabat negara yang
melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapatberkeliaran dengan
bebasnya.Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara
komprehensif mulai daritingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah
dengan melakukan pembaruan dalamsikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku
masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuaidengan tuntutan perkembangan
zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan

Anda mungkin juga menyukai