E-mail: herlanggacipta@gmail.com
Setahun, dua tahun, tiga tahun berlalu, dan saya belajar serta memahami
lebih dan lebih. Sebelum mencari "Padi dan Kapas", izinkan saya
1
menjelaskan terlebih dahulu arti "Padi dan Kapas" sebagai lambang sila
kelima Pancasila.
Anda dapat membeli padi dan kapas, tetapi Anda tidak akan pernah
bisa membeli "Padi dan Kapas" (Seharusnya)
2
di dua toko berbeda. Keduanya yang tengah mendekam di tahanan dijerat
Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 7 tahun.
Sebelumnya, MRS menceritakan alasannya mencuri susu tersebut. MRS
mengaku suaminya mengalami sakit hingga tidak bisa berjalan. Demi
mencukupi kebutuhan keluarga, ia terpaksa mencuri untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya. Kasus dua ibu-ibu yang terancam hukuman
penjara 7 tahun karena mencuri susu ini memunculkan ketidakadilan
dalam penegakan hukum karena disini memperlihatkan adanya hukum
yang tajam kebawah tumpul keatas. Hal ini juga menunjukkan kontrasnya
penegakan hukum di Indonesia. Data yang dihimpun ICW mencatat rata
rata hukuman pelaku korupsi sepanjang tahun 2019 hanya 2 tahun 7
bulan penjara. Dari 1.125 terdakwa kasus korupsi yang disidangkan pada
2019, 842 orang divonis ringan (0-4 tahun penjara) sedangkan yang
divonis berat (di atas 10 tahun penjara) hanya 9 orang. Sementara itu
Djoko Tjandra hanya divonis 4,5 tahun penjara serta denda Rp 100 juta
subsider 6 bulan penjara.
Semakin banyak hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Jadi
mengapa ada dasar negara? Bukankah dasar negara seperti Pancasila
sebagai ideologi bangsa menjadi pedoman hidup?
Saya juga mencari keberadaan "Padi dan Kapas" untuk waktu yang lama.
Semakin banyak partai politik, organisasi, bahkan instansi pemerintah
yang meremehkan "Padi dan Kapas". Fondasi nasional yang seharusnya
menjadi standar perilaku dicabut begitu saja oleh pihak yang sangat tidak
bertanggung jawab. Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis keadilan
sosial yang entah hilang kemana.
Ada yang tahu keberadaan “Padi dan Kapas”? Ada yang bisa
memberitahu arti dari "Padi dan Kapas" agar negeri ini tidak kehilangan
"Padi dan Kapas"?
3
Sosialisasi dan pengamalan "Padi dan Kapas" dimulai dari diri kita
sendiri
Dari diri kita sendiri, ya dari diri kita sendiri, kita harus bisa berkontribusi
dalam eksplorasi keberadaan "Padi dan Kapas". Kita yang akan
meneruskan tujuan mulia negara dan bangsa Indonesia. Kita memainkan
peran penting dalam memajukan masa depan Indonesia. Kemunduran
masalah nasional harus segera diatasi. Landasan bangsa Indonesia harus
dijadikan sebagai pedoman dan pilar berkehidupan. Salah satunya adalah
sila kelima Pancasila. Mari kita mulai menanamkan dalam diri kita
semangat keadilan sosial. Ini akan menjadi awal yang baik untuk
Indonesia. Halo, bagi Anda yang mungkin akan duduk di kursi pemerintah
atau kursi lain di masa depan, jangan lupa untuk mencari keberadaan
"Padi dan Kapas"! Ini menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya
saya dan Anda, tapi juga tentang kita. Berapa lama "Padi dan Kapas"
akan hilang jika tidak ada yang siap untuk memulai?