Anda di halaman 1dari 4

Di Manakah “Padi dan Kapas”?

Oleh: Herlangga Cipta Fatma Adi Pratama

Asal Sekolah: SMK Negeri 2 Pengasih

E-mail: herlanggacipta@gmail.com

"Padi dan Kapas" yang luar biasa

Pasangan yang terkenal di kalangan orang Indonesia, "Padi dan Kapas".


Apa yang terkenal? Lambang? Atau apakah itu ungkapan yang terkenal?
Tentu saja, kita tidak asing dengan ungkapan "Padi dan Kapas". Gambar
padi dan kapas merupakan lambang dari sila kelima Pancasila, “Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pengetahuan tentang itu sudah
diperkenalkan di sekolah dasar, bahkan di taman kanak-kanak. Saya
selalu melihat simbol ini di atas papan tulis di kelas sekolah dasar hingga
SLTA. Makna yang terkandung begitu indah dan dalam.

"Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan Sosial, bagi,


Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan, Sosial, bagi, Seluruh, Rakyat,
Indonesia.", kira-kira begitu isi otak saya untuk memahami dari sila kelima
Pancasila. Ini menakjubkan sekali bukan? Keadilan sosial bukan hanya
untuk sebagian orang Indonesia. Keadilan sosial berlaku bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dengan landasan nasional yang begitu menakjubkan,
betapa damainya negara ini! Ini adalah beberapa pemikiran saya sebagai
seorang pelajar yang terpesona oleh sila kelima Pancasila. Saya tidak
tahu banyak hal di masa kecil saya. Sepuluh tahun yang lalu, saya tidak
memiliki pemahaman yang baik tentang dunia nyata. Saya sebenarnya
mencari keberadaan "Padi dan Kapas" yang saya dambakan.

Setahun, dua tahun, tiga tahun berlalu, dan saya belajar serta memahami
lebih dan lebih. Sebelum mencari "Padi dan Kapas", izinkan saya

1
menjelaskan terlebih dahulu arti "Padi dan Kapas" sebagai lambang sila
kelima Pancasila.

Arti "Padi dan Kapas"

"Padi dan Kapas" melambangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia. Menurut buku PPKn yang saya baca sejauh ini, padi dan kapas
merupakan kebutuhan dasar semua orang Indonesia, yaitu makanan,
pakaian, dan tempat tinggal, terlepas dari status maupun pangkat. Padi
merupakan bahan pokok dan sumber kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari pertanian, khususnya padi
yang mengasilkan makanan pokok yaitu nasi. Di sisi lain, kapas adalah
bahan utama dalam pembuatan pakaian dan garmen. Padi dan kapas
adalah dua bahan kebutuhan pokok bagi seluruh rakyat Indonesia yang
melambangkan kemakmuran.

"Padi dan Kapas" melambangkan sila kelima. Artinya, seluruh rakyat


Indonesia berhak atas keadilan sosial di segala aspek untuk mencapai
kesejahteraan bagi negara dan bangsanya. Jadi, apakah cita-cita baik ini
sudah dilaksanakan secara maksimal? Di mana letak “Padi dan Kapas”?
Mengapa begitu banyak kontradiksi makna “Padi dan Kapas”?

Anda dapat membeli padi dan kapas, tetapi Anda tidak akan pernah
bisa membeli "Padi dan Kapas" (Seharusnya)

Memang melihat kejadian dan berita Indonesia akhir-akhir ini khususnya


masalah hukum, banyak sekali yang memprihatinkan. Ya, ini berarti
keberadaan "Padi dan Kapas" disembunyikan di suatu tempat. Ini tentang
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada satir tentang sila
kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia*
(*Syarat dan ketentuan berlaku). Apakah satir ini benar-benar ada di
negeri ini? Sayangnya, proposisi satir itu ternyata benar adanya.
Sekarang sepertinya "Padi dan Kapas" bisa dibeli dengan uang.
Contohnya yaitu kasus yang menimpa dua emak-emak di Blitar, Jawa
Timur yang berinisial MRS (55) dan YLT (29). Dua emak-emak itu mencuri

2
di dua toko berbeda. Keduanya yang tengah mendekam di tahanan dijerat
Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 7 tahun.
Sebelumnya, MRS menceritakan alasannya mencuri susu tersebut. MRS
mengaku suaminya mengalami sakit hingga tidak bisa berjalan. Demi
mencukupi kebutuhan keluarga, ia terpaksa mencuri untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya. Kasus dua ibu-ibu yang terancam hukuman
penjara 7 tahun karena mencuri susu ini memunculkan ketidakadilan
dalam penegakan hukum karena disini memperlihatkan adanya hukum
yang tajam kebawah tumpul keatas. Hal ini juga menunjukkan kontrasnya
penegakan hukum di Indonesia. Data yang dihimpun ICW mencatat rata
rata hukuman pelaku korupsi sepanjang tahun 2019 hanya 2 tahun 7
bulan penjara. Dari 1.125 terdakwa kasus korupsi yang disidangkan pada
2019, 842 orang divonis ringan (0-4 tahun penjara) sedangkan yang
divonis berat (di atas 10 tahun penjara) hanya 9 orang. Sementara itu
Djoko Tjandra hanya divonis 4,5 tahun penjara serta denda Rp 100 juta
subsider 6 bulan penjara.

Semakin banyak hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Jadi
mengapa ada dasar negara? Bukankah dasar negara seperti Pancasila
sebagai ideologi bangsa menjadi pedoman hidup?

Mencari Keberadaan “Padi dan Kapas”

Saya juga mencari keberadaan "Padi dan Kapas" untuk waktu yang lama.
Semakin banyak partai politik, organisasi, bahkan instansi pemerintah
yang meremehkan "Padi dan Kapas". Fondasi nasional yang seharusnya
menjadi standar perilaku dicabut begitu saja oleh pihak yang sangat tidak
bertanggung jawab. Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis keadilan
sosial yang entah hilang kemana.

Ada yang tahu keberadaan “Padi dan Kapas”? Ada yang bisa
memberitahu arti dari "Padi dan Kapas" agar negeri ini tidak kehilangan
"Padi dan Kapas"?

3
Sosialisasi dan pengamalan "Padi dan Kapas" dimulai dari diri kita
sendiri

Dari diri kita sendiri, ya dari diri kita sendiri, kita harus bisa berkontribusi
dalam eksplorasi keberadaan "Padi dan Kapas". Kita yang akan
meneruskan tujuan mulia negara dan bangsa Indonesia. Kita memainkan
peran penting dalam memajukan masa depan Indonesia. Kemunduran
masalah nasional harus segera diatasi. Landasan bangsa Indonesia harus
dijadikan sebagai pedoman dan pilar berkehidupan. Salah satunya adalah
sila kelima Pancasila. Mari kita mulai menanamkan dalam diri kita
semangat keadilan sosial. Ini akan menjadi awal yang baik untuk
Indonesia. Halo, bagi Anda yang mungkin akan duduk di kursi pemerintah
atau kursi lain di masa depan, jangan lupa untuk mencari keberadaan
"Padi dan Kapas"! Ini menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya
saya dan Anda, tapi juga tentang kita. Berapa lama "Padi dan Kapas"
akan hilang jika tidak ada yang siap untuk memulai?

Anda mungkin juga menyukai