Agama Katolik adalah satu dan tidak terpecah. Secara hirarki, agama Katolik
memiliki satu garis organisasi, satu iman, satu liturgi, satu pimpinan, dan satu Tuhan.
Bentuk hirarki dalam gereja Katolik adalah sebagai berikut,
Ajaran Pokok agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Dalam ajaran ini juga
tercakup ajaran lain yaitu dalam Matius 22:37, 39. “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan
segenap jiwamu dan segenap akal budimu,” serta “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.” Hukum cinta kasih berisikan dua unsur penting yaitu manusia
harus mencintai Allah dengan segenap daya yang ia punya dan unsur lainnya adalah
cinta kepada Allah dikonkritkan dengan cinta kepada sesama sebab ada juga tertulis
bahwa mengasihi sesama sama artinya dengan mengasihi Allah (lih. 1 Yoh 4:20-21)
Lebih nyata lagi hukum kasih ini mendapat perwujudannya dalam sepuluh
perintah Allah. Pada perintah pertama sampai dengan ketiga mewujudkan cinta kasih
manusia kepada Allah yaitu, hanya berbakti kepada Tuhan Allah saja, menyembah
Tuhan Allah secara hormat dan menguduskan hari Tuhan. Sedangkan wujud konkrit
untuk cinta kepada sesama ada pada perintah keempat sampai dengan kesepuluh
yaitu, hormati ayah dan ibu, jangan membunuh, jangan berbuat cabul, jangan
mencuri, jangan bersaksi dusta terhadap sesama, jangan mengingini istri sesamamu,
dan jangan mengambil milik sesamamu secara tidak adil.
Hari raya umat agama Katolik yang sudah dikenal adalah Natal dan Paskah.
Namun, masih ada hari-hari penting lain yang agama Katolik rayakan yaitu contohnya
Jumat Agung dan Pentakosta. Jumat Agung adalah salah satu dari hari Tri Suci. Hari
Tri Suci merupakan rangkaian akhir dari perayaan Paskah yang meliputi Kamis Putih,
Jumat Agung, dan Misa Kebangkitan Yesus.
Simbol-simbol dalam agama katolik salah satunya adalah tanda salib. Tanda
salib merupakan lambing kemenangan Kristus dalam mengalahkan maut, serta
mengingatkan kita akan betapa besarnya kasih Yesus sehingga rela mengorbankan
nywanya untuk menbus dosa umat manusia. Tanda salib ini biasa digunakan untuk
mengawali dan mengakhiri doa, mengawali dan mengakhiri perayaan ekaristi,
menerima percikan air suci, dan menerima berkat perutusan.
Terdapat salah satu sosok yang menjadi idola saya yaitu Romo Kris. Dulunya
beliau merupakan romo paroki di wilayah paroki Antonius Muntilan. Namun, beliau
dipindahtugaskan saat ini ke Jakarta. Alasan saya mengidolakan beliau adalah karena
beliau ikut serta dalam kegiatan-kegiatan umat yang mengingatkan saya pada sosok
Yesus. Beliau turut serta dalam kerja bakti, latihan persiapan ekaristi paskah dan
natal, dan kegiatan katolik di sekolah-sekolah di wilayah Muntilan.
Saya berasal dari sekolah negeri yang berarti agama saya adalah minoritas.
Romo Kris selalu mendampingi kegiatan-kegiatan perayaan katolik di sekolah saya.
Bahkan beliau ikut memberikan dukungan penuh dalam bentuk dana supaya kami
bisa melaksanakan salah satu proker impian kami. Beliau selalu menyediakan waktu
apabila komunitas kecil kami meminta bantuan beliau untuk menjadi pembicara atau
pemimpin misa. beliau sangat berjasa dalam berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kecil di komunitas katolik sekolah saya karena tanpa beliau semua itu tidak akan
terjadi.
Namun, sosok Romo Kris tidak hanya membekas di diri saya dan komunitas
saya. Namun juga gereka, lingkungan, dan wilayah saya. Saya yakin Romo Kris akan
terus menjadi pemberi harapan dan terang dalam kegelapan di tempat barunya di
Jakarta. Saya doakan yang terbaik untuk beliau.